Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER
MEMBANGUN SEKOLAH BERKARAKTER

Dosen Pengampu :
Faradilla Iedliany, M. Psi, Psikolog.
Disusun Oleh :
Mia : 8620601220022
Rara Anggraini : 8620601220021
Tri Jayanti AB : 8620601220016

PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Karaker berjudul “Membangun
Sekolah Berkarakter ”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran semester III dengan dosen pengampu Faradilla Iedliany, M.Psi.,
Psikolog. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Karakter yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami.
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya,
dengan segala kerendahan hati , saran dan kritik yang konstruktif sangat kami
harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas yang
lain pada waktu mendatang.

Banjarbaru, 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
A. Sekolah Berkarakter Dan Beda Kepribadian Berkarakter ...............
B. Tujuan Membangun Sekolah Berkarakter.......................................
C. Cara Membuat Sekolah Menjadi Sekolah Yang Berkarakter..........
D. Cara Menciptakan Sekolah Berkarakter...........................................
E. Contoh Program Pendidikan Karakter.............................................
F. Pendidikan Karakter Yang Sudah Berhasil......................................

BAB III PENUTUP...............................................................................


A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan karakter merupakan pemahaman akan nilai-nilai agama,
budaya, dan sosial yang mampu membentuk akhlak manusia menjadi lebih
bermoral dan berbudi pekerti luhur sehingga mampu menilai dan
meneladani sikap yang baik dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pendidikan memiliki tujuan umum yakni untuk memanusiakan manusia
sehingga dalam pendidikan yang diolah bukan hanya kecerdasan otak
(head) tetapi juga kecerdasan hati (heart), dan ketrampilan untuk
menciptakan (hand). Pendidikan dikatakan berhasil bila ketiga aspek
tersebut berpadu (balanced) dalam diri peserta didik.
Menurut Ali Ibrahim Akbar (2009), praktik pendidikan di Indonesia
cenderung lebih berorentasi pada pendidikan berbasis hard
skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat
mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun kurang
mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional
intelligence (EQ), dan spiritual intelligence (SQ). Pembelajaran diberbagai
sekolah bahkan perguruan tinggi lebih menekankan pada perolehan nilai
hasil ulangan maupun nilai hasil ujian. Banyak guru yang memiliki
persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah
memiliki nilai hasil ulangan/ujian yang tinggi.
Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar, dewasa ini sangat
diperlukan dikarenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
karakter dalam diri anak bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa
Sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat
dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif.
Berbagai permasalahan yang melanda bangsa belakangan ini ditengarai
karena jauhnya kita dari karakter, oleh karena itu pentingnya menciptakan
sekolah yang berkarakter.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Membangun Sekolah Berkarakter?
2. Mengetahui Apa Tujuan Membangun Sekolah Berkarakter?
3. Bagaimana Cara Membuat Sekolah Menjadi Sekolah Yang
Berkarakter?
4. Bagaimana Cara Melibatkan Para Siswa Dalam Menciptakan Sekolah
Berkarakter?
5. Apa Pengertian Dari Beda Karakter Dan Kepribadian?
6. Bagaimana Contoh Program Pendidikan Karakter?
7. Bagaimana Gambaran Dari Pendidikan Karakter Yang Sudah Berhasil?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Membangun Sekolah Berkarakter.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Membangun Sekolah Berkarakter.
3. Untuk Mengetahui Cara Membuat Sekolah Menjadi Sekolah Yang
Berkarakter.
4. Untuk Mengetahui Cara Melibatkan Para Siswa Dalam Menciptakan
Sekolah Berkarakter.
5. Untuk Mengetahui Dari Beda Karakter Dan Kepribadian.
6. Untuk Mengetahui Contoh Program Pendidikan Karakter.
7. Untuk Mengetahui Gambaran Dari Pendidikan Karakter Yang Sudah
Berhasil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Membangun Sekolah Berkarakter


Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan
yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama,budaya,danadatistiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaansarana, prasarana, dan, pembiayaan, dan,ethos
kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar
membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik,
melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi
perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan
menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan
menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi (Doni Koesoema A.Ed).
Membangun sekolah berkarakter adalah upaya sekolah untuk
menanamkan nilai-nilai budaya karakter dalam diri setiap warga
sekolah melalui berbagai kegiatan baik dalam maupun luar kelas.
Sekolah berkarakter adalah suatu lembaga pendidikan yang secara
aktif dan terencana melibatkan proses pembentukan karakter dan nilai-
nilai moral dalam seluruh aspek kegiatan pembelajaran dan kehidupan
sekolah. Pada dasarnya, konsep sekolah berkarakter menekankan
pentingnya pengembangan aspek karakter peserta didik selain
peningkatan akademis.
Beberapa poin dalam sekolah berkarakter melibatkan:
1 Pembentukan Karakter,sekolah berkarakter berfokus pada
pengembangan karakter peserta didik, yang mencakup nilai-
nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerja sama,
rasa hormat, dan kepedulian.
2 Penglibatan Seluruh Komunitas Sekolah,semua anggota
komunitas sekolah, termasuk guru, staf, siswa, dan orang tua,
terlibat aktif dalam proses pembentukan karakter.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat dianggap penting
dalam mendukung pembelajaran karakter di sekolah.
3 Mengembangkan Budaya Sekolah Berkarakter,sekolah
berkarakter menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan karakter dengan mempromosikan norma-
norma dan nilai-nilai positif. Ini dapat melibatkan penerapan
kebijakan, program-program, dan kegiatan yang mendukung
nilai-nilai karakter.

Dengan demikian, sekolah berkarakter berusaha menciptakan


lingkungan pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan
akademis, tetapi juga membantu peserta didik tumbuh menjadi individu
yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki moralitas yang kuat.
Membangun sekolah berkarakter merupakan tugas yang tidak
mudah, tetapi sangat penting untuk dilakukan. Sekolah berkarakter akan
menghasilkan lulusan yang memiliki nilai-nilai budaya karakter yang kuat.
Lulusan yang memiliki nilai-nilai budaya karakter yang kuat akan menjadi
warga negara yang baik dan dapat memberikan kontribusi positif bagi
bangsa dan negara.

B. Tujuan Membangun Sekolah Berkarakter


Membangun sekolah berkarakter memiliki sejumlah tujuan yang
sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Berikut adalah
beberapa tujuan utama membangun sekolah berkarakter:
1 Membentuk Peserta Didik Berkarakter Unggul
membentuk peserta didik yang tidak hanya memiliki
keunggulan akademis, tetapi juga karakter yang baik.
Sekolah berkarakter bertujuan untuk menciptakan
individu yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan
moralitas yang kuat.
2 Menanamkan Nilai-Nilai Moral dan Etika. Hal ini
mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan,
tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain
3 Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Positif
Sekolah berkarakter berupaya menciptakan lingkungan
pembelajaran yang positif dan aman. Mencakup budaya
sekolah yang mendukung keberhasilan akademis dan
perkembangan karakter peserta didik.
4 Mengurangi Perilaku Negatif
Dengan memfokuskan pada pembentukan karakter,
sekolah berusaha mengurangi perilaku negatif seperti
bullying, kekerasan, dan pelanggaran etika lainnya. Hal
ini menciptakan lingkungan yang lebih aman dan
mendukung.
5 Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
Membangun sekolah berkarakter juga memiliki dampak
positif pada masyarakat secara keseluruhan. Peserta didik
yang memiliki karakter yang baik diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam masyarakat dan
memperbaiki kualitas hidup bersama.
6 Mendorong Pengembangan Soft Skills
Selain keterampilan akademis, sekolah berkarakter juga
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan lunak
(soft skills) seperti keterampilan interpersonal,
komunikasi, dan kerjasama.
7 Mengajarkan Etika Kerja
Berupaya mengajarkan etika kerja dan nilai-nilai yang
terkait dengan keberhasilan di dunia kerja. Ini melibatkan
aspek tanggung jawab, dedikasi, dan integritas.
Dengan mencapai tujuan ini, sekolah berkarakter diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk
individu yang lebih baik, memperkuat masyarakat, dan menciptakan
masa depan yang lebih baik.

C. Strategi Membuat Sekolah Menjadi Sekolah Yang Berkarakter


Membangun sekolah yang berkarakter melibatkan pendekatan
komprehensif yang mencakup berbagai aspek, termasuk kurikulum,
pengembangan siswa, lingkungan sekolah, dan keterlibatan orang tua.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu
membangun sekolah yang berkarakter:
1. Penyusunan Kurikulum yang Berfokus pada Pendidikan
Karakter
Integrasi nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum
akademik. Pengembangan program pelatihan bagi guru
untuk mengajarkan dan mempromosikan karakter positif.
2. Pembentukan Tim dan Komite Karakter
Membentuk tim atau komite khusus yang terdiri dari
guru, staf, dan orang tua untuk merancang dan
melaksanakan program karakter. Melibatkan siswa dalam
proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan karakter.
3. Lingkungan Fisik yang Mendukung Karakter
Menyusun lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan
mempromosikan kerjasama. Menyediakan ruang dan
fasilitas yang mendukung nilai-nilai karakter, seperti
ruang doa/meditasi atau area pameran prestasi karakter.
4. Pelatihan dan Pengembangan Guru
Memberikan pelatihan reguler kepada guru untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang pendidikan
karakter dan cara mengintegrasikannya ke dalam
pengajaran mereka. Mendorong kolaborasi antar guru
untuk berbagi ide dan praktik terbaik terkait pendidikan
karakter.
5. Keterlibatan Orang Tua
Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah, seperti
pertemuan, seminar, atau proyek kolaboratif yang
melibatkan siswa dan orang tua. Menyelenggarakan sesi
pengembangan orang tua tentang pentingnya mendukung
pendidikan karakter di rumah.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, sekolah
dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak
hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada
pembentukan karakter yang kuat dan positif pada setiap
siswa.
D. Cara Melibatkan Para Siswa Dalam Menciptakan Sekolah Berkarakter
Membentuk karakter siswa, selain kemampuan
akademis, membentuk karakter siswa merupakan target penting
Pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah bertujuan
untuk membentuk karakter siswa supaya memiliki sifat atau ciri khas
yang melekat pada diri seseorang dalam berperilaku sehari-hari.
Tentu saja untuk membentuk karakter siswa tidak dapat dilakukan
sendiri oleh guru di sekolah. Pembentukan karakter siswa juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan maupun orang terdekat, misalnya
keluarga dan lingkungan sekitar. Bahkan keluarga adalah tempat
belajar dan pembentukan karakter pertama yang diperoleh oleh anak.
Lingkungan sekolah sebagai salah satu tempat anak memperoleh
pendidikan karakter dirumuskan dalam UUD no 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pada pasal 1 yang berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Diharapkan melalui pendidikan karakter di sekolah, akan
tercipta generasi yang cerdas, bermoral, berakhlak mulia, dan
berpendidikan. Untuk mewujudkan hal itu guru harus memiliki cara
membangun karakter siswa. Strategi guru dalam pembentukan karakter
siswa bermacam-macam.
Berikut ini 8 cara membentuk karakter siswa yang dapat guru lakukan
di kelas:
Cara Membentuk Karakter Siswa
1. Melalui kegiatan literasi
Setiap guru pasti sudah mengetahui bahwa salah
satu tujuan Literasi yang diterapkan di sekolah salah
satunya adalah untuk membentuk karakter siswa. Literasi
tidak selalu tentang kemampuan membaca dan menulis.
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah
dan memahami informasi saat melakukan proses
membaca dan menulis. Diharapkan siswa dapat
memahami dan memetik pelajaran dari buku yang
dibacanya. Pengembangan karakter peserta didik di
sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya
dengan membuat pojok baca, membaca nyaring (read
aloud), pohon Literasi, lain sebagainya. Sebagai guru
harus mengatur sedemikian rupa supaya kegiatan literasi
dapat berjalan menyenangkan bukan menjadi beban
supaya siswa dapat menyerap setiap pesan dari kegiatan
literasi yang dilakukannya.
Cara guru membentuk karakter siswa tidak akan
berhasil jika tidak diiringi dengan rencana matang
bagaimana mengaplikasikan cara-cara tersebut. Lakukan
dengan tulus dan secara konsisten supaya target
pendidikan karakter tercapai. Bagaimanakah cara yang
harus guru lakukan supaya siswa memiliki karakter yang
baik. Bagaimana mungkin siswa berkarakter baik jika
gurunya tidak memberikan contoh yang baik.
2. Mengajarkan sopan dan santun
Strategi membentuk karakter siswa di sekolah salah
satunya dengan menerapkan 5S yaitu salam, senyum,
sapa, sopan dan santun. Mengajarkan sopan santun tidak
hanya dengan menuliskannya di lorong-lorong sekolah
atau di dinding kelas. Sopan santun dapat diajarkan lagi-
lagi dengan teladan. Guru harus menegur siswa yang
bertindak kurang sopan supaya siswa tahu apa yang
dilakukan atau dikatakan tidak tepat. Ada kalanya siswa
melakukan hal yang tidak sopan bukan karena sengaja
melainkan karena mereka belum tahu yang mereka
lakukan itu tidak baik. Berikan teguran dengan cara yang
lemah lembut dan tidak menghakimi karena itu juga
bentuk memberikan pelajaran sopan santun.
3. Menyisipkan pesan moral dalam setiap pelajaran
Membentuk karakter siswa dapat dilakukan dengan
menyisipkan pesan moral dalam setiap pelajaran. Ajarkan
siswa untuk mengambil hikmah dari setiap pelajaran
yang dipelajari. Dengan demikian siswa dapat
mengetahui bahwa ilmu yang sedang dipelajarinya
memang penting untuk masa depannya. Apakah
pendidikan karakter dapat disisipkan dalam setiap
pelajaran, bisa. Contohnya pelajaran Matematika hanya
tentang angka-angka dan rumus-rumus saja. Dalam
pelajaran Matematika guru dapat menanamkan karakter
bersabar, kerja keras, jujur, dan pantang menyerah dalam
menyelesaikan tugas atau soal yang diberikan. Dengan
demikian siswa akan tumbuh dan siap menghadapi
masalah hidup, serta selalu berpikir optimis, dan berusaha
untuk menyelesaikan masalahnya.
4. Memberikan penghargaan apresiasi
Strategi membentuk karakter siswa yang dapat guru
terapkan adalah dengan memberikan apresiasi pada
siswa. Ucapan selamat dan terima kasih jangan hanya
diberikan saat murid atau siswa berhasil mengukir sebuah
prestasi. Berikan apresiasi pada setiap kemajuan yang
siswa buat sekecil apapun. Misalnya saat siswa datang
tepat waktu, bersedia membantu temannya, atau berani
jujur. Pembentukan karakter siswa dengan cara seperti ini
tidak hanya membuat siswa lebih percaya diri, siswa juga
akan semakin bersemangat dalam belajar karena merasa
diakui dan dihargai. Bagi siswa lain hal ini dapat menjadi
inspirasi sehingga mereka juga kan berusaha lebih baik
selama proses belajar.
5. Jujur dan open-minded
Strategi pendidikan karakter di sekolah dapat
dilakukan dengan memberitahu siswa bahwa setiap
manusia tentu pernah luput dari kesalahan, tak terkecuali
guru. Saat melakukan kesalahan jangan pernah malu
untuk mengakui dan meminta maaf pada siswa. Guru
juga harus legowo saat murid memberikan koreksi. Hal
ini penting untuk dilakukan karena terbuka menerima
kritik, berani berkata yang sebenarnya, dan bersedia
mengakui kesalahan adalah bentuk contoh perilaku yang
harus siswa teladani. Dengan begitu siswa dapat
melakukan yang yang sama saat mengalami pengalaman
serupa.
6. Menanamkan leadership
Leadership atau jiwa kepemimpinan adalah salah
satu karakter siswa yang harus dibangun. Sifat
kepemimpinan dapat dilatihkan melalui pendidikan
karakter. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
menjadi pemimpin secara bergantian adalah salah satu
contoh pendidikan karakter di sekolah. Cara lainnya
untuk menanamkan leadership pada siswa dengan cara
memberikan tugas secara berkelompok. Setiap kelompok
harus memiliki pemimpin dan anggota. Tanamkan bahwa
leadership bukan berarti harus selalu menjadi pemimpin
orang lain. Ketika menjadi anggota kelompok dan dapat
memberikan kontribusi pada kelompok artinya siswa
sudah dapat memimpin dirinya sendiri.
7. Menceritakan pengalaman inspiratif
Sebelum memulai pembelajaran atau bahkan di
sela-sela pembelajaran di kelas, guru dapat menceritakan
pengalaman inspiratif baik pengalaman diri sendiri atau
tokoh-tokoh terkenal. Hal ini akan menginspirasi siswa
untuk menjadi lebih baik. Cerita inspiratif tidak hanya
tentang keberhasilan seseorang saja, cerita tentang
kegagalan seseorang dan bagaimana ia bangkit dari
keterpurukannya akan memberikan pelajaran yang
berharga bagi siswa.
Guru juga dapat meminta siswa untuk menceritakan
pengalamanya, pengalaman orang tua, atau tokoh
idolanya di kelas. Dengan saling berbagi cerita dan
pengalaman, siswa akan belajar satu sama lain sehingga
terbit cita-cita untuk menjadi seperti orang yang
diceritakan dan memiliki solusi saat menghadapi masalah
yang sama.
8. Memberikan teladan
Siswa harus mendapatkan contoh bagaimana
berperilaku yang baik kapan saja dan di mana saja.
Predikat guru melekat pada guru tidak hanya saat berada
di sekolah. Di mana pun guru berada, akan selalu menjadi
perhatian segala tindak tanduknya. Guru yang merupakan
orang tua siswa di sekolah harus selalu bertingkah laku
baik dan berhati-hati dalam setiap berucap atau berbuat
sesuatu supaya dapat menjadi teladan yang baik bagi
siswa. Sering kali seorang guru diingat bukan saja karena
pelajaran yang diajarkan, tetapi juga karena sifat yang
dimilikinya, seperti sabar, tegas, dsb.
E. Perbedaan Karakter Dan Kepribadian
Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat
manusia dilahirkan dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti
ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan
masing-masing pribadi. Kepribadian manusia secara umum ada 4,
yaitu:
 Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian,
tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
 Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy
dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan
social dan bersenang-senang.
 Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama,
menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman
bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
 Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil,
menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas,
kegiatan rutin sangat disukai.
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan
memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan
positif yang baru, inilah yang disebut dengan
Karakter.Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin yang
sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan
belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap
serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan
perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah
pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya.
Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang
perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia
dini(idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli
dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangundan
dikembangkansecara sadar hari demi hari dengan melalui
suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu
bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik
jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan
karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka.
Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan
yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau
kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini.
Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus
menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter
Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan
hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai
potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter,
upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan
menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah.
Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai
dalam kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas
karakternya. Anda memiliki kontrol penuh atas karakter
Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas
karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung
jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah tanggung
jawab pribadi Anda.
F. Contoh Program Pendidikan Karakter
Lingkungan Sekolah:
Training Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana
menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta
bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari
gagasan ke tindakan. Program ini membekali dan memberikan
wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak
dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk
menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan
mengatasi anak yang “bermasalah” dengan perilakunya.
Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi program :
1. Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk
siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan
mengubah serta membimbing mental anak usia remaja.
Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant”
maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik
akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
2. Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu
orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak
dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam
kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan
mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk
mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga.
Memahami konsep menangani anak di rumah dan di
sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan
pikiran anak, pasangan dan orang lain.
Lingkungan Keluarga:
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3
hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle
relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri
(intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan
alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME
(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan
memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya
menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami
bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan
berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman
yang positif akan memperlakukan dunianya dengan
positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada
diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara
memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak
mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih
mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan
seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungansekitar. Ingat pilihan terhadap
lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter
anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual
minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual
ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan
sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu
pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah
membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME
terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah
ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
G. Pendidikan Karakter yang Berhasil
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui
pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam
Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai
berikut:
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
tahap perkembangan remaja.
 Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas.
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
 Menunjukkan sikap percaya diri.
 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan
sekitar dan sumber-sumber lain secara logis,
kritis,dankreatif.
 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif.
 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.
 Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
 Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi
terwujudnya persatuan dalam Negara kesatuan Republik
Indonesia.
 Menghargai karyaseni dan budaya nasional.
 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan
untuk berkarya.
 Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan
pendapat.
 Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah
pendek sederhana.
 Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris sederhana.
 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk
mengikuti pendidikan menengah.
 Memiliki jiwa kewirausahaan.
 Menunjukkan sikap percaya diri.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan
karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan karakter merupakan pemahaman akan nilai-
nilai agama, budaya, dan sosial yang mampu membentuk
akhlak manusia menjadi lebih bermoral dan berbudi pekerti
luhur sehingga mampu menilai dan meneladani sikap yang baik
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pendidikan memiliki
tujuan umum yakni untuk memanusiakan manusia sehingga
dalam pendidikan yang diolah bukan hanya kecerdasan otak
(head) tetapi juga kecerdasan hati (heart), dan ketrampilan
untuk menciptakan (hand). Pendidikan dikatakan berhasil bila
ketiga aspek tersebut berpadu (balanced) dalam diri peserta
didik.
Beberapa poin dalam sekolah berkarakter melibatkan:
1 Pembentukan Karakter,sekolah berkarakter berfokus pada
pengembangan karakter peserta didik, yang mencakup nilai-
nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerja sama,
rasa hormat, dan kepedulian.
2 Penglibatan Seluruh Komunitas Sekolah,semua anggota
komunitas sekolah, termasuk guru, staf, siswa, dan orang tua,
terlibat aktif dalam proses pembentukan karakter.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat dianggap penting
dalam mendukung pembelajaran karakter di sekolah.
3 Mengembangkan Budaya Sekolah Berkarakter,sekolah
berkarakter menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan karakter dengan mempromosikan norma-
norma dan nilai-nilai positif. Ini dapat melibatkan penerapan
kebijakan, program-program, dan kegiatan yang mendukung
nilai-nilai karakter.
B. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia
pendidikan, karena dari dari dunia pendidikan Negara bisa maju
dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila
pendidikan sudah disalah gunakan. Selain mengajar, seorang guru
atau orang tua juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya
menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak
didiknya. Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan
kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa
belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di jalani
anak didik akan sia-sia.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Furqon. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Peradaban


Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Muchlas, Samani dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai