Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

“KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DI SATUAN PENDIDIKAN”

ANDI MARAULENG
0010.03.50.2022

LATIFA AL-HABSY
0005.03.50.2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji syukur kami hantarkan kepada Allah

SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan yang tak terhingga kepada

manusia selaku hamba-Nya. Dan tak lupa pula, shalawat beriring nada salam mudah-

mudahan tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW. Selanjutnya

hanya dengan taufik dan hidayah-Nya, maka kami dapat menyelesaikan makalah

mengenai Konsep Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan.

Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini. kami

menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kekurangan yang

perlu disempurnakan. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak agar dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada.

Akhirnya hanya kepada Allah jugalah kita kembali, dengan seiring doa

semoga makalah ini dapat digunakan untuk semua pihak dan bermanfaat.

Amiin Ya Rabbal’alamin. Wassalamualaikum wr.wb.

Makassar, Juni 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi

yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik,

kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah

kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu

lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat

dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan

pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak

didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang

masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.1

Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan

karakter bersumber pada agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendiidkan nasional.

Berdasarkan kajian dari sumber sumber tersebut, telah teridentifikasi 80 butir nilai

karakter yang dikelompokkan menjadi lima nilai yang harus ditanamkan kepada

siswa, yakni; Nilai karakter dalam hubunganya dengan Tuhan Yang Maha Esa, nilai

karakter dalam hubunganaya dengan diri sendiri, jujur, tanggung jawab dan bergaya

hidup sehat.

Akan tetapi dalam pelaksanaanya, pendidikan karakter memiliki

permasalahan tersendiri. Sekolah sebagai salah satu institusi penyelenggara

pendidikan nasional yang semestinya menjadi pilar utama dalam pelaksanaan

1
Departemen Agama, Kendali Mutu, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam,2001)

3
pendidikan karakter, sehingga perbaikan moral dan akhlak bangsa dapat dilakukan

secara sistemik. Berbagai problematika dialami oleh Lembaga pendidikan,

sehingga pelaksanaan dan hasil pendidikan karakter belum berjalan secara

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari output dan outcome yang dihasilkan belum

dapat dikategorikan memuaskan secara keseluruhan.

Berbagai program dan upaya telah dilakukan dalam rangka menanamkan

karakter positif. Hasilnya, ada yang menggembirakan ada pula yang masih

membuat guru kecewa. Secara umum perilaku siswa telah mencerminkan akhlakuk

karimah. Akan tetapi sebagian diantaranya justru sebaliknya, masih berperilaku

kurang baik. Sebagai contoh perilaku buruk yang masih terjadi ialah membuang

sampah sembarangan, datang terlambat, membolos, bertengkar dengan sesama

teman, tidak mengerjakan tugas, berkata jorok, adanya laporan kehilangan uang dan

barang di tas pada saat jam istirahat, main sepeda kawan tanpa izin, aksi vandalism,

bermain permainan yang mengandung unsur judi, berbuat gaduh pada saat belajar

dan lain sebagainya.

Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititik beratkan pada

kecerdasan kognitif. Hal ini dapat lihat dari organisir sekolah-sekolah yang masih

ada dengan ujian, mulai dari ujian mid, ujian akhir hingga ujian nasional. Ditambah

latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan di

buku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan sehari-hari para siswa.

Saatnya para pengambil kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat

senantiasa menyempurnakan persepsi bahwa ukuran keberhasilan tak hanya dilihat

dari prestasi angka-angka. Hendaknya institusi sekolah menjadi tempat yang

senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun

4
dan membentuk karakter unggul. Oleh karena itu, penulis akan membahas makalah

dengan judul “Konsep Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang di atas yaitu

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?

2. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan karakter ?

3. Apa saja nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter yang ada di sekolah ?

4. Bagaimana prinsip-prinsip pelaksanaan Pendidikan karakter ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan berasal dari bahasa Inggris education berasal dari bahasa

Latin educare atau educere yang artinya melatih atau menjinakkan juga berarti

menyuburkan (membuat tanah menjadi baik yang siap menjadi persemaian

tumbuhan yang berkembang baik karena tanahnya digarap dan diolah).2

Marimba merumuskan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan

secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani

maupun rohani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pengertian ini

sangat sederhana meskipun secara substansi telah mencerminkan pemahaman

tentang proses pendidikan. Menurut pengertian ini, pendidikan hanya terbatas

pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik.3 Pendidikan juga bisa

diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik

dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan demi

peranannya di masa yang akan datang.

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,

perilaku, kepribadian, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter

adalah berkepribadian, berperilaku, berperilaku, bertabiat, dan berwatak”.

2 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik dan Praktik (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2016), 288.


3
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter di Sekolah: Revitalisasi Peran Sekolah dalam
Menyiapkan Generasi Bangsa Berkarakter (Yogyakarta: Samudra Biru, 2017), 13.

6
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa alatin character, yang

berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.

Sedangkan secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia secara pada

umumnya yang bergantung pada fakor kehidupannya sendiri. Beberapa ahli

mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian karakter diantara yaitu:

Fitri menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia

yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma,

budaya, dan adat istiadat”4

Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada

diri seseorang yang mendasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam

lingkungan keluarka ataupun masyarakat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem yang menyembunyikan nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap

Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun

Kebencian sehingga menjadi manusia insan kamil.

Menurut Thomas Lickona, pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan

dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character)

berlandaskan kebajikan-kebajikan individu maupun masyarakat.5

4 Agus, Zaenul, Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz,2012), hlm.20.
5
Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Esensi, 2011. hal. 23.

7
Sedangkan menurut Elkind Pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang

dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru

membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan

bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,

bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya

Jadi Pendidikan Karakter merupakan pendidikan yang dilakukan dalam

rangka membentuk kepribadian seseorang dengan cara melakukan pembiasaan-

pembiasaan kegiatan positif agar muncul kesadaran untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang baik.

B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter

1. Tujuan Pendidikan Karakter

Sejalan dengan pendidikan pasti ada tujuan dari pendidikan. Begitu pula

dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki tujuan tersendiri tetapi tidak

meyimpang dari tujuan pendidikan yang ada. Fadlilla mengatakan bahwa” tujuan

pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan anak supaya mempunyai

karakter yang baik, yang mana nantinya anak dewasa sudah menjadi kebiasaan

dalam kesehariannya”. Selain itu tujuan pendidikan karakter lebih intensif kaada

nilai-nilai yang dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Kemendiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu:

a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berhati

baik, berpkiran baik, dan berprilaku baik.

b. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikutur.

8
c. Meningkatkan peradaban bangsayang kompetitif dalam pergaulan dunia.6

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas tentang tujuan dari pendidikan

karakter dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah

penanaman dan pengembagan nilai-nilai positif untuk membentuk akhlah yang

sesuai dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan

yang baik dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul,

bermartabat, dan memiliki wawasan luas.

Tujuan dari aplikasi pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang

sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD1945.

Pendidikan karakter yang diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan

tujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleransi, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,

Berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan

takwa kepadaTuhan yang Maha Esa. Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter

adalah menanamkan dan menerapkan nilai-nilai karakter yang berdasarkan 18

(delapanbelas) nilai karakter menurut pemenang Pendidikan nasional (Kemdiknas)

yaitu: Religius, Jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

akrab/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, Peduli lingkungan, peduli sosial,

dan tanggungjawab (Kemdiknas,2011).

Nilai– nilai karakter tersebut merupakan tanggungjawab kita semua (guru,

orangtua, dan masyarakat) dalam menanam dan membentuk karakter pada siswa.

6 Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di Satuan Pendidikan


Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
dan Perbukuan,2011),hlm.2.

9
Berdasarkan pernyataan di atas, karakter yang harus dibentuk melalui

pendidikan karakter yaitu menjadikan siswa:

a) Taat pada keyakinan (agama) masing – masing;

b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis;

c) Memiliki sikap jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan adaptif pada

perubahan sosial dan budaya;

d) Memiliki wawasan yang luas;

e) Memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan sekitar;

f) Memiliki sikap toleransi dan menjunjung persatuan yang tinggi.

2. Manfaat Pendidikan Karakter

Menanamkan pendidikan karakter sejak kecil begitu penting supaya peserta

didik dapat menjadi orang lebih baik, unggul, dan bermartabat. Pemerintah melalui

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan rekomendasi supaya

memasukkan suatu ajaran pada pembentukan karakter pada setiap berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar. Dengan harapan dengan adanya pendidikan karakter

sehingga bisa mengurangi keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan

juga membangun karakter peserta didik menjadi lebih positif.

Manfaat pendidikan karakter menurut Fadillah yaitu “menjadikan manusia

agar kembali kepada fitrahnya, yaitu selalu menghiasi kehidupannya dengan nilai-

nilai kebajikan yang telah digariskan”.7

Pendidikan karakter yang dilakukan pada usia dini adalah wujud nyata

dalam mempersiapkan generasi yang berkarakter demi kemajuan dan kemakmuran

bangsa.

7 M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz,2013), hlm 27.

10
Menurut kemendiknas fungsi atau manfaat dari pendidikan karakter yaitu:

a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multicultural

b. Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu

mengkontribusi terhadap pengembangan kehidupan manusia.

c. Membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikirn baik, dan berprilaku

baik serta keteladanan baik.

d. Membangun sikap warga Negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan

mampu hidup berdampingan dengan bnagsa lain dalam suatu harmoni.

C. Nilai-Nilai Karakter yang ditumbuhkan di Sekolah

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter

bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini :

1) Agama

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan

individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan

kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-

nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai

pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan

kaidah yang berasal dari agama.

2) Pancasila

Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan

kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada

Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang

terdapat dalam UUD 1945. nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi

11
nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,

budaya. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan

peserta didik menjadi warga yang baik, yaitu warga negara yang memiliki

kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupannya sebagai warga negara.

3) Budaya

Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat

yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-

nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep

dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang

demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi

sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4) Tujuan Pendidikan Nasional

Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia,

dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur.

Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus

dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional

adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan

budaya dan karakter bangsa.8

Ada 18 Nilai-nilai dalam pengembangan budaya dan karakter bangsa yang

dibuat oleh Diknas. 18 Nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut adalah:

1. Religius

8
Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter di Sekolah: Revitalisasi Peran Sekolah dalam Menyiapkan
Generasi Bangsa Berkarakter. Yogyakarta: Samudra Biru, 2017. hal.26-30.

12
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru

dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

13
9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati

keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca

14
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain

dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.9

Religiusitas seringkali merupakan sikap batin seseorang ketika berhadapan

dengan realitas kehidupan luar dirinya misalnya hidup, mati, kelahiran, bencana

banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan sebagainya. Menyadari tentang kekuatan

tersebut seharusnya memberikan dampak positif terhadap perkembangan hidup

seseorang apabila ia mampu menemukan maknanya. Kegiatan religius yang dapat

diajarkan kepada peserta didik di sekolah tersebut yang dapat dijadikan sebagai

pembiasaan, di antaranya berdoa atau bersyukur, melaksanakan kegiatan di

mushola, merayakan kegiatan keagamaan.10

9
Syafiq Riza. Madrasah Karakter. Jember: MT Babussalam, 2014. hal. 24-25.
10
Syamsul Kurniawan. Pendidikan Karakter di Sekolah: Revitalisasi Peran Sekolah dalam
Menyiapkan Generasi Bangsa Berkarakter. Yogyakarta: Samudra Biru, 2017. Hal 79.

15
D. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan di sekolah akan berjalan lancar, jika dalam pelaksanaannya

memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan

beberapa rekomendasi prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif

sebagai berikut;

1. Memperomosikan nila-nilai dasar etika sebagai basis karakter

2. Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup pemikiran,

perasaan dan perilaku

3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk mebangun

karakter.

4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang

baik;

6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang

menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu

mereka untuk sukses.

7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi

tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.

9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun

inisiatif pendidikan karakter.

10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha

membangun karakter.

16
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter,

dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.11

Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan olah kemendiknas,

dasyim budimasyah berpendapat bahwa program pendidikan karakter disekolah

perlu dikembangkan dengang berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;

1. Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan

(kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa proses pengembangan nilai-nilai

karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk

sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan pendidikan.

2. Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran

terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan

pendidikan. Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan mengintegrasikan

dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler pelajaran, sehingga semua

mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut.

Pengembangan nilai-nilai karakter uga dapat dilakukan dengan melalui

pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler,

seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya.

3. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal

tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata

pelajaran agama yang (yang di dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan

dengan proses, pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya

membiasakan (habit).

11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas 2010. Hal.10.

17
 Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active

learning) dan menyenangkan (enjoy full learning). Proses ini menunjukkan bahwa

proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru.

Sedangkan guru menerapkan “tutwuri handayani “dalam setiap perilaku yang

ditunjukan agama.12

Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah

Kebijakan pemerintah melalui Kemendikbud tentang kurikulum karakter

pendidikan 2013 perlu mendapat apresiasi yang baik. Apalagi jika dilakukan

penerapan pendidikan karakter anak usia dini, maka pembentukan kepribadian

dapat membawa manfaat yang luar biasa. Adapun urgensi atau arti pentingnya

pendidikan karakter bagi siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter adalah cara yang paling tepat untuk memastikan para

siswa memiliki karakter dan kepribadian yang baik dalam hidupnya.

2. Pendidikan karakter ini dapat meningkatkan prestasi akademik peserta

didik.

3. Beberapa siswa tidak mampu membentuk karakter yang baik untuk dirinya

sendiri di tempat lain.

4. Pendidikan karakter mampu membentuk individu yang menghormati dan

menghargai orang lain dan hidup dalam masyarakat yang heterogen.

12
http://edhakidam.blogspot.com/2015/01/makalah-pentingnya-pendidikan-
karakter.html

18
5. Pendidikan karakter berperan sebagai usaha dalam mengatasi akar masalah

moral-sosial, yaitu ketidakjujuran, kekerasan, ketidaksopanan, etos kerja

rendah, dan lain-lain.

6. Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk

ke dunia kerja/usaha.

7. Sebagai cara untuk melarang nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari

kerja suatu peradaban.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat

pada diri seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam

lingkungan keluarka ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar

yang dilakukan manusia untuk mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang

tidak diketahui atau mengembangkan potensi-potensi bawaaan yang dimilikinya

semenjak dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha atau

bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku

sesuai dengan normanorma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun

dilingkungan keluarga.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan

nilai-nilai positif untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga

mendasarkan dan memfasilitasi bentuk pendidikan yang baik dan positif sehingga

peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul, bermartabat, dan memiliki

wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa mengurangi

keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter

peserta didik menjadi lebih positif.

B. Saran

Makalah Ini di susun berdasarkan hasil bacaan penulis dari beberapa buku

dan jurnal yang tersedia di perpustakaan pribadi dan juga online serta beberapa

rujukan dari jurnal yang tersedia dimedia sosial. Sebagai suatu hasil pemikiran

20
maka tentunya makalah ini masih memiliki kekurangan sehingga sangat

membutuhkan saran dan kritikan dari para pembaca dan juga dari Dosen Pengampu

mata kuliah MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN di Megister

Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

untuk menambah khazanah pemikiran makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, Agus Zaenul, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,
Jogjakarta: Ar-Ruzz,2012.

Hariyanto, Muchlas Samani Konsep dan Modal Pendidikan Karakter,


Bandung; Remaja Rosdakarya,2012.

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman Di


Satuan Pendidikan Rintisan), (Jakarta: Kementerian Pendiikan
Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan,2011)

Fadlillah, M Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Yogyakarta: ArRuzz,2013.

Riza, Syafiq. Madrasah Karakter. Jember: MT Babussalam, 2014.

Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter di Sekolah: Revitalisasi Peran


Sekolah dalam Menyiapkan Generasi Bangsa Berkarakter.
Yogyakarta: Samudra Biru, 2017.

http://edhakidam.blogspot.com/2015/01/makalah-pentingnya-pendidikan-
karakter.html
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pembinaan Pendidikan Karakter
di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas 2010.

Saptono, Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Esensi, 2011.

Mu’in, Fatchul, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoretik dan Praktik,


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

22

Anda mungkin juga menyukai