Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Study Materi PAI Tinggkat
Menengah
DOSEN PENGAMPU: Ibu Eka Naelia Rahmah, MA.
Disusun Oleh
Kelompok 1:
Munawaroh : 20312329
Zharfani : 20312350
Syifa Fauziah : 20312345
FAKULTAS TARBIYAH
Assalamu’alaikum wr.wb
BismillahirrahmannirrahimAlhamdulillah, Puji syukur kepada Allah
Swt., kami panjatkan atas limpahan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah yang singkat dan sederhana ini. Solawat
serta salam mudah-mudahan tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi akhir
jaman, penolong umat, yaitu Baginda Muhammad SAW. yang telah
menunjukkan kita kepada jalan hidup lurus yang di ridhoi oleh Allah Swt.,
dengan ajarannya agama Islam.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini dibuat dalam rangka untuk
memenuhi tugas dari Ibu Dosen Mata Kuliah Study Materi PAI Tinggkat
Mengah dengan judul“PERANAN PAI DALAM MEMBINA SIKAP
RELIGIUS”, Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pengampu Ibu Eka Naeliah Rahmah, M.Pd yang selalu kami harapkan
keberkahannya dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
didalam penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun
mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat
membangun darp para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tangerang, 14 September 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................14
.........................................................................................................
.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakter siswa terbentuk melalui interaksi mereka dengan
lingkungannya, seperti keluarga, dimana mereka menghabiskan diri untuk
belajar dan berbaur. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa kualitas
pendidikan bisa menentukan kualitas suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang
unggul dipastikan mampu mencetak orang-orang cerdas dan kompeten
dibidangnya. Dari pendidikan, individu dibentuk berkarakter, namun dampak
globalisasi adalah membuat masyarakat melupakan pendidikan karakter
sedangkan pendidikan karakter dan nilai moral merupakan pondasi bangsa
yang sangat urgen, maka penting adanya pendidikan karakter sejak dini.
Penanaman pendidikan karakter sejak dini dalam kehidupan menyadarkan
seseorang bahwa segala sesuatu atau tindakan disutradarai Tuhan. Pada
kenyataanya pendidikan lebih mengedepankan aspek kognitif, meskipun
dalam tujuan pendidikan nasional tercantum mengenai pendidikan karakter
namun kenyataannya standar kelulusan sekolah dasar dan sekolah menengah
masih memberikan presentasi yang lebih banyak kepada ujian nasional dari
pada hasil evaluasi menyeluruh terhadap semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan
dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek,
tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi
dalam semua kegiatan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat melalui proses pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan karakter ini
menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan orangtua.
Untuk mencetak pendidikan yang diharapkan, perlu ada program yang
mengarah pada pembinaan perilaku atau karakter yang membantu siswa
memiliki moral yang baik dan memberikan pengetahuan untuk menghindari
hal-hal yang dapat merusak akhlak siswa. Pendidikan Agama Islam di
sekolah sangat penting bagi siswa dalam memahami ajaran Islam secara
lebih luas dan menyeluruh. Pendidikan Agama Islam juga bertujuan untuk
menguatkan keimanan, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam bagi siswa.
Khusus mata pelajaran pendidikan agama Islam, sudah menjadi tuntutan
bagi guru untuk membentuk karakter siswa yang bernilai religius. Salah satu
usaha untuk menumbuhkan karakter religius siswa adalah dengan dengan
membiasakan mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bernilai agama.
Namun tidak dipungkiri bahwa dalam membentuk karakter siswa yang
religius tidaklah mudah, semua pihak yang terkait harus ikut mendukung dan
1
bekerjasama. Selain itu, membangun dan membentuk karakter harus
dilakukan secara berkesinambungan, tentu dengan waktu yang tidak singkat.
Karakter pada seseorang tidak dapat dengan mudah diubah melainkan
dengan waktu yang panjang. Pendidikan agama Islam menjadi salah satu
alternative yang digunakan dalam pembentukan karakter dengan cara
mengoptimalkan pembelajaran PAI.
Sebagai mata pelajaran, Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan
penting dalam penyadaran nilai-nilai ajaran Islam kepada peserta didik.
Muatan mata pelajaran yang mengandung nilai, moral, dan etika
menempatkan Pendidikan Agama Islam pada posisi
terdepan dalam pengembangan moral beragama siswa. Peran guru terkadang
hanya terjebak pada fungsi mengajar, sedangkan pada fungsi mendidik tidak.
padahal fungsi mengajar ada dalam salah satu fungsi mendidik. Fungsi
mendidik meliputi transfer pengetahuan, sekaligus transfer nilai-nilai ke
dalam diri peserta didik, baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peranan PAI Dalam Berbagai Aspek?
2. Bagaimana Peranan PAI Dalam Membina Sikap Religius?
3. Dan apa saja Indikator-indikator Sikap Religius?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Peranan PAI Dalam Berbagai Aspek.
2. Untuk mengetahui Peranan PAI Dalam Membina Sikap Religius.
3. Dan untuk mengetahui Indikator-indikator Sikap Religius.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Sehingga orang yang
tidak jujur, kejam, rakus, sombong, pemarah, dan perilaku jelek lainnya
di katakan orang yang berkarakter jelek. Sebaliknya orang yang
perilakunya sesuai dengan kaidah moral dan akhlak disebut berkarakter
mulia (berakhlak mulia).
4
menguatkankeimanan, meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam bagisiswa.2
5
b. Pembiasaan dengan memberi waktu longgar untuk melaksakan
ibadah sebagai wadah kejujuran.
c. Memberikan pelajaran yang mengarah pada pembentukan nilai sikap
yang dilandasi den-gan moralitas.
3. Pendidikan Agama dalam Keluarga Keluarga menduduki posisi
terpenting di antara lembaga-lembaga sosial yang memiliki perhatian
terhadap pendidikan anak. Biasanya dalam keluarga ditanamkan
nilai-nilai agama untuk membentuk perilaku anak. Oleh karena itu,
pendidikan agama dalam keluarga sangat diperlukan untuk
mengetahui batasan-batasan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan agama diharapkan akan mendorong setiap manusia
untuk mengerjakan sesuatu dengan suara hatinya.
psikolog dan ahli pendidikan meyakini bahwa keluarga merupakan
faktor utama yang mampu memberikan pengaruh terhadap pembentukan
dan pengaturan ahklak anak. Keluarga terus memiliki pengaruh di masa
kanak- kanak saat anak selesai sekolah, sampai anak itu lepasdari
pengasuhan dan mengarungi bahtera rumah tangganya. Peran Keluarga
adalah:
6
membangun dan mengembangkan kecerdasanberpikir anak. Semua
sikap, perilaku dan perbuatan kedua orang tua selalu menjadi
perhatiananak-anak.
Fungsi-fungsi utama keluarga yaitu:
7
eksternal (pendidikan dan lingkungan) Untuk menumbuhkan karakter
religius pada siswa, guru PAI dapat melaksanakan strateginya dengan
efektif dan efisien melalui pembelajaran pendidikan agama Islam yang
disesuaikan dengan kurikulum, strategi yang dipergunakan meliputi:5
5
Masruri, Alvin. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter
religius siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tumpang Kabupaten Malang. Diss.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2019. H 28
8
meliputi: memberikan pemahaman dan nasehat, teladan dan pembiasaan
serta pembudayaan. Sedangkan aspek-aspek yang menjadi budaya
religius diantaranya: mengucap salam, tawadhu, istighasah, shalat dhuha,
tadarrus al-Quran. Pendidikan Agama Islam merupakan pondasi penting
dalam penanaman dan pembentukan karakter siswa di sekolah, oleh
karena itu pelaksanaan strategi pembentukan karakter religius siswa
melalui pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi hal yang relevan.
Secara umum, indikator adalah nilai dari variable yang akan diteliti.
Hal ini dapat diartikan bahwa indikator adalah ciri, karakteristik, atau
ukuran yang menunjukan suatu perubahan pada suatu fenomena7.
Indikator berguna untuk melihat, mengukur, menilai, dan mengevaluasi
suatu hal atau perubahan-perubahan yang terjadi pada fenomena yang
6
Bali, Muhammad Mushfi El Iq, and Nurul Fadilah. "Internalisasi Karakter Religius
di Sekolah Menengah
Pertama Nurul Jadid." Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam 9.1 (2019): h. 15
7
Insan Pelajar, “Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya,” 2 Oktober 2020.
Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya - Insan Pelajar (11 September 2022).
9
diteliti, yang terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, indikator
menjadi salah satu aspek yang penting dalam penelitian, penilaian, serta
evaluasi8.
10
secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau
gagasan. Sumarwan mengatakan bahwa sikap merupakan ungkapan
perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak dan
sikap menggambarjan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut
dan manfaat dari objek tersebut. Umar Husein mengatakan bahwa sikap
adalah evaluasi, perasaan, dan cederung seseorang yang relatif konsisten
terhadap suatu objek atau gagasan yang terdiri dari aspek keyakinan dan
evaluasi atribut12. M. Alisuf mengatakan bahwa sikap atau attitude adalah
suatu kecendurungan untuk mereaksi suatu hal, orang, atau benda dengan
suka, tidak suka, atau acuh tak acuh13. Jadi, dapat diartikan bahwa sikap
merupakan suatu bentuk perasaan, baik itu memihak atau mendukung
maupun perasan tidak mendukung. Sikap dapat diartikan juga sebagai
pola perilaku, tendensi (kecenderungan/kocondongan dalam suatu hal)
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau merupakan respon
terhadap stimulasi sosial yang telah terkoodinasi. Sikap juga dapat
diartikan sebagai aspek atau penialian positif atau negatif terhadap suatu
objek.
12
Hengki Albet, “Analisa Perubahan Sikap Konsumen dari Moda Tranportasi
Kovensional Ke Moda Transportasi Online”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya, 2018) ANALISIS PERUBAHAN
SIKAP KONSUMEN DARI MODA TRANSPORTASI KONVENSIONAL KE
MODA TRANSPORTASI ONLINE (Study Pada Pengguna Gojek Di Bandar
Lampung) - Repository Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya (11 September
2022) h. 11.
13
Ni Pande Putu Putri Andini, “Gambaran Sikap Pencegahan Covid-19 Masyarakat di
Desa Belumbang Kecamatan Kerambit Kabupaten Tabanan”, (Karya Tulis Ilmiah,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Prodi D-III, 2021) GAMBARAN SIKAP
PENCEGAHAN COVID-19 MASYARAKAT DI DESA BELUMBANG
KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN TAHUN 2021 -
Repository Politeknik Kesehatan Denpasar (poltekkes-denpasar.ac.id) (11 September
2022) h. 9.
11
mempunyai arti yaitu, Percaya kepada Tuhan atau kekuatan di atas dan di
sembah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta, ekspresi dari
kepercayaan di atas berupa amal ibadah dan suatu keadaan jiwa atau cara
hidup yang kencerminkan kecintaan atau kepercayaan terhadap Tuhan,
kehendak, sikap, dan perilakunya sesuai dengan aturan Tuhan yang
terlihat tampak dalam kehidupan14. Jadi dapat diartikan bahwa religius
merupakan suatu sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan
ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap
agama yang dianutnya.
12
b) Bersemangat mengkaji ajaran agama
c) Aktif dalam kegiatan agama
d) Menghargai simbol-simbol keagamaan
e) Akrab dengan Kitab Suci
f) Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan
g) Ajaran agam dijadikan sumber pengembangan ide.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seiring penjelasan di atas, Sahal Mahfudz seperti yang dikutip oleh
Bashori Muchsin, Moh. Sulthon, dan Abdul Wahid mengidentifikasikan,
bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar yang bertujuan
untuk membentuk watak dan perilaku secara sistematis,terencana, dan
terarah. Dalam dunia pendidikan misalnya, kecanggihan media
elektronik dan informatika telah begitu leluasanya ‚mencuri‛ peran
kecerdasan pikiran, ingatan,kemauan, dan perasaan (emosi).
Berikut beberapa peran pendidikan agama islam sebagai berikut :
14
a) Membangun budaya sekolah yang konsisten berfokus pada upaya
menanggulangi degra-dasi moral.
b) Pembiasaan dengan memberi waktu longgar untuk melaksakan
ibadah sebagai wadah kejujuran.
c) Memberikan pelajaran yang mengarah pada pembentukan nilai sikap
yang dilandasi den-gan moralitas.
Karakter meruapakan bagian penting dalam kehidupan manusia, yang
telah membentuk jati diri manusia. Kita harus menyadari sepenuhnya
bahwa kehadiran para rasul dan Nabi di utus Tuhan Yang Maha Kuasa
dimuka bumi untuk memperbaikikarakter. Keberadaan suatu bangsa
tergantung kepada tinggi rendahnya karakter bangsa intu sendiri. proses
pembinaan dan pendidikan karakter harus menjadi usaha sadar dan
Hanya melalui pengalaman mencoba dan mengalami dapat menguatkan
jiwa, menjelaskan visi. Pendidikan agama memegang peranan penting
dan inti pendidikan karakter itu sendiri, karena itu pendidikan agama
agar baik pada level sekeolah maupun rumah tangga, perlu mendapat
perhatian scara sungguh-sungguh, sehingga moral/akhlak Bangsa
menjadi lebih baik dimasa yang akan mendatang.
Dan dapat disimpulkan juga bahwa arti dari indikator-indikator sikap
religius adalah ciri, karakteristik, atau perilaku seseorang yang menjadi
tolak ukur penilaian dalam suatu fenomena dimana seseorang tersebut
berhasil menjalankan ajaran agama, atau sebagai tolak ukur cerminan
sikap sekaligus perilaku seseorang atas ketaatannya terhadap agama yang
dianutnya.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator sikap religius
seseorang menurut Muhammad Alim, yakni:
15
f) Aktif dalam kegiatan agama
g) Menghargai simbol-simbol keagamaan
h) Akrab dengan Kitab Suci
i) Mempergunakan pendekatan agama dalam menentukan pilihan
j) Ajaran agam dijadikan sumber pengembangan ide.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Insan Pelajar, “Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya,” 2 Oktober 2020.
Indikator: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya - Insan Pelajar (11 September
2022).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Arti kata indikator - Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Online (11 September 2022).
Milda Amalia, “Agama dalam Boneka: Globalisasi dan Wajah Baru Orang
Tuadalam Pendidikan Islam,” Sukma: Jurnal Pendidikan 2, no. 2 (December
10, 2018): 205–22,https://doi.org/10.32533/02203.2018
18