Anda di halaman 1dari 22

PERANAN PAI DALAM MEMBINA SIKAP RELIGIUS

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Study Materi PAI Tinggkat
Menengah
DOSEN PENGAMPU: Ibu Eka Naelia Rahmah, MA.

Disusun Oleh
Kelompok 1:
Munawaroh : 20312329
Zharfani : 20312350
Syifa Fauziah : 20312345

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT ILMU AL QURAN (IIQ) JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
BismillahirrahmannirrahimAlhamdulillah, Puji syukur kepada Allah
Swt., kami panjatkan atas limpahan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah yang singkat dan sederhana ini. Solawat
serta salam mudah-mudahan tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi akhir
jaman, penolong umat, yaitu Baginda Muhammad SAW. yang telah
menunjukkan kita kepada jalan hidup lurus yang di ridhoi oleh Allah Swt.,
dengan ajarannya agama Islam.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini dibuat dalam rangka untuk
memenuhi tugas dari Ibu Dosen Mata Kuliah Study Materi PAI Tinggkat
Mengah dengan judul“PERANAN PAI DALAM MEMBINA SIKAP
RELIGIUS”, Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pengampu Ibu Eka Naeliah Rahmah, M.Pd yang selalu kami harapkan
keberkahannya dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun
mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat
membangun darp para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang, 14 September 2022

Penulis
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................3

A. Peranan PAI Dalam Berbagai Aspek.................................3


B. Peranan PAI Dalam Membina Sikap Religius...................8
C. Indikator-indikator Sikap Religius....................................9
BAB III PENUTUP..........................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................14
.........................................................................................................
.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakter siswa terbentuk melalui interaksi mereka dengan
lingkungannya, seperti keluarga, dimana mereka menghabiskan diri untuk
belajar dan berbaur. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa kualitas
pendidikan bisa menentukan kualitas suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang
unggul dipastikan mampu mencetak orang-orang cerdas dan kompeten
dibidangnya. Dari pendidikan, individu dibentuk berkarakter, namun dampak
globalisasi adalah membuat masyarakat melupakan pendidikan karakter
sedangkan pendidikan karakter dan nilai moral merupakan pondasi bangsa
yang sangat urgen, maka penting adanya pendidikan karakter sejak dini.
Penanaman pendidikan karakter sejak dini dalam kehidupan menyadarkan
seseorang bahwa segala sesuatu atau tindakan disutradarai Tuhan. Pada
kenyataanya pendidikan lebih mengedepankan aspek kognitif, meskipun
dalam tujuan pendidikan nasional tercantum mengenai pendidikan karakter
namun kenyataannya standar kelulusan sekolah dasar dan sekolah menengah
masih memberikan presentasi yang lebih banyak kepada ujian nasional dari
pada hasil evaluasi menyeluruh terhadap semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan
dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek,
tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi
dalam semua kegiatan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat melalui proses pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan karakter ini
menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan orangtua.
Untuk mencetak pendidikan yang diharapkan, perlu ada program yang
mengarah pada pembinaan perilaku atau karakter yang membantu siswa
memiliki moral yang baik dan memberikan pengetahuan untuk menghindari
hal-hal yang dapat merusak akhlak siswa. Pendidikan Agama Islam di
sekolah sangat penting bagi siswa dalam memahami ajaran Islam secara
lebih luas dan menyeluruh. Pendidikan Agama Islam juga bertujuan untuk
menguatkan keimanan, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam bagi siswa.
Khusus mata pelajaran pendidikan agama Islam, sudah menjadi tuntutan
bagi guru untuk membentuk karakter siswa yang bernilai religius. Salah satu
usaha untuk menumbuhkan karakter religius siswa adalah dengan dengan
membiasakan mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai agama.
Namun tidak dipungkiri bahwa dalam membentuk karakter siswa yang
religius tidaklah mudah, semua pihak yang terkait harus ikut mendukung dan

1
bekerjasama. Selain itu, membangun dan membentuk karakter harus
dilakukan secara berkesinambungan, tentu dengan waktu yang tidak singkat.
Karakter pada seseorang tidak dapat dengan mudah diubah melainkan
dengan waktu yang panjang. Pendidikan agama Islam menjadi salah satu
alternative yang digunakan dalam pembentukan karakter dengan cara
mengoptimalkan pembelajaran PAI.
Sebagai mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan
penting dalam penyadaran nilai-nilai ajaran Islam kepada peserta didik.
Muatan mata pelajaran yang mengandung nilai, moral, dan etika
menempatkan Pendidikan Agama Islam pada posisi
terdepan dalam pengembangan moral beragama siswa. Peran guru terkadang
hanya terjebak pada fungsi mengajar, sedangkan pada fungsi mendidik tidak.
padahal fungsi mengajar ada dalam salah satu fungsi mendidik. Fungsi
mendidik meliputi transfer pengetahuan, sekaligus transfer nilai-nilai ke
dalam diri peserta didik, baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun
psikomotorik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peranan PAI Dalam Berbagai Aspek?
2. Bagaimana Peranan PAI Dalam Membina Sikap Religius?
3. Dan apa saja Indikator-indikator Sikap Religius?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Peranan PAI Dalam Berbagai Aspek.
2. Untuk mengetahui Peranan PAI Dalam Membina Sikap Religius.
3. Dan untuk mengetahui Indikator-indikator Sikap Religius.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Pendidikan Islam Dalam Segala Aspek.


Pendidikan Agama Islam Menurut Arifin Muzayyin (2010;34):
Tujuan Pendidikan Keagamaan adalah untuk mempersiapkan peserta
didik agar dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. Seiring
dengan perkembangan waktu, maka Pendidikan Agama semakin menjadi
perhatian dengan pengertian bahwa pendidikan agama semakin
dibutuhkan oleh setiap manusia terutama mereka yang masih duduk di
bangku sekolah. Mansur Isna menjelaskan dari mengutip pendapat
Ahmad D. Marimba,bahwa pendidikan merupakan suatu bimbingan atau
pimpinan secara sadar olehsi pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Seiring penjelasan di atas, Sahal Mahfudz seperti yang dikutip oleh
Bashori Muchsin, Moh. Sulthon, dan Abdul Wahid mengidentifikasikan,
bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang bertujuan
untuk membentuk watak dan perilaku secara sistematis,terencana, dan
terarah. Dalam dunia pendidikan misalnya, kecanggihan media
elektronik dan informatika telah begitu leluasanya ‚mencuri‛ peran
kecerdasan pikiran, ingatan,kemauan, dan perasaan (emosi).1
Berikut beberapa peran pendidikan agama islam sebagai berikut :

1. Pengertian Pendidikan Karakter


Menurut Pusat Bahasa Depdiknas pengertian karakter adalah bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personality, sifat, tabiat,
temperamen, watak“. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak“. MenurutTadkirrotun
Musfiroh (UNY, 2008) karakter mengacu kepada serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behavior), motivasi (motivation) dan keterampilan
(skills). Karakter berasal daribahasa Yunani yang berarti —to mark“ atau
1
Milda Amalia, “Agama dalam Boneka: Globalisasi dan Wajah Baru Orang
Tuadalam Pendidikan Islam,” Sukma: Jurnal Pendidikan 2, no. 2 (December 10,
2018): 205–22,https://doi.org/10.32533/02203.2018

3
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Sehingga orang yang
tidak jujur, kejam, rakus, sombong, pemarah, dan perilaku jelek lainnya
di katakan orang yang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang
perilakunya sesuai dengan kaidah moral dan akhlak disebut berkarakter
mulia (berakhlak mulia).

Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk manusia


memahami, peduli,dan melaksanakan nilai-nilai akhlak. Dengan kata lain
pendidikan karakter harus dimaknai sebagai usaha yang sungguh-
sungguh untuk memahami,membentu, memupuk nilai-nilai akhlak
(moral, etik) baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga
masyarakat atauwarga Negara secara keseluruhan. Dalam konteks
pendidikan agama akhlak dalam arti luastidak hanya ditujukan pada
akhlak sesama manusia tetapi berakhlak dengan Allah SWT,Rasul, dan
lingkungan dalam arti luas (termasuk makhluk hewan dan tumbuhan).
Demikian indahnya karakter sesorang dalam Islam. Pendidikan karakter
haruslah berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai
moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama wahyu
yang jugadisebut the golden rule.

Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, manakala


berpijak pada nilai-nilai karakter dasar tersebut. mencetak pendidikan
yang diharapkan, perlu ada program yang mengarah padapembinaan
perilaku atau karakter yang membantu siswa memiliki moral yang baik
danmemberikan pengetahuan untuk menghindari hal-hal yang dapat
merusak akhlak siswa.Pendidikan Agama Islam di sekolah sangat
penting bagi siswa dalam memahami ajaran Islamsecara lebih luas dan
menyeluruh. Pendidikan Agama Islam juga bertujuan untuk

4
menguatkankeimanan, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam bagisiswa.2

2. Peran Pendidikan islam dalam mengatasi degradasi moral.


Djamaludiin berpendapat bahwasanya pendidi-kan merupakan upaya
manusia sebagai bentuk pengembangan diri baik dalam mengembangkan
potensi diri, pengetahuan, jasmani serta rohani yangmana diharapkan
mengikuti nilai-nilai yang ada pada masyarakat baik norma maupun
budaya sebelum-nya. Sedangkan menurut Prof. H. Mahmud Yunus
dalam Satrawijaya yang dimaksud dengan pendidi-kan adalah suatu
usaha yang di pilih dengan maksud tujuan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan supaya mendapatkan tujuan kebahagiaan dalam hidup serta
bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran, penataan perilaku,
pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia
sehingga manusia mampu memanfaatkan dengan baik guna mencapai
tujuan kehidupan sekaligus mampu mewujudkannya. Pendidikan Islam
termasuk dalam bagian integral dari kelancaran pembangunan nasional,
karena pendidi-kan Islam adalah sub sitem dari sitem pendidikan na-
sional.3 komitmen dibangun untuk mengatasi degradasimoral dengan
melakukan penyegaran kembali sistem pendidikan islam melalau strategi
yang sekiranya dapatdi tempuh.4 Strategi itu antara lain sebagai berikit :
a. Membangun budaya sekolah yang konsisten berfokus pada upaya
menanggulangi degra-dasi moral.
2
M. Arif Khoiruddin, Dina Dahniary Sholekah. “Islamic Religion Education
Implementation In FormingStudent Religius Characters.” Jurnal Pedagogok vol. 06
(2019): h 126.
3
Agung Prihatmoja, “Pendidikan Karakter Sekolah Dasar MencegahDegradasi
Moral” (Dwija Cendekia : Jurnal Riset Pedagogik 4 (1)(2020) hal 144
4
Abdul Rahim,” Reaktualisasi Implementasi Sistem Pendidikan Intregatifdi Sekolah
dalam Mengantisipasi Degradasi Moral, Jurnal Kewarganega-raan,” Vol. 4, No. 1
(2020), hal 108-10

5
b. Pembiasaan dengan memberi waktu longgar untuk melaksakan
ibadah sebagai wadah kejujuran.
c. Memberikan pelajaran yang mengarah pada pembentukan nilai sikap
yang dilandasi den-gan moralitas.
3. Pendidikan Agama dalam Keluarga Keluarga menduduki posisi
terpenting di antara lembaga-lembaga sosial yang memiliki perhatian
terhadap pendidikan anak. Biasanya dalam keluarga ditanamkan
nilai-nilai agama untuk membentuk perilaku anak. Oleh karena itu,
pendidikan agama dalam keluarga sangat diperlukan untuk
mengetahui batasan-batasan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan agama diharapkan akan mendorong setiap manusia
untuk mengerjakan sesuatu dengan suara hatinya.
psikolog dan ahli pendidikan meyakini bahwa keluarga merupakan
faktor utama yang mampu memberikan pengaruh terhadap pembentukan
dan pengaturan ahklak anak. Keluarga terus memiliki pengaruh di masa
kanak- kanak saat anak selesai sekolah, sampai anak itu lepasdari
pengasuhan dan mengarungi bahtera rumah tangganya. Peran Keluarga
adalah:

1. Merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama karenadalam


keluargalah manusia dilahirkan, berkembang dan menjadi dewasa.
Pendidikan di dalamkeluarga sangat mempengaruhi tumbuh dan
terbentuknya watak, budi pekerti dankepribadian tiap-tiap manusia,
a) ibarat sekolah pertama dimasuki anak sebagai pusat untukmenumbuh
kembangkan kebiasaan (tabiat), mencari pengetahuan dan
pengalaman,

b) perantara untuk membangun kesempurnaan akal anak dan kedua


orang tuanya yangbertanggung jawab untuk mengarahkan serta

6
membangun dan mengembangkan kecerdasanberpikir anak. Semua
sikap, perilaku dan perbuatan kedua orang tua selalu menjadi
perhatiananak-anak.
Fungsi-fungsi utama keluarga yaitu:

a) Menjaga fitrah anak yang luhur dan suci,

b) Meluruskan fitrahnya dan membangkitkan serta mengembangkan


bakat kemampuan positifnya,
c) Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang dan mengasuhnya di
lingkungan yang penuh kasih sayang, lemah lembut dan saling
mencintai. Dengan demikian anak tersebut memiliki kepribadian
normal yang mampu melaksanakan kewajiban dan berguna di
masyarakat,
d) memberikan informasi tentang pendidikan dan kebudayaan
masyarakat, bahasa, adatistiadat dan norma-norma sosial agar anak
dapat mempersiapkan kehidupan sosialnya dalam masyarakat.
Psikolog dan ahli pendidikan meyakini bahwa keluarga merupakan
faktor utama yang mampu memberikan pengaruh terhadap
pembentukan dan pengaturan ahklak anak.

Proses Pembentukan Karakter Religius


Pendidikan agama Islam merupakan pilar pendidikan karakter, karena
dari pendidikan agama Islamlah adanya pengetahuan tentang akidah,
dimana akidah merupakan dasar penanaman akhlak. Dari akhlak inilah
yang mengantarkan siswa menjadi religius. Namun, proses pembentukan
karakter religius ini jelas tidak mudah dan bukan dalam waktu sekejap.
Selain lingkungan, ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
faktor internal (insting,adat,kehendak, suara hati, keturunan) dan

7
eksternal (pendidikan dan lingkungan) Untuk menumbuhkan karakter
religius pada siswa, guru PAI dapat melaksanakan strateginya dengan
efektif dan efisien melalui pembelajaran pendidikan agama Islam yang
disesuaikan dengan kurikulum, strategi yang dipergunakan meliputi:5

a) Pembiasaan: Sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang


agar menjadi kebiasaan.
b) Keteladanan: Mengedepankan bentuk aspek perilaku dalam bentuk
tindakan nyata, daripada sekedar bicara tanpa aksi.
c) Penegakan aturan

Ki Hajar Dewantara dalam memaknai pendidikan adalah sebagai proses


pemberian tuntutan untuk mengembangkan potensi siswa, tuntutan
tersebut tergambar bahwa tujuan pendidikan mengarah pada
pendampingan siswa dalam proses penyempurnaan ketertiban tingkah
lakunya. Penegakan aturan berkesinambungan dari pembiasaan yang
menekankan siswa untuk berproses terlebih dahulu, sehingga terbiasa
yang kemudian segala bentuk aturan dapat dilaksanakan dan dipatuhi.
Menurut Al-Ghazali, ada dua cara dalam mendidik: yaitu yang pertama
mujahadah dan membiasakan latihan dengan amal shaleh. Kedua,
perbuatan itu dikerjakan dengan berulangulang. Selain itu ditempuh
dengan memohon karunia ilahi.

A. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Karakter


Religius.

Menurut Asmaun Sahlan, startegi dalam menumbuhkan budaya


religius meliputi: menciptakan suasana religious, internalisasi nilai yang

5
Masruri, Alvin. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter
religius siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tumpang Kabupaten Malang. Diss.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019. H 28

8
meliputi: memberikan pemahaman dan nasehat, teladan dan pembiasaan
serta pembudayaan. Sedangkan aspek-aspek yang menjadi budaya
religius diantaranya: mengucap salam, tawadhu, istighasah, shalat dhuha,
tadarrus al-Quran. Pendidikan Agama Islam merupakan pondasi penting
dalam penanaman dan pembentukan karakter siswa di sekolah, oleh
karena itu pelaksanaan strategi pembentukan karakter religius siswa
melalui pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi hal yang relevan.

Dalam hal ini, menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang


efektif dan efisien serta penerapan di lingkungan luar kelas adalah salah
satu strategi suatu pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan out
put yang berwatak serta berkepribadian baik.6 Selain menyampaikan
pembelajaran mengenai pendidikan agama Islam secara teoritis, dapat
pula dilakukan dengan cara melakukan berbagai kegiatan seperti, shalat
berjamaah, yasinan, jumat bersih, shalat sunnah berjamaah, kegiatan
amal, ujian praktek, menerapkan 4S(senyum, salam, sopan, santun),
melaksanakan maulid nabi dan sebagainya.

B. Indikator-Indikator Sikap Religius

Secara umum, indikator adalah nilai dari variable yang akan diteliti.
Hal ini dapat diartikan bahwa indikator adalah ciri, karakteristik, atau
ukuran yang menunjukan suatu perubahan pada suatu fenomena7.
Indikator berguna untuk melihat, mengukur, menilai, dan mengevaluasi
suatu hal atau perubahan-perubahan yang terjadi pada fenomena yang

6
Bali, Muhammad Mushfi El Iq, and Nurul Fadilah. "Internalisasi Karakter Religius
di Sekolah Menengah
Pertama Nurul Jadid." Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam 9.1 (2019): h. 15
7
Insan Pelajar, “Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya,” 2 Oktober 2020.
Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya - Insan Pelajar (11 September 2022).

9
diteliti, yang terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, indikator
menjadi salah satu aspek yang penting dalam penelitian, penilaian, serta
evaluasi8.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) indikator suatu


yang memberikan atau menjadi petunjuk atau keterangan9. Adapun
indikator menurut para ahli, Green dan Kreuter mengatakan bahwa
indikator menekankan pada variable yang diukur, perubahan yang terjadi
sebagai hasil dari variable yang yang diukur dan hasil tersebut akan
menjadi petunjuk terkait kondisi tertentu. Rangkuti mengatakan bahwa
indikator adalah ukuran atau kombinasi ukuran yang memberikan
gambaran mengenai proses, proyek, atau produk yang disusun
berdasarkan kebutuhan organisasi, yang umumnya memuat perbandingan
antara dua nilai, seperti perbandingan antara rencana dengan realisasi10.
Jadi, dapat artikan bahwa indikator adalah suatu hal yang menjadi tolak
ukur pada variable tertentu dalam suatu fenomena, dapat berupa penilain,
penelitian, atau pengevaluasian.

Sikap dalam bahasa Inggris yaitu attitude yang mempunyai beberapa


arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu tokoh atau
bentuk tubuh, perikalu baik itu dibuat-buat atau tidak, serta perbuatan
atau gerak gerik yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan 11.
Adapun sikap menurut beberapa ahli, seperti Kotler mengatakan bahwa
sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang
8
Insan Pelajar, “Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya,” 2 Oktober 2020.
Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya - Insan Pelajar (11 September 2022).
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata indikator - Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online (11 September 2022).
10
Hanindita Basmatulhana, “Pengertian Indikatoor, Fungsi dan Contoh Sehari-hari”,
Detikpedia, 7 Juli 2022. Pengertian Indikator, Fungsi, dan Contoh Sehari-hari
(detik.com) (11 September 2022)
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata indikator - Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online (11 September 2022).

10
secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau
gagasan. Sumarwan mengatakan bahwa sikap merupakan ungkapan
perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak dan
sikap menggambarjan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut
dan manfaat dari objek tersebut. Umar Husein mengatakan bahwa sikap
adalah evaluasi, perasaan, dan cederung seseorang yang relatif konsisten
terhadap suatu objek atau gagasan yang terdiri dari aspek keyakinan dan
evaluasi atribut12. M. Alisuf mengatakan bahwa sikap atau attitude adalah
suatu kecendurungan untuk mereaksi suatu hal, orang, atau benda dengan
suka, tidak suka, atau acuh tak acuh13. Jadi, dapat diartikan bahwa sikap
merupakan suatu bentuk perasaan, baik itu memihak atau mendukung
maupun perasan tidak mendukung. Sikap dapat diartikan juga sebagai
pola perilaku, tendensi (kecenderungan/kocondongan dalam suatu hal)
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau merupakan respon
terhadap stimulasi sosial yang telah terkoodinasi. Sikap juga dapat
diartikan sebagai aspek atau penialian positif atau negatif terhadap suatu
objek.

Sedangkan religius, mempunyai kata dasar yaitu religi yang berasal


dari bahasa asing yang berarti agama. Menurut Jalaludin, Agama

12
Hengki Albet, “Analisa Perubahan Sikap Konsumen dari Moda Tranportasi
Kovensional Ke Moda Transportasi Online”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya, 2018) ANALISIS PERUBAHAN
SIKAP KONSUMEN DARI MODA TRANSPORTASI KONVENSIONAL KE
MODA TRANSPORTASI ONLINE (Study Pada Pengguna Gojek Di Bandar
Lampung) - Repository Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya (11 September
2022) h. 11.
13
Ni Pande Putu Putri Andini, “Gambaran Sikap Pencegahan Covid-19 Masyarakat di
Desa Belumbang Kecamatan Kerambit Kabupaten Tabanan”, (Karya Tulis Ilmiah,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Prodi D-III, 2021) GAMBARAN SIKAP
PENCEGAHAN COVID-19 MASYARAKAT DI DESA BELUMBANG
KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN TAHUN 2021 -
Repository Politeknik Kesehatan Denpasar (poltekkes-denpasar.ac.id) (11 September
2022) h. 9.

11
mempunyai arti yaitu, Percaya kepada Tuhan atau kekuatan di atas dan di
sembah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, ekspresi dari
kepercayaan di atas berupa amal ibadah dan suatu keadaan jiwa atau cara
hidup yang kencerminkan kecintaan atau kepercayaan terhadap Tuhan,
kehendak, sikap, dan perilakunya sesuai dengan aturan Tuhan yang
terlihat tampak dalam kehidupan14. Jadi dapat diartikan bahwa religius
merupakan suatu sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan
ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap
agama yang dianutnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap religious adalah


suatu keadaan seseorang yang memercayai Tuhannya, yang berusaha
dapat merealisasikan atau mempraktekkan setiap ajaran agamanya atas
dasar Iman yang ada dalam batinnya. Jadi, setiap melakukan aktivitasnya
selalu mengaitkannya dengan agamanya. Dan dapat disimpulkan juga
bahwa arti dari indikator-indikator sikap religius adalah ciri,
karakteristik, atau perilaku seseorang yang menjadi tolak ukur penilaian
dalam suatu fenomena dimana seseorang tersebut berhasil menjalankan
ajaran agama, atau sebagai tolak ukur cerminan sikap sekaligus perilaku
seseorang atas ketaatannya terhadap agama yang dianutnya.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator sikap religius


seseorang menurut Muhammad Alim15, yakni:

a) Komitmen trehadap perintah dan larangan Allah


14
Diyah Tri Astuti, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Pemahaman Sikap Religius di SMK PGRI 1 Tulungagung”, (Skripsi Sarjana Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2018)
http://repo.uinsatu.ac.id/9293/ (11 September 2022) h. 31.
15
Dewi Maisaroh, “Internalisasi Nilai-Nilai Tasawuf Melalui Kegiatan Tawajjuhan
Dalam Pembentukan Sikap Religisu Santri Al-Barokah Malang”, (Skripsi Sarjana
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, 2021) 17110095.pdf (uin-malang.ac.id) (11 September 2022) h. 48.

12
b) Bersemangat mengkaji ajaran agama
c) Aktif dalam kegiatan agama
d) Menghargai simbol-simbol keagamaan
e) Akrab dengan Kitab Suci
f) Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan
g) Ajaran agam dijadikan sumber pengembangan ide.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seiring penjelasan di atas, Sahal Mahfudz seperti yang dikutip oleh
Bashori Muchsin, Moh. Sulthon, dan Abdul Wahid mengidentifikasikan,
bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang bertujuan
untuk membentuk watak dan perilaku secara sistematis,terencana, dan
terarah. Dalam dunia pendidikan misalnya, kecanggihan media
elektronik dan informatika telah begitu leluasanya ‚mencuri‛ peran
kecerdasan pikiran, ingatan,kemauan, dan perasaan (emosi).
Berikut beberapa peran pendidikan agama islam sebagai berikut :

1. Pengertian Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk manusia
memahami, peduli,dan melaksanakan nilai-nilai akhlak. Dengan kata lain
pendidikan karakter harus dimaknai sebagai usaha yang sungguh-
sungguh untuk memahami,membentu, memupuk nilai-nilai akhlak
(moral, etik) baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga
masyarakat atauwarga Negara secara keseluruhan.
2. Peran Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Degradasi Moral.
bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran, penataan perilaku,
pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia
sehingga manusia mampu memanfaatkan dengan baik guna mencapai
tujuan kehidupan sekaligus mampu mewujudkannya. Pendidikan Islam
termasuk dalam bagian integral dari kelancaran pembangunan nasional,
karena pendidi-kan Islam adalah sub sitem dari sitem pendidikan na-
sional. komitmen dibangun untuk mengatasi degradasimoral dengan
melakukan penyegaran kembali sistem pendidikan islam melalau strategi
yang sekiranya dapatdi tempuh. Strategi itu antara lain sebagai berikit :

14
a) Membangun budaya sekolah yang konsisten berfokus pada upaya
menanggulangi degra-dasi moral.
b) Pembiasaan dengan memberi waktu longgar untuk melaksakan
ibadah sebagai wadah kejujuran.
c) Memberikan pelajaran yang mengarah pada pembentukan nilai sikap
yang dilandasi den-gan moralitas.
Karakter meruapakan bagian penting dalam kehidupan manusia, yang
telah membentuk jati diri manusia. Kita harus menyadari sepenuhnya
bahwa kehadiran para rasul dan Nabi di utus Tuhan Yang Maha Kuasa
dimuka bumi untuk memperbaikikarakter. Keberadaan suatu bangsa
tergantung kepada tinggi rendahnya karakter bangsa intu sendiri. proses
pembinaan dan pendidikan karakter harus menjadi usaha sadar dan
Hanya melalui pengalaman mencoba dan mengalami dapat menguatkan
jiwa, menjelaskan visi. Pendidikan agama memegang peranan penting
dan inti pendidikan karakter itu sendiri, karena itu pendidikan agama
agar baik pada level sekeolah maupun rumah tangga, perlu mendapat
perhatian scara sungguh-sungguh, sehingga moral/akhlak Bangsa
menjadi lebih baik dimasa yang akan mendatang.
Dan dapat disimpulkan juga bahwa arti dari indikator-indikator sikap
religius adalah ciri, karakteristik, atau perilaku seseorang yang menjadi
tolak ukur penilaian dalam suatu fenomena dimana seseorang tersebut
berhasil menjalankan ajaran agama, atau sebagai tolak ukur cerminan
sikap sekaligus perilaku seseorang atas ketaatannya terhadap agama yang
dianutnya.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator sikap religius
seseorang menurut Muhammad Alim, yakni:

d) Komitmen trehadap perintah dan larangan Allah


e) Bersemangat mengkaji ajaran agama

15
f) Aktif dalam kegiatan agama
g) Menghargai simbol-simbol keagamaan
h) Akrab dengan Kitab Suci
i) Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan
j) Ajaran agam dijadikan sumber pengembangan ide.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahim,” Reaktualisasi Implementasi Sistem Pendidikan Intregatifdi


Sekolah dalam Mengantisipasi Degradasi Moral, Jurnal Kewarganega-
raan,” Vol. 4, No. 1 (2020), hal 108-10

Agung Prihatmoja,“Pendidikan Karakter Sekolah Dasar


MencegahDegradasi Moral” (Dwija Cendekia : Jurnal Riset Pedagogik 4 (1)
(2020) hal 144

Bali, Muhammad Mushfi El Iq, and Nurul Fadilah. "Internalisasi Karakter


Religius di Sekolah Menengah Pertama Nurul Jadid." Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 9.1 (2019): h. 15

Dewi Maisaroh, “Internalisasi Nilai-Nilai Tasawuf Melalui Kegiatan


Tawajjuhan Dalam Pembentukan Sikap Religisu Santri Al-Barokah
Malang”, (Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2021) 17110095.pdf (uin-
malang.ac.id) (11 September 2022) h. 48.

Diyah Tri Astuti, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam


Meningkatkan Pemahaman Sikap Religius di SMK PGRI 1 Tulungagung”,
(Skripsi Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung, 2018) http://repo.uinsatu.ac.id/9293/ (11 September
2022) h. 31.

Hanindita Basmatulhana, “Pengertian Indikatoor, Fungsi dan Contoh Sehari-


hari”, Detikpedia, 7 Juli 2022. Pengertian Indikator, Fungsi, dan Contoh
Sehari-hari (detik.com) (11 September 2022)
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata indikator - Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Online (11 September 2022).

Hengki Albet, “Analisa Perubahan Sikap Konsumen dari Moda Tranportasi


Kovensional Ke Moda Transportasi Online”, (Skripsi Sarjana, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya, 2018)
ANALISIS PERUBAHAN SIKAP KONSUMEN DARI MODA
TRANSPORTASI KONVENSIONAL KE MODA TRANSPORTASI
ONLINE (Study Pada Pengguna Gojek Di Bandar Lampung) - Repository
Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya (11 September 2022) h. 11.

17
Insan Pelajar, “Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya,” 2 Oktober 2020.
Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya - Insan Pelajar (11 September
2022).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata indikator - Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Online (11 September 2022).

Masruri, Alvin. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam membentuk


karakter religius siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tumpang
Kabupaten Malang. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
2019. H 28

Milda Amalia, “Agama dalam Boneka: Globalisasi dan Wajah Baru Orang
Tuadalam Pendidikan Islam,” Sukma: Jurnal Pendidikan 2, no. 2 (December
10, 2018): 205–22,https://doi.org/10.32533/02203.2018

M. Arif Khoiruddin, Dina Dahniary Sholekah. “Islamic Religion Education


Implementation In FormingStudent Religius Characters.” Jurnal Pedagogok
vol. 06 (2019): h 126.

Ni Pande Putu Putri Andini, “Gambaran Sikap Pencegahan Covid-19


Masyarakat di Desa Belumbang Kecamatan Kerambit Kabupaten Tabanan”,
(Karya Tulis Ilmiah, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Prodi D-III,
2021) GAMBARAN SIKAP PENCEGAHAN COVID-19 MASYARAKAT
DI DESA BELUMBANG KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN
TABANAN TAHUN 2021 - Repository Politeknik Kesehatan Denpasar
(poltekkes-denpasar.ac.id) (11 September 2022) h. 9.

18

Anda mungkin juga menyukai