PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
(cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor). Dengan kata
lain tugas dan peran pendidik yang utama adalah terletak aspek pembelajaran.
nasional.1
1
(UU Sisdiknas, 2003: & PP.19:2005) https//media.neliti.com
1
2
mengajar.
bermain diluar saat jam pelajaran berlangsung. Hal ini terjadi karena
dengan mengikuti pelatihan pelatihan dari sekolah maupun luar sekolah agar
mulia, suatu istilah Bahasa arab yang sering diucapkan oleh masyarakat
muslim, sifat ini selayaknya dimiliki oleh setiap muslim agar tidak mudah
akhlakul karimah pada siswa bukan hanya dari pendidik saja melainkan
dengan jiwa remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju
2
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001), hlm. 43.
4
demikian itu nampak pula pada dalam kehidupan agama yang mudah goyah,
remaja cenderung memilih jalan sendiri, dalam situasi yang demikian itu
sikap komitmen atau teguh pada pendirianya dan tidak mudah goyah.
Namun, secara luas dan ini banyak dilupakan sebagaian orang. Istiqomah
Dengan kata lain, istiqomah adalah perasaan dan pikiran yang seirama
dengan tindakan. 4
Problem mendasar yang terjadi saat ini adalah tidak sedikit guru
yang dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya, bahkan muncul gejala
terjadinya kemerosotan harkat dan martabat guru. Hal ini disebabkan karena
pelayanan profesi secara terarah dan pengakuan secara sehat dari berbagai
pihak. Ini terjadi karena sebagaian guru menampilkan citra yang kurang
jelas memiliki sesuatu yang bisa dijual kepada masyarakat, dengan bukti
cukup, tersebut jelas memiliki sesuatu yang bisa dijual kepada masyarakat,
5
(UU Sisdiknas, 2033: & PP.19:2005) https//media.neliti.com
6
yang dalam hal ini adalah guru sebagai pemegang kunci dalam proses
pembelajaran.
emosional dan spiritual. Pendidikan berasal dari kata didik, mendidik berarti
seharusnya dimiliki, dan tertanam dalam pikiran semua orang dalam suatu
Karena itu, sebuah peradaban yang memberdayakan akan lahir dari suatu
pola Pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif secara
Pendidikan yang maju tidak bias lepas dari peran serta guru sebagai
6
Dwi Prasetia Danarjati, dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 3.
7
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 31.
7
pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang
cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar,terdorong belajar mau
yang mengandung serangkaian aktivitas guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
Dari uraian latar belakang dan fakta yang diuraikan di atas, maka
8
Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2015), hlm. 193-194.
8
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Kabupaten Gresik.
2. Secara Praktis
siswa.
3. Penelitian Terdahulu
penelitian ini.
diantaranya:
pedagogik.9
penghargaan (reward).
9
Selly Afrilia Sani, Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Agama Islam
Program Madrasah Aliyah Keagamaan Bertaraf Internasional (MAKBI) DI man 3 Malang,
Skripsi , Fakultas Tarbiyah UIN Malang. 2013
11
10
Indah Zakiyah Zamaniyah, “Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar di RA Al-Ikhlas Sukodadi Lamongan”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah. UIN Malang.
2009
11
Bukhori Muslim, “Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Mojosari”, Skripsi, Fakultas Tarrbiyah. UIN
Malang. 2010
12
berjamaah. 12
Tabel 1.1
12
Siti Nurmayati, 2012, “Strategi Guru PAI dalam menanamkan Kebiasaan Sholat Berjamaah
Siswa di SMP Muhammadiyah 12 Makassar”, (Makassar: UIN Alaudin Makassar)
13
Sri Maryati (2015) Strategi Guru dalam Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan sebagai Upaya
Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di Gondang Legi ( Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim)
13
4. Definisi Operasional
1. Pengembangan
2. Kompetensi pedagogik
3. Guru Keagamaan
14
Jamal Ma’mur Asmani, (Cet. ; t.t.: t.p., t. th.), hlm. 59.
15
Moh Roqib & Nurfuadi, (Cet.; t.t.: t.p., t. th.), hlm, 22.
16
4. Keistiqomahan
G. Metode Penelitian
Kabupaten Gresik.
16
Dwi Cahyono (Cet. XI; t.t.: t.p., t. th.), https://www.kompasiana.com.
17
gejala yang sedang berlangsung, bukan gejala atau peristiwa yang sudah
selesai. 17
pengumpulan data pada suatu latar alamiah , dan dilakukan oleh orang
mendapatkan surat resmi dari lembaga tempat peneliti yaitu Stai Ar-
17
Mudjia Rahardjo, Mengenal Lebih Jauh Tentang Studi Kasus. Materi Kuliah S3 MPI UIN
Malang, 2014.
18
Lexy J. Moleong, M.A Metode Pendidikan Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya , 2002).
hlm. 5.
18
segi positif dan negatif informan oleh peneliti, dan (h) penelitian
sehari-hari.
3. Latar Penelitian
Pendidikan.
1. Data
dapat diperoleh. Sumber data bias berupa benda, gerak atau proses
data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder . Data
tangan kedua), adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
telah tersedia. 20
siswa didapatkan melalui antara lain; (a) keadaan sekolah; (b) rapat-
19
Shuharsimi Arikunto , “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta: Rineka Cipta.
1997), hlm. 107.
20
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.
21
(a) Data sekunder data ini dijaring melalui dokumen adalah data
(f) peserta didik; (g) pendidik; (h) sarana prasarana dan lainya.
2. Sumber data
1) Observasi
21
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hlm. 136.
23
2) Interview
tersebut di perdalam.24
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 133.
23
Lexy J.M, (Cet.; t.t.: t.p., t.th.), hlm. 186.
24
Ibid, (Cet.; t.t.: t.p., t. th.), hlm. 202.
24
bahwa:
kepentingan penelitian.
3. Dokumentasi
b. Instrumen penelitian
25
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Bagian Penerbit, Fakultas Ekonomi UII, 2000), hlm.
206.
26
diri serta berguru pada mereka. Kehadiran dan tafsiran dari subjek
tidak dapat digantikan dengan alat lain oleh karena itu dalam
6. Analisis Data
penting karena dengan analisis ini data akan tampak manfaatnya terutama
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti dalam skripsi nanti
dan menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan
selanjutnya.
agar lebih mudah disampaikan dan dipahami oleh pihak lain. Ini juga
dalam data.
26
Lexy J.M, (Cet. ; t.t.: t.p., t.th.), hlm. 248.
28
penelitian. 27
a. Credibility
data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian
27
Miles & Huberman, (Cet. ; t.t.: t.p., t.th.), https://www.dqlab.id/blog
28
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 270. http://eprints.ums.ac.id.
29
dilakukan.
1) Perpanjangan Pengamatan
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
3) Triangulasi
dan waktu. 29
a) Triangulasi Sumber
29
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 273. http://eprints.ums.ac.id.
31
b) Triangulasi Teknik
c) Triangulasi Waktu
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila
datanya. 32
30
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm.274, http://eprints.ums.ac.id.
31
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007 ), hlm. 274, http://eprints.ums.ac.id.
32
Sugiyono,( (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 274, http://eprints.ums.ac.id.
32
b. Transferability
dipertanggungjawabkan.
c. Dependability
proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula.
33
Sugiyono, (Cet. ; t.t.: t.p., 2007), hlm. 276. http://eprints.ums.ac.id.
33
d. Confirmability
atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dipertanggungjawabkan.