Anda di halaman 1dari 15

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

Rina Palunga dan Marzuki


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
email: rpalunga@yahoo.co.id; marzuki@uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkapkan peran guru sebagai teladan dalam pengembangan
karakter peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karakter peserta didik di
SMPN 2 Depok, Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang subjek
penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru Pendidikan Agama, guru PPKn, guru
Bimbingan Konseling, wali kelas, peserta didik, dan ketua komite di SMPN 2 Depok, Sleman.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model interaktif dari Miles & Huberman yang meliputi langkah-langkah: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru sebagai teladan
ditunjukkan oleh tutur kata, sikap, dan kepribadiannya, seperti sopan santun, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, jujur, serta kepedulian terhadap peserta didik dan orang lain. Faktor yang mendukung
pengembangan karakter peserta didik yaitu adanya komitmen warga sekolah, standar isi kurikulum,
kepemimpinan kepala sekolah, kebersamaan. Faktor penghambat pengembangan karakter peserta didik
meliputi terbatasnya sumber dana, kurangnya kepedulian orang tua, dan sikap apatis dari beberapa guru
dan peserta didik.

Kata Kunci: peran guru, keteladanan guru, peserta didik yang berkarakter

THE ROLE OF TEACHERS IN DEVELOPMENT OF THE CHARACTER STUDENTS


OF STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 2 DEPOK SLEMAN

Abstract: This study aims to reveal the role of teachers as example with in development of the character
studets and the factors that influence development of character students of State Junior High School
(SMPN) 2 Depok, Sleman. This study used the descriptive qualitative approach. The subjects were the
headmaster, headmaster deputies, teachers, studeats, and chairman of the committee of SMPN 2 Depok,
Sleman. Techniques used to collect data were interview, observation, and documentation. The data
analysis used interactive model of Miles & Huberman, following the steps of data reduction, data
presentation, and conclusion drawings. The results of the research show the following the role of teachers
as example must be demonstrated through speech, attitude, and personality, like courtesy, discipline,
responsibility, tolerance, honesty, and concern for students and others. The factors that support
development of character students include their commitment to the school community, the curriculum
standard content, headmaster leadership, and togetherness. The factors that inhibit the development of
character students include the limited financial resources, lack of awareness of parents, and in different
attitude of some teachers and students.

Keywords: the role of teacher, exemplary teacher, students with noble character

109
110

PENDAHULUAN keteladanan guru, diharapkan peserta didik dapat


Pembangunan karakter bangsa terus diupayakan terhindar dari berbagai perilaku menyimpang.
oleh pemerintah, terutama melalui dunia Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang
pendidikan. Oleh sebab itu, guru sebagai figur Penumbuhan Budi Pekerti menyebutkan bahwa
utama dalam pendidikan memiliki peran penting pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti
dalam membimbing dan mendidik peserta didik didasarkan pada nilai-nilai dasar kebangsaan dan
menjadi manusia yang cerdas dan memiliki kemanusiaan yang meliputi pembiasaan untuk
karakter terpuji. menumbuhkan: a) sikap moral dan spiritual
Hardiyana (2014:55) mengemukakan bahwa untuk saling menghormati sesama manusia; b)
guru memegang peranan sentral dalam proses menjaga semangat kebangsaan untuk tetap
belajar mengajar. Untuk itu mutu pendidikan di menjaga persatuan bangsa; c) memiliki interaksi
suatu sekolah sangat ditentukan oleh yang positif terhadap lingkungan dan sesama
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam manusia, d) memiliki interaksi dan kepedulian
menjalankan tugasnya. Guru merupakan orang dengan peserta didik; e) bekerja sama
tua siswa dalam lingkungan sekolah. Maka memelihara lingkungan sekolah; f) memberikan
peran guru begitu berarti dalam membentuk penghargaan terhadap peserta didik dalam
kepribadian peserta didik diluar dari pengaruh pengembangan potensi yang dimilikinya; dan g)
lingkungannya. Lebih lanjut, ia mengemukakan melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat
bahwa pada dasarnya kenyataan yang ada pada untuk be rtanggung jawab dalam kegiatan
pendidikan hanya memberikan aspek intelektual pembiasaan sikap dan perilaku positif di
tanpa memperhatikan aspek emosional dan sekolah. Dengan demikian, seluruh jenis
spiritual, serta hanya untuk mengejar target kegiatan di sekolah harus didasarkan pada nilai-
angka, sehingga banyak terjadi kenakalan- nilai tersebut. Namun, dalam pelaksanaannya
kenakalan dikalangan remaja. Demikian juga penting untuk disesuaikan dengan nilai-nilai dan
Fauzi, Arianto & Solihatin (2013:2) menjelaskan budaya lokal daerah peserta didik.
kenakalan remaja di era modern ini yang sudah Pemerintah juga telah memosisikan pendidikan
melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak di karakter sebagai misi pertama dari delapan misi
bawah umur yang sudah mengenal rokok, guna mewujudkan visi pembangunan nasional.
narkoba, free sex, dan terlibat banyak tindakan Demikian yang tercantum dalam Rencana
kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
dipungkiri lagi dan dapat dilihat dari brutalnya 2005-2025, yaitu: terwujudnya karakter bangsa
remaja jaman sekarang. Meningkatnya tingkat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan
kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh bermoral berdasarkan Pancasila yang dicirikan
orang dewasa, tetapi banyak juga dilakukan oleh dengan watak dan perilaku manusia dan
kalangan para remaja. Tindakan kenakalan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman
remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
lebih terbatas jika dibandingkan tindakan berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong,
kriminal orang dewasa. berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan
Keringnya nilai moral dan karakter saat ini berorientasi iptek (Undang-Undang No. 17
menimbulkan keprihatinan bagi seluruh Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
masyarakat Indonesia. Pengembangan karakter Jangka Panjang Nasional).
peserta didik di sekolah merupakan sebuah Zaini (2013:6) mengatakan bahwa tujuan
kebutuhan yang harus diperhatikan semua pihak. tertinggi dari pendidikan yaitu pengembangan
Sekolah tidak saja menjadi tempat untuk kepribadian peserta didik secara menyeluruh
menimba ilmu. Namun, sekolah diharapkan dengan mengubah perilaku dan sikap peserta
dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas didik dari yang bersifat negatif ke positif, dari
dan juga berkarakter, karena fondasi dari sumber yang destruktif ke konstruktif, dari yang
daya manusia adalah karakter. Oleh sebab itu, berakhlak buruk ke akhlak mulia, termasuk
peran guru sangat penting dalam menanamkan mempertahankan karakter baik yang
karakter yang baik kepada peserta didik. Melalui dimilikinya. Oleh sebab itu, pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari peran guru. Guru juga

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
11

merupakan ujung tombak dari pendidikan. 2010:35). Keteladanan berkarakter adalah


Seperti diungkapkan oleh Muslich (2011:149), perilaku atau sikap guru dan tenaga
guru memiliki peran yang sangat sentral dalam kependidikan lainnya dalam memberikan contoh
mewujudkan peserta didik yang berkarakter. terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga
Selain dituntut untuk menyampaikan materi, diharapkan dapat menjadi panutan bagi peserta
guru juga dituntut untuk menjadi `guru yang didik. Jika guru dan tenaga kependidikan yang
digugu dan ditiru` yang sebenarnya. Guru harus lain menghendaki agar peserta didik berperilaku
bisa menanamkan moral, nilai-nilai etika, atau bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter,
estetika, budi pekerti yang luhur, dan lain maka guru dan tenaga kependidikan adalah
sebagainya. Guru juga harus memberi orang pertama dan utama yang lebih dulu
penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, memberikan contoh dalam berperilaku dan
dan hukuman kepada yang melanggar, bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang (Kurniawan, 2013:115). Demiikian juga, dengan
baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah keteladanan guru, Bapak pendidikan nasionan,
(discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. yaitu Ki Hajar Dewantara, telah menekankan
Selanjutnya guru menerapkan pendidikan tentang pentingnya keteladanan. Salah satu
berdasarkan karakter (character based filosofinya adalah ing ngarso sung tuladha,
education) dengan menerapkan ke dalam setiap yang artinya bahwa seorang pendidik haruslah
pelajaran dan juga dalam kehidupaan nyata. dapat memberikan teladan yang baik kepada
Guru adalah figur yang selalu disorot oleh peserta didiknya (Noor, 2012:121).
masyarakat, baik kinerjanya, kepribadiannya, Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru
atau karakternya yang dapat menjadi teladan sebagai tenaga pendidik, antara lain: a) sebagai
bagi peserta didiknya. Sebab, guru diberikan pekerja profesional dengan fungsi mengajar,
kepercayaan untuk mengajar, membimbing, dan membimbing, dan melatih; b) pekerja
mendidik peserta didik untuk menjadi pribadi kemanusiaan dengan dapat merealisasikan
yang berkualitas dan tangguh. Namun, seluruh kemampuan kemanusiaan yang dimiliki;
sesungguhnya pembentukan karakter peserta dan c) sebagai petugas kemaslahatan dengan
didik bukan hanya merupakan tugas guru fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk
semata, tetapi keterlibatan orang tua sebagai menjadi warga negara yang baik. Peran guru
agen utama dalam pembentukan karakter peserta seperti ini menuntut pribadi harus memiliki
didik juga memiliki peran yang sangat penting. kemampuan manajerial dan teknis serta prosedur
Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh kerja sebagai ahli serta keikhlasan bekerja yang
Lickona, Schapss & Lewis (Lies, Bronk, & dilandasi pada panggilan hati untuk melayani
Mariano, 2008:521) bahwa orang tua dan orang lain (Fathurrohman & Suryana, 2012:49).
sekolah merupakan mitra dalam pengembangan Evans (Subarayuda & Kumar, 2013:107)
karakter peserta didik. Orang tua adalah menegaskan bahwa guru memiliki peran penting
pendidik pertama dan paling penting bagi anak- dalam menyampaikan pesan, sebagai model
anaknya. Oleh karena itu, komunikasi antara dalam berperilaku, dan memiliki kesadaran
sekolah dan orang tua sangat penting dalam untuk memberikan dan meneruskan nilai-nilai
pengembangan karakter peserta didik. Demikian yang baik kepada peserta didik.
juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Salah satu peran guru sebagai teladan yaitu
Cecillia, Jumaini & Ganis (2014:1) bahwa ada menerapkan disiplin dimulai dari diri sendiri,
banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan yang artinya bahwa apabila guru berperilaku
karakter seseorang, salah satunya adalah baik maka peserta didik juga akan meniru
keluarga yang berperan penting dan memiliki perilaku baik yang dilakukan oleh guru tersebut.
pengaruh besar dalam pembentukan tingkah laku Guru harus mampu memberikan contoh yang
sosial anak. baik kepada peserta didiknya (Kusumaningrum,
Guru sejati adalah guru yang mengajarkan 2014:196). Guru memiliki peran yang sangat
pendidikan tidak sekedar melalui perkataan, besar dan berpengaruh dalam kehidupan peserta
tetapi juga disertai dengan menunjukkan sikap, didik. Oleh karenanya, masyarakat selalu
tingkah laku, dan perilaku yang baik (Bahri, berharap agar para guru dapat menampilkan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


112

perilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral, dalam pengembangan karakter peserta didik di
seperti keadilan, kejujuran, dan mematuhi kode SMPN 2 Depok Sleman. Pendekatan kualitatif
etik profesional (Dimyati, 2010:86). dilakukan untuk mengkaji terhadap perilaku dan
Pengembangan karakter peserta didik di Sekolah kejadian secara alami. Jenis deskriptif digunakan
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Depok untuk menggambarkan kejadian yang nyata
Sleman Yogyakarta terus diupayakan melalui dalam sebuah hubungan fakta-fakta dengan
berbagai kegiatan pendidikan karakter yaitu menggunakan kata-kata rinci untuk
tadarus Alquran, renungan singkat bagi yang merefleksikan data secara akurat dari perilaku
beragama Kristen, ekstrakurikuler, manasik haji, manusia yang kompleks. Pendekatan kualitatif
peringatan hari-hari besar agama, dan dengan jenis deskriptif dilakukan untuk
pembiasaan perilaku yang baik seperti program mengumpulkan data secara mendalam mengenai
sambut siswa yaitu 5 S (senyum, sapa, salam, kondisi nyata tentang peran guru sebagai teladan
sopan, dan santun). Selain itu, yang paling dalam pengembangan karakter peserta didik di
penting adalah keteladan berkarakter. Oleh SMPN 2 Depok Sleman. Penelitian dilakukan di
sebab itu, sebagai pendidik selain memberikan SMPN 2 Depok Sleman Yogyakarta pada bulan
pengetahuan kepada peserta didik, guru juga Oktober sampai bulan Mei 2016.
menanamkan nilai-nilai karakter yang baik. Subjek penelitian ditetapkan dengan
Untuk itu, guru dituntut dapat menjadi teladan menggunakan teknik purposive, karena dipilih
dan role model bagi peserta didiknya dengan pertimbangan dan kriteria tertentu,
Keteladanan berkarakter guru di SMPN 2 Depok sehingga peneliti mendapatkan informasi
Sleman telah cukup berperan dalam sebanyak mungkin dari berbagai sumber kriteria
pengembangan karakter peserta didik. Dalam yang ditentukan oleh peneliti. Subjek penelitian
wawancara prapenelitian (tanggal 20 Agustus yaitu: kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
2016) bersama Km selaku guru PPKn di SMPN kaur. kurikulum, kaur. kesiswaan, kaur. humas,
2 Depok Sleman bahwa pada beberapa tahun kaur. sarpras, guru Pendidikan Agama, guru
yang lalu peserta didik pernah terlibat tawuran PPKn, guru BK, wali kelas, peserta didik, dan
dengan peserta didik sekolah lain. Namun, saat komite sekolah di SMPN 2 Depok Sleman.
ini peserta didik sudah jauh lebih baik dan tidak Pengumpulan data menggunakan teknik
pernah lagi terlibat dengan tawuran. Hal ini wawancara, observasi, dan dokumentasi.
tidak terlepas dari peran guru dalam Keabsahan data diperoleh dengan menggunakan
memberikan keteladanan dan contoh yang baik teknik triangulasi sumber dan teknik.
kepada peserta didik untuk memiliki sikap dan Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan
perilaku yang baik, toleransi, dan saling mengecek balik derajat kepercayaan suatu
menghargai satu dengan yang lain. Namun, informasi yang diperoleh melalui sumber data
masih ada beberapa peserta didik yang tidak yang berbeda. Peneliti menggunakan triangulasi
menaati aturan sekolah seperti kurang disiplin sumber untuk mengecek apakah data yang
dan tidak melaksanakan tugas kebersihan. Oleh diperoleh dari suatu sumber data dapat
karena itu, peran guru sebagai teladan memiliki menghasilkan data yang sama ketika
pengaruh yang sangat besar dalam merangkul dibandingkan dengan sumber data yang lain.
dan memberikan motivasi bagi peserta didik Misalnya, data yang disampaikan oleh kepala
dalam pengembangan karakter guna sekolah dengan guru. Triangulasi teknik yaitu
menghasilkan sumber daya manusia yang mengadakan perbandingan dan pengecekan data
berkualitas dan berkarakter. Dengan demikian, yang diperoleh melalui beberapa teknik
penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengumpulan data. Pada penelitian ini, penulis
tentang peran guru sebagai teladan dalam menggunakan triangulasi teknik untuk
pengembangan karakter peserta didik. mengecek apakah data yang diperoleh melalui
wawancara hasilnya sama dengan data yang
METODE diperoleh melalui observasi dan melalui teknik
Penelitian ini menggunakan pendekatan dokumentasi.
kualitatif dengan jenis deskriptif yang bertujuan Analisis data yang digunakan dalam penelitian
mendeskripsikan peran guru sebagai teladan ini yaitu analisis data model interaktif dari Miles

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
11

& Huberman (1992: 16-20). Proses analisis data akan digugu dan ditiru oleh peserta didiknya
meliputi komponen reduksi data, penyajian data, (Suparlan, 2005:28).
dan penarikan kesimpulan.
Peran Guru sebagai Teladan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Konsep peran guru sebagai teladan yang di
Guru memiliki peran yang sangat menentukan terapkan di SMPN 2 Depok Sleman adalah
dalam proses pendidikan, terutama dalam bahwa satu contoh lebih baik dari pada seribu
memberikan teladan yang baik bagi nasihat. Yang dimaksud guru sebagai teladan
pengembangan karakter peserta didiknya. Guru adalah guru yang dapat memberikan contoh
memiliki peran dalam pengembangan kepada peserta didiknya. Misalnya, guru
berkarakter peserta didik, seperti yang mengatakan, “Anak harus disiplin,” maka guru
diungkapkan oleh Jamal (2012:74) bahwa peran terlebih dahulu harus disiplin, sebab satu contoh
utama guru dalam pendidikan karakter yang yang diberikan oleh guru lebih baik dari pada
pertama adalah keteladanan. Keteladanan seribu nasihat yang diberikan. Oleh sebab itu,
merupakan faktor mutlak yang dimiliki oleh guru memiliki peran yang sangat vital (hasil
guru. Keteladanan yang dibutuhkan guru berupa wawancara tanggal 10 Februari 2016). Demikian
konsistensi dalam menjalankan perintah dan juga berdasarkan hasil pengamatan peneliti
menjauhi larangan-Nya. Diungkapkan bahwa (observasi tanggal tanggal 3 Februari 2016),
sebagai figur yang sangat berperan, guru adalah bahwa ada guru yang telah memberikan contoh
teladan dan contoh bagi anak didiknya. Guru yang baik kepada seluruh warga sekolah. Setiap
memiliki komitmen terhadap aturan yang ada, pagi guru datang ke sekolah dan langsung
menghargai orang lain, dan memiliki komitmen memperhatikan setiap taman yang ada di depan
dengan sikap, tindakan, dan ucapannya di kelas dan langsung membersihkannya jika ada
lingkungan sekolah atau di luar sekolah. Selain yang terlihat kotor. Ia juga menyirami setiap
itu, guru selalu memberikan motivasi kepada tanaman yang ada di depan ruang guru dan
peserta didik untuk patuh pada aturan sekolah. ruang kepala sekolah. Selain itu, contoh yang
Sekolah juga telah berusaha untuk memfasilitasi diberikan oleh guru yaitu selalu siap
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mendampingi peserta didik saat mengikuti
pengembangan karakter yang baik, misalnya pendidikan karakter melalui tadarus Alquran dan
dengan menyediakan sarana untuk beribadah renungan singkat yang dilakukan setiap hari
(hasil wawancara tanggal 9 Februari 2016). Selasa-Kamis mendampingi peserta didik saat
Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi mengikuti latihan upacara (observasi tanggal 20
sosok panutan yang memiliki karakter atau Februari 2016), mendampingi peserta didik saat
kepribadian yang patut ditiru dan diteladani oleh melakukan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
peserta didik. Contoh keteladanan itu lebih (observasi tanggal 11 Maret 2016).
kepada sikap dan perilaku seperti, jujur, Keteladanan yang ditunjukkan oleh guru di
bertanggung jawab, tekun, rendah hati, sekolah yaitu guru tidak hanya berbicara tetapi
menghargai orang lain, dan sopan santun juga melakukan perbuatan, karena satu contoh
terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang lebih yang baik dari seribu perkataan. Jika guru
sehari-hari dapat diteladani oleh peserta didik, menyuruh anak, ia juga perlu ikut di dalamnya.
baik di dalam maupun di luar kelas, merupakan Guru jangan hanya menyuruh saja agar peserta
alat pendidikan yang diharapkan akan didik harus melakukannya. Guru sebagai teladan
membentuk kepribadian peserta didik kelak jika agar peserta didik dapat mengikuti apa yang
dewasa. Dalam konteks inilah maka sikap dan dilakukan oleh guru. Guru memiliki kesopanan
perilaku guru menjadi semacam bahan ajar dalam berbicara, bersikap dan tidak galak (hasil
secara tidak langsung bagi peserta didiknya. wawancara tanggal 6 Februari 2016). Contoh
Sikap dan perilaku guru menjadi “bahan ajar” lain yang ditunjukkan oleh guru yaitu perhatian
yang secara langsung dan tidak langsung akan dan kepedulian terhadap peserta didik dan
ditiru dan diikuti oleh para peserta didik. Dalam kepada sesama teman yang ada di sekolah dan
hal ini guru dipandang sebagai role model yang bersama-sama dengan peserta didik untuk

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


114

melayat salah satu anggota keluarganya yang dapat memberikan motivasi kepada peserta
meninggal (observasi tanggal 17 Maret 2016). didik, memiliki atau mengikuti perkembangan
Berkaitan dengan tugas dan peran guru dalam zaman, mengikuti informasi yang baru,
pengembangan karakter peserta didik, guru sehingga jika saat mengajar ada hal-hal baru
dituntut mampu memberikan nuansa yang tidak yang guru dapat memberikannya kepada peserta
sekedar memberi pengetahuan semata, tetapi didik. Jika peserta didik bertanya tentang
juga dapat mengubah dan membentuk akhlak informasi-informasi yang ada di media, maka
dan karakter peserta didik, sehingga dapat guru dapat menjawabnya (hasil wawancara
menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan tanggal 12 Februari 2016).
berkarakter. Guru tidak boleh bersikap otoriter, Hasil pengamatan penulis (observasi tanggal 22
tetapi harus dinamis dan mampu menyerap serta Februari 2016) terlihat kepala sekolah dan
mengembangkan daya pikir, daya nalar, dan beberapa guru yang bertugas piket telah hadir di
respons peserta didik. Selain itu, guru juga harus sekolah sebelum jam 07.00 WIB dan langsung
mampu menjalin hubungan komunikasi yang berdiri di depan pintu gerbang untuk melakukan
baik dengan peserta didik, sehingga dapat penyambutan siswa. Penyambutan siswa
menumbuhkan rasa cinta peserta didik kepada merupakan salah satu program pembiasaan yang
gurunya, dan keharmonisan serta kehangatan baik bagi guru dan peserta didik untuk saling
dapat tercipta (Zuriah, 2015:182). menyapa, memberi senyum, dan salam. Selain
Ditegaskan juga bahwa pengembangan karakter itu, ada beberpa program lain yang dilaksanakan
peserta didik dilakukan melalui beberapa cara oleh SMPN 2 Depok dalam upaya
seperti memberikan teladan dan motivasi, pengembangan karakter peserta didik yaitu
memberikan bimbingan dan pengarahan, dan tadarus Alquran dan renungan singkat yang telah
memperlakukan peserta didik sebagai orang terjadwal hari Selasa-Kamis. Hal ini terlihat
yang dihargai, sehingga peserta didik akan berdasarkan hasil pengamatan peneliti
semakin taat pada aturan yang ada dan (observasi tanggal 4 Februari 2016), yakni pada
memperdalam agama sesuai dengan pukul 07.10 WIB peserta didik pada masing-
keyakinannya masing-masing (wawancara masing kelas sedang melaksanakan tadarus
tanggal 5 April 2016). Guru memiliki tanggung Alquran bagi yang beragama Islam, yaitu
jawab dalam membimbing dan membina peserta membaca Alquran secara bersama-sama, dengan
didik. Di samping memberikan teladan, guru tujuan agar peserta didik dapat membaca dan
harus terjun langsung dan bertanggung jawab memahami isi Alquran, memiliki karakter
dalam membimbing serta membina peserta religius, jujur, dan tanggung jawab. Peserta didik
didik. Oleh sebab itu, sekolah telah membuat yang beramaga Kristen mengikuti renungan
ketentuan bahwa seorang guru memiliki anak singkat bersama guru Pendidikan Agama
asuh 15 anak yang memiliki tanggung jawab Kristen.
akademik dan nonakademik. Satu kelas di Selain beberapa program di atas peserta didik
bawah tanggung jawab 2 wali kelas (Satu wali juga memiliki pembiasaan untuk menyimpan
bertanggung jawab terhadap akademik dan satu hand phone pada tempat yang telah disiapkan
wali untuk nonakademik). Berkaitan dengan hal oleh sekolah sebelum masuk kelas. Setelah
ini, keteladan guru perlu ditunjukkan melalui pembelajaran selesai, peserta didik secara tertib
kedisiplinan saat melaksanakan tugas sebagai dengan penuh kesadaran akan mengambil hand
seorang pendidik dan taat pada aturan yang ada. phone-nya masing-masing tanpa berbuat curang
Selain itu, guru harus dapat mengendalikan diri, dengan mengambil milik orang lain. Hal ini
tidak marah, dan tidak pilih kasih dalam rangka berdasarkan pengamatan peneliti (observasi
memberikan contoh kepada peserta didik. Para tanggal 11 Maret 2016). Pada pukul 06.40 setiap
guru harus selalu kompak dan dapat menjaga peserta didik sebelum masuk kelas, langsung
kebersamaan. Peserta didik sangat menyimpan hand phone pada tempat yang telah
mengharapkan adanya keteladanan yang disiapkan berdasarkan kelasnya masing-masing.
ditunjukkan oleh guru seperti, sopan, ramah, Demikian juga, pernyataan dari peserta didik
lebih peduli terhadap peserta didik, disiplin, bahwa sekolah menyediakan tempat khusus
tanggung jawab, pintar, jujur, dan guru yang untuk menyimpan hand phone, sehingga saat

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
11

belajar tidak terganggu dan hal ini sudah perlu bekerja sama satu dengan yang lain,
diinformasikan kepada orang tua siswa (hasil memiliki kompetensi sosial atau hubungan yang
wawancara tanggal 15 Februari 2016). Selain baik dengan orang lain dan guru yang suka
itu, melalui program BK, yang dilaksanakan memberi (hasil wawancara tanggal 7 Maret
terkait dengan pengembangan karakter peserta 2016). Demikian juga, atas dasar hasil
didik yaitu dengan adanya pelayanan bimbingan pengamatan peneliti (observasi tanggal 17 Maret
klasikal atau bimbingan kelompok (BK masuk 2016) kepala sekolah, guru, paguyuban, RT,
kelas) dan melalui papan bimbingan yang telah RW, dan Kepolisian melakukan rapat koordinasi
terprogramS dan terlaksana. untuk menyikapi masalah-masalah yang terjadi
Cooper (Ashraf, Bano & Ilyas, 2013: 423) di lingkungan sekolah.
menyebut guru sebagai aktor utama dalam
proses pembelajaran. Peran guru sangat penting Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dalam pengembangan karakter peserta didik, Pengembangan Karakter Peserta Didik.
karena guru berperan sebagai model atau contoh, Ada dua faktor yang mempengaruhi
yang dapat ditiru oleh peserta didiknya. Seorang pengembangan karakter peserta didik SMPN 2
guru dapat dikatakan baik jika ia memiliki sikap Depok Sleman yaitu faktor pendukung dan
yang peduli terhadap peserta didiknya serta faktor penghamba.
bersikap ramah dan bersikap tegas pada aturan 1) Faktor Pendukung dalam Pengembangkan
yang ada. Guru yang dapat menjadi teladan atau Karakter
memiliki sifat dan perilaku yang baik, dan benar, Dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
akan sangat mempengaruhi karakter peserta mempengaruhi pengembangan karakter peserta
didik. Oleh sebab itu, Suharsaputra (2013:62-63) didik, yaitu: a) Standar isi kurikulum KTSP
menyebutkan karakter guru yang baik menurut SMPN 2 Depok Sleman. Kurikulum yang
pandangan peserta didik yaitu: 1) memberi digunakan adalah, Kurikulum Tingkat Satuan
inspirasi, menjadi sumber inspirasi; 2) simpati Pendidikan (KTSP). Pemberlakuan Kurikulum
dan suka menolong, peduli dan membuat peserta KTSP yang oleh SMPN 2 Depok Sleman
didik merasa penting, ramah, mencintai atau didasarkan pada kebijakan Dinas Pendidikan dan
menyayangi peserta didik serta dapat membina Olahraga (DIKPORA) Kabupaten Sleman.
hubungan personal dengan baik; 3) mendorong Namun, unsur pendidikan karakter oleh sekolah
untuk bekerja keras; 4) komunikasi yang baik; 5) dimasukkan dalam KTSP SMPN 2 Depok
punya selera humor yang tinggi; 6) sangat Sleman dan implementasinya dilaksanakan
menguasai materi yang diajarkan; 7) Mau dalam tiga kelompok kegiatan yaitu,
mendengarkan pendapat peserta didik; 8) pembentukan karakter yang terpadu dengan
Interaktif dalam melibatkan emosi posistif dalam pembelajaran pada mata pelajaran, pembentukan
pembelajaran; 9) Disiplin dan percaya diri; 10) karakter terpadu dengan manajemen sekolah dan
Tidak mudah marah, emosi terkendali; 11) pembentukan karakter terpadu dengan
Pemecah masalah; 12) Bersikap fair/adil; 13) esktrakurikuler (Hasil wawancara, tanggal 9
Berdedikasi pada pekerjaan sebagai guru; 14) Februari 2016). Pernyataan yang sama juga
Pemimpin dan teman yang baik. diungkapkan bahwa dalam Bab III KTSP SMPN
Guru yang baik adalah guru yang memiliki 2 Depok Sleman, tentang kegiatan pendidikan
kepedulian dan hubungan sosial yang baik karakter yang meliputi kegiatan tadarus Alquran
dengan orang lain. Seperti dinyatakan bahwa (bagi yang beragama Islam) dan pendalaman
guru harus pandai membawa diri, tidak boleh Alkitab (bagi Kristen) setiap Selasa-Kamis, b)
membeda-bedakan individu, baik peserta didik, Kepemimpinan kepala sekolah sekolah. Kepala
guru atau sesame, tidak menonjolkan diri atau sekolah cukup terbuka, dapat merangkul semua
minta perhatian pada orang lain, dapat guru yang ada di sekolah, dan sangat
melaksnakan tugas sesuai dengan fungsi dan mendukung kegiatan yang terkait dengan
kemampuannya masing-masing, memiliki pengembangan karakter peserta didik (hasil
kepekaan sosial yang tinggi, dan pandai melihat wawancara tanggal 4 Maret 2016). Pernyataan
situasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh yang sama juga diungkapkan oleh orang tua
ketua komite SMPN 2 Depok bahwa setiap guru peserta didik bahwa kepemimpinan kepala

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


116

sekolah sangat baik dalam memberikan motivasi 2) Faktor Penghambat dalam Pengembangan
kepada seluruh warga sekolah dalam Karakter
pengembangan pendidikan di sekolah, Selain faktor pendukung, ada beberapa faktor
transparan dalam perencanaan program sekolah yang dapat menjadi penghambat dalam
dan juga hal keuangan, memiliki hubungan yang pengembangan karakter peserta didik di SMPN
baik dengan semua guru, peserta didik, orang tua 2 Depok, yaitu: a) Terbatasnya sumber dana.
dan seluruh warga sekolah, serta memiliki Penyelenggaraan proses kegiatan belajar
kepedulian yang tingggi terhadap pendidikan mengajar di sekolah tidak lepas dari sumber
dan pengembangan karakter peserta didik di dana atau pembiayaan yang ada. Ketersediaan
sekolah; c) Komitmen warga sekolah. Seluruh dana yang cukup untuk membiayai pelaksanaan
warga sekolah memiliki komitmen yang tinggi setiap program pendidikan di sekolah sangat
dalam mewujudkan visi dan misi sekolah, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam
memiliki komitmen untuk menaati atau disiplin meraih prestasi. Berdasarkan pengamatan
terhadap semua aturan yang ada di sekolah. Hal peneliti (observasi tanggal 6 April 2016) ada
ini sangat penting dalam pengembangan karakter beberapa sarana pembelajaran yang rusak seperti
peserta didik, agar tujuan yang di harapkan LCD, riso, mesin foto copy, dan lampu yang
yaitu, menjadikan peserta didik yang cerdas dan tidak dapat diperbaiki karena keterbatasan dana.
juga memiliki karakter yang baik atau terpuji; d) Pernyataan yang sama juga dikemukanan oleh
Kebersamaan. Saling menghargai dan toleransi kepala sekolah bahwa sekolah sama sekali sudah
melandasi kebersamaan yang ada di sekolah. tidak memungut uang komite dari peserta didik
Kebersamaan sangat baik, setiap guru, karyawan sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengaruh
dan peserta didik saat bertemu saling menyapa program pendidikan gratis juga menjadi
dan bersalaman. Kegiatan rutin setiap satu bulan hambatan karena kepedulian orang tua semakin
sekali diadakan arisan sekaligus silaturahmi ke berkurang dalam berkontribusi terhadap
rumah guru dan karyawan, setiap akhir semester pendidikan anak (hasil wawancara tangga 3
ganjil juga dilakukan studi wisata, setiap Februari 2016). Selain itu, kegiatan dalam
perayaan hari-hari besar agama semua memiliki pengembangan karakter belum dapat berjalan
toleransi dan saling bekerja sama saling dengan baik karena keterbatasan dana yang ada.
membantu. Misalnya, saat Idul Adha baik yang Tidak ada pembiayaan untuk honor para
yang beragama Islam maupun Kristen sama- pendamping atau pelatih, kegiatan yang diikuti
sama terlibat di dalamnya (hasil wawancara oleh peserta didik juga terbatas karena
tanggal 1 April 2016). Kebersamaan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada. b)
kekeluargaan juga terlihat saat berbagi Kurangnya kepedulian orang tua. Kepedulian
pengalaman, saling memberi perhatian kepada orang tua terhadap peserta didik baik di rumah
sesama warga sekolah. atau di sekolah sangat menentukan dalam
Selanjutnya diungkapkan bahwa perhatian dan pengembangan karakter, sehingga
kepedulian terhadap sesama warga sekolah juga pengembangan karakter peserta didik dapat
sangat baik. Hal ini terlihat saat ada karyawan berjalan secara baik dan memiliki karakter
yang sakit atau mengalami musibah, secara terpuji. Dengan demikian, jika kurang adanya
spontan dikoordinasi oleh seksi sosial untuk kepedulian orang tua, maka pengembangan
memberi bantuan secara sukarela kepada karakter peserta didik dapat mengalami
mereka. Contoh lain, guru yang sudah sertifikasi hambatan. Diungkapkan bahwa kepedualian
menyisihkan sebagaian hasil sertifikasinya untuk orang tua terhadap anaknya masih kurang,
kearifan lokal kepada guru atau karyawan yang karena dengan adanya program pendidikan
belum mendapatkan sertifikasi, dan jika ada gratis dari pemerintah kepedulian orang tua
kegiatan studi wisata guru yang telah sertifikasi terhadap pendidikan semakin berkurang. Orang
akan memberikan subsidi kepada guru yang tua hanya berpikir bahwa saat ini pendidikan
belum sertifikasi untuk membantu meringankan sudah gratis, sehingga ada beberapa orang tua
beban guru yang masih honor (hasil wawancara yang complain jika sekolah melakukan pungutan
tanggal 5 April 2016). untuk kepentingan peserta didik. Ada orang tua
yang mengerti dan ada yang tidak terhadap hal

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
11

tersebut. Ada juga orang tua yang terlalu sibuk dan memiliki atau menunjukkan perilaku atau
dengan pekerjaan dan urusan keluarga dan karakter yang baik. Guru terus mengembangkan
kurang peduli terhadap perkembangan anaknya karakter yang baik, sehingga guru dapat
di sekolah. Ada lagi orang tua yang memahami menunjukkan keteladanan berkarakter atau
proses pendidikan dan ada juga yang kurang contoh yang baik kepada peserta didiknya,
memahaminya, sehingga kurang memperhatikan melalui tutur kata, sikap, dan tingkah lakunya.
pendidikan anak-anaknya. c) Kurang adanya Peran guru sebagai teladan di SMPN 2 Depok
perhatian dari beberapa guru dan peserta didik. telah berjalan cukup baik. Sebagai teladan, guru
Dalam pengembangan karakter peserta didik, telah menunjukkan karakter yang baik melalui
diharapkan guru dan peserta didik dapat kepribadian serta contoh kepada peserta didik,
memiliki respons yang positif. Kurang adanya seperti guru yang konsisten dan memiliki
perhatian dari beberapa guru dan peserta didik komitmen. Komitmen dimaksud yaitu komitmen
dapat menjadi penghambat dalam terhadap aturan yang ada, memiliki komitmen
pengembangan karakter peserta didik. Oleh dengan sikap, tindakan, dan ucapannya di
sebab itu, peran dan perhatian dari guru dan lingkungan sekolah atau di luar sekolah.
peserta didik sangat dibutuhkan. Masih ada Kepemimpinan kepala sekolah juga terbuka,
beberapa guru dan peserta didik yang kurang dapat merangkul semua guru yang ada di
peduli dengan teguran yang diberikan dan sekolah, dan sangat mendukung kegiatan yang
kurang peduli dengan kebersihan lingkungan terkait dengan pengembangan karakter peserta
sekitar. Misalnya, guru yang diberikan tanggung didik (hasil wawancara tanggal 4 Maret 2016).
jawab piket ada yang tidak melaksanakan tugas Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh
tersebut karena sering datang terlambat. Ada orang tua peserta didik bahwa kepemimpinan
juga masalah seperti sampah yang berhamburan kepala sekolah sangat baik dalam memberikan
di depan kelas atau dalam kelas, sehingga motivasi kepada seluruh warga sekolah dalam
sampah jadi bertumpuk dan terlihat kotor (hasil pengembangan pendidikan di sekolah,
wawancara tangggal 28 Januari 2016). Peserta transparan dalam perencanaan program sekolah
didik juga menegaskan bahwa perkembangan dan masalah keuangan, memiliki hubungan yang
karakter biasa-biasa saja karena masih banyak baik dengan semua guru, peserta didik, orang
yang kurang peduli. tua, dan seluruh warga sekolah, serta memiliki
Berdasarkan hasil penelitian peran guru sebagai kepedulian yang tingggi terhadap pendidikan
teladan adalah guru yang dapat menjadi role dan pengembangan karakter peserta didik di
model, yaitu yang dapat digugu dan ditiru oleh sekolah. Itulah peran-peran penting guru di
peserta didiknya. Oleh sebab itu, guru sekolah. Selain itu, guru juga berperan dapat
menjalankan lima peran, yaitu: 1) sebagai membimbing, mengayomi, dan memberikan
pemelihara sistem nilai yang merupakan sumber kasih saying kepada peserta didik, sebab
norma kedewasaan; 2) sebagai pengembang mendidik tidak hanya mengajar tetapi
sistem nilai ilmu pengetahuan; 3) sebagai membimbing.
penerus sistem nilai ini kepada peserta didik; 4) Keteladanan guru adalah sikap dan perilaku guru
sebagai penerjemah sistem nilai ini melalui yang dapat digugu dan ditiru, guru yang dapat
penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dicontohi, bijaksana, dan dekat dengan peserta
dalam proses interaksi dengan sasaran didik; 5) didik. Satu contoh yang dilakukan oleh guru
sebagai penyelenggara terciptanya proses lebih baik daripada seribu nasihat yang
edukatif yang dapat dipertanggung jawabkan, diberikan oleh guru. Oleh karena itu, di sekolah
baik secara formal (kepada pihak yang guru diharapkan dapat memberikan contoh yang
mengangkat dan menugaskannya) maupun baik kepada peserta didik baik lewat perkataan
secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan maupun perbuatannya. Misalnya, seperti peserta
yang menciptakannya). Demikian yang didik disuruh untuk mengikuti salat duha maka,
diungkapkan oleh Barnawi & Arifin (2012:99- guru juga harus melaksanakan salat duha. Jika
100). Oleh sebab itu, peran guru di SMPN 2 guru menyuruh peserta didik menggunakan
Depok Sleman sangat penting. Guru merupakan jilbab maka guru (khusus yang perempuan) juga
agen moral. Guru sebagai sosok yang bermoral harus menggunakan jilbab.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


118

Ketaatan pada aturan yang berlaku di SMPN 2 Guru memiliki kekuatan dalam menanamkan
Depok juga terlihat pada aktivitas guru setiap nilai-nilai karakter pada peserta didik, melalui
pagi yang sudah berada di sekolah sebelum jam tiga cara, yaitu: 1) guru dapat memperlakukan
pelajaran dimulai, yakni sebelum jam 07.00 peserta didik dengan etika yang baik,
WIB. Guru memberikan contoh datang tepat penyayang, dan menghormati peserta didik
waktu, masuk kelas tepat waktu, dan keluar untuk membangun kepercayaan dan memiliki
kelas tepat waktu. Komitmen terhadap aturan moral untuk meraih sukses; 2) guru dapat
dan apa yang diucapkan oleh guru sangat menjadi model, yang dapat memberikan teladan
penting, sehingga guru memiliki tanggung jawab berkaitan dengan moral melalui tindakan yang
terhadap tugas dan kewajibannya. Sebagian guru beretika; dan 3) guru dapat menjadi mentor yang
sudah cukup berperan dalam pengembangan beretika, yang dapat membimbing moral peserta
karakter peserta didik. Namun, masih ada didik secara individu dan kolektif bila ada
beberapa guru yang kurang perhatian dan ada peserta didik yang menyakiti dirinya sendiri atau
yang beranggapan bahwa pendidikan karakter disakiti oleh temannya (Lickona,1991:71-72).
merupakan tanggung jawab dari guru mata Dengan demikian, melalui tiga cara ini guru
pelajaran tertentu, misalnya, guru BK, guru dapat berhasil menanamkan nilai-nilai karakter
Pendidikan Agama, dan guru PPKn, padahal yang positif kepada peserta didiknya.
pengembangan karakter di satuan pendidikan Ada beberapa nilai luhur yang harus
merupakan tanggung jawab seluruh warga dimiliki dan dipraktikkan terlebih dahulu oleh
sekolah. guru, baru kemudian diajarkan kepada anak
Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik, didik dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai
guru merupakan pengajar moral, sebagai terssebut adalah, religius, jujur, toleransi,
pengasuh, serta sebagai contoh dan mentor bagi disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
peserta didiknya jika guru dapat: a) tidak demokratis, rasa ingin tahu, semangat
bersikap pilih kasih, kasar, mempermalukan kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
peserta didik atau lainnya yang dapat merusak bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
martabat dan kepercayaan peserta didik; b) membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
memperlakukan peserta didik dengan hormat tanggung jawab (Kemendiknas, 2010:9-10).
dan penuh kasih sayang; c) menghubungkan Penanaman nilai melalui pendidikan karakter,
contoh yang baik dengan pengajaran moral; dan pembiasaan yang baik, dan teladan berkarakter
d) membimbing setiap anak, satu persatu dengan di sekolah sangat berdampak bagi
cara mengetahui bakat dan kemampuan anak, pengengembangan karakter peserta didik. Oleh
memberikan reward, dan melakukan pertemuan sebab itu, peran guru sebagai teladan dan Role
personal untuk memberikan umpan balik yang Model sangat dibutuhkan oleh peserta didik,
kolektif saat dibutuhkan oleh peserta didik sehingga ia dapat meniru karakter yang baik
(Lickona, 1991:80). Demikianlah, guru berperan yang dilihat pada guru sebagai figur yang ada di
sebagai teladan berkarakter dalam mengasuh, sekolah. Kepala sekolah bersama beberapa guru
membimbing, dan menghargai peserta didiknya yang lain telah menunjukkan sikap keteladanan
dengan penuh kasih sayang. Motivasi dan nilai- yang dapat menjadi contoh bagi semua warga
nilai karakter yang baik harus terus ditanamkan sekolah dalam kehidupan di lingkungan sekolah.
kepada peserta didik di sekolah. Selain itu, Keteladanan tersebut dilakukan, seperti kepala
tanggung jawab guru terhadap peserta didiknya sekolah dan beberapa guru selalu datang ke
adalah guru selalu siap sedia untuk sekolah lebih awal dari peserta didik. Wakil
mendampingi peserta didik dalam berbagai event kepala sekolah juga selalu menunjukkan contoh
atau kegiatan yang ada di sekolah atau di luar yang baik kepada peserta didik dan guru yang
sekolah. Guru mendampingi peserta didik saat lain. Beliau selalu merawat tanaman yang ada di
belajar, melaksanakan latihan upacara, saat lingkungan sekolah, membersihkan halaman jika
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan saat terlihat kotor. Kepala sekolah dan guru selalu
melakukan kunjungan kepada peserta didik yang bersikap ramah dan menyapa setiap guru dan
mengalami musibah, seperti orang tua atau salah murid serta orang tua murid, bahkan juga kepada
satu keluarganya meninggal. peneliti selama melakukan observasi di sekolah.

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
11

Guru selalu menempatkan diri sebagai teman beragama Islam) dan Renungan singkat (bagi
sekaligus sebagai orang tua bagi peseta didik yang beragama Kristen) setiap Selasa-Kamis.
saat berada di sekolah, sehingga tidak ada jarak Selain itu, implemtasi pendidikan karakter di
antara guru dan peserta didik. Namun demikian, SMPN 2 Depok Sleman dilaksankan dalam tiga
etika sopan santun tetap dijaga antara guru dan kelompok kegiatan yaitu; pembentukan karakter
peserta didik. Jika ada masalah maka peserta yang terpadu dengan pembelajaran pada mata
didik sering melakukan sharing dengan guru pelajaran. Berbagai hal yang terkait dengan
BK, waka kesiswaan, atau wali kelas untuk karakter dirancang dan diimplementasikan
dicarikan solusi bersama. dalam setiap pembelajaran di kelas.
Guru adalah individu yang menjadi teladan Pembentukan karakter yang terpadu dengan
berkarakter. Oleh sebab itu, guru perlu manajemen sekolah adalah berbagai hal yang
menunjukkan: 1) perhatian moral dan terkait dengan karakter yang dirancang dan
kepedulian pada orang lain; 2) melakukan diimplementasikan dalam aktivitas manajemen
tindakan yang menunjukkan komitmen pada sekolah seperti pengelolaan peserta didik,
pengembangan kecerdasan dan emosional peraturan sekolah, sarana prasarana, keuangan,
peserta didik; 3) adanya keselarasan antara perpustakaan, dan lainnya. Pembentukan
pernyataan moral, pemahaman, dan karakter yang terpadu dengan ekstrakurikuler
tindakannya; 4) memberi keleluasan pada diri seperti olahraga (bola volli, basket), keagamaan
sendiri dan orang lain; 5) mawas diri dan (baca tulis Alquran, kajian hadis, ibadah,
keterampilan berpikir; 6) mengatur perilaku dan hadroh), KIR, dan kepramukaan. Selain itu,
emosinya sendiri sesuai dengan kebaikan sosial SMPN 2 Depok Sleman memiliki program
bagi orang lain; dan 7) berempati dan sambut siswa yaitu, senyum, sapa, salam, sopan,
menggunakan perspektif seperti yang dan santun terhadap siapa saja. Semua ini
diungkapkan oleh Nucci & Narvaez (2008:590). berlaku baik bagi guru, karyawan, peserta didik,
Dalam program kegiatan pendidikan karakter di orang tua, maupun bagi tamu yang datang di
sekolah, guru juga diharapkan dapat bersama- sekolah.
sama mendampingi peserta didik dalam Salah satu metode dalam pendidikan karakter
mengikuti kegiatan tersebut, seperti tadarus adalah peran guru sebagai teladan dan
Alquran bagi yang Muslim dan renungan singkat pembimbing untuk membangun masyarakat
bagi yang Kristen, sambut siswa atau 5 S yang bermoral, dan pembelajaran di kelas yang
(senyum, sapa, salam, sopan, dan santun), dapat menciptakan nilai-nilai saling menghargai
pramuka, tonti, manasik haji. dan tanggung jawab dalam kehidupan di kelas.
Komitmen terhadap aturan yang ada di sekolah, Selain itu, kurikulum akademis adalah urusan
juga merupakan wujud keteladanan yang paling penting dalam sekolah. Jangan
dilakukan oleh guru, agar peserta didik dapat melewatkan peluang untuk menggunakan
melihat contoh kedisiplinan pada aturan yang kurikulum sebagai sarana dalam
ada pada guru yang bersangkutan. Misalnya, mengembangkan nilai-nilai moral dan kesadaran
guru setiap ke sekolah tepat waktu, berpakaian beretika. Dengan penanaman nilai kepada
sesuai dengan ketentuan yang ada, mengajar peserta didik, diharapkan dapat dikembangkan
seseuai dengan jadwal yang telah ditentukan. dan dibangun karakter peserta didik yang
Setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan berkualitas dan berkarakter di masa depan
oleh kepala sekolah kepadanya selalu (Lickona, 1991:162-163).
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung Kegiatan lain yang juga terkait dengan
jawab, seperti sebagai petugas piket atau pengembangan karakter peserta didik adalah
mendampingi peserta didik pada kegiatan atau kegiatan manasik haji yang diadakan setiap
event tertentu. setahun sekali pada Masjid Agung Kulon Progo.
Pengembangan karakter peserta didik sangat Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
berkaitan erat dengan apa yang ditegaskan menyiapkan dan melatih peserta didik untuk
dalam Bab III KTSP SMPN 2 Depok Sleman naik haji. Selain itu, peserta didik diajarkan
tentang kegiatan pendidikan karakter yang tentang doa-doa yang akan dibaca pada saat
meliputi kegiatan tadarus Alquran (bagi yang berhaji. Kepemimpinan kepala sekolah juga

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


120

sangat berperan dalam pengembangan karakter beberapa peserta didik dan guru perlu disikapi
peserta didik. Kepala sekolah menerapkan secara bijaksana. Keterbatasan dana dalam
manajemen terbuka, yaitu segala kebijakan yang pembiayaan pendidikan hanya bersumber dari
diambil merupakan hasil dari keputusan dana BOS memang cukup mengkhawatirkan.
bersama. Kepala sekolah cukup terbuka dan Sekolah tidak berani untuk melakukan
mampu merangkul semua warga sekolah untuk pemungutan apa pun terhadap peserta didik.
bersama-sama melaksanakan visi dan misi Karena pengalaman pada beberapa waktu yang
SMPN 2 Depok Sleman. Oleh sebab itu, lalu pernah terjadi kesalapahaman yang bahkan
kepemimpinan kepala sekolah sudah cukup baik hingga melibatkan LSM, sehingga hal ini
karena terbuka terhadap guru dan karyawan. menjadi pembelajaran bagi sekolah untuk tidak
Kepala sekolah memiliki kepedulian yang tinggi melakukan pungutan dalam hal apa pun, kecuali
terhadap pendidikan dan pengembangan hal itu merupakan inisiatif dari peserta didik atau
karakter peserta didik dengan berusaha untuk orang tua peserta didik sendiri. Sekolah
memfasilitas dan mendukung semua kegiatan berupaya menjalankan kegiatan pembelajaran
yang terkait dengan pendidikan karakter. dan kegiatan pengembangan karakter sesuai
Komitmen dari seluruh warga sekolah sangat dengan ketersediaan dana yang ada. Seringkali,
mendukung dalam pengembangan karakter jika ada kegiatan yang mendesak dan
peserta didik. Dengan mewujudkan visi dan mengharuskan untuk mengikuti kegiatan
misi, ketaatan pada aturan dan tata tertib sekolah tertentu, peserta didik dan orang tua ada yang
merupakan hal utama dalam membangun memiliki inisiatif sendiri untuk menghimpun
karakter peserta didik di sekolah. Adanya dana guna dapat mengikuti kegiatan tersebut. Di
ketaatan terhadap aturan yang ada, dapat samping itu, terdapat orang tua yang kurang
mendidik peserta didik untuk disiplin dan memiliki kepedulian terhadap peserta didik. Ada
berperilaku yang baik dan terhindar dari orang tua yang karena latar belakang ekonomi,
perbuatan yang melanggar hukum. Oleh sebab kurang mampu dalam memenuhi setiap
itu, hubungan atau kebersamaan yang terjalin kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik.
antara peserta didik atau guru dan karyawan juga Ada juga orang tua yang terlalu sibuk dengan
perlu dipertahankan. Kepedulian terhadap pekerjaan, sehingga kurang memperhatikan
sesama merupakan salah satu wujud dari rasa keberadaan dan kebutuhan anaknya.
toleransi. Saling menerima dan menghargai Pengembangan karakter peserta didik juga
setiap perbedaan yang ada menjadi dasar dalam kurang diperhatikan oleh orang tua. Ada peserta
membangun hidup bersama. Saat hari-hari besar didik yang kurang disiplin, terlambat datang ke
agama, semua warga sekolah bersama-sama sekolah, dan kurang menaati tata tertib sekolah.
berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan Sikap kurang perhatian dari beberapa guru dan
tersebut seperti pada hari raya kurban, yang peserta didik juga merupakan faktor penghambat
beragama Islam bersama-sama dengan yang dalam pengembangan karakter peserta didik.
beragama lain mengambil bagian di dalamnya. Ada beberapa peserta didik yang kurang peduli
Hasil dari kurban dimasak secara bersama-sama dengan aturan dan teguran dari guru. Selain itu,
sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan bila peserta didik melakukan pelanggaran ada
lalu diadakan makan bersama seluruh warga juga guru yang kurang peduli.
sekolah. Hal ini merupakan salah satu wujud Kesadaran akan kebersihan yang dimiliki oleh
kebersamaan dan toleransi di SMPN 2 Depok peserta didik juga masih kurang, setiap hari
Sleman. masih banyak petugas piket kelas yang tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan melaksanakan tugasnya sebagai piket. Sampah
atau kebersamaan yang terjalin dengan harmonis yang berada di tempat sampah kadang
akan lebih menghindarkan diri dari berbagai berhamburan di teras karena penuh dan tidak
konflik, perbedaan, atau masalah. Oleh sebab dibersihkan. Namun, ada juga guru yang selalu
itu, hal-hal yang dapat menghambat rajin dalam membersihkan halaman. Lingkungan
pengembangan karakter peserta didik seperti, sekolah cukup besar, sehingga jika hanya 1 atau
terbatasnya sumber dana, kurang kepedulian 2 guru saja yang memiliki kesadaran akan
orang tua, serta sikap kurang perhatian dari kebersihan maka hal itu tidaklah cukup untuk

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
12

tetap menjaga lingkungan agar selalu bersih. PENUTUP


Oleh sebab itu, berdasarkan hasil penelitian Peran guru sebagai teladan dalam
maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk pengembangan karakter peserta didik di SMPN
mengatasi hal-hal tersebut di atas, yaitu 2 Depok Sleman adalah sebagai teladan
keterbatasan dana, kurangnya kepedulian orang berkarakter, dan peran itu ditunjukkan oleh tutur
tua, dan sikap kurang perhatian dari beberapa kata, sikap, dan kepribadiannya yang
guru dan peserta didik.Upaya yang dapat mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik.
dilakukana adalah bagaimana sekolah dapat Misalnya, sopan santun, disiplin, tanggung
menjalin hubungan dan komunikasi yang baik jawab, toleransi, jujur, dan kepedulian terhadap
bersama orang tua yang berkaitan dengan peserta didik dan orang lain. Peran guru terus
kebutuhan dan pengembangan karakter peserta diupayakan melalui keteladanan berkarakter dan
didik. Oleh sebab itu, sekolah perlu secara berbagai kegiatan yang terkait dengan
berkala untuk dapat menyampaikan pendidikan karakter seperti program sambut
perkembangan dan prestasi yang diperoleh siswa, tadarus Alquran, salat duha, perayaan
peserta didik di sekolah untuk diketahui orang hari-hari besar agama, manasik haji, kegiatan
tua, sehingga apa pun yang terjadi terhadap ekstrakurikuler pramuka, tonti, dan olahraga.
peserta didik dapat diketahui oleh orang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Setiap masalah atau persoalan yang terkait pengembangan karakter peserta didik di SMPN
dengan peserta didik, guru, dan orang tua 2 Depok Sleman yaitu: a) komitmen warga
bersama pihak-pihak yang terkait dapat duduk sekolah dalam mewujudkan visi dan misi serta
bersama untuk berkoordinasi dalam mencari melaksanakan aturan yang berlaku di sekolah, b)
solusi yang terbaik guna keberhasilan dan standar isi urikulum KTSP SMPN 2 Depok
pengembangan karakter peserta didik. Sekolah Sleman yang telah memuat tentang pendidikan
juga berusaha untuk memberikan memotivasi karakter, c) kepemimpinan kepala sekolah yang
dan meningkatkan layanan terhadap peserta terbuka dan sangat mendukung serta
didik, untuk memudahkan peserta didik dalam memberikan motivasi kepada seluruh warga
belajar dan memilki karakter yang baik, sekolah terutama peserta didik dan guru agar
misalnya, dengan mendatangkan motivator dan dapat mengembangkan karakter yang baik,
mengoptimalkan layanan melalui guru BK dan seperti sopan santun, saling mengharagai dan
wali kelas. Selain itu, kesadaran dari peserta disiplin, d) kebersamaan yang ada di SMPN 2
didik dan seluruh warga sekolah dalam Depok Sleman, seperti kepedulian terhadap
mengawasi dan melaksanakan aturan yang ada sesama warga sekolah yang mengalami masalah
di sekolah sangat penting dalam membangun atau musibah, saling bekerja sama antar sesama
karakter yang baik. pemeluk agama dalam memperingati hari-hari
Melihat kenyataan yang ada maka, dapat besar agama, dan saling membantu satu dengan
disimpulkan bahwa guru harus berusaha yang lain saat ada yang kekurangan atau
mengembangakan diri agar memiliki karakter membutuhkan bantuan. Adapun faktor yang
terpuji (baik), sehingga dapat tampil menjadi menghambat pengembangan karakter peserta
teladan berkarakter dan role model bagi peserta didik di SMPN 2 Depok Sleman yaitu: a)
didiknya. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran terbatasnya sumber dana, b) kurangnya
dan tanggung jawab dari semua guru untuk kepedulian orang tua, dan c) kurangnya
menjadi guru yang dapat diteladani dalam sikap, perhatian dari beberapa guru dan peserta didik.
perbuatan, dan tutur katanya. Pengembangan
karakter peserta didik berada di tangan guru UCAPAN TERIMA KASIH
sebagai pendidik dan teladan berkarakter, sebab Selesainya penelitian dan tulisan ini tidak
apa yang dilakukan oleh guru itulah yang akan terlepas dari bantuan semua pihak, baik
ditiru oleh peserta didik. Demikian juga, guru langsung maupun tidak langsung. Pada
diharapkan dapat memberikan energi positif kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
kepada peserta didik agar menjadi manusia yang terima kasih kepada semua pihak yang telah
cerdas dan berkarakter. membantu kelancaran penelitian dan penulisan
artikel ini, terutama kepada dewan redaksi Jurnal

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April


122

Pendidikan Karakter yang telah mereviu dan Kemendiknas. (2010). Pengembangan


memberikan saran perbaikan dalam penulisan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
artikel hingga layak untuk dimuat dalam edisi Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemendiknas.
ini. Semoga Tuhan memberikan balasan kepada .
mereka semua. Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan
Karakter Konsepsi & Implementasinya Secara
DAFTAR PUSTAKA Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah,
Perguruan Tinggi, & Masyarkat. Yogyakarta:
Ashraf, S., Bano, H., & Ilyas, A. (2013). Ar-Ruzz Media.
Students’ Preferences for the Teachers’
Characteristics and Traist in Character Building Kusumaningrum, D. Yunita. (2014). Peran Guru
of Students with Specianeeds. Journal of Social dalam Membentuk Karakter Kepemimpinan
Sciences, 4, 423-429. pada Peserta Didik di SMA Al Hikmah
Surabaya. Jurnal Inspirasi Manajemen
Asmani, Jamal. (2012). Buku Panduan Pendidikan, Vol. 4. 190-200.
Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: DIVA Press. Lickona, T. (1991). Educating for Character:
How our School Can Teach Respect and
Bahri, Syaiful D. (2010). Guru & Anak Didik Responsibility. New York: Bantam Books.
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Lies, J., Bronk, K., C & Mariano, J.M. (2008).
The Community Contribution to Moral
Barnawi & Arifin, Mohammad. (2012). Strategi Development and character. Dalam Nucci,
& Kebijakan Pembelajaran Pendidikan L.P & Narvaes, D. (Eds.). Handbook of Moral
Karakter. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. and Character Education. New York:
Routledge. (520-536).
Cecillia, Nova, Jumaini, & Ganis, Indriati.
(2014). Hubungan Penerapan Pendidikan Miles, M.B & Huberman, A.M. (1992). Analisis
Karakter terhadap Perilaku Sosial Siswa. JOM Data Kualitatif. (Terjemahan oleh Tjetjep
PSIK. Vol. 1, (2), 1-6. Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.
Dimyati. (2010). Peran Guru Sebagai Model Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter
dalam Pembelajaran Karakter dan Kebajikan Menjawab tentang Krisis Multidimensional.
Moral Melalui Pendidikan Jasmani. Cakrawala Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pendidikan. Vol. XXIX, 85-98.
Noor. R. M. (2012). The Hidden Curicculum,
Fathurrohman & Suryana. (2012). Guru Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Profesional. Bandung: PT. Refika Aditama. Ekstrakurikuler: Yogyakarta: Insan Madani.
Fauzi, F.Y., Arianto, & Solihatin, Etin. (2013). Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015
Peran Guru Pendidikan Pancasila dan tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan
Karakter Perserta Didik. Jurnal PPKn UNY Schwartz, M.J. (2008). Teacher Education for
Online. Vol. 1, (2), 1-14. Moral and Character Education. Dalam Nucci,
L.P & Narvaes, D. (Eds.). Handbook of Moral
Hardiyana, Siti. (2014). Pengaruh Guru PKn and Character Education. New York: Routledge
terhadap Pembentukan Karakter Siswa. Jurnal (583-600).
Ilmiah PPKn IKIP Veteran Semarang. Vol. 2
(1), 54-64. Subarayuda, N & Kumar, B. P. (2013). Role of a
Teacher in Education at 21 st Century. Conflux
Journal of Education. Vol. 1, (2), 105-111.

Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Depok
12

Suharsaputra, Uhar. (2013). Menjadi Guru Zaini, A.H.F. (2013). Pilar-pilar Pendidikan
Berkarakter. Bandung: PT Refika Aditama. Karakter Islam. Bandung: Gunung Djati Press.
Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Zuriah, Nurul. (2015). Pendidikan Moral & Budi
Yogyakarta: Hikayat.
Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta:
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Bumi Aksara.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April

Anda mungkin juga menyukai