Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD NURUL HAKIM

NIM/NIRM : 20.1.02.T3.0095 / 020.11.II.1910

SEMESTER : I

PRODI : PAI

No Uraian
Judul Jurnal
1
Islamisasi Sains dan Penolakan Fazlur Rahman
Penulis
2
Syahrial
Sumber Jurnal
3
https://media.neliti.com/media/publications/195469-ID-islamisasi-sains-dan-
penolakan-fazlur-ra.pdf
Abstrak

Islamisasi ilmu pengetahuan adalah salah satu topic hangat yang paling banyak
diperdebatkan oleh kalangan cendekiawan Muslim di berbagai wilayah Islam di
dunia,. Perdebatan tentang hal ini terpecah menjadi dua kubu penting. Pada satu
sisi, sejumlah cendekiawan Muslim berpendapat bahwa islamisasi ilmu
pengetahuan adalah sebuah keharusan sejarah karena Islam merupakan agama
yang bersifat menyeluruh dan berisi aturan-aturan tentang semua aspek
kehidupan pemeluknya. Di sisi lain, sejumlah kalangan Muslim juga
berpendapat bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah proyek yang
mustahil bisa dilaksanakan, apalagi perlu dilaksanakan. Paper ini, oleh karena
4
itu, bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan Fazlur Rahman, salah seorang
pemikir Muslim paling penting dalam beberapa decade terakhir mengenai isu
tersebut. Menurut Fazlur Rahman, para aktor yang terlibat dalam perdebatan
tentang isu ini seringkali melupakan pertanyaan mendasar berupa apa yang akan
terjadi jika ilmu pengetahuan benar-benar ter-lah, anggap saja, berhasil di
“islam”-kan dan apakah ilmu pengetahuan yang “islam” tersebut akan tampak
berbeda dengan ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah dikenali saat ini.
Pertanyaan-pertanyaan ini, diantara berbagai pertanyaan penting lainnya,
menurut Fazlur Rahman tidak hanya dapat mengubah bagaimana isu islamisasi
ilmu pengetahuan dibincang oleh kalangan Muslim namun juga dapat
mengubah prinsip-prinsip keimanan dari pemeluk agama Islam itu sendiri.
5 Konsep Pemikiran
1. Untuk mengetahui pengertian dari Islamisasi Sains.
2. Untuk mengetahui para cendekiawan yang pro dan kontra terhadap
Islamisasi Sains.
3. Untuk mengetahui penolakan Fazlur Rahman terhadap Islamisasi Sains
dengan pertimbangan Tanggung Jawab Moral pada pelaku atau subjek
Islamisasi Sains.
4. Untuk mengetahui Reidentifikasi Tradisi Muslim yang menjadi
pertimbangan jika ingin menjalankan Islamisasi Sains.
Metodologi

Jenis metode penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kepustakaan


6 dengan sumber data berasal dari buku, website dan jurnal. Adapun jenis
penelitian kepustakaan ini adalah jenis penelitian kepustakaan kajian pemikiran
tokoh. Dan, pendekatan dalam penelitian kepustakaan ini adalah pendekatan
perspektif sosiologis.
Ringkasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian terhadap jurnal yang sedang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Islamisasi Sains
7 2. Latarbelakang Islamisasi Sains dan tujuannya.
3. Tanggapan-tanggapan Muslim terhadap sains.
4. Tokoh-tokoh penggagas ide Islamisasi Sains.
5. Tokoh-tokoh pengkritik ide Islamisasi Sains.
6. Penolakan Fazlur Rahman terhadap Islamisasi Sains
8 Ringkasan Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan ringkasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:


1. Pengertian Islamisasi Sains
Istilah islamisasi adalah membawa sesuatu ke dalam Islam atau membuatnya
dan menjadikannya Islam. Sedangkan menurut terminologinya islamisasi
adalah memberi dasar-dasar atau tujuan Islam yang diaplikasikan dengan
cara-cara dan tujuan Islam yang diturunkan oleh Islam.
Islamisasi ilmu adalah upaya membangun kembali paradigma keilmuan
yang berlandaskan nilai-nilai Islam, baik pada aspek ontologis,
epistemologis, atau aksiologisnya.
2. Latarbelakang Islamisasi Sains dan tujuannya.
Sains yang sudah terbaratkan disamping banyak sisi positifnya, juga banyak
menimbulkan kerusakan-kerusakan, sehingga sains harus dikembalikan ke
tujuan semula, sebagaimana Islam turun ke bumi untuk membawa rahmat
bagi alam. Oleh karena itu, solusi kerusakan dunia yang diakibatkan oleh
rusaknya Sains ini hanya dapat diatasi dengan Islamisasi Sains.
3. Pembuat artikel menyederhanakan dan memetakan kecenderungan utama
Islam dan Sains menjadi empat:
a. Kelompok pemikir dan ilmuwan Muslim yang menganggap sains
sebagai aktivitas yang bebas nilai. Fokus kelompok ini adalah keharusan
Muslim untuk mengejar keterbelakangan dalam sains dan teknologi
tetapi tetap dalam hal yang menyangkut dengan penerapannya harus
disesuaikan dengan nilai-nilai etika Islam.
b. Kelompok yang ingin menegaskan bahwa agama Islam lebih unggul dari
agama lain dengan memberikan tafsiran ayat-ayat tertentu dalam al-
Qur`an sedemikian, sehingga tampak sesuai dengan penemuan
penemuan mutakhir sains. Ini kemudian disebut dengan kemukjizatan al-
Qur`an sebagai bukti kebenarannya.
c. Kelompok yang mengkritik keras 2 kelompok sebelumnya, karena secara
langsung atau tidak langsung menerima sains modern. Bagi kelompok
ini sains tidak bebas nilai, nilai-nilai yang dikandungnya secara umum
adalah nilai-nilai sekuler Barat, karena itu Muslim tidak dapat serta
merta menerimanya.
d. Kelompok yang muncul beberapa tahun lalu, yang dipimpin oleh Harun
Yahya. Fokus kelompok ini adalah penolakan atas teori evolusi (neo-)
Darwinian. Penolakan ini menurut mereka bukan karena dimotivasi oleh
sentimen keagamaan, tetapi karena kelemahan empiris ilmiah teori
tersebut.
4. Tokoh-tokoh penggagas ide Islamisasi Sains diantaranya Sir Naquib al-Attas
dan Ismail al-Faruqi.
5. Tokoh-tokoh pengkritik Islamisasi Sains adalah sebagai berikut:
a. Abdussalam
Abdussalam berpandangan bahwa hanya ada satu ilmu universal yang
problem dan modalitasnya adalah internasional dan tidak ada sesuatu
yang dinamakan ilmu Islam. Seperti juga tidak ada ilmu Yahudi, ilmu
Hindu, dan ilmu Kristen.
b. Pervez Hoodboy
Pervez Hoodboy berpandangan bahwa sains itu bersifat universal dan
lintas bangsa, agama, atau peradaban.
c. Bassam Tibi
Bassam Tibi menganggap bahwa Islamisasi Sains merupakan suatu
bentuk indegenisasi atau pribumisasi yang berhubungan secara integral
dengan strategi kultural fundamentalisme Islam.
d. Abdul Karim Soroush
Menurutnya Islamisasi ilmu pengetahuan tidak logis atau tidak mungkin.
Alasannya, realitas bukan Islami atau bukan pula tidak Islami.
Menurutnya, jawaban-jawaban yang benar tidak dapat diislamkan.
Kebenaran adalah kebenaran, dan kebenaran tidak dapat diislamkan.
Pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang diajukan adalah
mencari kebenaran, meskipun diajukan oleh Nonmuslim. Metode yang
merupakan presupposisi dalam sains tidak bisa diislamkan.
e. Muhsin Mahdi
Muhsin Mahdi berasumsi bahwa ide ilmu islam adalah produk dari
filsafat agama. Dia juga beranggapan bahwa ide kontemporer mengenai
ilmu Islam adalah suatuu usaha untuk mengaplikasikan formulasi filsafat
khas Kristen Neo-thomist kedalam Islam, yang tidak dapat dibenarkan
karena, tidak seperti Kristen Katolik, Islam tidak memiliki sesuatu yang
disebut sebagai “induk dari segala ilmu” yang merupakan pokok dari
seluruh diskursus dan aktifitas filsafat keilmuan.
f. Usep Fahrudin
Menurutnya Islamisasi Ilmu bukan kerja kreatif. Islamisasi ilmu tidak
berbeda dengan pembajakan atau pengakuan terhadap karya orang lain.
6. Penolakan Fazlur Rahman terhadap Islamisasi Sains
Fazlur Rahman menolak Islamisasi Sains karena ada dua hal yang harus
diperhatikan:
a. Tanggung Jawab Moral dan Peran Etika
Banyak sekali permasalahan-permasalahan yang timbul karena
menyalahgunakan sains yang bebas nilai. Bagi Rahman, sains memiliki 2
kualitas, seperti “Pisau bermata dua” yang harus digunakan dengan
penuh kehati-hatian dengan bertanggung jawab, sekaligus sangat penting
menggunakannya secara benar ketika memperolehnya.
b. Reidentifikasi Tradisi Muslim
Menurut Rahman, daripada bersusah payah mewujudkan Islamisasi
Sains, lebih baik Muslim memanfaatkan dengan baik waktu, energi dan
berkreasi dengan berpegangteguh pada tradisi Islam yaitu tradisi yang
memakai prinsip dan berasal dari Al-Qur`an.

Ringkasan Simpulan
Al-Qur’an adalah sebagai landasan tradisi Islam yang digunakan untuk
menciptakan para pemikir Muslim yang berfikir konstruktif dan positif. Al-
9
Qur’an juga sebagai tradisi Islam untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang
dapat mengatasi permasalahan permasalahan yang ditimbulkan oleh sains
tradisi barat.
10 Komentar

 Jurnal yang ditulis oleh Syahrial telah memberikan wawasan positif.


 Jurnal ini dapat memaparkan sumber-sumber Islamisasi Sains.
 Jurnal ini dapat memaparkan pemikiran-pemikiran para cendekiawan
Muslim baik dari kalangan penggagas dan kalangan pengkritik secara
sistematis.
 Jurnal ini pula dapat mengantarkan kepada para pembaca, khususnya para
pembaca Muslim bahwasanya ilmu pengetahuan atau sains ini harus
dikreasikan berlandaskan tradisi Islam yakni Al-Qur`an guna memberikan
solusi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dari Barat.

Sumber contoh Review Jurnal :

Kompasiana. 2019. Contoh Hasil Review Jurnal Nasional. Diakses dari


http://www.kompasiana.com/rahmawatizaeni00/ pada tanggal 22 Januari 2021.

Anda mungkin juga menyukai