Anda di halaman 1dari 19

ORIENTASI PENGEMBANGAN PAI PADA SEKOLAH

MAKALAH

Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi PAI SMP dan SMA
Semester 4 kelas A
Dosen Pengampu: Shobihus Surur, M.Pd.I

Oleh :
1. Muhammad Ainul Yaqin (2193044007)
2. Nadya Fikriyatul Khasanah (2193044028)
3. Ziana Alayda Aulia Rahma (2193044018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

ُ‫ساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َو بَ َر َكاتُه‬


َّ ‫ال‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,kami
panjatkan puji dan syukur atas Hadirat-Nya SWT, yang telah memberikan kami Nikmat Islam,
Iman,dan Ihsan sehingga kami penulis bisa menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Materi
PAI SMP dan SMA.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sebagai kelompok dan mendapat
berbagai bantuan dan saran dari berbagai pihak sehingga kami mampu menulis makalah ini
dengan maksimal, maka dari itu kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi terhadap proses penulisan makalah ini.
Akan tetapi kami sebagai penulis menyadari terdapat kekurangan dari hasil penulisan
makalah kami dari tutur kata atau penjelasan yang kurang maksimal, oleh karena itu kami
sebagai penulis menerima saran dan kritik dari pembaca dengan harapan kami dapat lebih
maksimal dalam hal penulisan makalah.
Akhir kata semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan khususnya kami sebagai penyusun makalah ‫ﺁمين‬.

ُ‫ساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َو بَ َر َكاتُه‬


َّ ‫َو ال‬

Jombang, 12 Februari 2023


.Ketua kelompok

Nadya Fikriyatul Khasanah

2193044028

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Orientasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah.................................................................................3
B. Landasan Pendidikan Agama Islam..................................................................................................4
C. Tujuan Pendidikan Agama Islam......................................................................................................6
D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam.......................................................................................9
E. Karakteristik Pendidikan Agama Islam.........................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan Islam menhadapi banyak masalah di antaranya orientasi nilai keagamaan dan
pendekatan aplikasi. Orientasi nilai religius didasarkan pada materi Islam yang tidak dapat
dipisahkan dari tujuan Pendidikan Islami. Tujuannya adalah menjadi “Insan Kamil”, yang
tercerminkan pada pengintegrasian nilai berkisar antara dua belah pihak, “dimensi Makhluk”
(kesalehan individual) dan “dimensi Khalifah” (kesalehan sosial). Untuk menanamkan nilai
Pendidikan Islam ke siswa, dapat ditangani melalui pendekatan – pendekatan berikut ini; strategi
tradisional, liberal, pemberian model yang baik (Uswah), dan klarifikasi nilai. Penerapan strategi
harus disesuaikan dengan perkembangan siswa. Terkait dengan strategi, guru Pendidikan Islam
harus mempertimbangkan urgensi ketepatan dalam menggunakan nilai klarifikasi. Melalui
strategi ini, siswa akan dapat memilih, berdialog, membuat pertimbangan, dan menentukan jenis
nilai apa yang dipilah. Dengan nilai ini, siswa akan memiliki komitmen yang kuat untuk
menghadapi setiap perubahan kehidupan terutama dalam perubahan sosial.

Praktik Pendidikan Agama Islam di sekolah umum amatlah minim atau kurang
maksimal. Secara umum, jumlah pelajaran agama di sekolah rata – rata 2 jam per minggu.
Dengan alokasi waktu seperti itu, jelas tidak mungkin untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan agama yang memadai. Oleh karena itu, harus dilakukan
strategi alternatif dalam memenuhi kebutuhan peserta didik akan pendidikan agama di sekolah
umum, antara lain: melalui kegiatan ekstra kurikuler berbasis keruhinan, tambahan – tambahan
materi keagamaan di luar jam pelajaran, menyisipkan muatan keagamaan kedalam semua bidang
umum dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja orientasi PAI di Sekolah Umum?
2. Apa Landasan Pendidikan Agama Islam?
3. Apa Tujuan Pendidikn Agama Islam?

1
4. Apa saja Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam?
5. Apa saja Karateristik Pendidikan Agama Isla

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami Orientasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum
2. Untuk mengetahui Landasan Pendidikan Agama Islam
3. Untuk memahami Tujuan Pendidikan Agama Islam
4. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
5. Untuk memahami Karateristik Pendidikan Agama Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Orientasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Sekolah merupakan bentuk formalisasi pendidikan. Pendidikan tidak hanya sekedar


mempertahankan nilai – nilai, tetapi juga sekaligus mengembangkan nilai – nilai sehingga anak
didik mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan jaman dengan identitas
kepribadian yang kokoh. Penamaan nilai mempunyai arti menjaga stabilitas masyarakat yang
diperlukan untuk pelestarian nilai, tetapi dalam kehidupan modern yang berubah dengan cepat
dibutuhkan adanya upaya pengembangan nilai agar tidak tertinggal dari perubahan yang terjadi.

Pendidikan dipandang sebagai wahana yang efektif untuk membantu subyek didik
berkembang ke tingkat yang normatif lebih baik dengan cara atau jalan yang normatif juga baik.
Persoalan nilai menyangkut proses dan isi. Proses adalah berkaitan persoalan bagaimana nilai ini
ditanamkan kepada anak didik sehingga pendidik dan model atau strategi yang digunakan akan
berpengaruh pada proses penanam nilai di sekolah. Nilai yang berkaitan dengan isi adalah
menyangkut persoalan nilai apa yang hendak diajarkan dan dari mana sumber nilai itu diambil.
Berkaitan dengan nilai keagamaan, maka nilai itu terdapat dalam mata pelajaran pendidikan
Agama Islam. 1

Di dalam sejarah perkembangan pendidikan islam, islam telah memainkan perannya tidak
hanya pada aspek ritual keagamaan, tetapi di bidang – bidang lain keadaannya tumbuh seiring
dengan pertumbuhan pemeluk Islam itu sendiri/ pada masa – masa awal tidak terdapat penolakan
dari pihak manapun tentang perlunya ilmu pengetahuan bagi pemeluk Islam. Dan pemahaman ini
kemudian berkembang dengan pesat pada dinasti – dinasti islam ditandai dengan lahirnya
institusi – institusi Pendidikan Islam, seperti observatorium, maktub – maktub, dan kuttab –
kuttab yang menandai kejayaan Islam.

Secara operasional Pendidikan Islam diorientasikan kepada dua hal sekaligus :


1
Syafruddin, “Orientasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum”, Lentera Pendidikan, Vol.
16, No. 2, Desember 2013, 236

3
4

1. Mendidik manusia untuk menjadi hamba Allah yang tugasnya mengabdi kepada
Allah (“abd Allah) dan menghadirkan dirinya sendiri sebagai manusia di muka bumi
(Khalifah fi – ard) sebagaimana tertuang dalam Al – Qur’an :
َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬
﴾ ٥٦ ‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫﴿ َو َما َخلَ ْق‬
Artinya : “Dan Aku tidak Menciptakan Jin dan Manusia Melainkan Supaya Mereka
Megalah Kepada - Ku” (Q.S Az – Dzariyat : 56)

2. Mendidik manusia dalam rangka menumbuhkembangkan kelengkapan dasar dan


potensi fitrah anak didik secara optimal untuk menuju kedewasaan intelektual
(intelectual ability) dan kematangan emosional (emotional maturity). Dalam orientasi
ini akan menyarankan desain operasional yang proposional dan proporsional. Dalam
arti konsepsi ideal Pendidikan Agama Islam harus bisa dilaksanakan dalam kerangka
manajemen profesional mulai dari perencanaan strategi, metode, dan evaluasinya.

Mengacu pada orientasi kedua yaitu fitrah anak didik, maka yang menjadi substansial
adalah di dalam pendidikan Agama Islam sangat diperlukan pemahaman terhadap anak didik
secara utuh. Karena setiap anal didik pasti memiliki fitrah yang berbeda. Hal ini sesuai dengan
ungkapan yang mengatakan bahwa anak didik itu tidak seperti gerigi sebuah sisir yang sama rata,
melainkan sosok utuh yang mandiri dan berbeda satu sama lainnya dalam berbagai hal. Untuk itu
di dalam penyajian materi – materi pendidikan Islam harus disessuaikan dengan karakter dan
kepribadian anak didik yang sangat khas dan unik. 2

B. Landasan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar yuridis/hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak
langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara
formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:

1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila pertama: Ketuhanan yang
Maha Esa.

2
Nasruddin Yusuf, “Menilik Dasar dan Orientasi Pendidikan Agama Islam
5

2. Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 45 Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang


berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-
masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya.
3. Dasar operasional, yaitu terdapat dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3 pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan
pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan terdapat pada pasal
12 No. 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidik.3
b. Dasar Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang berasal dari ajaran agama Islam
yaitu yang bersumber dari Al-quran dan Hadis. Bagi umat Islam melaksanakan pendidikan
agama Islam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah di dalamsurat At-Taubah ayat 122 sebagai
berikut: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
(Q.S At-Taubah/9: 122)

Ayat diatas turun ketika nabi Muhammad SAW tiba kembali di Madinah dan kemudian
beliau mengutus pasukan ke beberapa daerah untuk berperang, akan tetapi karena banyaknya
yang ingin terlibat dalam pasukan, dan apabila nabi mengizinkannya niscaya tidak ada lagi yang
tinggal di Madinah kecuali beberapa orang, kemudian ayat di atas turun agar sebagian kaum
muslimin tetap tinggal untuk memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat
memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain.4

3
Abdul Majid, “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi” (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 132.
4
Quraish Shihab, “Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran” (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm. 288.
6

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan


keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta
didik tentang agama Islam, sehingga menjadi muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara.5 Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut
Ramayulis secara umum adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.6

Tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh tahapan sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan Islam secara Universal


Rumusan tujuan pendidikan yang bersifat universal dapat dirujuk pada
hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam yag dirumuskan dari berbagai
pendapat para pakar pendidikan seperti al-Attas, Athiyah, al-Abrasy, Munir,
Mursi, Ahmad D. Marimba, Muhammad Fadhil al-Jamali Mukhtar Yahya,
Muhammad Quthb, dan sebagainya. Rumusan tujuan pendidikan tersebut
adalah sebagai berikut: Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan
keseimbangan pertumbuhan keperibadian manusia secara menyeluruh, dengan
cara melatih jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia. Dengan
demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi
manusia, baik yang bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu
pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan
mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan akkhir pendidikan terletak pada terlaksananya
pengabdian yang penuh kepada Allah, pada tingkat perorangan, kelompok
maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.7
b. Tujuan Pendidikan Islam secara Nasional
5
Abdul Majid dan Dian Andayani, “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi” (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 135.
6
Ramayulis, “Metodologi Pendidikan Agama Islam” (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 22.
7
Abuddin Nata, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, h. 61-62.
7

Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam nasional ini adalah tujuan
pendidikan Islam yang dirumuskan oleh setiap Negara Islam. Dalam hal ini
maka setiap Negara Islam merumuskan tujuan pendidikannya dalam mengacu
kepada tujuan universal. Tujuan pendidikan Islam secara nasional di
Indonesia, secara eksplisit belum dirumuskan, karena Indonesia bukanlah
negara Islam. Dengan demikian tujuan pendidikan Islam nasional dirujuk
kepada tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional sebagai berikut:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.8
c. Tujuan Pendidikan Islam secara Institusional
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan Islam secara institusional
adalah tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh masing-masing lembaga
pendidikan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak, samapi dengan
perguruan tinggi.9
Pada tujuan instruksional ini bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah
kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, pola takwa itu harus kelihatan
dalam semua tingkat pendidikan Islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan
Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan
tingkatan jenis pendidikannya.10
d. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat program Studi (kurikulum)
Tujuan Pendidikan Islam pada tingkat program studi adalah tujuan
pendidikan yang disesuaikan dengan program studi. Rumusan tujuan
pendidikan Islam pada tingkat kurikulum ini mengandung pengertian bahwa
proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami olehh siswa di
sekolah, dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman

8
Abd.Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, “Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang
Pendidikan” (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010), h. 6.
9
Abuddin Nata, “Ilmu Pendidikan Islam...,” h. 64.
10
Zakiah Daradjat, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. III, h. 32.
8

siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam,
untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses
internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti
menghayati dan meyakininya.11
e. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Mata Pelajaran
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat mata pelajaran yaitu tujuan pendidikan
yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan, dan pengalaman
ajaran Islam yang terdapat pada bidang studi atau mata pelajaran tertentu.
misalnya tujuan mata pelajaran tafsir yaitu peserta didik dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkna ayat-ayat al-Qur’an secara benar, mendalam
dan komprehensif.12
f. Tujuan pendidikan Islam pada Tingkat Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan adalah tujuan
pendidikan yang didasarkan pada tercapainya kecakapan (kompetensi) utama
dan komptensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tersebut.
g. Tujuan Pendidikan Islam pada Tingkat Sub Pokok Bahasan
Tujuan pendidikan Islam pada tingkat sub pokok bahasan adalah tujuan yang
didasarkan pada tercapainya kecakapan yang terlihat pada indikator-
indikatornya secara terukur.13

Dari ketujuh tahapan tentang tujuan pendidikan agama Islam dapat disimpulkan bahwa
tujuan utama pendidikan agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai keagamaan agar siswa
mempunyai kecakapan dalam bersikap dan bertindak, menjadi manusia yang bertakwa kepada
Allah SWT, berakhlak mulia, serta mengamalkan ajaran agama.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam


bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, pemahaman, pengahayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk
11
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, “Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. V, h. 79.
12
Abuddin Nata, “Ilmu Pendidikan Islam...” h. 65.
13
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam..., “ h. 66.
9

mencapai tujuan tersebut peserta didik sangat memerlukan sosok yang bisa membimbing mereka
dalam memahami secara keseluruhan tentang agama Islam, sosok yang sangat mereka perlukan
adalah orangtua atau keluarga yang dapat memberikan mereka pendidikan di rumah dan guru
yang dapat memberikan pendiikan di sekolah.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam mengungkapkan bahwa
orientasi pendidikan agama Islam diarahkan kepada tiga ranah (domain) yang meliputi: ranah
kognitif, afektif dan psikomotoris.14 Ketiga ranah tersebut mempunyai garapan masing-masing
penilaian dalam pendidikan agama Islam, yakni nilai-nilai yang akan diinternalisasikan itu
meliputi nilai Alqur’an, akidah, syariah, akhlak, dan tarikh. Ruang lingkup PAI di sekolah umum
meliputi aspek-aspek yaitu: Al-Qur’an dan Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih dan Tarikh Kebudayaan
Islam. Berikutnya PAI dilaksanakan sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis
peserta didik serta menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara hubungan
manusia dengan Allah dengan alam sekitarnya.

Mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti mencakup aspek yang sangat luas, yaitu aspek
kognitif (pengetahuan), aspek apektif dan aspek psikomotorik. Ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam adalah untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: (1)
hubungan manusia dengan Allah SWT; (2) hubungan manusia dengan dirinya sendiri; (3)
hubungan manusia dengan sesama manusia; (4) dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungan alamnya.15 Pada saat diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
untuk mata pelajaran pendidikan agama disebut dengan Pendidikan Agama Islam, kemudian
sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama disebut dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Sebagian sekolah masih ada yang menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sebagiannya sudah menerapkan Kurikulum
2013.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara empat hubungan yang telah disebut di atas, tercakup dalam
pengelompokkan kompetensi dasar kurikulum PAI dan Budi Pekerti yang tersusun dalam

Ramayulis, “Metodologi Pendidikan Agama Islam...”, h. 23.


14

Departemen Agama RI, “Pedoman Pendidikan Agama Islam di sekolah Umum” (Dirjen
15

Kelembagaan Agama Islam,2004), h.7.


10

beberapa materi pelajaran baik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Adapun materi atau mata pelajaran tersebut
adalah:

a. Al-Quran Hadis: menekankan pada kemampuan membaca, menulis dan


menterjemahkan dengan baik dan benar.
b. Aqidah atau keimanan: menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai- nilai asmaul
husna sesuai dengan kemampuan peserta didik.
c. Akhlak: menekankan pada pengalaman sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela.
d. Fiqih/ibadah: menekankan pada acara melakukan ibadah dan mu’amalah yang baik
dan benar.
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam: menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran
(ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim
yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara empat hubungan yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, dirinya
sendiri, sesama manusia, dan makhluk lain serta lingkungan alamnya.

Berdasarkan paparan di atas dapat dilihat bebarapa ruang lingkup pendidikan agama
Islam yang diajarkan di Sekolah, baik di Madrasah maupun di Sekolah umum, jika di madrasah
ruang lingkup tersebut menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, sedangkan di Sekolah umum
semua menjadi satu kesatuan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
11

E. Karakteristik Pendidikan Agama Islam


Sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik yang umum maupun yang
khusus, Pendidikan Agama Islam mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan
pelajaran lainnya. Apabila diringkas adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti. Pendidikan
Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak
dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah al-Quran dan al-Hadits. Pendidikan pada
umumnya bersifat netral, artinya pengetahuan itu diajarkan sebagai mana adanya dan
terserh kepada manusia yang hendak mengarahkan pengetahuan itu. Ia hanya
mengajarkan, tetapi tidak memberikan petunjuk kearah mana dan bagaimana
memberlakukan pendidikan itu. Pengajaran umum mengajarkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang bersifat relative, sehingga tidak bisa diramalkan ke
arah mana pengetahuan keterampilan dan nilai itu digunakan, disertai dengan sikap
yang tidak konsisten karena terperangkap oleh perhitungan untung rugi, sedangkan
Pendidikan Agama Islam memiliki arah dan tujuan yang jelas, tidak seperti
pendidikan umum.
2. Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan
ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. Pendidikan Agama Islam seperti
diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang
menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi
pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat di indera dan diakali,
berbentuk pengalaman factual maupun pengalaman pikir. Sisi pertama lebih
menekankan pada kehidupan dunia sedangkan sisi kedua lebih cenderung
menekankan pada kehidupan akhirat namun, kedua sisi ini tidak dapat
dipisahkan karena terdapat hubungan sebab akibat, oleh karena itu, kedua sisi ini
selalu diperhatikan dalam setiap gerak dan usahanya, karena memang Pendidikan
Agama Islam mengacu kepada kehidupan dunia dan akhirat.
3. Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
Pendidikan Agama Islam selalu menekankan pada pembentukan akhlakul karimah,
hati nurani untuk selalu berbuat baik dan bersikap dalam kehidupan sesuai dengan
12

norma-norma yang berlaku, tidak menyalahi aturan dan berpegang teguh pada dasar
Agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
4. Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai dakwah atau misi suci
Pada umumnya, manusia khususnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa
penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari dakwah, oleh
karena itu mereka menganggapnya sebagai misi suci. Karena itu dengan
menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam berarti pula menegakkan agama, yang
tentunya bernilai suatu kebaikan di sisi Allah.
5. Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah. Sejalan dengan hal yang dijelaskan
pada sebelumnya maka kiprah Pendidikan Agama Islam merupakan ibadah yang
akan mendapatkan pahala dari Allah, dari segi mengajar, pekerjaan itu terpuji
karena merupakan tugas yang mulia, disamping tugas itu sebagai amal jariah, yaitu
amal yang terus berlangsung hingga yang bersangkutan meninggal dunia, dengan
ketentuan ilmu yang diajarkan itu diamalkan oleh peserta didik ataupun ilmu itu
diajarkan secara berantai kepada orang lain.16
Sedangkan menurut Azyumardi Azra Pendidikan Islam sendiri memiliki 7 (tujuh)
karakteristik: Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan yang bersumber dari ajaran
Islam yang mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan. Kedua,
pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai kewajiban penyebaran ilmu kepada orang
lain. Ketiga, penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Keempat, penguasaan dan pengembangan ilmu hanyalah
implementasi peng-hambaan kepada Allah dan demi kepentingan bersama. Kelima,
penyesuaian terhadap usia, kemampuan, bakat, dan perkembangan peserta didik.
Keenam, pengembangan kepribadian yang terkait dengan seluruh nilai dan sistem
Islam dengan mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan Islam. Ketujuh,
penekanan pada amal saleh dan tanggung jawa dengan memberikan semangat dan
dorongan agar ilmu yang dimiliki bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat
secara keseluruhan.17

16
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253813-karakteristik-mata
pelajaran-pendidikan-agama/ diakses pada tanggal 18 November 2013.
17
Azyumardi Azra, “Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam” (Jakarta: PT. LOGOS
Wacana Ilmu, 1999) 12-14.
13

Dari beberapa karakteristik pendidikan di atas maka karakteristik Pendidikan Islam


menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan Islam dibanding dengan
pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung
dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka
jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadap perkembangan yang ada
ditengah masyarakat, termasuk perkembangan sains dan tekhnologi, hanya saja
Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang
bertentangan dengan syariat-syariat Islam.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Orientasi Pendidikan Agama Islam secara operasional dapat diorientasikan
kepada dua hal:
1. Mendidik manusia untuk menjadi hamba Allah yang tugasnya mengabdi kepada
Allah (“abd Allah) dan menghadirkan dirinya sendiri sebagai manusia di muka bumi
(Khalifah fi – ard).
2. Mendidik manusia dalam rangka menumbuhkembangkan kelengkapan dasar dan
potensi fitrah anak didik secara optimal untuk menuju kedewasaan intelektual
(intelectual ability) dan kematangan emosional (emotional maturity). Dalam orientasi
ini akan menyarankan desain operasional yang proposional dan proporsional.

b. Landasar Pendidikan Agama Islam ada dua :


1. Dasar Yuridis/Hukum
2. Dasar Religius

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan


melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pemahaman, pengahayatan dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik sangat memerlukan
sosok yang bisa membimbing mereka dalam memahami secara keseluruhan tentang agama
Islam, sosok yang sangat mereka perlukan adalah orangtua atau keluarga yang dapat
memberikan mereka pendidikan di rumah dan guru yang dapat memberikan pendiikan di
sekolah.

14
15

d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

orientasi pendidikan agama Islam diarahkan kepada tiga ranah (domain) yang meliputi:
ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Ketiga ranah tersebut mempunyai garapan masing-
masing penilaian dalam pendidikan agama Islam, yakni nilai-nilai yang akan
diinternalisasikan itu meliputi nilai Alqur’an, akidah, syariah, akhlak, dan tarikh. Ruang
lingkup PAI di sekolah umum meliputi aspek-aspek yaitu: Al-Qur’an dan Hadis, Aqidah
Akhlak, Fikih dan Tarikh Kebudayaan Islam.

e. Karateristik Pendidikan Agama Islam


1. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti. Pendidikan
Agama Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak
dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu adalah al-Quran dan al-Hadits.
2. Pendidikan Agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan
ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
3. Pendidikan Agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah
4. Pendidikan Agama Islam diyakini sebagai dakwah atau misi suci
5. Pendidikan Agama Islam bermotifkan ibadah.

B. Saran
dengan adanya makalah kami yang berjudul “Orientasi Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Umum” semoga menjadi pengetahuan untuk mengembangkan kembali pengetahuan
akan “orientasi PAI di Sekolah Umum” dan kami pun menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih dapat ditingkatkan dari segi materi, maka dari itu kami segenap penulis
berharap agar para pembaca memberikan saran dan kritik agar kami dapat mengembangkan
kembali materi yang kami telah sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Quraish, Shihab. 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran. Jakarta:
Lentera Hati.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ramayulis. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Rozak, Abdul, Fauzan, dan Ali Nurdin, 2010. Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang
Pendidikan (Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Daradjat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, 2012. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Departemen Agama RI. 2004. Pedoman Pendidikan Agama Islam di sekolah Umum. Dirjen
Kelembagaan Agama Islam.
Azra, Azyumardi Azra. 1999. Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
LOGOS Wacana Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai