BERBASIS KARAKTER
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajarin PAI,
Program Pascasarjana, Prodi Pendidikan Agama Islam B Semester 3
Oleh
Kelompok 8
ASMIRANI
NIM. 861082022012
ROHANI
NIM. 861082022021
PROGRAM PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala, yang atas
merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Desain Pembelajaran PAI.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
Kelompok 8
Penyusun
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Simpulan....................................................................................14
B. Saran..........................................................................................15
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi
anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
Budi pekerti luhur, kesantunan, dan relegiusitas yang dijunjung tinggi dan
menjadi budaya bangsa Indonesia selama ini seakan-akan menjadi terasa asing
dan jarang ditemui ditengah-tengah masyarakat. Kondisi ini akan menjadi lebih
mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Salah satu alternatif yang
sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek
1
2
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan
1
Permendiknas No 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Tingkat
Dasar Dan Menengah, h. 2
BAB II
PEMBAHASAN
usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu menfasilitasi belajar
orang lain. Secara khusus pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru,
instruktur, pelaku pembelajaran dengan tujuan untuk membantu siswa atau si belajar
bahwa pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam yaitu berupa bimbingan dan
asuhan kepada siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
2
Setyosari, Model Pembelajaran Kontruktivisme (Sumber Belajar, Kajian Teori dan Aplikasi),
(Malang : LP3UM, 2001), h.1
3
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 86.
3
4
disamping untuk membentuk keshalehan atau kualitas peribadi juga sekaligus untuk
membentuk kesalehan sosial. Dalam arti kualitas atau keshalehan peribadi itu
lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama atau yang tidak seagama serta dalam
berbangsa dan bernegara sehingga terwujud persatuan dan kesatuan nasional, bahkan
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi dari berbagai kebajikan, yang
diyakini. Wynne mengatakan bahwa ada dua pengertian karakter. Pertama, istilah
tidak jujur, kejam, atau rakus, maka orang tersebut memanifestasikan karakter jelek,
sebaliknya apabila seseoran berprilaku jujur, suka menolong, maka orang tersebut
mamanifestasikan karakter yang mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan
sesuai dengan kaidah moral.5 Karakter ini mirip dengan akhlak yang berasal dari kata
Khuluk, yaitu tabiat atau kebiasaan melakukan hal-hal yang baik. Imam al-Gazali
menggambarkan bahwa karakter (akhlak) adalah tingkah laku seseorang yang berasal
4
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), h. 76.
5
Ratna Megawati, Character Parenting Space (Bansdung: Read 2007), h. 9.
5
1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
5. Kerja Keras : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Jadi dengan peirlaku tertib ini dapat
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
9. Rasa Ingin Tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di
dengar.
kelompoknya.
6
11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
14. Cinta Damai : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
16. Peduli Lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberibantuan pada
18. Tanggung Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
7
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi yaitu
keuntungan. Strategi didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk
merupakan teknik atau siasat yang digunakan dan diperagakan oleh guru kepada
6
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Referensi, (Jakarta: Gp
Press Group Ciputat, 2013), h. 1
7
Andi Muhammad Asbar, Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 39 Bulukumba, Jurnal Ilmiah al Qalam, Vol. 12, No. 1, 2018,
h. 89 - 112
8
Mansur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
8
dibuat berdasarkan nilai-nilai karakter yang kemudian dilakukan setiap hari melalui
kegiatan secara langsung. Agar pendidikan karakter pada anak berhasil, maka
pendidik maupun orang tua harus memilih strategi yang tepat pula.9
1. Sasaran dan target yang akan dicapai harus jelas dan kongkrit
2. Pendidikan karakter akan lebih efektif dan efisien jika dikerjakan tidak hanya
untuk sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara sekolah dengan orang tua
peserta didik.
3. Menyadarkan pada semua guru akan peran penting dan tanggungjawab dalam
didik.
keputusan.
didik.
7. Orang tua peserta didik juga memonitor dan mengontrol perilaku sehari-hari
9
Agus Wibowo, 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter Di Usia
Emas),
9
Ada beberapa strategi guru yang dapat diterapkan dalam proses pembentukan
dapat diberikan oleh orang dewasa di sekolah, tidak hanya guru tetapi juga
kepala sekolah, kakak kelas, staf sekolah, dan non pendidik. Hal ini sebagai
upaya dalam menunjukan kepada peserta didik agar bertindak dan berperilaku
minimal seperti yang dicontohkan. Nilai-nilai karaketr yang dapat dicapai dari
keteladanan atau pemberian contoh adalah, nilai religius, jujur, tekun, disiplin,
peduli.
2. Kegiatan spontan, kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui
sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu
dengan berteriak.
3. Teguran, guru perlu menegur peserta didik yang berperilaku buruk dan
5. Kegiatan rutin, kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik secara terus menerus dan konsisten. Contoh kegiatan rutin yang dapat
tugas tepat waktu. Dalam kegiatan tersebut, terdapat nilai disiplin dan tanggung
10
Nurzakiyah, 2017. Strategi Pembelajaran Karakter Peserta Didik di SMPN 3 Mapili.
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.
10
jawab yang dapat dikembangkan oleh anak sehingga anak terbiasa untuk
Upaya atau strategi lainnya yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman dan
diciptakan agar karakter anak dapat dibentuk. Hal ini erat kaitannya dengan
namun untuk menjadikan guru yang seperti itu perlu dibekali dengan berbagai
the good,reasoning the good, feeling the good, and acting the good.
Project-based Learning.
Dari strategi yang disebut di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada
dengan alat dan media untuk memiliki pengetahuan, kemauan, dan keterampilan.
tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek
persoalan, di mana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang
lebih luas.11
1. Pendekatan Pengalaman
11
Ramayulis . 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Kalam Mulia. h.
127.
12
Abdul Aziz. Pendekatan dalam Pembelajaran PAI dalam
http://islamblogku.blogspot.com/2009/08/pendekatan-dalam-pembelajaran-pai.html?m=1 , diakses
pada tanggal 08 Nobember 2023.
12
didik harus mengalami sendiri ibadah itu dengan bimbingan gurunya. Belajar
dari pengalaman jauh lebih baik dari pada hanya sekedar bicara, tidak pernah
2. Pendekatan Pembiasaan
berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Edi Suardi
tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta
kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan Emosional
didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan
4. Pendekatan Rasional
yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang tidak baik. Pembelajaran
dengan melalui metode tanya jawab atau kerja kelompok, misalnya seorang
5. Pendekatan Fungsional
6. Pendekatan Keteladanan
memberikan contoh yang baik. Guru yang senantiasa bersikap baik kepada
dalam kehidupannya.
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
karakter siswa. Strategi pembelajaran PAI berbasis karakter ada 5, yakni keteladanan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
tentunya banyak kekurangan yang melekat dalam penulisan makalah ini. Hal ini
disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis
15
DAFTAR RUJUKAN