Oleh :
Kelas b
Kelompok 6
Cintya Febriana
Nursyilfiyah
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penelitian Kuantitatif.................................................................................................. 9
2.6 Dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan :
2. Studi kepustakaan..................................................................................................... 16
3. Landasan teori........................................................................................................... 16
4. Metodologi penelitian……………………………………………………… 17
5. Kerangka analisis....................................................................................................... 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 20
PENDAHULUAN
Penelitian dapat dilakukan sepenuhnya terhadap agama yang berasal dari hasil kebudayaan
manusia (agama ardli) baik terhadap ajaran dan doktrin-doktrinnya maupun terhadap bentuk
pengamalannya. Sedangkan untuk agama samawi, ada bagian-bagian yang dapat dijadikan sasaran
garapan penelitian, yaitu bagian isi dari bentuk pengamalan agama, dan adapula bagian-bagian yang
padanya tidak dapat dilakukan penelitian yaitu bagian dari isi agama.
Isi agama samawi sebagaimana terdapat dalam Al-Qu’ran dan hadits mutawatir atau hadits
shahih tidak perlu dipersoalkan lagi karena sudah diyakini kebenaranya. Kita tidak perlu
mempersoalkan, meneliti atau meragukan kebenaran isi Al-Quran dan isi hadits mutawatir, ajaran
yang terdapat dalam Al-Quran baik yang berkenaan dengan ibadah, akidah, akhlak maupun
kehidupan akhirat dan lain sebagainya adalah hukum yang pasti benar, kita tidak akan menambah
atau mengurangi rukun Iman atau rukun Islam dan lainnya yang ada dalam kitab suci, semua itu isi
agama yang tidak perlu diteliti lagi, karena merupakan hukum Tuhan yang mutlak benar.
Berkaitan dengan hal ini kami sebagai penyusun makalah ini akan mengulas sedikit dari materi MSI
dengan judul “Konstruksi Teori Penelitian Agama.
Dalam makalah ini penyusun membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1.3 Tujuan
1. Untuk Menambah wawasan penulis tentang materi Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama
2. Untuk membantu dan melatih penulis dalam mempelajari berbagai macam penelitian serta Langkah-
langkah penyusunan Draft penelitian
PEMBAHASAN
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara seksama dan teliti dan dapat pula berarti penyelidikan. Tujuan pokok dari kegiatan
penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran obyektif yang disimpulkan melalui data-datanya
yang terkumpul.
Agama menurut J.G Frazer adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan
yang lebih tinggi dari pada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya Alam dan
kehidupan manusia yang terdiri dari 2 elemen yaitu Teoritis dan Praktis. Yang bersifat Teoritis
berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekkuatan yang lebih tinggi daripada Manusia, sedangkan
yang bersifat praktis adalah Usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-kekuatan terse3but serta
usaha menggembirakannya.[1]
Untuk Agama yang diteliti adalah bentuk pengamalan dari dari ajaran Agama yang Nampak dalam
perilaku penganutnya, missal tingkat keImanan dan Ketaqwaannya.[2]
Para ilmuwan sendiri beranggapan bahwa agama juga merupakan objek kajian atau penelitian,
karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural. Jadi, penelitian agama bukanlah
meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang menghayati, meyakini,
dan memperoleh pengaruh dari agama. Dengan kata lain, penelitian agama bukan meneliti
kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial
berdasarkan fakta atau realitas sosial-kultural. Jadi, kata Ahmad Syafi’i Mufid, kita tidak
mempertentangkan antara penelitian agama dengan penelitian sosial terhadap agama (Ahmad
Syafi’i mufid dalam Affandi Mochtar). Dengan demikian kedudukan penelitian agama adalah sejajar
dengan penelitian-penelitian lainnya, yang membedakannya hanyalah objek kajian yang ditelitinya.
Jadi, Telaah Konstruksi Penelitian Agama adalah suatu upaya untuk memeriksa, mengkaji,
mempelajari, memprediksi atau menduga dan memahami secara saksama susunan atau bangunan
dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian
terhadap bentuk pelaksanaan atau pengamalan ajaran agama sesuai dengan tuntutan zaman.
Seseorang yang akan menyusun konstruksi teori penelitian terlebih dahulu perlu
mengetahui bentuk dari macam-macam penelitian, karena perbedaan bentuk atau macam
penelitian yang dilakukan akan mempengaruhi bentuk konstruksi teori penelitian yang dilakukan,
termasuk pula penelitian Agama.
Dari segi hasil yang ingin dicapai, penelitian dapat dibagi menjadi :
1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian Kualitatif
Dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan, penelitian dapat dibagi:
Menurut Kotler et al. dalam bukunya principles of marketing,2006, penelitiah ini adalah penelitian
yang tujuannya memaparkan (mendeskripsikan) sesuatu,
jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu
dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala dan fakta . penelitian ini banyak memakan waktu
dan biaya.
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengamati gejala keagamaan yang sedang terjadi
atau sudah terjadi pada masa lalu. Berdasarkan data yang diperoleh dari peneliti Eksploratif dapat
dikembangkan berbagai penelitian lain, seperti penelitian Historis, deskriptif, korelasional dan
Eksperimen. Oleh karena itu penelitian ini juga sering disebut penelitian pendahuluan. [3]
2.4 Penelitian dari segi bahan-bahan atau obyek yang akan diteliti :
1. Penelitian Kuantitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena
social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator.[4]
2. Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara
kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda
dengan sifat dari masalah lainnya. Contohnya: wawancara, observasi langsung, dan penelaahan
dokumen tertulis.
2.6 Penelitian dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan :
Adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini
mecoba merekonstruksikan apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkit, dan
biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar
mampu menggambarkan , menjelaskan dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi
beberapa waktu yang lalu (Jack R.Fraenkel &Norman E.Wallen , 1990 :411 dalam Yatim Rianto,
1996 : 22)[5]penelitian ini untuk meneliti gejala keagamaan yang terjadi pada masa lampau dan
peneliti berminat untuk mengetahuinya. Dengan tujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan objektif [6]
Penelitian sejarah tidak berdiri sendiri melainkan terkait dengan berbagai disiplin ilmu sosial
yang lain. Dalam penelitian sejarah, rekonstruksi gejala social religious masa lampau menjadi tujuan
utama peneliti. Untuk mempertajam rekonstruksi gejala tersebut peneliti dapat menggunakan
berbagia teori yang diadopsi dari berbagai didipllin ilmu lain seperti teori-teori ilmu politik, sosiologi,
antropologi dan ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami masa lalu , dan mencoba memahami masa
kini atas dasar peristiwa atau perkembangan di msasa lampau (John W.Best, 1997 dalam Yatim
Rianto, 1996 :23) yang membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan
cara mengumpulkan, mengevaluasi , memverifikasi serta mensistematiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Penelitian kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk memepelajari secara intensif
mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat
(Depdikbud, 1982/1983:11). Sedangkan John W. Best(1977) menyatakan bahwa studi kasus
berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakana dalam sejarah dan perkembangan kasus yang
bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan unit individu
(peroranagn, kelompok, keluarga, pranata sosial suatu masyarakat.
4. Penelitian yang bersifat korelasional
Penelitian yang berusaha menghubungkan atau mencari hubungan antar satu variable
dengan variable yang lain, biasanya dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan ntara dua
gejala atau lebih.
Menurut Yatim Riyanto (1996 :28-40), penelitian Eksperimen merupakian penelitian yang
sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan control terhadap kondisi.
Penelitian Eksperimen tidak hanya melihat hubungan anatara satu variable dengan variable lain
secara kausalitas.
Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian agama. Namun,
dalam beberapa hal,eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian agama,
misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa modelpendidikan agama.
Langkah – langkah pokok penyusuna Draft penelitian dan pengkajian Islam merupakan salah satu
bagian pokokbdari “konstruksi teori” penelitian Agama. Langkah-langkah tersebut pada hakikatnya
merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian. Dikalangan para ahli dijimpai
pendapat yang satu sama lainnya agak berbeda ketika mengemukakan aspek-aspek yang harus ada
dalm rencan penelitian. Mely G.Tan mengatakan bahwa suatu rencana penelitiandapat dibagi dalam
delapan langkah sebagai berikut :
1. Pemilihan persoalan
5. Penentuan konsep-konsep
6. Perumusan hipotesis-hipotesis
8. Perencanaan sampling
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa unsur-unsur yang lazim harus ada dalam suatu
rencana penelitian adalah :
1. Judul penelitian
2. Penegasan masalah
4. Tinjauan pustaka
8. metodologi[7]
Dalam aplikasinya , keberadaan unsur-unsur tersebut tidak harus ada seluruhnya. Hal ini amat
bergantung pada bentuk dari macam penelitian sebagaimana telah disebutkan diatas. Untuk
rencana penelitin yang grounded research misal, tidak harus ada hipotesis atau landasan teori
tertentu, untuk itu. Seorang peneliti harus tau persis penelitian jenis dan macam apa yang akan
dilakukannya.
Jika unsur-unsur tersebut dikaitkan dengan rencana penyusunan draf penelitian dan pengkajian
agama , yang harus ada adalah:
2. Studi kepustakaan
3. Landasan toeri
4. Metodelogi Penelitian
5. Kerangka Analisis[8]
A.Langkah-langkah pokok penyusunan draf penelitian dan pengkajian islam adalah merupakan salah
satu bagian pokok dari “konstruksi teori”penelitian teori agama. Langkah-langkah tersebut pada
hakikatnya merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian. Di kalangan para
ahli dijumpai pendapat yang satu sama lainnya agak berbeda ketika mengemukakan aspek-aspek
yang harus ada dalam rencana penelitian.
Selanjutnya, rencana penyusunan draf dan pengkajian agama yang harus ada adalah:
2) Studi kepustakaan
3) Landasan Teori
4) Metodologi penelitian,
5) Kerangka analisis
Kelima unsure yang lazim digunakan dalam penelitian social itu dapat digunakan untuk penelitian
agama, karena sebagaimana dikatakan di atas, agama dari segi bentuk pelaksanaannyamerupakan
bagian dari pengetahuan sosial atau merupakan bagian dari budaya manusia yang bercorak batiniah.
Kelima unsure yang harus ada dalam penelitian agama ini selengkapnya dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.Latar Belakang Masalah Latar Belakang masalah pada hakikatnya memuat pemikiran atau alasan
yang jelas dan meyakinkan mengapa penelitian itu mesti dilakukan. Secara sederhana masalah
terjadi karena adanya kesenjangan antara problem dengan teori. Masalah yang harus dipecahkan
atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia cukup banyak, tinggallah si peneliti
mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya.
Dalam kaitan dengan penelitian agama misalnyakita dapat mengajukan permasalahan seperti sejauh
manakah keterlibatan agama dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang dialami umat
Islam Indonesia.
Selanjutnya kita melihat pada bidang kemasyarakatan, bidang kekeluargaan, bidang pendidikan,
bidang politik, bidang kependudukan, bidang ketenagakerjaan, semua masalah sosial tersebut
dihubungkan dengan agama, karena agama ( Islam ) sebagian besar berbicara kemasyarakatan dan
kemanusiaan. Islam memandang bahwa kehadiran agama di dunia ini dimaksudkan untuk mengubah
masyarakat dari berbagai kegelapan. Di dalam Islam masalah kaum yang lemah misalnyasangat
mendapat perhatian yang besar seperti istilah faqir, miskin, ibnu sabil, anak yatim, para budak,
janda-janda.
2. Studi Kepustakaan Kajian kepustakaan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan
mubadzir. Tak jarang terjadi seorang peneliti dengan sadar atau tidak, bertindak seakan-akan tak ada
tulisan-tulisan mengenai mengenai masalah-masalah yang ditelitinya, mungkin hal itu terjadi
karenatulisan-tulisan yang ada tertulis dalam bahasa yang tak dikuasainya ataupun tulisan-tulisan itu
tak dapat diperolehnya. Tinjauan pustaka ini juga berguna untuk mencari celah atau peluang dari
suatu penelitian yang akan dilakukan.
3. Landasan Teori dan Hipotesis Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu teori pada
pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan
positif antar gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Dalam
penelitian agama misalnya kita menjumpai teori yang mengatakan bahwa setiap prilaku yang
diperankan oleh seseorang selalu bertolak belakang dengan keyakinan agama yang dianutnya.
Dengan teori ini kita dapat menjelaskan mengapa orang berkata, berbuat, dan melakukan sesuatu
perbuatan bertolak dari sudut pandang keyakinan agama yang dianutnya. Dengan demikian suatu
teori dalam penelitian amat berguna untuk menjelaskan, menginterpretasikan, dan memahami
suatu gejala atau fenomena yang dijumpai dari hasil penelitian. Kerangka atau landasan teoritis
membanttu si peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya dan memilih konsep-
konsep yang tepat, guna pembentukan hipotesi-hipotesisnya. Namun demikian perlu dicatat bahwa
teori ini bukanlah pengetahuan yang sudah pastti, akan tetapi harus dianggap sebagai petunjuk
hipotesis, dengan demikian hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang akan digunakan
untuk menjelaskan data-data yang dihasilkan melalui penelitian itu dibangun dari konsep-konsep
atau teori-teori yang dihasilkan melalui kajian pustaka. Di sini mulai terlihat adanya hubungan
dialektis antara konsep yang lama dengan konsep yang baru sebagai hasil atau kesimpulan dari
penelitian.
4. Metodologi Penelitian Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan ditegaskan serta landasan
teori dan hipotesis telah terbentuk, kita menuju ke tahap pemilihan metode pelaksanaan penelitian.
Metode mana yang akan dilakukan dan dinilai paling tepat amat bergantung pada macam penelitian
yang dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Kita misalnya mengenal adanya
penelitian yang bersifat eksploratif ( menjelajah ),deskriptif( menggambarkan), dan eksplanatory
( menerangkan ). Untuk penelitian yang bersifat eksploratif misalnya kita dapat melakukan
wawancara terbuka yang memberikan keleluasaan bagi si penjawab untuk memberi pandangan
secara bebas.
Sedangkan untuk penelitian yang bersifat deskriptif dapat menggunakan data kualitatif, sementara
untuk penelitian yang bersifat menerangkan dapat menempuh cara eksperimen seperti keadaan
dalam laboratorium Ilmu eksakta, dan dapat pula berbentuk perbandingan sistematis atau yang
selanjutnya disebut dengan studi komparatif.
5. Kerangka Analisis Data-data yang terkumpul melalui bebagai metode tersebut selanjutnya diolah,
pertama-tama data itu diseleksi atas dasar realibilitas dan validitasnya. Data yang rendah realibilitas
dan validitasnya dan data yang kurang lengkap digugurkan dan dilengkapi dengan substitusi,
selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam table, matrik, dan lain
sebagainya, agarmemudahkan pengolahan selanjutnya. Kalau mungkin pada penyusunan tabel yang
pertama itu dibuat tabel induk (master table ). Jika tabel induk itu dapat dibuat langkah-langkah
selanjutnya akan mudah dikerjakan karena perhitungan-perhitungan dan analisis dapat dilakukan
berdasarkan tabel induk itu.
2.9 Pendekatan yang digunakan Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang
digunakan untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil
penelitian dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda tergantung pada
pendekatan yang digunakan. Dalam kaitan ini kita misalnya kita mengenal adanya pendekatan
kawasan ( regional ), pendekatan perbandingan dan pendekatan topikal.
•Pendekatan kawasan ( regional )dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitia tentang suatu
masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi. misalnya studi tentang islam yang ada di
timur tengah, afrika utara, asia tengah, asia selatan, asia tenggara, dan sebagainya.
•Buku berjudul “ Jaringan Ulama’ Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII
Disertast Azyumardi Azra”merupakan contoh dari penelitian tentang Islam menurut pendekatan
kawasan. Model pendekatan kawasan ini biasanyabanyak digunakan untuk mengkaji Islam secara
komprehensif yang terdapat pada suatu wilaya atau kawasan. Sehingga antara Islam yang berada
pada suatu kawasan dapat dibedakan dengan Islam yang ada pada kawasan lainnya.
•Pendekatan Perbandingan ( Comparative Approach ) yaitu mengkaji bidang keilmuan dengan cara
membandingkan berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut. Sehingga dapat
diketahui persamaan dan perbedaannya.
•Dalam bukunya yang berjudul “ Teologi Islam ( ilmu kalam ) “ Harun Nasution menggunakan
pendekatan perbandingan antara satu aliran teologi dengan aliran teologi lainnya. Dalam hal
membahas tentang akal, dan wahyu, perbuatan manusia, Iman, dan sebagainya.
•Pendekatan Topikal-Tematik yaitu mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan
dengan cara mengelompokkannya dalam topic-topik tertentu atau tema tema yang terdapat pada
masing-masing disiplin keilmuan. Pendekatan ini biasanya banyak digunakan dalam mengkaji suatu
pemikiran yang bersifat normatif atau ajaran. Dalam buku yang berjudul “ Wawasan Al-Qur an “
Quraish Shihab mencoba mengkaji kandungan al Qur an dengan mengelompokkan nya pada tema
keimanan, soal-soal muamalah, manusia dan masyarakat, aspek-aspek kegiatan manusia, dan soal-
soal penting bagi umat. Dalam setiap tema tersebut terdapat topic-topik bahasan tertentu.
Selanjutnya istilah pendekatan juga sering bersinggungan dengan istilah perspektif, paradigma ( cara
pandang ), dan sudut pandang. Berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Sejarah ( history ), Filsafat
( Philosophy ), kebudayaan ( cultural ), antropologi, hokum ( normative ), politik, dan
sebagainya.serring pula digunakan sebagai pendekatan Ketika membaca buku-buku keislaman
karangan harun Nasution seperti Teologi Islam ( ilmu kalam ), Dan islam Ditinjau dari berbagai
Aspeknya, kita melihat bahwa pengarang buku tersebut selain menggunakan pendekatan histories
( kesejarahan ), juga menggunakan pendekatan filosofis.
Ketika membahas latar belakang timbulnya aliran-aliran dalam teologi Islam, seperti khowarij,
Murji’ah, Mu’tazilah, harun Nasution menggunakan pendekatan historis yaitu dengan menyatakan
bahwa berbagai aliran teologi tersebutmuncul sebagai akibat dari pertentangan politik yang terjadi
antara Ali bin Abi Tholib ( kholifah al Rosyidin yang keempat ) dengan mu’awiyah sebagai gubernur
Damaskus, ditambah dengan masuknya pemikiran filsafat yunani ke dalam Islam serta pertentangan
lainnya yang terjadi dalam tubuh umat Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Telaah “Konstruksi Teori” penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari,
meramalkan, dan memahami secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hokum-
hukum dan keentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk
pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajarn
agama sesuai tuntunan zaman.
2. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang
akn digunakan untuk melihatnya dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan maca-
macamnya itu. Cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang
umumnya digunakan sebagai acuan, berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode
dan rancangannya adalah : Penelitian histories, penelitian kasus, dan penelitian lapangan, penelitian
korelasional, penelitian kausal-komparatif, penelitian eksperimental sungguhan, penelitian tindakan,
penelitian survai, grounded research.
3. Langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam pada hakikatnya
merupakan kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian selanjutnya, rencana
penyusunan draf penelitian dan pengkajian agama yang harus ada adalah : 1) Unsur latar belakng
masalah 2) Studi kepustakaan 3) Landasan Teori 4) Metodologi 5) Kerangka Analisis
4. Memahami Islam dengan menggunakan berbagai cara pandang disiplin suatu keilmua adalah
amat mungkin dilakukan, bahkan harus dilakukan karena Islam dengan sumber utamanya yang
terdapat dalam al Quran dan assunnah memang bukan hanya berbicara masalah akidah, Ibadah,
Akhlaq, dan kehidupan akhirat saja, melainkan juga berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
sejarah, social, pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan, seni dan lain sebaiganya.
3.2 Daftar pustaka
H.M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta:Golden Trayon Press, 1992),
cet.IV
[1] H.M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta:Golden Trayon Press, 1992),
cet.IV, hlm.5
Label: Kuliah