NIM : 3223121025
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan ‘‘Critical
Journal Review’’ dengan mata kuliah Pendidikan Agama Islam dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Critical Journal Review ini saya susun dalam
rangka memenuhi salah satu dari 6 tugas yang ada di UNIMED sebagai salah satu
bagian dari KKNI. Semoga Critical Journal Review ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Saya akui makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
RINGKASAN ISI JOURNAL
Utama
Pembanding
2
2.2 Ringkasan Isi Jurnal Utama
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
3
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. Sedangkan menurut Corey sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Pembelajaran merupakan
aktualisasi kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pendidikan” berasal dari kata
dasar didik dan awalan men, menjadi mendidik yaitu kata kerja yang artinya
memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.16 Sedangkan
menurut Rechey dalam bukunya Planning for Teaching, an Introduction,
menyatakan pengertian pendidikan sebagai berikut: Istilah pendidikan berkenaan
dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu
masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi
penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat”.
HASIL PENELITIAN
4
Dalam upaya membentuk kepribadian muslim peserta didik melalui
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang guru mengadopsi dua strategi
pembelajaran utama. Pertama adalah pembelajaran langsung (Direct Instruction),
yang menekankan proses belajar konsep dan keterampilan motorik, menciptakan
suasana pembelajaran terstruktur di dalam kelas dengan pelaksanaan yang
terencana sesuai kurikulum. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat menjadi
kunci suksesnya strategi ini, memengaruhi daya serap peserta didik terhadap materi
ajar, diharapkan menjadikan pengetahuan keislaman sebagai tameng terhadap
perilaku menyimpang dari ciri kepribadian muslim.
5
Pengadaan sarana parsarana ibadah ini berupa bangunan mushallah, pengadaan
peralatan shalat, Alqur’an dan sebagainya. Pengadaan sarana parasarana ibadah ini
diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk melaksanakan ibadah sehingga
upaya ini dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya
pribadi muslim. a. Kerja Sama Antar Guru Adanya komitmen dari semua guru
untuk menegakkan aturan demi terbinanya generasi bangsa dan agama yang
berIMTAQ dan ber-IPTEK, sangat membantu dalam upaya pembentukan
kepribadian muslim peserta didik. Pelanggaranpelanggaran di luar sekolah
kaitannya aturan yang berkaitan dengan perilaku yang menodai identitas
keislamannya dapat diminimalisir karena peserta didik mendapat pengawasan
lebih, mengingat kediaman guru yang menyebar disetiap daerah dan dekat dengan
peserta didik.51 Fahrul Asnur mengungkapkan bahwa dia menjadi takut untuk
keluar malam sebab akan dihukum di sekolah bila ketahuan oleh salah seorang
guru. 52 Begitupun ada kerjasama guru dalam memberi sanksi terhadap peserta
didik yang melakukan tindakan indisipliner seperti terlambat, bolos, tidak
menggunakan seragam lengkap.
Dalam membentuk kepribadian muslim peserta didik, maka sekolah perlu turut
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menumbuhkan keimanan dan
ketaqawaan peserta didik melalui pembiasaan dan pembinaan moral peserta didik
melaui kegiatan-kegiatan religius. Dari hasil observasi dan wawancara di sekolah,
dapat diketahui bahwa pembiasaan-pembiasaan yang dilaksanakan melalui
pembiasaan berjabat tangan ketika bertemu, senyum dan mengucapkan salam
ketika bertemu guru misalnya, hal tersebut menjadikan lebih akrab dengan guru
sehingga berpengaruh pada penghargaannya terhadap guru. Kemudian pembinaan
moral peserta didik dilakukan dengan nasihat, kegiatan keagamaan dan sebagainya.
Dari upaya tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap peserta didik.
6
2.3 Ringkasan Isi Jurnal Pembanding
PENDAHULUAN
Semua aspek yang dimaksud terangkum dalam term akidah, ibadah, dan
akhlak. Ketiga term ini melingkupi pembahasan yang sangat luas, namun tetap
bermuara pada pembahasan mengenai pengenalan kepada Allah SWT., potensi dan
fungsi manusia, dan akhlak. Bagian yang tidak terpisahkan dalam masalah-masalah
pendidikan adalah guru, anak didik, kurikulum, metode, evaluasi dan tujuan. Salah
satu bagian yang patut mendapat perhatian adalah masalah kurikulum. Kurikulum
dalam definisi Undangundang Sistem Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 2003
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara apa digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Muhaimin, dari
definisi tersebut ada tiga komponen yang termuat dalam kurikulum, yaitu tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara pembelajaran, baik berupa strategi pembelajaran
maupun evaluasinya.
PEMBAHASAN
7
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Ahmad, 1994: 32). Dari definisi
pendidikan agama Islam dan beberapa definisi pendidikan Islam di atas, terdapat
kemiripan makna yaitu keduanya sama-sama mengandung arti pertama, adanya
usaha dan proses penanaman sesuatu (pendidikan) secara kuntinue. Kedua, adanya
hubungan timbal balik antara orang pertama (orang dewasa, guru, pendidik) kepada
orang kedua, yaitu peserta dan anak didik. dan ketiga adalah akhlakul karimah
sebagai tujuan akhir. Namun tidak kalah pentingnya dari aspek epistemologi bahwa
pembinaan dan pengoptimalan potensi; penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa,
rasa, dan pikir; serta keserasian dan keseimbangan.
Manusia tidak lagi menatap kehidupan ini dari balik dupa harum dan asap
dupa. Filsafat, cenderung diidentifikasi dengan menjawab berbagai pertanyaan
tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Pertanyaan-pertanyaan ini termasuk
bagaimana kita memperoleh pengetahuan untuk pertanyaan tentang yang benar,
yang baik, yang indah, sifat dari segala sesuatu, dan sebagainya. DW. Hamlyn
dalam bukunya, History of Epistemology yang dikutip oleh Amsal Bakhtiar,
epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berhubungan
dengan sifat dan ruang lingkup pengetahuan, prasuposisi, serta fondasi dan
tanggung jawabnya untuk pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki (Bakhtiar
, 1994: 148). Muthahhari menyebutkan bahwa ada empat sumber epistemologi,
yakni: alam, rasio, hati dan sejarah (Suharto, 1999: 31). Dalam bahasa yang berbeda
Noeng Muhadjir mengatakan bahwa dalam pengenalan terhadap beragam objek
bisa diserap lewat indera, akal rasio, akal budi, dan intuisi serta keimanan kita
(Muhadjir, 1998: 56). Jadi, dari sumber epistemologi dalam prosesnya akan
melahirkan sains yang merupakan keharusan dalam membangun peradaban. Jika
epistimologi dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka objek pembahasannya
adalah seluk-beluk pengetahuan Islam, sifat agama Islam, sumber agama Islam,
metode dan metode pendidikan Islam, serta evaluasi dan tujuan pendidikan Islam.
8
di mana kurikulum pendidikan nasional bertujuan untuk menumbuhkan iman dan
pengabdian kepada Allah SWT, menumbuhkan penalaran yang baik (mau belajar,
ingin tahu, kreatif dan bertanggung jawab) Dalam pendidikan agama Islam ada tiga
mata pelajaran utama, yaitu aqidah, ibadah dan moral. Sedangkan dalam bahasa
pendidikan Islam, ketiga istilah tersebut dijelaskan dalam hal pengantar kepada
Allah SWT, potensi dan fungsi manusia, dan akhlak.
9
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
Penerapan strategi ini berdampak positif pada perilaku religius, disiplin, dan
sikap menghargai sesama peserta didik. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa
masih ada ruang untuk perbaikan dan perhatian khusus dalam pembentukan
perilaku disiplin, menegaskan perlunya terus meningkatkan metode dan intervensi
yang digunakan dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
10
karena itu, istilah-istilah seperti aqidah, ibadah, dan akhlak, yang dijelaskan sebagai
pengantar kepada Allah SWT., potensi dan fungsi manusia, serta studi moral, ketika
diaplikasikan pada tingkat praktis, menjadi pengetahuan yang cerdas, sikap dan
nilai yang cerdas, serta kecerdasan dalam tindakan sehari-hari (akhlak mulia).
Semua ini benar-benar dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari yang saat ini
sedang diupayakan semaksimal mungkin oleh para pendidik dan tenaga
kependidikan untuk menciptakan manusia sesuai dengan tuntutan nilai-nilai Islam.
• Teks ini memiliki fokus yang jelas pada pembentukan kepribadian muslim
peserta didik melalui pendidikan agama Islam, yang menjadi relevan dalam
konteks pendidikan di Indonesia.
• Adanya kutipan dari undang-undang, definisi pendidikan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, dan pendapat dari sumber lain menunjukkan upaya
untuk mendukung argumen dengan data empiris.
11
Kekurangan Jurnal Pembanding :
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14