Anda di halaman 1dari 10

Nabi Muhammad SAW

sebagai Pedagang
Prof. Dr. H. Fauzul Iman, M.A.
Guru Besar UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Disampaikan pada Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


ꜰᴏʀᴜᴍ ɢᴜʀᴜ ʙᴇꜱᴀʀ ᴅᴀɴ ᴅᴏᴋᴛᴏʀ 𝐈𝐍𝐒𝐀𝐍 𝐂𝐈𝐓𝐀
24 Oktober 2021
ETIKA BISNIS NABI MUHAMMAD SAW

 Kesuksesan Nabi Muhammad SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh
para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad
SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli
sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung.
 Sejarah panjang dalam hidup Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pebisnis
dalam sektor perdagangan memberikan suri teladan bagi umat manusia secara
umum.
 Julukan al-amin yang disandang beliau merupakan bukti bahwa Nabi
Muhammad SAW sebagai orang yang sudah diakui kredibelitasnya di
masyarakat Arab sebagai sosok yang luar biasa.
 Predikat Nabi Muhammad SAW sebagai al-amin, menjadi modal utama dan
rahasia sukses beliau menjalankan aktifitas dagangnya.
 Nabi Muhammad SAW memang pribadi yang kompleks, selain predikatnya
sebagai orang jujur beliau peroleh, ia juga sebagai seorang nabi dan rasul.
Lanjutan…..
 Dalam prinsipnya etika bisnis Nabi Muhammad SAW memegang prinsip
kejujuran. Kejujuran dalam etika bisnis Nabi Muhammad SAW dalam hal ini,
lebih terspesifikasi dalam kejujuran yang terwujud dalam mutu barang atau
jasa yang ditawarkan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Muslim:
َ َ‫ق َحتَّى يُ ْكت‬
‫ب‬ َ ‫ص ْد‬ ِّ ‫ق َويَتَ َحرَّى ال‬ ُ ‫ق يَ ْه ِدى إِلَى ْالبِرِّ َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدى إِلَى ْال َجنَّ ِة َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد‬ ِّ ‫ق فَإِ َّن ال‬
َ ‫ص ْد‬ ِ ‫ص ْد‬ِّ ‫َعلَ ْي ُك ْم بِال‬
‫ار َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويَتَ َحرَّى‬ َ ‫ُور َوإِ َّن ْالفُج‬
ِ َّ‫ُور يَ ْه ِدى إِلَى الن‬ ِ ‫ب يَ ْه ِدى إِلَى ْالفُج‬ َ ‫ب فَإِ َّن ْال َك ِذ‬َ ‫صدِّيقًا َوإِيَّا ُك ْم َو ْال َك ِذ‬ ِ ِ ‫ِع ْن َد هَّللا‬
‫ب ِع ْن َد هَّللا ِ َك َّذابًا‬
َ َ‫ب َحتَّى يُ ْكت‬ َ ‫ْال َك ِذ‬
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan
pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur,
maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian
dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada
kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang
sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah
sebagai pendusta” (HR. Muslim).
 Dengan kejujuran beliau pulalah yang menjadikan Khadijah seorang kaya raya
di Makkah tertarik pada Nabi Muhammad SAW dan akhirnya menikah dengan
Nabi Muhammad SAW.
Kunci Sukses Bisnis Nabi Muhammad SAW

 Prinsip dasar bisnis Nabi Muhammad SAW yaitu suka sama suka.
 Permintaan dan penawaran dalam sistem jual beli akan terasa nikmat dan indah
jika dilakukan secara fair dengan konsep ikhlas, di mana kedua belah pihak yang
bertransaksi melakukannya atas dasar suka sama suka.
 Hal inilah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, beliau tidak akan melakukan
transaksi jual beli kecuali kedua belah pihak suka sama suka, sehingga beliau
sebagai penjual senang dan orang lain sebagai pembeli lebih senang karena ia
mendapat barang yang diinginkannya dengan ikhlas dan mudah. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ ayat 29:
َ ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َك‬
‫ان بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ ِ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن تِ َج‬
ٍ ‫ارةً َع ْن تَ َر‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
Lanjutan…..
 Praktek yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan prinsip ini, kalau dilihat
secara esensial memang sesuai dengan prinsip keadilan dalam etika bisnis
modern.
 Keadilan merupakan perlakukan yang seimbang, dalam bisnisnya Nabi
Muhammad SAW selalu menerapkan keseimbangan. Barang yang kering bisa
ditukar dengan barang yang kering. Penukaran barang kering tidak boleh dengan
barang yang basah.
 Demikian juga dalam penimbangan tersebut seseorang tidak boleh mengurangi
timbangan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat QS. Al Muthoffifin ayat
1-3:

١ –‫َو ْي ٌل لِّ ْل ُمطَفِّفِي ۙ َْن‬


٢ –‫اس يَ ْستَ ْوفُ ْو ۖ َن‬
ِ َّ‫الَّ ِذي َْن اِ َذا ا ْكتَالُ ْوا َعلَى الن‬
٣ -‫َواِ َذا َكالُ ْوهُ ْم اَ ْو َّو َزنُ ْوهُ ْم ي ُْخ ِسر ُْو ۗ َن‬
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain),
mereka mengurangi.
Muzabana dan Muzaqala: Transaksi Bisnis
yang Dijauhi oleh Nabi Muhammad SAW
 Muzabana adalah menjual kurma atau anggur segar (basah) dengan anggur
atau kurma kering dengan cara menimbang. Muzabana pada dasarnya adalah
menjual sesuatu yang jumlahnya, berat atau ukurannya tidak diketahui dengan
sesuatu yang jumlahnya, berat atau ukurannya diketahui dengan jelas.
 Muhaqala adalah jual beli atau penukaran antara gandum belum dipanen
dengan gandum yang sudah digiling atau menyewakan tanah untuk ditukarkan
dengan gandum.
 praktek yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di pasar-pasar yang dikunjungi,
beliau selalu menimbang berat tersebut sesuai dengan ukurannya. Beliau tidak
mengurangi sedikitpun, sehingga kejujuran dan ketepatannya dalam
menimbang sudah tersebar di mana-mana. Jika orang membeli barang dari
Nabi Muhammad SAW, mereka tidak ragu atas timbangannya.
Lanjutan…..
 Dalam etika bisnis modern, tindakan Nabi Muhammad SAW yang seperti ini
sesuai dengan prinsip tidak berbuat jahat (non-maleficence) dan prinsip
berbuat baik (beneficence).
 Bersih dari unsur riba sebagai hal yang selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW dalam berbisnis, dan tidak pernah melakukan riba sedikit pun, apalagi
memakan hasil riba.
 Dalam hadits, Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan agar seorang muslim
menjauhi riba. Riba termasuk salah satu dosa besar. Nabi SAW bersabda: 
‫ هُ ْم َس َوا ٌء‬:‫ َوقَا َل‬.‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم آ ِك َل ال ِّربَا َو ُم ْو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه‬
َ ِ‫ لَ َع َن َرس ُْو ُل هللا‬.
“Rasulullah SAW telah melaknat pemakan riba, yang memberi riba, penulisnya
dan dua saksinya,” dan beliau bersabda, “mereka semua sama.” (HR. Turmudzi,
Ibnu Majah dan disahihkan Al-Albani).

 Prinsip non-maleficence dan beneficence mengarahkan agar kita secara aktif


dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain. Praktek ini
disamakan karena pada kenyataannya dan hukumnya riba merupakan perilaku
yang jahat dan merugikan terhadap orang lain.
Muhammad SAW sebagai Pedagang yang
Handal
 Di antara mitra dagang Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal adalah Saib
ibn Ali Saib dan Qais ibn Saib. Bersama kedua rekan ini dalam catatan
sejarah, beliau berkali-kali mengunjungi Yaman dan beberapa kota lainnya,
dan menyaksikan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu lurus dalam setiap
perhitungannya.
 Beliau selalu mempertahankan kejujuran yang ia miliki, sehingga wajar kalau
dia mnjadi orang yang sukses karena ia setia dengan proses.
 Image Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang ramah dan baik sudah
mewarnai dalam kehidupan sehari-harinya. Beliau sangat menghargai
pelanggannya sebagaimana ia menghargai dirinya sendiri.
 Hal ini merupakan cara yang paling efektif dalam kehandalan beliau untuk
mempertahankan pelanggannya, sehingga yang terjadi hubungan yang baik
antara beliau sebagai pengusaha dengan pelanggan, dan pada akhirnya
tercipta loyalitas pelanggan.
Penutup

 Kunci sukses dari seluruh prinsip bisnis Nabi Muhammad SAW adalah
kejujuran, keikhlasan, silaturahim dan bermurah hati.
 Kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berbisnis, patut dijadikan panutan
bagi pebisnis sukses manapun. Dengan menggunakan pendekatan sejarah
telah membuktikan bahwa; pertama, Nabi Muhammad SAW adalah pedagang
sukses, hal ini karena kejujuran, keikhlasan serta integritas Nabi Muhammad
SAW dalam menjaga kualitas barang, dan konsumen.
 Selanjutnya dalam praktekpraktek transaksi jual beli beliau selalu
menjunjung tinggi kemanusiaan dan tidak hanya berorientasi duniawi saja.
Beliau selalu menjaga sifat jujur, ikhlas, profesional, silaturrahim dan murah
hati dalam semua aktifitasnya terutama dalam bisnisnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai