Anda di halaman 1dari 6

Dasar-Dasar Qurani dalam Ilmu Tasawuf

Oleh

Hilmy Khairy

Abstrak

Alquran adalah risalah Allah untuk seluruh umat manusia1. Risalah yang

menuntun manusia untuk menyembahnya semata. Alquran juga digunakan

sebagai pedoman peribadatan umat Islam, agama yang Allah turunkan bagi

manusia, dan melandasi setiap kegiatan yang berhubungan dengan dunia.

Tasawuf adalah bagian dari ajaran Alquran karena dengan ilmu tersebut maka

manusia dapat berinteraksi dengan Allah dengan lebih mendalam. Tasawuf

merupakan sebuah ilmu penghayatan terhadap realitas Yang Mutlak yang

berguna untuk meningkatkan moralitas, pengetahuan intuitif secara langsung,

pemenuhan fana dalam realitas mutlak, dan ketentraman. Oleh sebab itu, artikel

ini akan membahas tentang Ilmu Tasawuf secara mendalam dan didasari oleh

ayat-ayat Alquran.

Kata Kunci : Tasawuf, Alquran, Muslim, Akhlak

Pendahuluan

Ajaran mistisisme di dalam Islam dapat ditemukan dalam ajaran Tasawuf.

Kondisi mistisisme memiliki karakteristik tertentu, yaitu pancaran diri subjektif,

1
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Alquran,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009),
Cet. IV, hlm. 12.

1
peningkatan moral, kecemerlangan intelektual, perasaan hidup kekal, hilangnya

perasaan berdosa, dan ketiba-tibaan2. Selain itu, tasawuf juga dapat meningkatkan

ketakwaan seseorang dengan penghayatan terhadap agama yang dapat

menawarkan pembebasan spiritual. Allah berfirman : Sesungguhnya beruntunglah

orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan ingat nama Tuhannya, lalu

ia shalat. Akan tetapi, kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal3.

Tasawuf terbentuk oleh akhlak, dan akhlak muslim telah diatur dalam

Alquran dan Hadis. Alquran merupakan kitab Allah yang di dalamnya terkandung

pesan-pesan ajaran Islam; baik akidah , syariat, maupun akhlak 4 . Ketiga

komponen tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat Alquran dan perlu dipahami

secara kontekstual dan rohaniah. Selain itu, tasawuf melekat dengan unsur ajaran

akhlak yang diajarkan dalam Alquran, dan menjadikan muslim lebih mengenali

dan mencintai Tuhannya. Oleh sebab itu, dasar-dasar Alquran sebenarnya telah

melandasi Tasawuf dengan sangat dalam. Allah berfirman : Dan sesungguhnya

Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh

hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.5

Mendekatkan diri kepada Allah merupakan tujuan dari Tasawuf. Menurut

Dr. Mustafa Zahri, tujuan tasawuf adalah fana untuk mencapai ma’firat6 . Fana

yang dimaksud secara filosofis adalah menghilangkan sesuatu yang telah ada atau

2
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Tasawuf,(Jakarta: AMZAH, 2012), Cet. I, hlm. 12.
3
Alquran Surah Al-A’la: ayat 14-17.
4
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Tasawuf,(Jakarta: AMZAH, 2012), Cet. I, hlm. 16.
5
Alquran Surah Qaf : Ayat 16.
6
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Tasawuf,(Jakarta: AMZAH, 2012), Cet. I, hlm. 59.

2
yang menghalangi. Dengan demikian, tasawuf adalah meleburkan diri dari insan

kepada kebaqaan Allah, yang membuat sufi sangatlah bertakwa hingga takut

untuk berbuat dosa.

Landasan Tasawuf di Dalam Alquran

Allah berfirman dalam Surah Al-Ma’idah Ayat 54 : Hai orang-orang yang

beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak

Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka

pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,

yang bersikap keras terhadap orang-orang yang kafir, yang berjihad di jalan

Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah

karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah

Maha Luas (Pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah Ayat 115 : Dan kepunyaan

Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah Ayat 186 : Dan apabila hamba-

hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku

adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia

memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-

Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada

dalam kebenaran.

3
Lalu, Allah berfirman dalam Surah Fathir Ayat 5 : Hai manusia,

sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan

dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu

memperdaya.

Tujuan dan Manfaat Tasawuf

Secara umum, Tasawuf bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Namun aspek Ilmu Tasawuf memiliki tiga tujuan tertentu : Pertama, sebagai

pembinaan moral yang meliputi mewujudkan kestabilan jiwa yang

berkesinambungan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia

konsisten kepada keluhuran moral; Kedua, sebagai ma’rifatullah melalui

penyingkapan langsung atau metode kasyf al-hijab; Ketiga, membahas bagaimana

sistem pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah secara mistisfilosofis,

pengkajian garis hubungan antara Tuhan dan makhluk – terutama hubungan

manusia dengan Tuhan dan apa arti dekat dengan-Nya. Dengan demikian, tujuan

akhir dari tasawuf (sufisme) ialah etika murni atas psikologi murni dan atau

keduanya secara bersamaan, yaitu (a) penyerahan diri sepenuhnya kepada

kehendak mutlak Tuhan, karena Dialah penggerak utama dari semua kejadian di

alam ini; dan (b) penanggalan secara total semua keinginan pribadi dan melepas

diri dari sifat-sifat buruk yang berkenaan dengan kehidupan duniawi yang

diistilahkan sebagai fana al-ma’ashi dan baqa’ ath-tha’ah serta pemusatan diri

pada perenungan terhadap Tuhan semata, tiada yang dicari kecuali Dia.7

7
Ibid., hlm 58-59.

4
Selain tujuan, Tasawuf juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan kaum

muslimin dan muslimah. Pertama, membersihkan hati dalam berinteraksi dengan

Allah. Esensi dari tasawuf adalah membersihkan jiwa dari hawa nafsu, sehingga

manusia dapat berinteraksi dengan Allah dengan hati yang bersih dan tenang.

Kedua, membersihkan diri dari pengaruh materi. Dikarenakan dengan tasawuf,

manusia dibatasi untuk mencari materi secara berlebih-lebihan, dan lebih

memanfaatkan materi tersebut ke jalan Allah. Dengan demikian perasaan rakus

dan serakah dapat dihindari. Ketiga, menerangi jiwa dari kegelapan. Kegelapan

yang dimaksud ialah segala hal buruk yang ada di dalam diri manusia yang

menyebabkan mereka melakukan kerusakan-kerusakan. Tasawuf memberikan

penerangan dengan petunjuk dari Alquran dan hadis yang dapat menjadi cahaya

untuk menghadapi segala kesulitan hidup. Keempat, memperteguh dan

menyuburkan keyakinan agama. Tasawuf menyiram jiwa kita dengan ilmu yang

bermanfaat untuk mental dan spiritual. Oleh sebab itu, muslim yang kuat mental

dan spiritualnya akan teguh keimanannya kepada Allah. Terakhir, mempertinggi

akhlak manusia. Ajaran tasawuf menuntun kita kepada akhlak yang mulia dan

menghindarkan kepada akhlak yang tercela. Oleh karena itu mempelajari dan

mengamalkan tasawuf sangat tepat bagi kaum muslim karena dapat mempertinggi

akhlak, baik dalam kaitan interaksi antara manusia dan Tuhan maupun interaksi

antara sesama manusia8.

Kesimpulan

8
Ibid., hlm. 86.

5
Alquran merupakan risalah dari Allah sebagai pedoman bagi manusia

dalam hal akidah, syariat dan akhlak. Ilmu Tasawuf termasuk dalam komponen

akhlak karena salah satu kegunaan belajar dan mengamalkan ilmu Tasawuf ialah

meninggikan akhlak manusia. Allah telah berfirman di banyak surah dalam

Alquran yang rata-rata isinya Allah selalu menjaga hamba-hamba-Nya dan

mendengarkan segala doa mereka. Selain itu belajar ilmu Tasawuf juga sangat

terkait dengan interaksi manusia dengan Tuhannya dan interaksi antara sesama

manusia, sehingga tuntunan Alquran dan Hadis juga berperan penting dalam ilmu

Tasawuf. Manfaat dari mempelajari ilmu Tasawuf ialah, membersihkan jiwa dari

hawa nafsu, mengendalikan keinginan materialis, memperkokoh keimanan,

menerangi jiwa yang gelap, dan meninggikan moral dan akhlak manusia.

Referensi
Al-Qaththan, S. M. (2009). Pengantar Studi Ilmu Alquran. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Amin, S. M. (2012). Ilmu Tasawuf. Jakarta: AMZAH.

Anda mungkin juga menyukai