Dosen Pengampu:
Yuli Choirul Umah, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kelas: KPI A
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta Karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Permasalahan Kependudukan
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan ” dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas ISBD yang dibimbing oleh Ibu Yuli Choirul Umah,
M.Pd.I..Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang Permasalahan Kependudukan Masyarakat Perkotaan dan
Pedesaan.Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Yuli Choirul
Umah, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah ISBD. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................0
1.1 Latar Belakang...............................................................................................0
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN TEMA...........................................................................2
A. Pengertian Masyarakat..............................................................................2
B. Macam – Macam Masyarakat...................................................................2
C. Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan.......................................3
D. Permasalahan Kependudukan, Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan.......5
E. Solusi terhadap Permasalahan Kependudukan Masyarakat Perkotaan dan
Pedesaan...............................................................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
Kesimpulan........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN TEMA
A. Pengertian Masyarakat
1. Masyarakat Perkotaan
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urban diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan kota, bersifat kekotaan, atau orang yang pindah dari desa
ke kota. Sementara itu, dilihat dari aspek dinamikanya, maka masyarakat urban/kota
adalah masyarakat yang lahir dan direproduksi oleh proses modernitas dalam dinamika
institusi modern. Anthony Gidden membayangkan masyarakat urban/kota sebagai
tipikal manusia yang hidup pada dekade terakhir abd ke-20 yang memiliki kesempatan
luas untuk menyebar ke berbagai belahan dunia menikmati eksistensinya. Bahkan ia
membayangkan masyarakat urban/kota yang modern tersebut, memiliki sisi-sisi
mengerikan yang menurutnya adalah fenomena nyata dewasa ini2
2. Masyarakat Pedesaan
1
Donny Prasetyo and Irwansyah, “MEMAHAMI MASYARAKAT DAN PERSPEKTIFNYA,”
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL 1, no. 1 (May 19, 2020): 164–165.
2
Nurfajriyanti Haeruddin, “MASYARAKAT DAN BUDAYA PERKOTAAN” (n.d.).
vi
Pengertian desa menurut kamus Poerwadarminta (1976) adalah: “sekelompok
rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampung (di luar kota); dusun; 2 dusun
atau udik (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota);….”. Desa menurut
kamus tersebut terutama dalam arti fisik. Lain lagi dengan istilah desa dalam rembug
desa, yang berarti fisik, masyarakat dan pemerintahannya. Istilah lain yang memiliki
pengertian hampir sama adalah village. Menurut The Random House Dictionary (1968),
village adalah: “a small community or group of house in a rural area usually smaller
than a town and sometimes incorporated as a municipality”.
1. Masyarakat Perkotaan
1. Netral Afektif
2. Orientasi Diri
3. Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran
rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk universalisme.
3
“Rural_Comunity.Pdf,” n.d.
vii
4. Prestasi
Mutu seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan
kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
5. Heterogenitas
Masyarakat kotayang lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari
lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain (Individualisme).
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
2. Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat Desa pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dengan alam,
dimana pada umumnya masih memanfaatkan hasil alam untuk memenuhi
kebutuhan.
4
Gryselda Sheryl Selena, Puji Aenun, and Lulu Latifah, “Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan,”
Riskesdas 2018 3 (2018): 103–111.hal., 2-4.
viii
2. Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat lainnya (Tetangga), hal ini
dapat dilihat dari salah satu Desa yaitu Desa Mela I Tapanuli Tengah yaitu
masyarakatnya saling menolong satu sama lain seperti ketika ada Acara Pernikahan
maupun acara lainnya serta memiliki empati yang tinggi.
3. Tinggal didaerah pedesaan kita dapat melihat bahwa masyarakatnya masih kental
dalam beragama, budaya serta adat istiadatnya.
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
4. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri.5
ix
5. Pendidikan
Di desa masih banyak yang kurang sadar tentang pentingnya pendidikan,
mereka lebih memilih bekerja daripada menempuh pendidikan. Sehingga
banyak yang buta huruf dan belum bisa membaca serta menulis.
1. Urbanisasi
Urbanisasi dan pertumbuhan kota merupakan indikator dari modernisasi
dan kemajuan, akan tetapi proses urbanisasi pada saat ini seringkali
menimbulkan permasalahan sosial misalnya perumahan kumuh akibat
Tidak berimbangnya jumlah yang datang dengan keterbatasan pekerjaan
formal pada akhirnya banyak yang memilih sektor informal.
2. Macet
Meningkatnya jumlah kendaraan tanpa diikuti oleh pembangun jalan telah
menimbulkan kemacetan. Salah satu alasan masyarakat belum
menggunakan transportasi publik karena rendahnya tingkat kenyamanan
yang mereka dapatkan.
3. Pencemaran Lingkungan
Perkembangan industri dan teknologi di perkotaan telah menimbulkan
pencemaran lingkungan seperti knalpot kendaraan bermotor, asap dan
limbah pabrik. Selain itu sampah plastik dari bekas kemasan konsumsi
masyarakat susah teruarai dalam tanah sehingga mencemari lingkungan.
4. Banjir
Banyaknya bangunan dan pengaspalan jalan, menyebabkan kurangnya
daya serapan dari air hujan, hal ini berakibat pada timbulnya banjir yang
sering sekali terjadi pada daerah perkotaan, yang tentunya menghambat
segala aktivitas nasyarakat perkotaan.
1. Kemiskinan
Kebutuhan desa untuk memperkuat pilar ekonomi membutuhkan
terobosan alternatif, orientasi baru dengan memanfaatkan peluang UU
Desa. Misalnya saja pengembangan desa wisata yang dapat membantu
mengatasi persoalan kemiskinan, memperkuat semangat ketahanan desa,
x
menumbuhkan inovasi komunitas, dan memelihara keseimbangan
ekologi.7
2. Krisis Pangan
Bagi masyarakat pedesaan, dengan semakin berkembangnya kegiatan non
pertanian di pedesaan, maka diharapkan pendapatannya semakin tinggi
dan semakin baik aksesnya terhadap bahan pangan. Untuk itu, pemerintah
harus mengupayakan terwujudnya pedesaan sebagai kawasan pemukiman
yang produktif, selalu mengembangkan diversifikasi ekonomi, dan
mengembangkan infrastruktur pedesaan. 8
3. Krisis Lingkungan
Pembangunan pemeliharaan lingkungan dengan reboisasi misalnya, dan
menumbuhkan kesadaran diri pada setiap warga masyarakat sekita akan
pentingnya menjaga lingkungan dan tidak merusaknya.
4. Krisis Energi
Pemerintah harus melakukan pemerataan energi yang menunjang
keberlangsungan hidup terutama pada masyarakat pedesaan yang
sebagian belum terjangkau dan penyebab dari timbulnya krisis energi
tersebut.
5. Pendidikan
Bidang pendidikan juga berperan penting dalam usaha mencapai sasaran
sasaran kependudukan terutama melalui perubahan sikap dan tingkah laku
terhadap suatu tatanan kehidupan yang baru, sejalan dengan ini maka
usaha usaha di bidang pendidikan terus dilaksanakan dengan infrastruktur
dan layanan pendidikan yang memadai9
xi
dalam pemanfaatan sumber daya alam dan menguatkan kepercayaan pada
pemerintahan desa. Upaya perbaikan harus mencakup tiga hal yakni
regulasi, anggaranpublik, dan gotong royong. Pembangunan dalam
layanan publik di pedesaan bisa dilakukan dalam berbagai bidang secara
menyeluruh baik di bidang infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan,
transportasi seperti perbaikan jalan desa, jembatan, sarana beribadah, dan
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Pembangunan wilayah
pedesaan hendaknya dilakukan tidak hanya bertujuan meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat pedesaan secara ekonomi saja, tetapi juga harus
mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap berbagai sarana sosial
dan lingkungan yang memadai.10
1. Urbanisasi
dalam menangani permasalahan perumahan kumuh yang tidak layakhuni
pemerintah berupaya memberikan solusi berupa pembangunan rumah
susun untuk mensiasati keterbatasan lahan di perkotaan. Langkah ini
dilakukan bertujuan untuk memberikan fasilitas perumahan bagi
masyarakat dengan tidak mencabut penduduk dari akar hidup atau
lingkungannya khas yang menjadi bagian pokok dari identitas mereka.
Program rusun pemerintah DKI Jakarta di kemayoran, serta pemukiman
kampung deret.
2. Macet
Perencanaan dan penyediaan transportasi umum yang nyaman dan
memadai, pengaturan pola lalu lintas dan pembatasan kepemilikan
kendaraan pribadi dan kendaraan dinas merupakan strategi yang bisa
dikembangkan untuk perencanaan transportasi yang diperlukan untuk
mengatasi kemacetan dengan membuat perencanaan dan pembuatan sarana
jalan yang memadai untuk mendukung keperluan transportasi. Saat ini
pemerintah sedang berupaya membangun MRT (Mass Rapid
Transportation) guna Menyediakan fasilitas transportasi publik yang
nyaman, aman, tertib dan teratur akan mendorong orang beralih dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum untuk mencegah kemacetan.
3. Pencemaran Lingkungan
Pada umumnya negara berkembang belum mempunyai pengetahuan dan
fasilitas yang memadai cara khusus bagi pembuangan limbah pabrik,
sarana penjernihan air kotor dan penaggulangan sampah yang memadai.
10
Dewi, “Buku Ajar Sosiologi Perdesaan.”
xii
Oleh karena itu perlunya solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut,
perlunya kesadaran diri bagi pengusaha pengusaha pabrik dengan upaya
membangun fasilitas yang memadai untuk pengolahan limbah sebelum
dibuang dan kebijakan pemerintah mengeluarkan aturan dalam
penggunaan transportasi publik setidaknya dapat mengurangi pencemaran
lingkungan dan kemacetan.
4. Banjir
Upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan
pembangunan saluran air atau gorong-gorong, dan melakukan
pembersihan sampah yang menyumbat di sungai.
11
Ibid.
xiii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Selena, Gryselda Sheryl, Puji Aenun, and Lulu Latifah. “Masyarakat Perkotaan
Dan Pedesaan.” Riskesdas 2018 3 (2018): 103–111.
“Rural_Comunity.Pdf,” n.d.
xv