Kata Pengantar
Puji dan syukur kami dari kelompok tujuh panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga kami
mendapatkan kekuatan dalam menyusun makalah ini, juga berkat segala
rahmat dan karunia-Nya akhirnya tersusunlah makalah yang berjudul,
”Pembelajaran dan Pengembangan serta Orientasi Pendidikan Islam”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Yang dari beberapa
referensi saja pastinya makalah kami banyak kekurangan, Untuk itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas makalah ini, khususnya
bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Amin.
1[1] Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung ; PT Remaja Rosda Karya ,
1994) cet.II, hal.74.
BAB II
PEMBAHASAN
2[2] Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 130
dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai
corak kepribadiannya.
Dengan istilah lain, manusia yang telah mendapatkan pendidikan Islam itu
harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana
cita-cita Islam.
Pengertian pendidikan agama Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem
pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh
hambah Allah. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-
nilai tersebut juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan.
Sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasinya adalah merupakan
proses ikhtiariah yang secara pedagogis kematangan yang mengutungkan.
B. Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
1. Pengertian pembelajaran
Terdapat beberapa pengertian yang menjelaskan makna pembelajaran,
di antaranya sebagai berikut:
a. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan
pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara
efektif dan efesien.3[3]
b. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material; buku-buku,
papan tulis dan lainnya, fasilitas dan perlengkapan; ruang kelas, dan lainnya.
Prosedur meliputi, jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek,
belajar, dan sebagainya.4[4]
Menurut Wina Sanjaya ada beberapa manfaat yang dicapai jika kajian
tentang sistem pembelajaran dilaksanakan dengan baik, di antara manfaat
tersebut adalah:
a. Arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan serta dirumuskan
dengan jelas, konkrit, dan terorganisir. Hal ini supaya dapat membantu
dalam penentuan langkah-langkah proses pembelajaran, sebagai bahan
utama dalam pengembangan komponen-komponen pembelajaran, dan
dijadikan tolak ukur sejauh mana efektivitas proses pembelajaran.
b. Kinerja pendidik lebih sistematis, sehingga pola fikirnya dan kegiatannya
lebih runtut yang dimungkinkan diperoleh hasil optimal. Dengan kata lain
bisa terhindar dari kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan.
3[3] Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidikan
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas), (Jakarta: Kencana Prenada
4[4] Oemar Hamalika, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.
VIII, hlm. 57
c. Sebagai perancang pembelajaran dengan optimalisasi segala potensi serta
sumber daya yang relevan dan tersedia. Pada akhirnya diharapkan
tercapainya efisiensi, dengan alakosi waktu yang sama namun bisa
dihasilkan mutu pembelajaran yang berkualitas.
d. Menjadi bahan umpan balik, yaitu untuk diketahuinya keberhasilan
pembelajaran sudah sesuai tujuan atau belum. Selain itu untuk penilaian
komponen pembelajaran manakah yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki
kualitasnya agar bisa pada tahap pencapaian tujuan pembelajaran yang
diharapkan.5[5]
Pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai upaya membuat peserta didik
dapat belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus
menerus mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum agama
Islam sebagai kebutuhan peserta didik secara menyeluruh yang
mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku
seseorang baik dalam kognitif, efektif dan psikomotorik.
Pemaknaan pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan
bimbingan menjadi muslim yang tangguh dan mampu merealisasikan ajaran
Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi
insan kamil. Untuk itu penanaman Pembelajaran PAI sangat penting dalam
membentuk dan mendasari peserta didik.Dengan penanaman pembelajaran
PAI sejak dini diharapkan mampu membentuk pribadi yang kokoh, kuat dan
mandiri untuk berpedoman pada agama Islam.
6[6] Prof. Dr. SUPIANA, M.Ag., Metodologi Studi Islam, (Jakarta. 2012), Cet. 2, hlm. 9-14
pendidikan saat ini, dan tentunya tanpa mengurangi dari esensi alquran itu
sendiri. Adapun metodenya adalah menggunakan pembelajaran berbasis
fitrah dalam bukunya Achjar Chalil. Yang ditekankan adalah mengendalikan
dorongan hati dengan cara berdzikir, karena dengan berdzkir akan
memberikan kekuatan pada seseorang untuk berpikir positif, selalu optimis,
dan mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan derajat kecemasan
yang menggelayuti jiwanya.7[7]