Anda di halaman 1dari 13

OBJEK KAJIAN FILSAFAT

FILSAFAT ILMU

Dosen Pengampu :

Susi Andriani, S.S., M.TCSOL.

Kelompok :

Arief Rifki Fadilla - 2925164757

Resma Nur Anggrini - 2925165145

PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Dalam penyusunan
makalah ini, tidak sedikit hambatan yang menghadang.Berkat bimbingan, dorongan,
dan saran dari berbagai pihak, hambatan itu dapatdiatasi.Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepadaseluruh pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
makalah inimasih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena
itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya hasilyang
optimal.Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................... 2

Bab I pendahuluan............................................................................... 3

Bab II Pembahasaan............................................................................ 4

Bab III Penutup ............/...................................................................... 8

Daftar Pustaka ...................................................................................... 9


BAB 1

PENDAHULUAN

Seluruh ilmu hakikatnya berasal dari filsafat. Darinyalah seluruh ilmu berasal,
darinya pula seluruh ilmu dan pengetahuan manusia dilahirkan. Sikap dasar selalu
bertanya menjadi ciri filsafat, menurun pada berbagai cabang ilmu yang semula
berinduk padanya. Karenanya, dalam semua ilmu terdapat kecenderungan dasar itu.
Manakala ilmu mengalami masalah yang sulit dipecahkan, ia akan kembali pada
filsafat dan memulainya dengan sikap dasar untuk bertanya. Dalam filsafat, manusia
mempertanyakan apa saja dari berbagai sudut, secara totalitas menyeluruh,
menyangkut hakikat inti, sebab dari segala sebab, mancari jauh ke akar, hingga ke
dasar.

Sementara itu, sebagai sebuah bidang studi, filsafat memiliki objek kajian. Ada
beberapa jenis objek kajian filsafat; yaitu objek kajian formal dan material. Berikut
akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini
BAB II

Pembahasan

A. Objek Kajian Filsafat Ilmu

Objek kajian sangat luas kajiannya, yaitu meliputi


segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui manusia.
Manusia memliki akal pikiran yang aktif, sesuai dengan tabiatnya manusia
cenderung untuk mengetahui sesuatu yang ada di fikirannya. Dengan demikian
objek filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya.

Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.Objek Formal

Objek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut


segi-segi yang dimiliki objek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan
atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan dan menurut kemampuan
seseorang. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka
dihasilkanlah sistem filsafat.

Objek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan


padabahandari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang dari
mana objek material itu disorot. Objek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan
keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain.
Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal
menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan”.
Bertalian dengan pengertian objek material dan objek formal, ada perbedaan antara
filsafat dengan ilmu yang bukan filsafat. Bahkan berbeda antara ilmu yang satudengan
ilmu yang lain. Misalnya, objek material berupa pohon kelapa. Ahli ekonomi akan
mengarahkan perhatiannya pada atau meninjau (objek formal) pada aspek ekonomi
dari pohon kelapa tersebut. Berapa harga jual buahnya, kayunya atau bahkan lidinya.
Ekonomi tidak mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang menyusun pohon
kelapa tersebut. Lain halnya dengan ahli pertanian, yang juga memiliki sudut pandang
yang khusus sesuai dangan bidang ilmunya. Misalnya, bagaimana cara agar pohon
tersebut tumbuh dengan subur, dan apakah cocok ditanam di lahan tertentu. Seorang
ahli biologi akan mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang terkandung dalam
pohon tersebut, baik unsur batang, daun maupun buahnya. Seorang ahli hukum akan
mempertanyakan status kepemilikan pohon tersebut. Siapa pemilik sah pohon tersebut,
apakah ditanam di lahannya sendiri ataukah di lahan sewaan. Maka dapat disimpulkan,
bahwa para ilmuan yang ahli di bidang disiplin ilmu tertentu mengarahkan
perhatiannya pada salah satu aspek dari objek materialnya. Disiplin ilmu khusus
terbatas ruang lingkupnya. Artinya, bidang sasarannya tidak
mencangkup bidang lain yang bukan wewenangnya. Setiap bidang ilmu menganggap
atau mengarah pada kapling masing-masing. Mereka tidak begitu peduli dengan
kapling ilmu lain. Inilahyang disebut otoritas dan otonomi atau kemandirian keilmuan,
yaitu wewenang yangdimiliki seseorang ilmuan untuk mengembangkan disiplin
ilmunya tanpa campur tangan pihak luar.

2. Objek Material

Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek atau bahan yang dijadikan
sasaran penyelidikan. Misalnya ilmu kedokteran, ilmu sastra, psikologi, dan lain-lain
memiliki objek material yaitu manusia. Objek material adalah sasaran material suatu
penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Objek material juga berarti hal yang
diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup
apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, materi maupun nonmateri. Bisa
pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya.

Istilah objek material sering juga disebut pokok persoalan (subject matter).
Pokok persoalan ini dibedakan atas dua arti, yaitu sebagai berikut.

- Pokok persoalan (subject matter) dapat dimaksudkan sebagai bidang khusus


dari penyelidikan faktual. Misalnya penyelidikan tentang atom termasuk bidang fisika
, penyelidikan tentang klorofil termasuk penelitian bidang botani atau biokimia dan
sebagainya.

- Pokok persoalan (subject matter) dapat juga dimaksudkan sebagai suatu


kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan. Misalnya anatomi dan fisiolo-
gi keduanya berkaitan dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari strukturnya
sedangkan fisiologi mempelajari fungsinya. Kedua ilmu tersebut dapat dikatakan
memiliki pokok persoalan yang sama, tetapi dapat juga dikatakan berbeda.
Perbedaaan ini dapat diketahui apabila dikaitkan dengan corak-corak pertanyaan
yangdiajukan dan aspek-aspek yang diselidiki dari tubuh tersebut. Anatomi
mempelajari tubuh dalam aspeknya yang statis, sedangkan fisiologi dalam aspeknya
yang dinamis. Filsafat sebagai ilmu juga memiliki objek atau sasaran penyelidikan.
Ada pun objek material dari filsafat adalah “segala sesuatu yang ada” yang meliputi
hal-hal sebagai berikut.
1.Yang ada dalam kenyataan

2.Yang ada dalam pikiran

3.Yang ada dalam kemungkinan

3. Implikasi objek material dan objek formal

Persoalan-persoalan umum (implikasi dari objek material dan objek formal) yang
ditemukan dalam bidang ilmu khusus itu antara lain sebagai berikut:

- Sejauh mana batas-batas atau ruang lingkup yang menjadi wewenang


masing-masing ilmu khusus itu? Dari mana ilmu khusus itu dimulai dan sampai
manaharus berhenti? Ilmu ekonomi pertanian termasuk wewenang fakultas ekonomi
atau fakultas pertanian?

- Dimanakah sesungguhnya tempat-tempat ilmu khusus dalam realitas yang


melingkupinya?

- Metode-metode yang dipakai ilmu tersebut berlakunya sampai dimana?


Misalnya, metode yang dipakai ilmu sosial berbeda dengan yang dipakai
ilmukealaman maupun humaniora.

- Apakah persoalan kausalitas (hubungan sebab-akibat) yang berlaku dalam ilmu


kealaman juga berlaku bagi ilmu-ilmu sosial maupun humaniora? Misalnya, setiap
logam kalau dipanaskan pasti memuai. Gejala ini berlaku bagi
semua logam. Panas merupakan faktor penyebab gejala pemuaian. Akan tetapi sulit
untuk memastikan bahwa setiap kebijaksanaan pemerintah menaikkan gaji pegawai
negeri akan menimbulkan gejala kenaikkan harga barang.

Mungkin saja kenaikan harga barang itu disebabkan oleh faktor lain, misalnya
adanya inflasi, banyaknya permintaaan konsumen, atau
langkanya barang-barang tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kenaikan gaji
pegawai negeri barang kali hanyalah salah satu dari beberapa penyebabnya.

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa setiap ilmu khusus


menjumpai problem-problem yang bersifat umum. Problem semacam ini tidak dapat
dijawab oleh ilmu itu sendiri, (meskipun muncul dari ilmu itu sendiri) karena setiap
bidang ilmu memiliki objek material yang terbatas. Dalam hal ini filsafat mengatasi
setiap ilmu, baik dalam hal metode maupun ruang lingkupnya. Objek formal filsafat
terarah pada unsur-unsur keumuman yang secara pasti ada pada ilmu-ilmu khusus,
dimana filsafat berusaha mencari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang ilmu
yang bersangkutan. Akibatnya filsafat yang demikian ini disebut multidisipliner.

B. Cabang Utama Filsafat

Tiga cabang utama filsafat yang sering menjadi kajian dan harus benar-benar
diajarkan adalah cabang: Ontologi, Epistemologi, dan aksiologi. Untuk memahami
ketiganya, secara sederhana dapat diringkas berikut ini:

A. Pengertian Ontologi

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos
berarti sesuatu yang berwujud berarti dan logos berarti ilmu. Jadi
ontologiadalah kajian filsafat mengenai hakikat sesuatu, untuk
mempertanyakan suatu objek.

Ontologi, secara sederhana dapat di rumuskan sebagai ilmu yang


mempelajari realitas secara kritis. Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan di
uraikan secara:

1. Metodis dengan menggunakan cara ilmiah.

2. Radikal dengan menguraikan sampai akar persoalannya.

3. Universal.

4. Sistematis yaiu berurutan membentuk satu kesatuan.

5. Koheren yaitu sifatnya tetap.

6. Logis yaitu berfikir secara rasional.

B. Epistemologi

Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti pengetahuan dan


logos yang berarti ilmu. Jadi epistemologi adalah ilmu yang membahas
tentang pengetahuan dan cara memperolehnya. Epistemologi dapat diartikan
pula sebagai suatu cabang filsafat yang menyoroti atau membahas tentang
tata cara, teknik atau prosedur mendapatkan ilmu.

Inti dari kajian episemologi ada 3 hal:

1. Sumber atau asal pengetahuan

2. Metode, teknik, cara bahan yang digunakan untuk memperoleh


ilmu

3. Uji, fariliditas ilmu pengetahuan

Adapun Aliran Empirisme adalah pengetahuan diperoleh berdasarkan


pengamatan dan percobaan. Secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam
epistemologi:

1. Idealisme atau rasionalisme yaitu suatu aliran pemikiran yang


menekankan pentingnya peran akal, ide, bentuk sebagai sumber
ilmu pengetahuan.

2. Realisme yaitu lebih menekankan peran indra (sentuhan,


penglihatan, penciuman, pencicipan, dan pendengaran) sebagai
sumber sekaligus alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

C. Aksiologi

Aksiologi adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai secara umum


suatu ilmu.

Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu


tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain,
apa yang dapat di sumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia.

Tujuan dasarnya adalah menemukan kebenaran atas fakta “yang ada”


atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah.
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Objek kajian Ilmu terbagi menjadi dua yaitu:

1. Objek Formal Sudutpandang yang ditujukan pada bahan


dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu.

2. Objek Material

Sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2000, hal. 9

Surajiyo, Ilmu Filsafat suatu Pengantar, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal 17

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Akal dan Hati sejak Thales sampai Copra),
PTRemaja Rosdakarya, 2009, hal 19

Soyomukti, Nurani. 2017. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta. Ar-Ruz Media

Anda mungkin juga menyukai