Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

‘’KONSITUSI’’
Dosen pengampuh:Drs. Muzakkir, M.A.

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Irma Latief (19.1200.016)


2. Muh Fikran (19.1200.039)

PRODI PENDIDKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Kata Pengantar Puji Syukur kami panjatkan Atas kehadirat Allah Swt.
Karena rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta Keluarganya, Sahabatnya, serta kami para ummatnya. Semoga kita
mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kewarganegaraan dengan Judul “Konsitusi”. Makalah ini membahas negara
adalah wilayah akan memiliki sistem ataupun aturan yang diberlakukan kepada
orang yang berada dibawah naungannya. Makalah ini tentu tidak akan berhasil
tanpa adaya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terima kasih kami
ucapkan kepada Bapak Muzakkir, Drs.MA selaku dosen pengampuh mata kuliah
kewarganegaraan dan semua pihak yang telah membantu memberikan saran serta
masukan untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah kami menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan
datang.

Pare-Pare, 1 April 2020

Penulis
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahanpolitik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadibasis tegaknya sistem
politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat padaposisi penting, hal ini karena masih
memegang teguh rakyat selaku pemegangkedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi
disebut negara otoriter.Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi.
Inimenunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara danpemerintahan.
Sejak merdeka, perjalanan kehidupan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut.
Dari Demokrasi Parlementer/Liberal (1950–1959),Demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan
Demokrasi Pancasila (1967–1998). Tigamodel demokrasi ini telah memberi kekayaan
pengalaman bangsa Indonesia dalammenerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi
demokrasi yang diterapkandi Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah
melahirkan empatorang presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati
hinggaSusilo Bambang Yudhoyono.
Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masaPresiden
Soeharto dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam bukuDi Bawah Bendera
Revolusi (1965) pernah mengungkapkan pendapatnya tentangdemokrasi bagi bangsa Indonesia.
“Apakah demokrasi itu?
Demokrasi adalah ‟pemerintahan rakyat‟. Masyarakat bebas berpendapat dan berorganisasi dan
rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya. Komisi negaradibentuk oleh
negara. Diperbolehkannya jalur independen atau calonperseorangan di luar jalur politik
mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah(pilkada) turut meramaikan kehidupan
demokrasi di Indonesia. Perkembangandemokrasi turut meningkatkan partisipasi politik
masyarakat. Masyarakat bolehmengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses pengambilan
keputusan.Masyarakat atau rakyat kembali merasakan kebebasan sipil dan politiknya.Rakyat
menikmati kebebasan berpendapat serta rakyat menikmati kebebasanberorganisasi. Kebebasan
sipil bisa dinikmati meskipun di sisi lain hak sekelompokmasyarakat bisa dihilangkan oleh
kelompok masyarakat lain. Dalam kondisiseperti ini, beberapa kalangan menilai penerapan
demokrasi di Indonesia harusdijiwai dengan ideologi atau dasar negara RI yaitu Pancasila.
Pancasila sebagaidasar atau ideologi negara harus diterapkan dalam kehidupan berdemokrasi.
Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 saatmenyampaikan
pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafahnegara yang diberi nama dengan
Pancasila. Konsepsi usul ini berisi:
1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme.
2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Maha Esa.
Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-UsahaPersiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional dangentlemen agreement
tentang dasar negara Republik Indonesia. Konsensusnasional yang mendasari dan menjiwai
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945itu dituangkan dalam suatu naskah yang oleh Mr
Muhammad Yamin disebutPiagam Jakarta. Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi tentang
dasar negaraIndonesia yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan, panitia kecil yang dibentukoleh
BPUPKI, antara umat Islam dan kaum kebangsaan (nasionalis). Di dalamPiagam Jakarta terdapat
lima butir yang kelak menjadi Pancasila dari lima butir,sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik danditandatangani
oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, AbikoesnoTjokrosoejoso, Abdulkahar
Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, WahidHasjim, dan Muhammad Yamin. Pada saat
penyusunan UUD pada Sidang KeduaBPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah
(preambule). Selanjutnya, saat pengesahan UUD „45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah
Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan
YangMaha Esa. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A.Maramis
setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, KasmanSingodimedjo dan Ki Bagus
Hadikusumo. Membaca sejarah pergerakan nasional diIndonesia, perubahan ini nampak bukan
suatu proses dari saat disahkannyaPiagam Jakarta hingga menjadi Pembukaan UUD 1945.
Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok aliranpemikiran. Di
satu pihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkankebangsaan tanpa kaitan khas
pada ideologi keagamaan. Di pihak lain mereka yang mengajukan islam sebagai dasar negara .
Mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk , maka kata–kata “menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk– pemeluknya“ di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa“. Hal ini
terjadikarena setelah ada protes dari perwakilan Indonesia bagian timur yang mayoritasadalah
non muslim. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki rasa
tenggang rasa yang besar dan saling menghormati satu samalain dan mengutamakan kepentingan
bersama/umum daripada kepentinganpribadi/golongan. Maka itulah yang dinamakan Demokrasi
Pancasila.
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah inidapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari demokrasi itu ?
2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila ?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
4. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatanrakyat di Era
Reformasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi
2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
4. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di EraReformasi seperti
sekarang ini
D. Manfaat
Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsaIndonesia mengatur
hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikansemua teratur tanpa terjadi hal–hal
yang melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas bahwa pendidikan Pancasila selalu dianjurkan
di setiap tingkat tingkat pendidikan mulai dari SD,SMP, SMA/SMK agar kita menjadi manusia
yang demokrasi yang selalu menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa dan bertanggung
jawab dalam menjadi warga negara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Pancasila
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kunopada abad
ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal darisebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, artidari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telahberevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangansistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dankratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagaipemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan darirakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah katakunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebabdemokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatunegara. Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanismesistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat(kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negaratersebut.
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinyaterdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkalialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi
konstitusionil cukup jelastersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-
UndangDasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang
dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkankekuasaan belaka
(Machstaat).
2. Sistem Konstitusionil
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifatAbsolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwademokrasi
yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil. Di
samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan
demikian demokrasi Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai
khusus seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia
dalamhubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air danNegara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dankrida manusia dalam
mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasiIndonesia adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan, yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
bertujuan untukmewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (demokrasi
pancasila) .Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan Abraham Lincoln,mantan
presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatupemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik danpemerintahan,
sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagaiwarga negara. Kenyataannya,
baik dari segi konsep maupun praktik, demosmenyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan
untuk rakyat keseluruhan, tetapipopulus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatanformal memiliki hak preogratif forarytif dalam proses
pengambilan/pembuatankeputusan menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil
terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya.
(Idris Israil, 2005:51)
Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagaiberikut:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong
yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung
unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan olehrakyat sendiri atau
dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapiharus diselaraskan
dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukandengan cita-cita
hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangatkekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas atau minoritas.
B. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak danlain
sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum,terdapat dua landasan
pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlakuntuk harus diketahui oleh setiap orang
yang menjadi pemimpin negara / rakyat /masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik peroranganatau milik suatu
keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurusa
rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruhrakyatnya, dan sekaligus
selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisabertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkankekuasaan belaka
(machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifatabsolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badanyang merdeka,
artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dankekuasaan lain contoh Presiden, BPK,
DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untukmenyalurkan aspirasi
rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1ayat 2 UUD
1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dandilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada TuhanYME, diri sendiri,
masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

C. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan,
IdrisIsrail (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut:
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dandisalurkan melalui wakil-
wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua
pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.
D. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila
Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45serta
Ketetapan-ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasiPancasila menurut
prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Batang Tubuh UUD1945 berdasarkan tujuh sendi
pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum
Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan ataskekuasaan belaka
(Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintahmaupun lembaga-lembaga negara
lainnya dalam melaksanakan tindakan apapunharus dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi
rakyat harus ada landasanhukumnya. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga
negara harustercermin di dalamnya.
2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifatabsolutisme
(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional inilebih menegaskan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikanatau dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di
samping oleh ketentuan-ketentuanhukum lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti
TAP MPR danUndang-undang.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkandalam
pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaannegara tertinggi) ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.Dengan demikian, MPR adalah lembaga
negara tertinggi sebagai penjelmaanseluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan
negara yang tertinggi,MPR mempunyai: Tugas pokok, yaitu:
a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Wewenang MPR, yaitu:
a. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negaralain, seperti
penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaanGBHN
c. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
d. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannyaapabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD1945
e. Mengubah undang-undang.
4. Presiden
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah
MajelisPermusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah
penyelenggarapemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga
harustunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang
wajib menjalankan putusan-putusan MPR.
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasipelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden danDPR harus saling bekerja sama
dalam pembentukan undang-undang termasukAPBN. Untuk mengesahkan undang-undang,
presiden harus mendapat persetujuandari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah hak inisiatif,
hak amandemen, danhak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
a. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
b. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
c. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
d. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
e. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
6. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat danmemberhentikan menteri
negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepadaDPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan
hal tersebut, berarti sistem kabinetkita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan
Menteri Negarabertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi
biasa,menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada dibawah
koordinasi presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator,artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguhsuara DPR. Kedudukan
DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dansemua anggota DPR merangkap
menjadi anggota MPR. DPR sejajar denganpresiden.
E. Fungsi Demokrasi Pancasila
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikutduduk dalam
badan perwakilan/permusyawaratan, dll.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaganegara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawabkepada MPR.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yangkeduanya bisa dipakai
di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesiasendiri demokrasi pancasila sudah
mendarah daging disetiap warga nya, karenademokrasi itu mencerminkan kehidupan
bermasyarakat, sistem demokrasi /pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di
indonesia karena adatdan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI
hargamati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan.Malang: Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan MenaraIlmu.

Anda mungkin juga menyukai