Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF, SOSIAL DAN


MORAL MASA REMAJA DAN DEWASA
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

OLEH:
KELOMPOK 3

SINTA NURIYAH TAJUDDIN 19.1200.001


HERNI 19.1200.002
RESKI INRIYANI 19.1200.003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan
limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF, SOSIAL DAN MORAL
MASA REMAJA DAN DEWASA”.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen pada mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat untuk kita semua.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami
untuk menyelesaikan tugas makalah tersebut. Adapun makalah ini kami susun dengan segala
kemampuan dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari
itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua pihak yang
telah membaca makalah ini, terutama Dosen yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk
kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Polewali Mandar, 27 Maret 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar...................................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Karakteristik Perkembangan Kognitif, Sosial dan Moral Masa Remaja....................
B. Pengertian Remaja.......................................................................................................
C. Karakteristik Perkembangan Kognitif Msa Dewasa........................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Kritik dan Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan
manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian
pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan
psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan
muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-
tahap yang lebih lanjut.
Dalam makalah yang kami buat ini kami membahas tentang karaKteristik
perkembangan kognitif ,social dan moral masa remaja dan dewasa dilihat dari aspek
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social dan
masih banyak lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik perkembangan kognitif masa remaja?
2. Apa yang dimaksud dengan remaja?
3. Apa saja karakteristik perkembangan kognitif masa dewasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kognitif masa remaja
2. Untuk mengetahui pengertian remaja
3. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kognitif masa dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Perkembangan Kognitif, Sosial dan Moral Masa Remaja
Fatimah (2006:31) menyatakan bahwa pada dasarnya, kemampuan kognitif merupakan
hasil belajar. Hasil belajar ini merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan faktor
lingkungan. Dari hasil belajar yang diukur terus belajar ini, tingkat kognitif seorang individu
dapat diketahui. Test hasil belajar menggambarkan kemampuan kognitif yang bervariasi. Variasi
nilai tersebut menggambarkan perbedaan kemampuan kognitif tiap-tiap individu.
Santrock (2007:52) menyatakan bahwa teori Piaget berpendapat anak-anak secara aktif
membangun pemahaman mereka mengenai dunia dan melewati 4 tahap perkembangan kognitif.
Tahap pertama, sensori motor pada usia (lahir – 2 tahun) yang terjadi bayi membangun
pemahaman mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensorik dengan tindakan
fisik. Bayi mengalami kemajuan dari tindakan refleks sampai mulai menggunakan pikiran
simbolis hingga akhir tahap. Tahap kedua yaitu, praoperasional( 2-7 tahun) anak mulai
menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar ini mencerminkan
meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan tindakan
fisik. Tahap ketiga yaitu, operasional konkret (7-11 tahun) anak saat ini dapat bernalar secara
logis mengenai peristiwa-peristiwa kongkret dan mengklasifikasikan obyek-obyek kedalam
bentuk-bentuk yang berbeda.
Yusuf (2012:195) menyatakan bahwa ditinjau dari perkembangan kognitif mrnurut
Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap oprasi formal (oprasi=kegiatan-kegiatan mental
tentang berbagai gagasan). Remaja, secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai
gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir operasi formal lebih bersifat hipotetis dan
abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan maslah daripada berpikir kongkret.
Sarwono(1989:76) menyatakan bahwa keseluruan kemampuan individu untuk berfikir
dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Jadi,
intelegensi memang mengandung unsur pikiran atau rasio. Semakin banyak unsur rasio yang
harus digunakan dalam suatu tindakan atau tingkah laku, semakin berintelegensi tingkah laku
tersebut. Kita ambil contoh seorang anak kecil berumur empat tahun sedang bermain di taman
bunga. Ia melihat bunga-bunga berwarna-warni, lari mengejar kupu-kupu, menciumi bunga-
bunga itu, dan sebagainya. Tindakan-tindakan itu masih berkadar intelegensi yang rendah karena
unsur rasionya juga rendah.
Andi (2011:online) menyatakan bahwa Perkembangan kognisi remaja mencapai tahap
operasional formal yang memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga
remaja mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan untuk
mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa remaja adalah awal dari
tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang
melibatkan logika pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi di semua orang tanpa memandang
pendidikan dan pengalaman mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis itu yang
menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi
dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
Unsur yang terpenting dalam mengembangkan pemikiran seseorang adalah latihan dan
pengalaman. Latihan berpikir, merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil
kesimpulan akan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikirannya ataupun
intelegensinya. Piaget membedakan dua macam pengalaman, yaitu :
a. Pengalaman fisis: terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi
untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.
b. Pengalaman matematis-logis: terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat
tindakan-tindakan terhadap objek itu.
Selain itu, unsur paling penting dalam perkembangan pemikiran adalah mekanisme
internal (ekuilibrium) sebagai self-regulasi yang mengatur diri seseorang jika berhadapan dengan
rangsangan atau tantangan dari luar. Piaget juga menyebutkan adanya pengaruh afeksi dalam
perkembangan pemikiran seseorang yang berkaitan dengan kebutuhan untuk menentukan diri
atau membentuk motivasi yang kuat bagi intelegensi seseorang tersebut (Suparno, 2001).
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja:
1). Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk mengerti
keterbatasannya dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang
sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah berdampak pada perilaku sosial,
berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan.
2). Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam
proses penalaran dan berfikir logis.
3). Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir. Berfikir itu sendiri biasa dikenal dengan
istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas kognitifnya sendiri selama proses
berfikir, menjadikannya instrospektif, terkait dengan adolescence egocentrism.
4). Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular karena mampu melihat dari
berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran “double entendres”.
5). Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan sering muncul saat
remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya berargumentasi dengan orang tua
terutama tentang nilai-nilai moral.
Karakteristik Pemikiran Remaja Berupa :
a. Perkembangan kognisi sosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus,
remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri.
b. Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat
mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja:
1) Abstrak : Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan
penalaran yang benar-benar abstrak.
2) Idealis : Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan
membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standard-standard ideal ini.
3) Logis : Mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu
masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji
pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.
Pada perkembangan kognisi remaja juga dipengaruhi oleh pengambilankeputusan yang
berupa: Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan: menguji situasi dari berbagai
perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusan-keputusan dan mempertimbangkan
kredibilitas sumber-sumber.
Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan
pengambilan keputusan yang realistis. Misal: Dalam pengambilan keputusan oleh remaja mulai
dari pemikiran, keputusan sampai pada konsekuensinya, bagaimana lingkungannya yang
menunjukkan peran lingkungan dalam membantu pengambilan keputusan pada remaja.
Karakteristik Perkembangan Pada Remaja:
a. Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentang kehidupan individu dimana
terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi.
Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu
kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu
mencapai kematangan dari pada bagian-bagian yang lain. Hal yang paling jelas terlihat pada
hidung, kaki dan tangan. Pada masa remaja akhir proporsi tubuh individu mencapai proporsi
tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya.
Dalam perkembangan seksualitas remaja ,ditandai dengan dua ciri yaitu sebagai berikut:
a) Ciri-ciri seks primer
Pada remaja pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis. Setelah testis mulai
tumbuh dan penis menjadi panjang ,pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar.
Matangnya organ-organ seks tersebut ,memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun)
mengalami “mimpi basah”.
Pada remaja wanita kematangan organ seksualnya ditandai dengan tumbuhnya rahim
,vagina dan ovarium(indung telur). Ovarium menghasilkan telur dan mengeluarkan hormon-
hormon yang dikeluarkan untuk kehamilan ,menstruasi. Pada masa ini sekitar usia 11-15 tahun
remaja wanita mengalami menstruasi pertama.
b) Ciri-ciri seks sekunder
Wanita: Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak , bertambah besar buah dada,
bertambah besarnya pinggul.
Pria: Tumbuh rambut atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi perubahan suara, tumbuh
kumis , tumbuh jakun.
b. Perkembangan kognitif (intelektual)
Pada usia 12-20 tahun proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Pada usia 16
tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran
syaraf Lobe frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan
merumuskan perencanaan strategis atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini berkembang
sampai usia 20 tahun lebih dan sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja, seperti
halnya anak usia 12 tahun walaupun secara intelektual remaja tersebut berbakat namun belum
bijaksana.
c. Perkembangan emosi
Pada masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan emosi yang
tinggi. Pertumbuhan fisik serta organ-organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi
atau perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta
,rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada remaja awal
perkembangan emosinya menunjukan sifat sensitive dan reaktif terhadap peristiwa atau situasi
sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental. Sedang remaja akhir sudah bias
mengendalikan emosinya.
d. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja berkembang “social cognition” yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik ,baik menyangkut sifat-
sifat pribadi minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahamannya , mendorong remaja untuk
menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik melalui persahabatan
maupun percintaan. Dalam hubungan persahabatan , remaja memilih teman yang memiliki
kualitas psikologisnya relative sama dengan dirinya, baik menyangkut interes, sikap, nilai
maupun kepribadian. Pada masa ini juga remaja cenderung mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, hobby dan juga keinginan orang lain.
e. Perkembangan Moral
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain.
Keberagaman tingkat moral remaja disebabkan karena faktor penentuannya yang beragam juga.
Salah satu yang mempengaruhi adalah orangtua.
f. Perkembangan kepribadian
Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial,
kognitif dan nilai-nilai. Pada masa remaja paling penting bagi pengembangan dan integrasi
kepribadian. Faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak terjadinya perubahan kepribadian
pada masa meliputi remaja:
a) . Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
b) . Kematangan seksual yang disertai dengan dorongan-dorongan dan emosi baru.
c). Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan mengevaluasi diri
kembali tentang standar (norma), tujuan dan cita-cita.
d). Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat heteroseksual ,berteman dengan pria maupun
wanita.
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan
“identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi masa dewasa.
Erikson meyakini bahwa perkembangan identity pada masa remaja berkaitan erat dengan
komitmen terhadap okupasi masa depan.
Dalam mengolaborasi teori Erikson tentang identity remaja , James Marcia dkk.
Mengemukan bahwa ada empat alternative bagi remaja dalam menguji diri dan pilihan-
pilihannya yaitu sebagai berikut.
a) Identity Achievement, yang berarti bahwa setelah remaja memahami pilihan yang realistik ,
maka dia harus membuat pilihan dan berprilaku sesuai dengan pilihannya.
b) Identity Foreclosure, menerima pilihan orangtua tanpa mempertimbangkan pilihannya.
c) Identity Diffusion yang berarti kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam
hidupnya.
d) Moratorium, penundaan dalam komitmen remaja terhadap pilihan-pilihan aspek pribadi atau
okupasi. Dalam hal ini Erikson menyadari bahwa remaja dalam masyarakat yang kompleks
mengalami krisis identitas atau periode moratorium dan kebingungan yang temporer
B. Pengertian Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang
artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik (Hurlock,1991). Pandangan tersebut didukung oleh Piaget (Hurlock,1991) yang menyatakan
bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa berada di bawah
tingkat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Selain itu, remaja memiliki keunikan-keunikan yang terletak pada individu-individunya.
Tampak jelas bahwa para remaja dari keluarga sama memperlihatkan perbedaan-perbedaan
dalam besar badan, intelegensi, minat dan sifat sosial. Para remaja dari kelas sosial yang satu
berbeda dengan para remaja dari kelas yang lain dalam sikap dan cita-citanya. Pendeknya,
beberapa keunikan para remaja terletak dalam individualitasnya, bukan pada masa remajanya.
Adapun ciri-ciri atau karakteriskik remaja antara lain:
· Perkembangan seksual
· Emosi yang meluap-luap
· Mulai tertarik kepada lawan jenis
· Kegelisahan
· Pertentangan
· Aktifitas kelompok
· Keinginan mencoba segala sesuatu.
C. Karakteristik Perkembangan Kognitif Masa Dewasa
Masa dewasa awal dalam kehidupan individu ditandai oleh perubahan eksternal dan
internal. Secara eksternal, tingkatan sekolah akhir akan selesai pada usia 18 tahun. Para lulusan
sekolah akan membuat keputusan apakah mereka ingin melanjutkan pendidikan, langsung
bekerja, atau melakukan sesuatu yang lain seluruhnya. Perubahan lingkungan yang seringkali
terjadi beberapa kali akan dialami ketika para dewasa muda ini keluar dari rumah orang tua ke
asrama, rumah kos, apartemen atau lainnya. Ketika jenjang sekolah menengah atas selesai, dunia
seakan terbuka pada banyak kemungkinan tidak terbatas akan apa yang bisa dilakukan seseorang
berikutnya.
Periode dewasa muda antara 18 – 30 tahun atau 20 – 40 tahun menurut sebagian ahli
memang merupakan waktunya untuk perubahan, ketika para dewasa muda mendapatkan
kemampuan dan pendidikan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan dan karir, ketika
mereka membangun rumah tangga dan hubungan, keluarga, dan mulai berkontribusi dalam
masyarakat dalam cara yang bermanfaat. Para dewasa muda seringkali berfokus pada
menemukan lingkungan hidup yang sesuai dengan mereka dan membuat berbagai keputusan
mengenai pasangan hidup, pekerjaan dan pembentukan keluarga.
Tahap kehidupan terdahulu telah menghasilkan perubahan yang dramatis dan kritis,
dimana telah terjadi perkembangan otak yang esensial sehingga saat dewasa seseorang tinggal
mengaplikasikan dan menggunakan pengetahuan mereka serta kemampuan analitisnya.
Walaupun demikian, banyak peneliti merujuk kepada perubahan yang berlanjut yang mengambil
tempat pada lobus frontal dari korteks serebral otak, yaitu area dimana terletak penilaian,
perencanaan, cara bicara dan cara menggerakkan otot. Pertumbuhan otak di area ini hanya
mencapai perkembangan finalnya pada awal usia 20 tahunan.
Sebagai tambahan, banyak para ahli seperti Jean Piaget (1896 – 1980) yang mencatat
adanya perbedaan signifikan antara pemikiran orang dewasa dan pemikiran remaja. Orang
dewasa memiliki fleksibilitas lebih dalam pola pikirnya, dapat memahami bahwa ada beragam
pendapat dalam satu masalah, dan ada lebih dari satu cara yang dapat digunakan untuk
melakukan pendekatan terhadap suatu masalah. Kaum dewasa awal mampu mengasimilasi dan
mensintesis situasi yang kompleks dan kontradiksi serta berargumen, tidak seperti remaja yang
harus menemukan kebenaran absolut.Kognitif merupakan suatu proses mengenai bagaimana
adaptasi dan interpretasi yang dilakukan seseorang terhadap objek, kondisi dirinya sendiri, dan
berbagai peristiwa di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang artinya
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Sedangkan Pandangan Piaget dalam
bukunya Sitti Hartinah yang menyatakan bahwa secara psilologis remaja adalah suatu usia di
mana anak tidak merasa berada di bawah tingjat yang lebih tua, melainkan merasa sama atau
paling tidak sejajar.
2. Perkembangan-perkembangan yang dialami pada masa remaja, antara lain: perkembangan
fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral,
perkembangan kepribadian, dan perkembangan kesadaran beragama.
B. Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah kami masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan baik dari
dosen maupun dari teman-teman. Selain itu kami harapkan kepada pembaca agar bisa
menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan yang tujuannya ingin memahami tentang
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF, SOSIAL DAN MORAL MASA
REMAJA DAN DEWASA.
DAFTAR PUSTAKA

https://winanurani.blog.institutpendidikan.ac.id/makalah-karekteristik-perkembangan-kognitif-
dan-bahasa-masa-remaja-serta-implikasinya-dalam-pendidikan/
http://rudisiswoyo89.blogspot.com/2013/11/karakteristik-perkembangan-remaja.
https://dosenpsikologi.com/perkembangan-kognitif-pada-dewasa-awal

Anda mungkin juga menyukai