Anda di halaman 1dari 14

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PELAKSANAAN

BIMBINGAN KONSELING DI MA NURUL HIDAYAH SEA I

Proposal Skrpsi
Diajukan Untuk Di Seminarkan Pada Ujian Proposal
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh :
DEVITA DEANDRA SARI OINTU
NIM. 20123095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
TAHUN 2023 M / 1443 H
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi setiap individu.
Beberapa fungsi dari pendidikan, yaitu menjadikan perilaku dalam setiap
perbuatan yang di lakukan manusia menjadi baik dan beradab. Selain itu semua
warga sekolah menjadi sasaran pendidikan akhlak mulia dari atasan sekolah,
guru, staff, khususnya peserta didik.
Guru dikategorikan sebagai komponen yang sangat penting dalam
berlangsungnya proses pendidikan selain menjadi seorang fasilitator.1
Meningkatkan kualitas guru menjadi salah satu cara menghasilkan kualitas
pendidikan yang bermutu. Menjadi seorang guru berarti harus mampu
memahami bagaimana dan mengapa anak belajar serta mampu meciptakan
pembelajran yang lebih efektif hingga membawa perubahan kearah yang lebih
baik lagi.2
Peran guru dalam proses tingkatan minat belajar seorang siswa sangat
mempengaruhi proses peembelajaran siswa, dimana peran guru dalam
pembelajaran menurut Djamarah meliputi motivator, evaluator, informer, dan
inspirator.3 Menjadi guru bukan hanya memahami peran sebagai tenaga kerja,
tetapi harus punya berbagai cara untuk menyelenggarakan proses pembelajaran
dan penilaian yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat mendorong
tumbuhnya kreativitas dan motivasi belajar pada diri siswa.4
Hakekatnya guru professional mampu memghasilkan lulusan yang
berkualitas dari berbagai aspek. Yaitu: Pertana aspek kognitif meliputi
perubahan dari segi penguasaan ilmu pengetahuan dan perkembangan
keterampilan yang dibutuhkan dalam menggunakan pengetahuan tersebut.
Kedua. Aspek afektif, yaitu perubahan pada bagian segi mental, perasaan, dan
Kemampuan pengajaran dan penguasaan materi dari berbagai ilmu harus di

1
Ahmad Sopian, “Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan,” Raudhah Proud To Be Professionals
: Jurnal Tarbiyah Islamiyah 1, no. 1 (2016): 88–97, https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10.
2
uhtafi Muktar, “Peran Guru Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Siswa Dalam Mempelajari Aqidah
Akhlak Di MI Kelas V dan VI Al Muniroh II Ujungpangkah Gresik,” Tasyri': Jurnal Tarbiyah-Shari'ah
Islamiyah24, no. 2 (2017): 46–53.
3
Waluya, E. B., Hakim, L., & Sakti, N. C. (2019). Pengaruh Minat dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
Insert Ekonomi Syariah dengan Intervening Kecerdasan Spiritual Pada Mata Pelajaran Ekonomi di
Madrasah Aliyah Kota Malang. Jurnal Penelitian, 13(2), 325-352.
4
Suryana, A., & Fathurrohman, P. (2012). Guru profesional. Bandung: PT Refika Aditama.
miliki oleh seorang guru, karena dalam pendidikan memerlukan pengembangan
sekaligus pembinaan khususnya dalam kegiatan proses pembelajaran yang
perannya dianggap sangat sentral.5
Pada dasarnya pendidikan dilaksanakan memiliki tujuan khusus, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, selain itu mengembangkan manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan
berbudi pekerti luhur, memiliki kesehatan jasmani dan rohani dan kepribadian
yang mandiri baik serta tanggung jawab dan bermasyarakat.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang di tetapkan
tanggal Juni 2003 Bab II Pasal 3 berbunyi “Pendidikan Nasional memiliki
gfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermanfaatn dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmy, cakap,
kratif, mandiir, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.6
Pengelola pendidikan memiliki tanggung jawab dan dituntut untuk lebih
maksimal dan ditingkatkan, sebab dengan adanya penyelenggaraan pendidikan
dapat menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.
Khususnya peranan kepala sekolah kepada para dewan guru dapat menentukan
keberhasilan suatu lembaga.
Keberhasilan siswa di dalam proses pembelajaran dapat melalui peran
guru akidah akhlak. Guru Akidah Akhlak memiliki sumbangsih yang besar
dalam menghadapi berbagai permasalahan akhlak siswa di mana guru Akidah
Akhlak menjadi teladan bagi siswanya, menyeru kebaikan dan menasehati
murid-muridnya. Selain itu guru Akidah Akhlak memiliki peran dalam
mengembangkan potensi-potensi siswa terutama dalam bentuk watak dan
mental.

5
Hasil wawancara dengan pak Ikbal Pontororing selaku Guru Akidah Akhlak MA Nurul Hidayah
Sea, Pada Hari Jum’at, Tanggal 15 Mei, Jam 09.00 WIB, tempat Ruang MA Nurul Hidayah Sea.
6
INDONESIA, Undang-Undang Republik. Sistem pendidikan nasional. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum, 2003.
Guru Akidah Akhkak menjadikan layanan Bimbingan dan Konseling
sebagai metode dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa sesuai
dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis, sekaligus menerapkan nilai-nilai
keagamaan sebagai landasan dan pegangan siswa dalam mengatasi segala
permasalahan kehidupan.
Pelayanan Bimbingan biasanya memberikan bantuan psikologis dan
mental kepada siswa dalam perkembangannya. Tujuannya sendiri supaya siswa
dapat mengambil manfaat sebanyak mungkin melalui pengalaman di sekolah
dan juga agar setiap siswa dapat berkembang menjadi lebih baik, khususnya
akhlak dalam tingkah laku.7
Pelayanan bimbingan konseling merupakan fasilitas pengembangan
peserta didik, secara individual ataupun kelompok yang harus ada di setiap
Sekolah. Layanan ini juga dapat membantu mengatasi hambatan atau kelemahan
masalah yang dihadapi peserta didik Bimbingan konseling adalah usaha dalam
membantu peserta didik khususnya pengembangan kehidupan pribadi, sosial,
kegiatan belajar, perencanaan serta pengembangan karir.
Sekolah Menengah Atas merupakan siswa-siwi yang tergolong dalam
kelompok remaja. Biasanya ditandai dengan terjadinya ciri-ciri perkembangan
fisik maupun psikologis “strum und drag” (kegoncangan) atau yang kita ketahui
sebagai masa labil akibat proses transisi dari periode kanak-kanak ke periode
usia dewasa. Akibat yang ditimbulkan pada masa ini adalah terjadinya
kenakalan yang merentang dari ketagori ringan sampai dengan berat di sekolah.8
Aspek keutamaan kejiwaan anak biasanya terjadi pada masa remaja di sekolah,
berkaitan dengan status sosial dan keragaman kemampuann kognisi yang akan
mempengaruhi proses pendidikan di sekolah.
Biasanya pada usia remaja kemampuan intelektual bukan menjadi factor
khusus yang perlu di perhatikan, akan tetapi kemampuan lainnya seperti
emosional dan spiritual atau tingkah laku remaja menjadi focus utama dalam
patokan tingkah laku di sekkolah. Penyebab utama banyak fenomena kerusakan
akhlak dan moral remaja semakin memburuk, tingkah laku remaja semakin
mencemaskan, perzinahan dan pergaulan bebas semakin memperosot akhlak
7
AMIN, Samsul Munir. Bimbingan dan konseling Islam. Amzah, 2010.
8
Hikmawati, F. (2012). Bimbingan konseling edisi revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
sehingga menyebabkan banyak anak perempuan dibawah umur hamil di luar
nikah, bahkan VCD Porno sudah meraja rela secara ilegal.
Slogan yang kita sering dengar, yaitu “Apa yang diyakini baik di rumah,
baik pula di sekolah dan masyarakat. Menjadi tumpuan atau pandangan
terjadinya suatu tingkah laku pada remaja. Begitu pula kenakalan yang terjadi
pada remaja penyebab utamanya adalah terjadi beberapa factor yang kurang
mendukung sehingga mengakibatkan terbentuknya perilaku remaja yang kurang
berakhlak, factor tersebut Antara lain “factor keluarga dan pendidikan. Jika
ketiga factor tersebut menjadi tidak ideal, maka tidak akan menghasilkan
Hubungan yang harmonis dan memberikan pendidikan yang sejalan.9
Keberagaman siswa siswi di suatu sekolah menyebabkan terjadinya suatu
perbedaan khususnya akhlak, anak-anak yang masuk sekolah ada yang asalnya
dari keluarga yang kurang memperhatikan kepentingan dalam belajar menjadi
salah satu penyebab pengaruh pada teman yang lain. Tidak semua anak-anak
memiliki watak yang baik, contohnya sering membolos ataupun menghisap
rokok yang memberikan kesan kebebasan tanpa control. Parahnya dalam dunia
pendidikan telah terjadi krisis figure atau panutan yang bisa dijadikan contoh
yang baik bagi para remaja. Karena itu siswa-siswi membutuhkan interaksi dan
komunikasi yang baik dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya,
dampaknya ketika terjadi interaksi, siswa akan meresapi sikap teladan,
perbuatan dan perkataan para guru yang di dengar ataupun dilihat dengan baik,
nantinya akan menjadi contoh dalam berperilaku.10
Mutu pendidikan biasanya di lihat dari mutu warga sekolah, yaitu kepala
sekolah, guru, staf administrasi, siswa dan masyarakat. Untuk itu pendidikan
bermutu dan yang bersungguh-sungguh dalam membina akhlak dan moral siswa
sangat di butuhkan pada era sekarang ini. Contoh kasus yang ditemukan di MA
Nurul Hidayah Sea Satu, di sekolah ni banyak siswa yang melanngar aturan tata
tertib khususnya anak-anak baru, akan tetapi setelah di bimbing dan dibina

9
SUDARSONO, Kenakalan Remaja. Prevensi, rehabilitasi, dan resosialisasi. Rineka Cipta, jakarta, 2012,
h. 123.
10
SUDARSONO, Kenakalan Remaja. Prevensi, rehabilitasi, dan resosialisasi. Rineka Cipta, jakarta,
2012, h. 123.
secara perlahan dan sungguh-sungguh banyak terjadi perubahan perilaku kearah
positif.
Oleh karena peneliti tertarik untuk meneliti kasus ini terkait dengan
judul, Peran Guru Akidah Akhlak dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling di
MA Nurul Hidayah Sea Satu Tahun 2022/2023.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran guru Akidah Akhlak dalam pelaksanaan bimbingan
konseling di MA Nurul Hidayah Sea Satu
2. Bagaimana peran guru Akidah Akhlak sebagai fasilitator dalam pelaksanaan
Bimbingan Konseling di MA Nurul Hidayah Sea I
3. Bagaimana peran guru Akidah Akhlak sebagai motivator dalam
pelasksanaan Bimbingan Konseling di MA Nurul Hidayah Sea I
B. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran guru Akidah Akhlak dalam pelaksanaan
bimbingan konseling di MA Nurul Hidayah Sea Satu
b. Untuk mengetahui peran guru Akidah Akhlak sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan Bimbingan Konseling di MA Nurul Hidayah Sea I
c. Untuk mengetahui peran guru Akidah Akhlak sebagai motivator dalam
pelasksanaan Bimbingan Konseling di MA Nurul Hidayah Sea I
2. Kegunaan Penelitian
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan dan
referensi terutama dalam mengkaji lebih jauh tentang peran guru Akidah
Akhlak dalam pelasksanaan Bimbingan Konseling di MA Nurul Hidayah
Sea Satu.
b. Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat memberi manfaat kepada pihak- pihak
serta instansi terkait yang peneliti jelaskan sebagai berikut:
1) Bagi Kepala Madrasah
Diharapkan dapat menjadi rujukan atau sebagai masukan
bagi para pendidik, praktisi pendidikan, pengelola lembaga
pendidikan yang memilki kesamaan karakteristik.
2) Bagi Guru Mata Pelajaran
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru mata
pelajaran Akidah Akhlak dalam melaksanakan pembelajaran
mata
3) Bagi Iain Manado
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan
dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam
dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan dengan
penelitian mengenai peran guru Akidah Akhlak dalam
pelaksanaan Bimbingan Konseling.
C. Penelitian Terdahulu
1. Samsuddin Alqi, Peran Guru Akidah Akhlak dan Guru Bimbingan
Konseling dalam pembinaan kedisiplinan siswa di kelas VIII MTs Wahid
Hasyim 01 Dau Malang, hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Peran
Guru Akidah Akhlak dan Guru Bimbingan Konseling dalam Pembinaan
Kedisiplinan Siswa Kelas VIII MTs Wahid Hasyim 01 Dau Malang, yaitu
peran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak dan guru bimbingan
konseling sebagai berikut: Guru sebagai organisator, Guru sebagai
motivator, Guru sebagai inspirator, Guru sebagai edukator, Guru sebagai
evaluator. Sedangkan proses penerapannya guru menetapkan tujuan yang
hendak dicapai dalam pelaksanaan program kedisiplinan. Pada tahap
selanjutnya, perencanaan guru telah memilih program yang akan dijalankan
sebagaimana yang dianggap hal yang paling efektif dan sesuai dengan
pandangan hidup masyarakat.11
2. Bahiyatul Musfaidah, Peran Guru Akidah Akhlak dalam Upaya Membentuk
Karakter Peserta Didik (Studi Kasus di SMP Islam Ruhama), hasil
penelitian dapat disimpulkan guru akidah akhlak telah melakukan perannya
dalam upaya membentuk karakter peserta didik, yakni dengan sebagai
berperan sebagai pembimbing, guru akidah akhlak memotivasi dan memberi
11
Alwi, S. (2023). Peran Guru Akidah Akhlaq dan Guru Bimbingan Konseling dalam Pembinaan
Kedisiplinan Siswa di Kelas VIII MTs Wahid Hasyim 01 Dau Malang.
nasihat kepada peserta peserta didik untuk selalu berbuat baik. Sebagai
pendidik yakni mengajarkan sopan santun dan tata karma, mengajarkan cara
berpakaian yang sesuai dengan norma dan aturan. Sebagai demonstrator,
guru akidah akhlak mencontohkan berpakaian yang sesuai norma, sopan dan
santun, selalu membaca doa ketika memulai dan mengakhiri sesuatu,
menyapa dan memberi salah ketika bertemu orang lain, berkata sopan, selalu
datang tepat waktu dan melaksanakan serta mengajak peserta didik untuk
shalat sunnah dan shalat wajib. Sebagai evaluator, guru akidah akhlak selalu
menegur dan memberi nasihat peserta didik yang melanggar aturan,
memberi sanksi kepada peserta didik yang melanggar tata tertib, seperti
memotong rambut jika siswa berambut gondrong, menggunting celana dan
rok jika celana atau rok tidak sesuai aturan, serta bekerja sama dengan guru
bimbingan konseling untuk memberikan konseling kepada peserta didik
yang melanggar aturan serta memanggil orang tua peserta didik.
D. Landasan Teoritis
1. Peran guru
Peran guru sebagai pendidik artinya dalam hal ini seorang guru harus
memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai panutan bagi
para peserta didiknya. Hal ini penting karena sebagai seorang pendidik,
guru tidak hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa
hal, tetapi juga melatih sikap dan mental dan dipraktikkan siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Guru Akidah Akhlak
Guru akidah akhlak sebagai seorang pendidik memiliki peran melatih
sikap dan mental peserta didik, guru selalu memberikan tanggung
jawab tidak untuk satu orang saja tetapi untuk semua peserta
didiknya. Memberikan tanggung jawab terhadap siswa yang mencuri ini
sangat tepat untuk dilakukan. Selain dengan memberikan motivasi
dan sanksi, memberikan kepercayaan berupa tugas-tugas yang melatih
kejujuran dan kedisiplinan agar memberikan dampak positif terhadap peserta
didik yang melakukan kenakalan berupa pencurian tersebut.Dimana hal ini
dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati
pendidik ketika guru melatih sikap dan mental peserta didik. Dimana
guru tidak hanya memberikan tanggung jawab ke satu orang saja tetapi
semua anggota kelas. Terlebih lagi memberikan tanggung jawab tersebut
selalu dilakukan ketika ada peserta didik yang melanggar peraturan
seperti ketahuan mencuri di sekolah maupun di dalam kelas. Selain
dengan menegur, memberi motivasi dan sanksi.
Guru juga memiliki peran menjadi teladan bagi siswa. Dimana hal ini
juga dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan
mengamati pendidik. Disini guru berperan sebagai contoh atau teladan
yang baik untuk peserta didiknya,khusus nya peserta didik yang melanggar
aturan seperti merokok. Kebiasaan buruk berupa merokok tersebut, selain
karena kurangnya perhatian juga kurang dalam hal contoh atau pandangan
berperilaku baik untuk peserta didik tersebut. Sehingga disini guru harus
mencontohkan bagaimana itu berpenampilan baik, berbicara baik, dan
bersikap yang baik. Sehingga siswa bisa mengerti dan mempraktikkan apa
yang sudah dicontoh guru terhadap peserta didik.
3. Bimbingan Konseling
pemikiran Yusuf (Yusuf & Nurihsan, 2006) menjelaskan bahwa
bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan positif. Sedangkan menurut Rochman Natawidjaja,
bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara seimbang, agar individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.Dalam melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan, guru berperan sebagai mentor untuk peserta
didiknya. Di sekolah, guru memberikan motivasi pada saat sesudah apel
pagi. Dan sebelum pelajaran dimulai, guru juga memberikan beberapa
nasehat dan semangat terhadap peserta didik. Motivasi ini bisa menjadi
pengingat untuk peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Solusi dalam mengatasi kenakalan siswa diperlukan dengan
adanya tindakan bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta didik. Di
MA Nurul Hidayah Sea Satu telah memprioritaskan tindakan bimbingan
dan penyuluhan terhadap peserta didik. Dengan tujuan agar dalam
pelaksanannya memberi dampak positif seperti mengarahkan peserta
didik dalam memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat
mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan masyarakat.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian mengenai Peran Guru Akidah Akhlak dalam pelaksanaan
Bimbingan Konseling yang peneliti lakukan di Madrasah Aliyah Nurul
Hidayah Sea 1 ini menggunakan pendekatan fenomenologi sebagai
tambahan diskrpitif yaitu mengumpulkan data sebayak-banyaknya
mengenai Peran Guru Akidah Akhlak.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian
kualitatif (peneitian lapangan). Penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasikan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan
dari orang- orang yang perilakunya dapat diamati. Pemilihan jenis
penelitian ini adalah karena tujuan penelitian ini adalah untuk gambaran
yang utuh tentang Peran Guru Akidah Akhlak dalam pelaksanaan
Bimbingan Konseling di Madrasah Aliyah Nurul Hidayah Sea I.
3. Kehadiran Peneliti
Sugiono menyatakan bahwa “salah satu ciri khas dari penelitian
kualitatif adalah bahwa peneliti berkedudukan sebagai instrument
utama”.12Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen,
berfungsi menetapkan fokus penelitin, memilih informan sebagai sumber
data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data
dan membuat kesimpulan atas temuannya.

12
Ibid., 222.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian itu berlangsung
yang tujuannnya untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian.
5. Sumber Data
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang sumber data apa yang
diperoleh oleh peneliti. Adapun yang peneliti jadikan sumber data dalam
penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
6. Teknik Pengumpalan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi alamiah). Sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada: observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi
7. Observasi Partisipatif
Dalam proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation (observasi tanpa berperan serta).
8. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan alat yang digunakan dalam penelitian
kualitatif berupa dokumen. Dokumen merupakan suatu catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang.
9. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan studi multisitus, maka dalam
menganalisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu: (1) analisis data situs
individu, dan (2) analisis data lintas situs.
F. Garis Besar Isi (Out Line)
1. Latar belakang masalah, mendeskripsikan masalah yang terjadi sehingga
penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut.
2. Rumusan masalah, menentukan pertanyaan atas permasalahan tersebut yang
nantinya akan diteliti, hal ini bertujuan agar penelitian tidak keluar dari
pembahasan dan terfokus pada inti dari permasalahan yang dimaksud.
3. Definisi operasional, menjelaskan judul penelitian yang diangkat bertujuan
untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud dari judul tersebut.
4. Tujuan dan keguanaan, berisi tentang maksud tujuan dari penulis mengangkat
judul tersebut dan manfaat dari penelitian tersebut.
5. Metode penelitian, penulis menjabarkan cara penulis meneliti dari judul yang
diangkat dengan mengikuti sistem penulisan yang ada.
6. Tujuan dan keguanaan, berisi tentang maksud tujuan dari penulis mengangkat
judul tersebut dan manfaat dari penelitian tersebut.
7. Garis besar isi (Outline), berisi tentang point-point penting yang ada pada isi
dari proposal penelitian penulis.
8. Daftar pustaka, berisi tentang referensi yang diambil oleh penulis untuk
meneliti judul yang diangkat.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, S. (2023). Peran Guru Akidah Akhlaq dan Guru Bimbingan Konseling
dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di Kelas VIII MTs Wahid Hasyim
01 Dau Malang.
Muttaqin, A. I., Sari, F., & Aditya, S. (2023). PERAN GURU AKIDAH
AKHLAK DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTs
AL-FATAH SONGGON BANYUWANGI. Jurnal Tarbiyatuna: Kajian
Pendidikan Islam, 7(1), 087-101.
Surur, A. M., Wulandari, T. D., Fawzi, T., & Shofa, A. Z. (2021). Peran Guru
Aqidah Akhlak dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di MTs
Hidayatus Sholihin Turus. An-Nisa': Journal of Gender Studies, 14(2),
123-134.
Maimun, M., Munib, A., & Haris, A. (2021). Peran Guru Aqidah Akhlak dalam
Menanggulangi Kenakalan Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum
Sumber Taman Banyupelle Palengaan Pamekasan. Journal of Education
Partner, 1(1), 35-47.
ASMAWI, Risma, et al. UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM
MENGATASI KENAKALAN SISWA DI MTS DARUSSALAM
KADEMANGAN BLITAR. 2018.
AZHARI, MUHAMMAD HAFID, et al. PERAN GURU AQIDAH AKHLAK
DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA DI
MTS PAKEL TULUNGAGUNG. 2019.
Ripki, M., Asiah, S., & Jaya, J. (2021). Peran Guru Akidah Akhlak Dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak
Kemang Kota Jambi (Doctoral dissertation, UIN SUTHA JAMBI).
FEBRIANA, RIZQI ANNISA NOOR EKA, et al. PERAN GURU AKIDAH
AKHLAK DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN. 2018. PhD Thesis. UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai