Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidik (guru) dalam proses belajar-mengajar memiliki peran

kunci dalam menentukan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan dapat

menunjukkan kepada siswa tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan

(cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata

lain tugas dan peran pendidik yang utama adalah terletak aspek pembelajaran.

Pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena

itu secara singkat dapat dikatakan bahwa, kualitas pendidikan sangat

dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya. Dalam UU Sisdiknas Nomor 20

tahun 2003 pasal 29 ayat 2 menyebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan. Dalam konteks sistem pendidikan nasional tersebut, seorang

pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.1

Agar bisa mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut seorang

pendidik dinggap mampu menjadi pendidik apabila memiliki kemampuan,

1
(UU Sisdiknas, 2003: & PP.19:2005) https//media.neliti.com

1
2

yang menurut UU Sisdiknas telah dijelaskan bahwa pendidik (guru)

agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional, dituntut

memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dari 4

kompetensi tersebut, seorang guru dituntut agar menjadi guru yang

professional dalam belajar mengajar, namun pada nyatanya tidak semua

guru yang menerapkan kompetensi tersebut, sebagian guru hanya sekedar

mengajar saja tanpa memiliki dan mengetahui 4 kompetensi ini. Kompetensi

pedagogik masih sangat kurang dimiliki seorang guru dalam belajar

mengajar.

Dari observasi awal yang peneliti lakukan, diperoleh informasi

bahwa di MTs Darut Tauhid, Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

Sebagian guru mampu menerapkan kompetensi pedagogik dengan baik

mulai dari awal pembelajaran berlangsung hingga akhir pembelajaran

sercara efektif dan efisien sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan

optimal, Adapun sebagian guru yang kurang memahami tentang kompetensi

pedagogik sehingga dalam melaksanakan pembelajaranya guru tersebut

hanya mengikuti apa kemauan murid nya. Guru membolehkan muridnya

bermain diluar saat jam pelajaran berlangsung. Hal ini terjadi karena

kurangnya pemahaman guru tentang kompetensi pedagogik sehingga murid

bosan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kurangnya perencanaan

pembelajaran di dalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar kurang

berjalan secara efektif.


3

Oleh karena itu, guru di sekolah MTs Darut Tauhid, Kecamatan

Driyorejo Kabupaten Gresik lebih mengembangkan kompetensi pedagogik

dengan mengikuti pelatihan pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah agar

guru tersebut mampu mengoptimalkan pembelajaran di kelas.

Diharapkan dengan bimbingan nya, murid dapat menjadi manusia

yang seutuhnya, yakni memiliki nilai keistiqomahan dan penguasaan

terhadap ilmu pengetahuan serta keterampilan yang mumpuni didalam

mengarungi kehidupannya. Istiqomah merupakan salah satu bentuk akhlak

mulia, suatu istilah Bahasa arab yang sering diucapkan oleh masyarakat

muslim, sifat ini selayaknya dimiliki oleh setiap muslim agar tidak mudah

digoyahkan tantangan maupun halangan dalam memegang tali islam dan

menjalakan ajaran islam. Nilai istiqomah itu merupakan perwujudan dari

istiqomah itu sendiri.2

Ruang lingkup sekolah yang menjadi peran dalam pembentukan

akhlakul karimah pada siswa bukan hanya dari pendidik saja melainkan

teman sebaya juga mengambil peran penting dalam pembentukanya,

sehingga dalam menjadikan siswa berakhlakul karimah perlu lingkungan

yang mendukung dalam berproses untuk memiliki akhlakul karimah. Selaras

dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju

kedewasaan maka kesadaran beragama pada masa remaja berada dalam

keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan

beragama. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami

2
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001), hlm. 43.
4

kegoncangan, daya pemikiran yang abstrak, logic dan kritik mulai

berkembang. Emosinya berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak

dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja yang

demikian itu nampak pula pada dalam kehidupan agama yang mudah goyah,

timbul kebimbangan, kerisauan dan kondisi konflik batin. 3Situasi tersebut,

menyebabkanremaja sulit menentukan pilihan yang tepat, sehingga para

remaja cenderung memilih jalan sendiri, dalam situasi yang demikian itu

sehingga munculnya perilaku menyimpang sangat besar.

Selama ini, kita memaknai istiqomah secara sederhana sebagai

sikap komitmen atau teguh pada pendirianya dan tidak mudah goyah.

Namun, secara luas dan ini banyak dilupakan sebagaian orang. Istiqomah

terlahir dari kolaborasi antara kekuatan pikiran, perasaan, dan tindakan.

Dengan kata lain, istiqomah adalah perasaan dan pikiran yang seirama

dengan tindakan. 4

Problem mendasar yang terjadi saat ini adalah tidak sedikit guru

yang dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya, bahkan muncul gejala

terjadinya kemerosotan harkat dan martabat guru. Hal ini disebabkan karena

semangat dedikatif guru menurun, rendah, belum menjamin terlaksananya

pelayanan profesi secara terarah dan pengakuan secara sehat dari berbagai

pihak. Ini terjadi karena sebagaian guru menampilkan citra yang kurang

professional. Akhir-akhir ini juga nampak bermunculan dimana-mana

terjadinya kenakalan siswa dengan berbagai bentuknya. Masyarakat menilai


3
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001), hlm. 43.
4
Rusdin S Rauf, Quantum Istiqomah, (Yogyakarta: Diva Press,2008), hlm. 3.
5

bahwa terjadinya hal tersebut dikarenakan sebagian dari kurang mampunya

pendidik (guru) di sekolah dalam mentransformasikan nilai-nilai etik dan

belum bisa membentuk karakter siswa. Masyarakat juga mengkritik

partisipasi guru keagamaan dalam membentuk akhlak siswa dinilai masih

lemah dan belum bisa mentransformasikan nilai-nilai substansial ajaran

Islam. Pemerintah telah menyelenggarakan program peningkatan mutu guru

agar profesioanal melalui sertifikasi pendidik, namun dalam kenyataanya

program sertifikasi tersebut apabila hanya melalui penilaian portofolio dan


5
PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) belumlah cukup, tersebut

jelas memiliki sesuatu yang bisa dijual kepada masyarakat, dengan bukti

masyarakat berbondong-bondong memilih lembaga tersebut untuk dijadikan

sebagai tempat pendidikan anak-anaknya. Pemerintah telah

menyelenggarakan program peningkatan mutu guru agar profesioanal

melalui sertifikasi pendidik, namun dalam kenyataanya program sertifikasi

tersebut apabila hanya melalui penilaian portofolio dan PLPG belumlah

cukup, tersebut jelas memiliki sesuatu yang bisa dijual kepada masyarakat,

dengan bukti masyarakat berbondong-bondong memilih lembaga tersebut

untuk dijadikan sebagai tempat pendidikan anak-anaknya. Dan bahkan di

era reformasi sekarang ini, lembaga pendidikan madrasah mulai ikut

memikirkan posisinya, nilai kehadirannya (bargaining position) dalam

masyarakat dan menyadari hak-haknya, sehingga madrasah memiliki

kebebasan yang maksimal untuk bergerak dan berkembang lebih maju.

5
(UU Sisdiknas, 2033: & PP.19:2005) https//media.neliti.com
6

Maju tidaknya madrasah, tergantung pada siapa sumber daya manusianya

yang dalam hal ini adalah guru sebagai pemegang kunci dalam proses

pembelajaran.

Pendidikan secara harfiah adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

pendidik terhadsap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan

tingkah laku. Budi pekerti, keterampilan dan kepintaran secara intelektual,

emosional dan spiritual. Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti

memelihara dan membentuk latihan. Dalam Pendidikan terjadi proses

manusiawi dan proses pewarisan kebudayaan.6

Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju Pendidikan nya.

Karena Pendidikan adalah penentu sebuah bangsa yang berkembang dan

berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah yang

seharusnya dimiliki, dan tertanam dalam pikiran semua orang dalam suatu

bangsa. Karena Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi

pembentukan karakter sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya.

Karena itu, sebuah peradaban yang memberdayakan akan lahir dari suatu

pola Pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif secara

kontekstual, dan mampu menjawab segala tantangan zaman. 7 Oleh karena

itu setiap manusia membutuhkan Pendidikan. Dengan adanya Pendidikan,

kita dapat mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui sebelumnya.

Pendidikan yang maju tidak bias lepas dari peran serta guru sebagai

pemegang kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani,

6
Dwi Prasetia Danarjati, dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 3.
7
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 31.
7

membimbing , membina, dan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang

keberhasilan. Hidup dan mati sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya

kepada guru. Guru mempunyai tanggung jawab menyusun strategi

pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang

cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar,terdorong belajar mau

belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari pelajaran.

Guru adalah figur manusia yang memegang peranan penting dalam

kegiatan proses belajar mengajar. Sebab guru merupakan orang yang

bertanggung jawab dalam mencetak generasi muda, khususnya murid dan

siswa yang berprestasi serta berakhlakul karimah. Aktivitas belajar

mengajar merupakan inti dari proses Pendidikan secara keseluruhan, dengan

guru sebagai peranan utama. Dalam kegiatan tersebut, terdapat kegiatan

yang mengandung serangkaian aktivitas guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi

antar guru dengan siswa tersebut merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar mengajar.8

Dari uraian latar belakang dan fakta yang diuraikan di atas, maka

peneliti di menggangap penting untuk melakukan penelitian tentang

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Keagamaan dalam

Meningkatkan Keistiqomahan Belajar Siswa di MTs Darut Tauhid,

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

8
Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2015), hlm. 193-194.
8

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, penelitian ini memfokuskan

pada Fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik guru keagamaan di

MTs Darut Tauhid ?

2. Bagaimana keistiqomahan belajar siswa di MTs Darut Tauhid ?

C. Tujuan Penelitian

Dari fokus penelitian di atas tujuan yang dikehendaki dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui pengembangan kompetensi pedagogik guru

keagamaan di MTs Darut Tauhid.

2. Untuk mengetahui keistiqomahan belajar siswa di MTs Darut Tauhid.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Manfaat di adakan penelitian ini adalah dapat memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk mengetahui kompetensi pribadi serta

dengan adanya peneliti dapat mengetahui dalam, Pengembangan

kompetensi pedagogik guru keagamaan dalam meningkatkan

keistiqomahan siswa di MTs Darut Tauhid, Kecamatan Driyorejo

Kabupaten Gresik.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam

peningkatan profesionalisme guru.


9

b. Sebagai peneliti memberikan tambahan pemikiran baru berkaitan

dengan pengembangan kompetensi pedagogik dan keistiqomahan

siswa.

c. Sebagai ilmu pengetahuan bagi penulis dan sekaligus pengalaman

dalam penyusunan karya ilmiyah.

3. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa telah ada

penelitian-penelitian terdahulu yang membahas tentang kompetensi

pedagogik. Maka dianggap perlu oleh peneliti untuk memberi gambaran

tentang penelitian-penelitian terdahulu sebagai bukti keaslian dalam

penelitian ini.

Adapun penelitian yang memliki relevansi terhadap penelitian ini

diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Shelly Afrilia Sani (09110275),

membahas tentang Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam

Pembelajaran Agama Islam program Madrasah Aliyah Keagamaan

bertaraf Internasional (MAKBI) di MAN 3 Malang. Penelitian ini

menemukan bahwa upaya peningkatan kompetensi kompetensi guru

meliputi beberapa bidang, pada skripsi ini fokus pada kompetensi

professional guru maka upaya upaya yang dilakukan adalah Kolaborasi

kurikulum antara kemenag dan timur tengah. Penguasaan materi standart

yang meliputi penguasaan bahan pembelajaran (bidang studi) dan

penguasaan bahan pendalaman oleh guru agama. Standart proses dalam


10

menyampaikan materi Bahasa arab murni sekarang tidak lagi menjadi

acuan utama tetapi lebih mengedepankan konten pembelajaran dan tetap

mengedepankan konten pembelajaran dan tetap mengedepankan

pengantar Bahasa arab Pengembangan teori pembelajaran guru PAI

program MAKBI sesuai kondisi kelas.

a. Sama sama membahas tentang kompetensi guru

b. Berbeda pada focus penelitianya, penelitian tersebut focus pada

kompetensi professional, Sedangkan penelitian saya pada kompetensi

pedagogik.9

2. Penelitian yang dilakukan oleh indah Zakiyah Zamania (05110161)

membahas tentang Upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam

proses belajar mengajar di RA Al ikhlas Sukodadi Lamongan. Penelitian

ini menemukan bahwa upaya peningkatan kompetensi guru pedagogik

dilakukan secara berkesinambungan oleh guru yaitu dengan penataran

dan mengikuti seminar/diskusi, Memanfaatkan media cetak/media massa

dan media elektronik, peningkatan profesi melalui belajar sendiri sendiri,

mengikuti kursus dan aktif dalam organisasi keguruan yang berkaitan

dengan pengelolaan pembelajaran. Sedangkan upaya Lembaga atau

kepala sekolah dengan mengadakan lokakarya (workshop), supervise

(pengawasan) terhadap kinerja kedisiplinan guru, Membuat karya ilmiah,

Mengadakan rapat guru , Mengadakan penilaian dan memberikan

penghargaan (reward).

9
Selly Afrilia Sani, Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Agama Islam
Program Madrasah Aliyah Keagamaan Bertaraf Internasional (MAKBI) DI man 3 Malang,
Skripsi , Fakultas Tarbiyah UIN Malang. 2013
11

a. Sama sama membahas tentang pedagogik

b. Berbeda pada proyek penelitian atau tingkatan lembaganya,10

3. Penelitian yang dilakukan oleh Bukhori Muslim (05110234) membahas

tentang Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMA PGRI Mojosari. Penelitian ini

menemukan bahwa, Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PAI

sangat urgen dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Semeua itu

ditandai dengan adanya perencanaan, pelaksanaan dan system evaluasi

yang baik dalam proses belajar mengajar sekaligus dalam penyelesaian

kesulitan belajar yang dialami siswa dengan menerapkan kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki guru meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pelajaran, evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik. 11

a. Sama sama membahas mengenai kompetensi pedagogik

b. Berbeda karena dalam penelitian tersebut, kompetensi pedagogik

untuk penyelesaian masalah kesulitan belajar sedangkan penelitian

saya upaya guru PAI dalam mengembangkan komptensi pedagogik ,

Selain itu juga berbeda dalam obyek penelitianya.

10
Indah Zakiyah Zamaniyah, “Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar di RA Al-Ikhlas Sukodadi Lamongan”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah. UIN Malang.
2009
11
Bukhori Muslim, “Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Mojosari”, Skripsi, Fakultas Tarrbiyah. UIN
Malang. 2010
12

4. Sri Nurmayati (2012) Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negri Alaudin Makasar dengan judul “Strategi Guru

PAI dalam menanamkan Sholat Berjamaah Siswa di SMP

Muhammdiyah 12 Makassar”. Adapun hasil penelitianya adalah guru

melakukan strategi dengan cara memotivasi siswa untuk sholat

berjamaah, membimbing sholat berjamaah, mengevaluasi sholat

berjamaah. 12

5. Sri Mariyati (2015) Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul

Strategi Guru dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan sebagai Upaya

pembinaan Akhakul Karimah Siswa Gondang Legi Malang. Adapun

Hasil Penelitiannya Strategi yang digunakan dengan menekankan kepada

Akhlakul Karimah melalui pembiasaan, Keteladanan dan hukuman. 13

Tabel 1.1

Persamaan dan Perbedaan

No Judul Penelitian Penulis Persamaan Perbedaan


1. Upaya Peningkatan Shelly Membahas Perbedaan
Kompetensi Guru Afrilia mengenai terletak pada
dalam Pembelajaran Sani kompetensi guru fokus penelitian,
Agama Islam penelitian tersebut
Program Madrasah fokus pada

12
Siti Nurmayati, 2012, “Strategi Guru PAI dalam menanamkan Kebiasaan Sholat Berjamaah
Siswa di SMP Muhammadiyah 12 Makassar”, (Makassar: UIN Alaudin Makassar)
13
Sri Maryati (2015) Strategi Guru dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan sebagai Upaya
Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di Gondang Legi ( Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim)
13

Aliyah Keagamaan kompetensi


Bertaraf profesional,
Internasional sedangkan
(MAKBI) di MAN penelitian saya
3 Malang fokus pada
penelitian
pedagogik dan
juga berbeda pada
obyek penelitian.
2. Upaya Peningkatan Indah Membahas Perbedaan
Kompetensi Zakiyah mengenai terletak pada
Pedagogik Guru Iman kompetensi obyek penelitian
dalam Proses pedagogik guru atau tingkatan
Belajar Mengajar di lembaganya
RA Al Ikhlas
Sukodadi
Lamongan
3. Urgensi Bukhori Membahas tentang Fokus
Kompetensi Muslim kompetensi penelitianya,
Pedagogik Guru pedagogik guru penelitian tersebut
Agama dalam fokus pada
Mengatasi kompetensi
Kesulitan Belajar pedagogik untuk
PAI Siswa di SMA mengatasi
PGRI Mojosari kesulitan belajar,
Penelitian saya
fokus pada
mengembangkan
kompetensi
pedagogik guru
keagamaan ,
Perbedaan pula
terletak pada
Obyek penelitian.
14

4 Strategi Guru Sri Membahas tentang Fokus


Agama dalam Nurmaya keistiqomahan / penelitianya,
Menanamkan ti Kebiasaan penelitian
Kebiasaan Sholat tersebut fokus
Berjamaah Siswa pada Strategi
di SMP Guru Agama
Muhammadiyah 12 dalam
Makasar. menanamkan
Kebiasaan Sholat
Berjamaah,
Sedangkan
penelitian saya
fokus
Mengembangkan
kompetensi
pedagogik dalam
menoingkatkan
keistiqomahan
belajar siswa.

5 Strategi Guru Sri Membahas tentang Fokus penelitian


dalam Penanaman Maryati Keistiqomahan tersebut fokus
Nilai-Nilai dalam Berakhlakul pada Strategi
Keagamaan karimah Guru dalam
sebagai Upaya Penanaman Nilai-
pembinaan Nilai Keagamaan
Akhakul Karimah sebagai Upaya
Siswa Gondang pembinaan
Legi Malang. Akhakul Karimah
siswa, Sedangkan
penelitian saya
fokus
pengembangan
kompetensi
pedagogik dalam
meningkatkan
keistiqomahan
siswa, juga
berbeda dalam
tingkatan
Lembaganya.
15

4. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya presepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada.

Sehingga perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah tersebut,

1. Pengembangan

Pengembangan ialah suatu usaha untuk menigkatkan

kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui Pendidikan dan latihan.

2. Kompetensi pedagogik

Kompetensi Pedagogik dalam standar nasional Pendidikan,

Penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

komponen yang dimilikinya. 14

3. Guru Keagamaan

Guru yaitu sebagai orang yang bertugas terkait dengan upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual,

emosional intelektual, fisikal, finansial,maupun aspek lainya. 15 Guru

14
Jamal Ma’mur Asmani, (Cet. ; t.t.: t.p., t. th.), hlm. 59.
15
Moh Roqib & Nurfuadi, (Cet.; t.t.: t.p., t. th.), hlm, 22.
16

Keagamaan yang peneliti maksud dalam penelitianya ini Guru Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak.

4. Keistiqomahan

Upaya seseorang untuk menempuh ajaran agama islam yang

benar dengan tidak berpaling ke kanan maupun ke kiri. Istiqomah ini

mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan kepada Allah lahir dan

batin, dan meninggalkan semua bentuk laranganya. 16

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan/Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Data dikumpulkan dengan latar alami sebagai sumber data

langsung. Penelitian ini diharapkan mampu mendeskripsikan dan

menemukan secara menyeluruh dan utuh mengenai, Pengembangan

Kompetensi Pedagogik Guru Keagamaan dalam Meningkatkan

keistiqomahan Siswa di MTs Darut Tauhid Kecamatan Driyorejo

Kabupaten Gresik.

Adapun alasan peneliti menggunakan metode kualitatif, karena

peneliti ingin memahami secara mandalam masalah yang diteliti dan

bukan menjelaskan hubungan sebab akibat sebagaimana yang dilakukan

peneliti kuantitatif. Jenis studi kasus dilakukan terhadap peristiwa atau

16
Dwi Cahyono (Cet. XI; t.t.: t.p., t. th.), https://www.kompasiana.com.
17

gejala yang sedang berlangsung, bukan gejala atau peristiwa yang sudah

selesai. 17

Dilihat dari jenisnya penelitian ini, dapat di sebut sebagai

penelitian Deskriptif Kualitatif karena dalam penelitian ini yang penulis

lakukan adalah memaparkan, melukiskan kondisi nyata sebagaimana

yang dinyatakan oleh David Williams penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar alamiah , dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertarik secara alamiyah. 18

2. Kehadiran Peneliti di Lokasi Penelitian

Penelitian kualitatif peneliti wajib hadir di lapangan, karena

peneliti merupkan instrumen penelitian utama yang memang harus hadir

sendiri secara langsung di lapangan untuk mengumpulkan data.

Kedudukan peneliti dalam penelitian ini berperan sangat kompleks yaitu

sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir, data

dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitian yang

dilakukan di lokasi penelitian yaitu di Sekolah MTs Darut Tauhid

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

Sehubungan dengan itu peneliti menempuh langkah-langkah

sebagai berikut: (a) sebelum memasuki lapangan, peneliti telah

mendapatkan surat resmi dari lembaga tempat peneliti yaitu Stai Ar-

Rosyid, surat izin penelitian tersebut peneliti sampaikan kepada pimpinan

17
Mudjia Rahardjo, Mengenal Lebih Jauh Tentang Studi Kasus. Materi Kuliah S3 MPI UIN
Malang, 2014.
18
Lexy J. Moleong, M.A Metode Pendidikan Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya , 2002).
hlm. 5.
18

Lembaga Kepala sekolah, MTs Darut Tauhid, yang menjadi fokus

penelitian peneliti. Setelah itu peneliti memperkenalkan diri kepada

Kepala Sekolah dan pihak pihak lain di Lembaga tersebut serta

menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti di lokasi. Kemudian

(b) peneliti menyiapkan segala peralatan yang diperlukan seperti tape

recorder, handycam, camera dan lainya; (c) secara formal mengadakan

kontak berupa observasi dan dokumentasi dengan civitas sekolah baik

melalui pertemuan formal maupun informal; (d) membuat jadwal

kegiatan berdasarkan kesepakatan peneliti dengan subjek penelitian baik

secara langsung maupun melalui telepon; dan (f) melaksanakan

kunjunugan untuk mengumpulkan data sesuai jadwal yang telah

disepakati baik melalui observasi, dokumentasi maupun wawancara.

Kehadiran peneliti di lapangan dimulai di MTs Darut Tauhid

dengan tetap memperhatikan etika penelitian diantaranya adalah: (a)

memperhatikan, menghargai, menjunjung tinggi hak-hak, dan

kepentingan informan; (b) mengomunikasikan maksud penelitian kepada

informan; (c) tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga privasi

informan; (d) tidak mengeksploitasi informan; (e) mengomunikasikan

hasil (laporan) penelitian kepada informan atau pihak-oihak yang terkait

secara langsung dalam penelitian, jika diperlukan; (f) memperhatikan dan

menghargai pandangan informan; (g) nama lokasi (situs) penelitian dan

nama informan tidak disamarkan karena melihat sisi positifnya, dengan

seizin informan waktu diwawancarai dipertimbangkan secara hati-hati


19

segi positif dan negatif informan oleh peneliti, dan (h) penelitian

dilakukan secara cermat sehingga tidak menggangu aktivitas subjek

sehari-hari.

3. Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung di Lembaga Sekolah

MTs Darut Tauhid Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten

Gresik. Peneliti ingin meneliti di Lembaga tersebut dengan alasan :

a. Lembaga madrasah tsanawiyah ini mendapat perhatian dari

masyarakat karena kemampuanya dalam mengemban amanah

Pendidikan.

b. Lembaga madrasah tsanawiyah ini mencetak generasi muslim

yang berakhlakul karimah.

c. Lembaga madrasah tsanawiyah ini mampu bekerjasama dengan

masyarakat dan lingkungan sekitar.

4. Data dan Sumber data

1. Data

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data

yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang Pengembangan

kompetensi pedagogik guru keagamaan dalam meningkatkan

keistiqomahan belajar siswa. Data yang dicari dan dikumpulkan

adalah data tentang nilai islami yang dikembangkan di Sekolah Mts

Darut Tauhid, aktuaklisasi pengembangan kompetensi pedagogik

guru keagamaan dalam meningkatkan keistiqomahan belajar siswa


20

dalam bentuk konsep, strategi, serta implikasi yang dilakukan di

lokasi penelitian tersebut.

data dalam peneltian adalah subjek darimana data-data

dapat diperoleh. Sumber data bias berupa benda, gerak atau proses

sesuatu. 19 Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder . Data

primer (data tangan pertama), adalah data yang diperoleh langsung

oleh dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran

atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari. Data primer yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah hasil dari interview guru Pendidikan Agama

Islam , Waka kurikulum dan beberapa siswa. Data sekunder (data

tangan kedua), adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitianya. Data

sekunder biasanya terwujud data dokumentasi atau data laporan yang

telah tersedia. 20

(a) Data primer yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi

pedagogik guru pai dalam meningkatkan keistiqomahan belajar

siswa didapatkan melalui antara lain; (a) keadaan sekolah; (b) rapat-

rapat/ musyawarah (c) suasana proses belajar mengajar dan (d)

kegiatan lainya yang relevan dengan fokus penelitian. Sedangkan

yang dijaring melalui wawancara antara lain filosofi, ideologi, nilai,

19
Shuharsimi Arikunto , “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: Rineka Cipta.
1997), hlm. 107.
20
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.
21

visi, misi, cita-cita, harapan, keyakinan hidup, dan lainya yang

relevan dengan fokus penelitian.

(a) Data sekunder data ini dijaring melalui dokumen adalah data

yang diperkirakan ada kaitanya dengan fokus penelitian antara lain

tentang (a) sejarah sekolah; (b) pedoman dan peraturan di sekolah;

(c) struktur organisasi sekolah; (d) prestasi sekolah; (e) kurikulum;

(f) peserta didik; (g) pendidik; (h) sarana prasarana dan lainya.

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitan ini adalah data yang langsung

dikumpulkan oleh peneliti dari kata-kata dan tindakan di Sekolah

MTs Darut Tauhid Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Sumber

data utama dalam penelitian ini adalah ucapan-ucapan, ujaran-ujaran

ungkapan-ungkapan, kesaksian-kesaksian dan tindakan-tindakan dari

subjek yang diteliti di Sekolah MTs Darut Tauhid Kecamatan

Driyorejo Kabupaten Gresik. Sumber data utama tersebut diperoleh

dengan wawancara mendalam dan observasi yang peneliti catat

dengan baik seperti yang tertuang dalam transkrip wawancara.

Sumber data selanjutnya adalah data yang tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan

pendidik di Sekolah MTs Darut Tauhid Kecamatan Driyorejo

Kabupaten Gresik, data prestasi serta dokumen yang diperlukan

untuk menjawab fokus penelitian. Berdasarkan pandangan tersebut

data sekunder yang di cari adalah dokumen-dokumen yang terkait


22

dengan sarana prasarana Lembaga, keadaan lingkungan akademik,

dan yang tidak kalah pentingnya adalah dokumen yang terkait

dengan fokus penelitian yaitu konsep, strategi, dan implikasi

pengembangan kompetensi pedagogik guru keagamaan dalam

meningkatkan keistiqomahan belajar siswa di Sekolah MTs Darut

Tauhid Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

a. Teknik Pengumpulan data

Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, maka

peneliti menetapkan beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu:

1) Observasi

Metode ini menggunakan pengamatan yang

dilakukan oleh semua indera baik secara langsung maupun

secara tidak langsung dalam waktu tertentu dimana fakta dan

data tersebut di tentukan. Menurut Sutrisno Hadi Observasi

adalah metode ilmiah yang diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan sistematik fenomena.yang diselidiki, dalam arti luas

observasi tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang

dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.21

Menurut Suharsimi Arikunto dalam pengertian

psikologi observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan

21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hlm. 136.
23

adalah meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Apa yang

dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung.22

Observasi atau pengamatan ini dilakukan agar

peneliti dapat melihat objek penelitian secara langsung dan

mencatat hal-hal yang diperlukan. Dalam mencermati

pengembangan kompetensi pedagogik guru keagamaan dalam

meningkatkan keistiqomahan siswa di MTs Darut Tauhid

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

2) Interview

Interview atau wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.23Dalam penelitian peneliti menggunakan metode

interview bebas terpimpin. Dalam komentarnya Suharsimi

Arikunto mengemukakan, interview bebas terpimpin yaitu

dalam melakukan interview, pewawancara membawa pedoman

yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan

ditanyakan dan untuk selanjutnya pertanyaan-pertanyaan

tersebut di perdalam.24

22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 133.
23
Lexy J.M, (Cet.; t.t.: t.p., t.th.), hlm. 186.
24
Ibid, (Cet.; t.t.: t.p., t. th.), hlm. 202.
24

Adapun data yang diperoleh dari interview ini adalah;

pengembangan kompentensi pedagogik guru keagamaan dalam

meningakatkan keistiqomahan siswa.

Untuk mendapatkan data secara langsung penulis

menggunakan metode interview karena berdasarkan pertimbangan

bahwa:

a) Peneliti dapat keterangan secara langsung dengan informan.

b) Peneliti dapat dengan secara terperinci

menerima penjelasan yang menyangkut

kepentingan penelitian.

c) Peneliti akan lebih dekat dan akrab dengan subjek penelitian.

d) Peneliti akan dapat memperoleh data yang

validdan terhindar dari kesalahan observasi.

Metode ini digunakan untuk wawancara secara langsung pada

saat melakukan interview mengenai bagaimana kompetensi pedagogik

guru keagamaan di MTs Darut Tauhid Gresik, bagaimana cara

pengembangan kompetensi pedagogiknya serta seperti apa

perkembangannya, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang

telah disusun sedemikian rupa sehingga responden diberi kesempatan

untuk menjawab. Interview ini dilakukan dengan kepala sekolah MTs

Darut Tauhid, Guru Keagamaan, Waka Kurikulum dan berberapa

murid sebagai penunjang pengumpulan data.


25

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi tidak kalah penting dari metode-

metode lain, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabeldari dokumen yang sudah ada dilapangan.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya

barang-barang tertulis. Metode dokumentasi merupakan metode

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat,

lengger, agenda dan sebagainya.25

Adapun data yang diperoleh dengan metode ini adalah

data-data atau catatan-catatan yang terkait dengan (a) aktifitas

serta simbol-simbol islami yang ada di Lembaga (b) letak

geografis Sekolah MTs Darut Tauhid (c) berbagai kegiatan yang

terkait dengan pengembangan kompetensi pedagogik guru

keagamaan dalam meningkatkan keistiqomahan siswa di MTs

Darut Tauhid Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

b. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri

sebagai instrumen (human instrumen). Subjek penelitian ini adalah

manusia dengan segala pikiran perasaanya serta sadar akan

25
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Bagian Penerbit, Fakultas Ekonomi UII, 2000), hlm.
206.
26

kehadiran peneliti. Karena itu peneliti beradaptasi dan menyesuaikan

diri serta berguru pada mereka. Kehadiran dan tafsiran dari subjek

tidak dapat digantikan dengan alat lain oleh karena itu dalam

penelitan ini, peneliti adalah perencana, pelaksana pengumpulan

data, penganalisis data, penafsir data dan pada akhirnya berperan

sebagai pelapor hasil penelitian.

Dalam menyusun instrument penelitian ini, peneliti

melakukan (a) memahami langkah-langkah dalam menyusun

instrument (b) mengetahui cara-cara merumuskan butir-butir

instrument dan (c) mengetahui kelengkapan komponen instrument.

6. Analisis Data

Tujuan Analisis data penelitian merupakan bagian yang sangat

penting karena dengan analisis ini data akan tampak manfaatnya terutama

dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai akhir penelitian.

Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti dalam skripsi nanti

adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu pengumpulan data

berupa kata-kata bukan angka-angka. Dengan tujuan menggambarkan

keadaan atau fenomena yang ada dilapangan dengan dipilih-pilih secara

sistematif menurut kategorinya dengan menggunakan bahasa yang

mudah dicerna dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Moleong mengatakan analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,


27

memilah-milah jadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikan, mencari

dan menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan

memutuskan apa yang dapat di ceritakan pada orang lain.26

Teknik analisa data deskriptif kualitatif atau yang diungkapkan

dengankalimat, yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah tahap penyederhanaan data sesuai

dengan kebutuhan agar mudah mendapatkan informasi. Data yang

sudah dikumpulkan akan dikategorikan atau dikelompokkan menjadi

data yang sangat penting, kurang penting, dan tidak penting.

Selanjutnya peneliti bisa menyimpan mana data yang perlu dan

membuang data yang tidak perlu untuk penelitian. Dengan begitu

data akan lebih sederhana dan jelas sehingga mudah ke tahap

selanjutnya.

b. Penyajian Data/ (Display)


Penyajian data dilakukan untuk menampilkan data yang

sudah direduksi ke dalam bentuk grafik, chart, dan lainnya. Tujuannya

agar lebih mudah disampaikan dan dipahami oleh pihak lain. Ini juga

akan memudahkan pembaca dalam menyerap informasi yang terdapat

dalam data.

26
Lexy J.M, (Cet. ; t.t.: t.p., t.th.), hlm. 248.
28

c. Verifikasi Data (Conclusions drawing/verifiying)

Penarikan kesimpulan atau conclusion drawing adalah

informasi yang diperoleh dari data yang sudah disusun dan

dikelompokkan yang kemudian disajikan menggunakan teknik

tertentu. Kesimpulan dapat diletakkan paling akhir atau sebagai

penutup sehingga pembaca dapat menemukan kesimpulan dari seluruh

penelitian. 27

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam setiap penelitian data yang telah ditemukan sebaiknya

dicek kembali keabsahan atau kebenaran datanya, hal ini dimaksudkan

agar hasil penelitian yang telah diteliti dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya dan dapat dibuktikan keabsahannya. Uji keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability,

dependability, dan confirmability. 28

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat

dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji

keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

a. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap

data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian

27
Miles & Huberman, (Cet. ; t.t.: t.p., t.th.), https://www.dqlab.id/blog
28
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 270. http://eprints.ums.ac.id.
29

yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah

dilakukan.

1) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan

kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan

berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber

data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan

antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin

akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga

informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah

diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan

benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek

kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat

dipertanggung jawabkan / benar berarti kredibel, maka

perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

2) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara

berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa

dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan


30

kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek

pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan

disajikan sudah benar atau belum.

Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan

dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian

terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan

hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka

peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada

akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.

3) Triangulasi

Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu. 29

a) Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

29
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 273. http://eprints.ums.ac.id.
31

kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data. 30

b) Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui

wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik

pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana

yang dianggap benar. 31

c) Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di

pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan

data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat

dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila

hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan

secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

datanya. 32

30
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm.274, http://eprints.ums.ac.id.
31
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007 ), hlm. 274, http://eprints.ums.ac.id.
32
Sugiyono,( (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 274, http://eprints.ums.ac.id.
32

b. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di

mana sampel tersebut diambil.33

Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat

ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti

nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika

penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi

sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat

dipertanggungjawabkan.

c. Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata

lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil

yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah

penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan

proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula.

Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor

yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit

keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan

33
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 276. http://eprints.ums.ac.id.
33

penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai

menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data,

melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai

pada pembuatan laporan hasil pengamatan.

d. Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji

confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila

hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian

kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang

dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Validitas

atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang

diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada

objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat

dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai