Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI

BERBASIS KARAKTER

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajarin PAI,
Program Pascasarjana, Prodi Pendidikan Agama Islam B Semester 3

Oleh

Kelompok 8
ASMIRANI
NIM. 861082022012
ROHANI
NIM. 861082022021

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala, yang atas

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Strategi Pembelajaran PAI Berbasis Karakter”. Penulisan makalah ini

merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Desain Pembelajaran PAI.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah

ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada

kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Watampone, 08 November 2023

Kelompok 8

Penyusun

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran PAI Berbasis Karakter........................3


B. Bagaimana Strategi Pembelajaran PAI Berbasis Karakter..........7
C. Bagaimana Pendekatan Pembelajaran PAI Berbasis Karakter. .11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan....................................................................................14
B. Saran..........................................................................................15

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-

akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi

ditengah-tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin

meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, kekerasan pada

anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan

karakteristik pada bangsa Indonesia.

Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi dan

menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa asing

dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih

parah lagi jika pemerintah tidak segera mengupayakan program-program

perbaikan baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek.

Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas

permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai

penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu

mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Salah satu alternatif yang

dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan karakter disekolah adalah

mengoptimalkan pembelajaran materi pendidikan agama Islam (PAI). Peran

pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam sangatlah strategis dalam

mewujudkan pembentukan karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana

transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai

sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek

1
2

afektif), yang berperan dalam mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik)

sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya.

Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang

selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak

mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari

pendidikan.1 Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi

tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat

baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian pembelajaran pai berbasis karakter?

2. Bagaimana strategi pembelajaran pai berbasis karakter?

3. Bagaimana pendekatan pembelajaran pai berbasis karakter?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran pai berbasis karakter

2. Mendekripsikan strategi pembelajaran pai berbasis karakter

3. Mendekripsikan pendekatan pembelajaran pai berbasis karakter

1
Permendiknas No 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Tingkat
Dasar Dan Menengah, h. 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran PAI Berbasis Karakter

Kata pembelajaran mengandung makna proses, cara menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya

“pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran merupakan

usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu menfasilitasi belajar

orang lain. Secara khusus pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru,

instruktur, pelaku pembelajaran dengan tujuan untuk membantu siswa atau si belajar

agar ia belajar dengan mudah.2

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Drajat, dijelaskan

bahwa pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan

asuhan kepada siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh serta menjadikannya sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.3

2
Setyosari, Model Pembelajaran Kontruktivisme (Sumber Belajar, Kajian Teori dan Aplikasi),
(Malang : LP3UM, 2001), h.1
3
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 86.
3
4

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dari siswa,

disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas peribadi juga sekaligus untuk

membentuk kesalehan sosial. Dalam arti kualitas atau keshalehan peribadi itu

diharapkan mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia

lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama atau yang tidak seagama serta dalam

berbangsa dan bernegara sehingga terwujud persatuan dan kesatuan nasional, bahkan

persatuan dan kesatuan antar sesama manusia.4

Menurut kemendiknas, karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi dari berbagai kebajikan, yang

diyakini. Wynne mengatakan bahwa ada dua pengertian karakter. Pertama, istilah

karakter menunjukkan bagaimana bertingkah laku, apabila seseorang berperilaku

tidak jujur, kejam, atau rakus, maka orang tersebut memanifestasikan karakter jelek,

sebaliknya apabila seseoran berprilaku jujur, suka menolong, maka orang tersebut

mamanifestasikan karakter yang mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan

“personality”. Seseorang bisa disebut “orang berkarakter” kalau tingkah lakunya

sesuai dengan kaidah moral.5 Karakter ini mirip dengan akhlak yang berasal dari kata

Khuluk, yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal-hal yang baik. Imam al-Gazali

menggambarkan bahwa karakter (akhlak) adalah tingkah laku seseorang yang berasal

dari hati yang baik.

Nilai-Nilai Karakter Terdapat 18 (delapan belas) nilai-nilai dalam pendidikan

karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2013) adalah :

4
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), h. 76.
5
Ratna Megawati, Character Parenting Space (Bansdung: Read 2007), h. 9.
5

1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan

5. Kerja Keras : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan. Jadi dengan peirlaku tertib ini dapat

membangun karakter siswa dalam kehidupan nyata.

6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di

dengar.

10. Semangat Kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.
6

11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain

14. Cinta Damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upayaupaya untuk memperbaiki.Hal inis angat penting mengingat bahwa siswa

seringkali berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberibantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.
7

Dari beberapa pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PAI berbasis karakter adalah suatu proses pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran Islam dengan mengedepankan penanaman nilai-nilai

moral atau karakter siswa.

B. Strategi Pembelajaran PAI Berbasis Karakter

Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi yaitu

sebuah perencanaan yang panjang untuk keberhasilan dalam mencapai suatu

keuntungan. Strategi didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan.6 Dalam dunia pendidikan, strategi

merupakan teknik atau siasat yang digunakan dan diperagakan oleh guru kepada

siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran agar lebih efektif dan efisisen.7

Strategi pembelajaran PAI berbasis karakter dapat dilakukan dengan berbagai

strategi pengintegrasian, strategi yang dapat dilakukan adalah pengintegrasian dalam

kehidupan sehari-hari dengan memberikan keteladanan atau contoh, kegiatan

spontan, teguran, pegkondisian lingkungan, dan pengintegrasian dalam kegiatan yang

diprogramkan dengan membuat perencanaan atas nilai-nilai yang akan diintegrasikan

dalam nilai-nilai yang akan diintegrasikan dalam kegiataan tertentu.8

Dapat disimpulkan bahwa strategi pendidikan karakter menurut Masnur

Muslich merupakan penggabungan antara perencaan dengan program yang telah

6
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Referensi, (Jakarta: Gp
Press Group Ciputat, 2013), h. 1
7
Andi Muhammad Asbar, Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 39 Bulukumba, Jurnal Ilmiah al Qalam, Vol. 12, No. 1, 2018,
h. 89 - 112
8
Mansur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
8

dibuat berdasarkan nilai-nilai karakter yang kemudian dilakukan setiap hari melalui

kegiatan secara langsung. Agar pendidikan karakter pada anak berhasil, maka

pendidik maupun orang tua harus memilih strategi yang tepat pula.9

Adapun tujuh strategi yang dapat dilakukan dalam implementasi pendidikan

karakter melalui kegiatan pembalajaran PAI berbasis karakter yaitu :

1. Sasaran dan target yang akan dicapai harus jelas dan kongkrit

2. Pendidikan karakter akan lebih efektif dan efisien jika dikerjakan tidak hanya

untuk sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara sekolah dengan orang tua

peserta didik.

3. Menyadarkan pada semua guru akan peran penting dan tanggungjawab dalam

keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter peserta

didik.

4. Kasadaran guru akan perlunya hidden curriculum dan merupakan instrument

yang amat penting dalam mengembangkan karakter peserta didik.

5. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menekankan pada daya kritis

dan kreatif peserta didik, kemampuan kerjasama dan ketrampilan mengambil

keputusan.

6. Kultur sekolah harus dimanfaatkan dalam pengembangan karakter peserta

didik.

7. Orang tua peserta didik juga memonitor dan mengontrol perilaku sehari-hari

peserta didik di lingkungan keluarga dan masyarakat.

9
Agus Wibowo, 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter Di Usia
Emas),
9

Ada beberapa strategi guru yang dapat diterapkan dalam proses pembentukan

karakter pada anak diantaranya:10

1. Keteladanan atau pemberian contoh, kegiatan pemberian contoh atau teladan

dapat diberikan oleh orang dewasa di sekolah, tidak hanya guru tetapi juga

kepala sekolah, kakak kelas, staf sekolah, dan non pendidik. Hal ini sebagai

upaya dalam menunjukan kepada peserta didik agar bertindak dan berperilaku

minimal seperti yang dicontohkan. Nilai-nilai karaketr yang dapat dicapai dari

keteladanan atau pemberian contoh adalah, nilai religius, jujur, tekun, disiplin,

peduli.

2. Kegiatan spontan, kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui

sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu

dengan berteriak.

3. Teguran, guru perlu menegur peserta didik yang berperilaku buruk dan

meningkatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat

membantu mengubah tingkah laku mereka.

4. Pengkondisian lingkungan, suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa

dengan penyediaan sarana fisik. Contohnya, menyediakan alat kebersihan dan

tempat sampah untuk mewujudkan nilai gemar membaca, menyediakan slogan-

slogan dan aturan untuk mewujudkan nilai kedisiplinan.

5. Kegiatan rutin, kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta

didik secara terus menerus dan konsisten. Contoh kegiatan rutin yang dapat

meningkatkan nilai karakter anak adalah mengerjakan dan mengumpulkan

tugas tepat waktu. Dalam kegiatan tersebut, terdapat nilai disiplin dan tanggung

10
Nurzakiyah, 2017. Strategi Pembelajaran Karakter Peserta Didik di SMPN 3 Mapili.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.
10

jawab yang dapat dikembangkan oleh anak sehingga anak terbiasa untuk

bersikap disiplin dan tanggung jawab dalam segala hal.

Upaya atau strategi lainnya yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman dan

menyenangkan. Lingkungan yang nyaman dan menyenangkan adalah mutlak

diciptakan agar karakter anak dapat dibentuk. Hal ini erat kaitannya dengan

pembentukan emosi positif anak, dan selanjutnya dapat mendukung proses

pembentukan empati, cinta, dan akhirnya nurani/batin anak.

Meningkatkan guru yang kompeten dan berkarakter adalah strategi lain,

namun untuk menjadikan guru yang seperti itu perlu dibekali dengan berbagai

pengetahuan dan keterampilan diantaranya:

1. Teori tentang Pentingnya Pendidikan Karakter.

2. Teori dan Implementasi Pendidikan 9 Pilar Karakter secara eksplisit; knowing

the good,reasoning the good, feeling the good, and acting the good.

3. Prinsip dan penerapan Brain-based Learning.

4. Penerapan Developmentally Appropriate Practices.

5. Penerapan Multiple Intelligences.

6. Prinsip dan Penerapan Character-based Integrated Learning.

7. Prinsip dan Penerapan Cooperative Learning.

8. Komunikasi Positif dan Efektif.

9. Prinsip dan Penerapan Student Active Learning, Contextual Learning, dan

Project-based Learning.

10. Delapan Prinsip Belajar Membaca Menyenangkan.

11. Prinsip dan Penerapan Inquiry-based Learning.

12. Fun Story Telling.


11

13. Manajemen Kelas.

14. Penerapan sistem Sentra.

15. Character-based Co-Parenting.

16. Training Motivasi.

Dari strategi yang disebut di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada

tiga strategi utama dalam pendidikan karakter, di antaranya: a. membekali siswa

dengan alat dan media untuk memiliki pengetahuan, kemauan, dan keterampilan.

C. Pendekatan Pembelajaran PAI Berbasis Karakter

Pendekatan adalah cara pemrosesan subjek atas objek untuk mencapai

tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek

persoalan, di mana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang

lebih luas.11

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pendidik untuk

kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis karakter :12

1. Pendekatan Pengalaman

Pendekatan ini merupakan pemberian pengalaman keagamaan kepada

peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan

pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan

pengalaman keagamaan baik secara individual maupun kelompok.

11
Ramayulis . 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Kalam Mulia. h.
127.
12
Abdul Aziz. Pendekatan dalam Pembelajaran PAI dalam
http://islamblogku.blogspot.com/2009/08/pendekatan-dalam-pembelajaran-pai.html?m=1 , diakses
pada tanggal 08 Nobember 2023.
12

Dalam pembelajaran ibadah misalnya, guru atau pendidik akan

menemui kesulitan yang besar apabila mengabaikan pendekatan ini. Peserta

didik harus mengalami sendiri ibadah itu dengan bimbingan gurunya. Belajar

dari pengalaman jauh lebih baik dari pada hanya sekedar bicara, tidak pernah

berbuat sama sekali. Pengalaman yang dimaksud di sini tentunya pengalaman

yang bersifat mendidik. Memberikan pengalaman yang edukatif kepada

peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

2. Pendekatan Pembiasaan

Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang memiliki kebiasaan

berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Edi Suardi

dalam bukunya, Pedagogik, menjelaskan bahwa ”kebiasaan itu adalah suatu

tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta

berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi. Pembiasaan memberikan kesempatan

kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Pendekatan Emosional

Emosi merupakan gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang.

Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Karena itu pendekatan

emosional merupakan ”usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta

didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan

mana yang buruk ” Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian

seseorang, oleh karena itu pendekatan emosional merupakan salah satu

pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam. Metode pembelajaran dalam


13

pendekatan emosional ini yang digunakan adalah metode ceramah, sosio

drama atau bercerita.

4. Pendekatan Rasional

Pendekatan rasional merupakan sutu pendekatan yang

mempergunakan rasio ( akal ) dalam memahami dan menerima suatu ajaran

agama. Dengan mempergunakan akalnya seseorang bisa membedakan mana

yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang tidak baik. Pembelajaran

dengan melalui metode tanya jawab atau kerja kelompok, misalnya seorang

guru bisa melakukan pendekatan rasional dengan memberikan peran akal

dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran atau tuntunan agama.

5. Pendekatan Fungsional

Pendekatan ini merupakan upaya memberikan materi pembelajaran

dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dan bimbingan untuk melakukan shalat

misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam

kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Melalui pendekatan

fungsional ini berarti peserta didik dapat memanfaatkan ilmu dalam

kehidupan sehari-hari. Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini

antara lain metode latihan, demonstrasi, dan pemberian tugas.

6. Pendekatan Keteladanan

Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau

memberikan contoh yang baik. Guru yang senantiasa bersikap baik kepada

setiap orang misalnya, secara langsung memberikan keteladanan bagi anak


14

didiknya. Keteladanan pendidik terhadap anak didiknya merupakan faktor

yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini

disebabkan karena guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan

anak yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri

dalam kehidupannya.

Kecenderungan anak untuk belajar melalui peniruan menyebabkan

pendekatan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses

pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran PAI berbasis karakter adalah suatu proses pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran Islam dengan mengedepankan penanaman nilai-nilai moral atau

karakter siswa. Strategi pembelajaran PAI berbasis karakter ada 5, yakni keteladanan

atau pemberian contoh, kegiatan spontan, teguran, pengkondisian lingkungan dan

kegiatan rutin. Sedangkan pembelajaran PAI berbasis karakter yakni Pendekatan

Pengalaman, Pendekatan Pembiasaan, Pendekatan Emosional, Pendekatan Rasional,

Pendekatan Fungsional, dan Pendekatan Keteladanan

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan

tentunya banyak kekurangan yang melekat dalam penulisan makalah ini. Hal ini

disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

15
DAFTAR RUJUKAN

Asbar, Andi Muhammad. Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas pada


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 39 Bulukumba,
Jurnal Ilmiah al Qalam, Vol. 12, No. 1, 2018.
Aziz, Abdul. Pendekatan dalam Pembelajaran PAI dalam
http://islamblogku.blogspot.com/2009/08/pendekatan-dalam-
pembelajaran-pai.html?m=1, diakses pada tanggal 08 Nobember 2023.
Dradjat Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta : Bumi Aksara, 2000.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,
Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002.
Muslich.Mansur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.
Nurzakiyah. Strategi Pembelajaran Karakter Peserta Didik di SMPN 3 Mapili.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin. 2017.
Permendiknas No 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Tingkat Dasar Dan Menengah.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia. . 2005.
Setyosari. Model Pembelajaran Kontruktivisme (Sumber Belajar, Kajian Teori
dan Aplikasi), Malang : LP3UM, 2001.
Yamin, Martinis. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Referensi,.
Jakarta: Gp Press Group Ciputat, 2013.
Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter Usia Dini. Strategi Membangun Karakter Di
Usia Emas. 2012.

Anda mungkin juga menyukai