Anda di halaman 1dari 16

MAKALA SEJARAH PERADABAN ISLAM

WARISAN PERADABAN DINASTI UMAYYAH DAN AKHIR KEKUASAANNYA .


(Arsitektur, Militer, Perdagangan dan Kerajinan dan Reformasi Fiskal)

Dosen Pengampu : Dr. Salim Hasan, S.AG., M.Pd.

Disusun Oleh
Nama : Hardianti
Nim : 10620200016
Kelas : C1 PGMI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “warisan peradaban dinasti umayyah dan
akhir kekuasaannya”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan
pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Sejarah
Peradaban Islam ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyusun makalah ini
tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menggucapkan
terimakasih kepada Ayah Dr. Salim Hasan, S.Ag., M.Pd.I sebagai dosen kami di mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam, teman-teman dan orang tua kami yang sudah memberi dukungan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran maupun
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata penulis mohon
maaf apabila ada kekurangaan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah yang telah
dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………................................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Perkembangan dan kemajun Islam pada Masa Dinasti Umayyah................. 1
1. Arsitektur ……………………………………………………………….. 1
2. Militer ………………………………………………………………...… 4
3. Perdagangan ……………………………………………………………. 7
4. Reformasi Fiskal ……………………………………………………….. 9
B. Akhir Kekuasaan Dinasi Umayyah.............................................................. 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
Kesimpulan....................................................................................................... 12
Saran ……………………………………………………………………….... 12
Daftar Pustaka................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa pemerintahan dinassti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang
khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa dinasti ini dalam bidang
administrasi misalnya, telah terbentuk berbagai lembaga administrasi pemerintahan yang
mendukung tambuk pimpinan dinasti Umayyah. Banyak terjadi kebijaksanaan yang
dilakukan pada masa ini, di antaranya; 1) Pemisahan kekuasaan; 2) Pembagian wilayah;
3) Bidang administrasi pemerintahan; 4) Organisasi keuangan; 5) Organisasi keteraturan;
6) Organisasi kehakiman; 7) Sosial dan budaya; 8) Bidang seni dan sastra; 9) Bidang seni
Rupa; 10) Bidang Arsitektur. Di samping melakukan ekspansi territorial, pemerintah
dinasti Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan
dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan menyediakan sarana dan
prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau
melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan
kaderisasi ilmu. Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini;
1) Ilmu agama; 2) Ilmu sejarah dan geografi; 3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa; dan
4) Bidang Filsafat. Khalifah Al-Walid mendirikan sekolah kedokteran, ia melarang para
penderita kusta meminta-minta di jalan bahkan khalifah menyediakan dana khusus bagi
para penderita kusta. Pada masa ini sudah ada jaminan untuk sosial bagi anak- anak
yatim dan anak terlantar. Dengan demikian, ilmu pengetahuan merupakan suatu keahlian
yang masuk pada bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sistematika dalam
penyusunannya. Golongan non-Arab sudah terbiasa dengan keahlian ini. Golongan ini
disebut Mawali, yaitu golongan yang berasal dari bangsa asing atau keturunannya.
Mawali berasal dari maula, budak tawanan perang yang sudah dimerdekakan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Mawali diperuntukan bagi bangsa non-Arab.18
Demikian berbagai perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada
pemerintahan dinasti Bani Umayyah.
Kekuasaan dinasti Umayyah mengalami kehancuran pada masa kepemimpinan khalifah
Walid bin Yazid karena terjadi peperangan yang dilakukan oleh bani Abbas yang terjadi
pada tahun 132 H atau 750 M.19

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembahasan latar belakang yang ingin saya kaji lebih mendalam
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja Perkembangan dan kemajuan Islam pada Masa Dinasti Umayyah.
2. Apa penyebab berakhirnya Kekuasaan Dinasi Umayyah

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Perkembangan dan kemajuan Islam pada Masa Dinasti
Umayyah.
2. Untuk mengetahui penyebab berakhirnya Kekuasaan Dinasi Umayyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan dan kemajuan Islam pada Masa Dinasti Umayyah

1. Arsitektur
Ketika Abdul Malik naik takhta, ia mengubah mata uang Bizantium dan
Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia
mencetak mata uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata
dan tulisan Arab. Dia juga banyak membangun masjid-masjid yang indah.
Keberhasilan Khalifah Abdul Malik diikuti oleh putranya, Al-Walid bin
Abdul Malik (Al-Walid ). Ia dikenal sebagai seorang yang berkemauan keras
dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-
panti untuk orang cacat. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang
menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-
gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.

Khalifah Abdul Malik dan Khalifah Al-Walid dikenal sebagai khalifah


yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid. Karena itu, tak
mengherankan jika pada masa pemerintahan Abdul Malik dan Al-Walid ,
seni rupa dan arsitektur mengalami perkembangan pesat.
Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian
Bizantium sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari
Makkah ke Syria. Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri khas Kristen
awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti terlihat di Masjid
Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior
masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah
seni ukir dan seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan. Seni ukir
yang berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat Arab
(kaligrafi) sebagai motif ukiran. Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di
3
dinding tembok. Banyak Alquran, hadis Nabi SAW, dan rangkuman syair
yang dipahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana, dan
gedung-gedung. Salah satu masjid yang dibangun pada masa Dinasti
Umayyah adalah Masjid Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem.
Masjid yang didirikan pada zaman Khalifah Abdul Malik ini ditujukan
sebagai pengingat tempat naiknya Nabi Muhammad SAW ke langit pada
peristiwa Isra Mi’raj. Bangunan masjid peninggalan Dinasti Umayyah
lainnya yang masih bisa kita saksikan hingga hari ini adalah Masjid Al-Aqsa
(saat renovasi) dan Masjid Agung Umayyah di Damaskus yang dibangun
pada masa Khalifah Al-Walid .Selain bangunan masjid, Dinasti Umayyah
juga meninggalkan banyak istana dan benteng pertahanan. Bangunan istana
pada masa ini memiliki ciri tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah
gurun pasir yang terasing walaupun kini banyak yang telah rusak. Contohnya
adalah Istana Kusair Amra.

2. Militer
Dalam catatan sejarah islam diketahui bahwa para penguasa dinasti Bani
Umayyah dikenal sebagai penguasa yang memiliki keinginan kuat untuk
menyebarkan islam ke berbagai wilayah diluar jazirah Arabia. Pentyebaran
itu biasanya dilakukan dengan cara menaklukkan wilayah-wilayah yang
masih dianggap belum islam. Oleh karena itu, sejak masa pemerintahan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan, usaha untuk menaklukkan konstatinopel, pusat
pemerintahan kerajaan Romawi Timur, terus dilakukan. Ia pernah mengirim
anaknya bernama Yazid bin Mu’awiyah untuk mengikuti pertempuran
melawan kekuatan tentara Bizantium. Untuk mencapai wilayah yang berada
disebelah laut tengah itu, Mu’awiyah membangun armada angkatan laut.
Bahkan angkatan laut ini sudah dipersiapkannya sejak ia masih menjadi
gubernur di Damaskus, ketika menjadi wakil khalifah Umar bin Khattab dan
khalifah Utsman bin Affan. Setelah ia menjabat sebagai khalifah, langkah

4
pertama yang dilakukannya adalah melakukan konsolidasi kekuatan militer
guna melawan kekuatan pasukan pemberontak Khawarij dan Syi’ah.
Usahanya ini semakin kuat ketika ia mampu merangkul Zaid bin Abihi untuk
bergabung bersamanyadalam membangun peradaban islam melalui kekuatan
khalifah Bani Umayyah.

Kekuatan militer Bani Umayyah semakin hebat ketika Al-Walid bin


Abdul Malik berkuasa. Pasukan islam yang berada dibawah komandan
Gubernur Jenderal Musa bin Nushair, mampu memasuki wilayah Eropa.
Dibawah kepemimpinan tiga serangkai, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin
Malik, dan Thariq bin Ziyad, tentara islam mampu menaklukkan wilayah
Andalusia di Eropa. Selain itu diwilayah Asia tengah dan Asia Selatan,
pasukan militer Bani Umayyah Berjaya mengembangkan sayap kekuasaan
dinasti Bani Umayyah. Pasukan yang berada dibawah komandan Gubernur
Jenderal Hajjaj bin Yusuf al-Saqafi, berhasil menaklukkan wilayah India
dibawah komandan pasukan Muhammad bin Qasim. Sementara diwilayah
Asia Tengah, kekuatan Islam dibawah komandan pasukan Qutaibah bin
Muslim Al-Bahili, berhasil memasuki wilayah Transoxania dan wilayah
Asia Tengah lainnya, seperti Azarbeijan, Sijistan, Balkh, Bukhara, dan lain-
lain.

Keberhasilan pasukan militer dinasti Bani Umayyah dalam menaklukkan


wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan dinasti Bani Umayyah ini,
menunjukkan kehebatan kekuatan militer islam. Keberhasilan ini tentu saja
hasil strategi petinggi Bani Umayyah dan petinggi militernya yang
melakukan pembaharuan dalam bidang kemiliteran. Mereka banyak belajar
dari pengalaman bertempur selama mereka melakukan penyebaran dan
perluasan wilayah kekuasaan diluar Jazirah Arabia. Bagaimana mengatur
strategi perang dan membangun kekuatan militer yang tangguh. Selain itu,

5
para pangliam perang juga melakukan pembenahan dan peningkatan mutu
alat tempur dengan membuat peralatan alat tempur sendiri. Untuk keperluan
itu, para khalifah Bani Umayyah, khususnya khalifah al-Walid bin Abdul
Malik nmembangun pabrik-pabrik senjata, seperti yang dibangun diwilayah
Afrika Utara. Pembangunan kapal perang di Teluk Raudlah di Laut Tengah,
mempermudah pasukan untuk menaklukkan Negara-negara yang berada
dekat di Laut Tengah.

Banyaknya pengalaman bertempur, menambah wawasan pengetahuan


dan keterampilan para panglima perang dalam usaha memperbaiki system
pertahanan. Strategi dan kekuiatan bersenjata Bani Umayyah semula hanya
memiliki dua strategi dan formasi kekuatan perang, yaitu kekuatan belakang
dan kekuatan depan. Dari formasi itu kemudian dikembangkan menjadi lima
barisan. Pasukan barisan inti atau tengah, disebut qalbul-jaisyi, barisan
kanan disebut al-maimanah, barisan kiri disebut al-maisarah, barisan depan
disebut al-muqaddamah, dan barisan belakang disebut saqahal-jaisyi.

Perkembangan system pertahanan ini merupakan keberhasilan pemerintah


dinasti Bani Umayyah dalam mengembangkan formasi pasukan. Sehingga
system pertahanan militer semakin tangguh. Dengan kekuatan dan strategi
ini, pasukan dinasti Bani Umayyah mampu menguasai seluruh wilayah yang
ada di Jazirah Arabia, Afrika Utara, Asia Tengah dan Asia Selatan hingga
Eropa. Pasukan pengintai atau Talailah yang dibentuk pemerintah Bani
Umayyah ternyata cukup efektif untuk mengintai kekuatan musuh. Salah
seorang panglima intelejen yang dikirim untuk memata-matai pasukan dan
kekuatan musuh adalah Tharif bin Malik. Ia bekerja sama dengan De Graff
Julian berhasil menyelinap ke wilayah Andalusia untuk mencari berbagai
informasi mengenai kekuatan yang dimiliki Raja Roderick yang berkuasa
ketika itu. Setelah ia behasil mengumpulkan berbagai informasi, barulah

6
dikirim pasukan dibawah komandan Thariq bin Ziyad, yang kemudian
mendarat disebuah selat yang kemudian dikenal dengan sebutan Jabal Thariq
atau Giblaltar. Keberhasilan Thariq bin Ziyad mendarat dan menaklukkan
Andalusia membuktikan kehebatan militer Bani Umayyah.

Dengan memahami peristiwa perluasan wilayah islam pada masa


pemerintahan dinasti Bani Umayyah, dapat dikatakan bahwa sudah terjadi
perubahan yang luar biasa dalam system pertahanan dan keamanan Negara
dengan membentuk pasukan tangguh. Pasukan inilah yang kemudian
menjadi ujung tombak penyebaran kekuasaan pasukan islam dinasti Bani
Umayyah, yang wilayah kekuasaanya meliputi wilayah Asia, Afrika, dan
Eropa.

3. Perdagangan
Perkembangan Ekonomi Perekonomian adalah merupakan salah satu unsur
terpenting dalam memperlancar proses pembangunan suatu negara. Sebab
merosotnya perekonomian suatu negara akan berpengaruh terhadap proses
pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan Brockelmann menegaskan
bahwa: “Pada tahun 693 khalifah Abdul Malik secara bulat menetapkan
untuk mencetak uang sendiri di damaskus. Sementara itu Hajjaj pada
tahun berikutnya melakukan hal yang sama. Akibatnya masyarakat
Arab sudah mulai mengenal sistem perhitungan. Ide ini juga diterima di
Yaman, Siria, dan Iraq.” Kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh Khalifah
Abdul Malik tersebut, sangat berpengaruh terhadap perekonomian dinasti
itu. Sebab kita melihat, sebelum diberlakukannya kebijakan ini mata uang
yang beredar sebagai alat tukar adalah mata uang Roma dan mata uang
Persia yaitu dirham (drachma) dan dinar (dinarius). Dengan tidak adanya
mata uang sendiri tentu akan dapat mengurangi nilai-nilai persatuan dan
kesatuan umat Islam di daerah yang demikian luasnya. Sehingga dapat

7
dikatakan, secara implisit kebijaksanaan hkhalifah memiliki nilai-nilai
esensial dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam dalam
wilayah yang luas tersebut. Implikasi nilai-nilai persatuan dan kesatuan
terhadap perekonomian pada masa itu (Dinasti Umayyah) adalah sangat
penting. Sebab adanya persatuan dan kesatuan wilayah umat Islam yang luas
tersebut akan menciptakan stabilitas keamanan yang terjamin. Dengan
adanya stabilitas keamanan yang terjamin, maka lalu lintas perdagangan
akan berjalan lancar, dengan lancarnya lalu lintass perdagangan, pada
gilirannya akan meningkatkan perekonomiannya. Di samping perdagangan,
menurut K. Ali ada beberapa sumber pendapatan pada masa Dinasti
Umayyah, yaitu:
1. The land-tax,
2. The poll- tax on non-muslim subjects,
3. The poor rates,
4. Customis and excise duties,
5. Tributes paid under treaties,
6. The fifth of the spoils of war,
7.Fay,
8. Additional imports in kinds,
9. Persents on occasions of festifal etc, and
10. Child tribute from the barbers.
Seluruh sumber-sumber pendapatan tersebut di atas dikelola oleh sebuah
departemen yang disebut dengan departemen pendapatan Negara (diwan all-
kharaj), sdan hasil pengumpulan dari sumber-sumber tersebut disimpan di
Baitul Mal (kantor perbendaharaan negara). Pada masa pemerintahan Abdul
Malik, perkembangan perdagangan dan perekonomian, teraturnya
pengelolaan pendapatan negara yang didukung oleh keamanan dan
ketertiban yang terjamin telah membawa masyarakatnya
pada tingakat kemakmuran. Realisasinya dapat kita lihat dari hasil

8
penerimaaan pajak (kharaj) di wilayah syam saja, tercatat 1.730.000 dinar
emas setahun. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Hugh Kennedy: “Nor was
there ani doubt that the surplustaxition was to be forwarded to the treasury in
damascus. Kemakmuran masyarakat Bani Umayyah juga terlihat pada masa,
pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz. Keadaan perekonomian pada masa
pemerintahannya telah naik ke taraf yang menakjubkan. Semua literature
yang ada pada kita sekarang ini menguatkan bahwa kemiskinan,
kemelaratan, dan kepapaan telah dapat diatasi pada masa pemerintahan
khalifah ini.36 Kebijakan yang dilakukan oleh Umar ibn Abdul Aziz dalam
implikasinya denagn perekonomian yaitu membuat aturan-aturan mengenai
takaran dan timbangan, dengan tujuan agar dapat membasmi pemalsuan dan
kecurangan dalam pemakaian alat-alat tersebut. Bertitik tolak dari uraian di
atas dapatlah dikatakan perkembangan perekonomian pada masa
pemerintahan Dinasti Umayyah secara umum sudah mulai meningkat
dibanding dengan masa sebelumnya. Meningkatnya perekonomian yang
membawa kepada kemakmuran rakyat pada dinasti ini,
sebenarnya tidak terlepas dari kebijaksanaan-kebijaksamnaan yang
dilakukan khalifah, di samping dukungan masyarakat terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut.

4. Reformasi Fiskal
Ada beberapa tambahan sumber uang pada zaman Dinasti Umayyah.
Seperti al-Dhara oleh warga Negara. Kepada penduduk dari negeri-negeri
yang baru dilakukan, terutama yang baru masuk Islam ditetapkan pajak-
pajak istimewa. Saluran uang keluar, pada masa Daulah Bani Umayah
pada umumnya seperti permulaan Islam Yaitu untuk :
a. Gaji para pegawai dan tentara, serta biaya tata usaha Negara.
b. Pemabngunan pertanian, termasuk eregasi dan penggalian terusan-
teusan

9
c. Ongkos bagi orang-orang tawanan perang.
d. Perlengkapan perang
e. Hadiah-hadiah kepada para pujangga
f. Pada masa Umayah, khalifah Abdull Malik mencetak mata uang kaum
muslimin secara teratur. Pembayaran diatur dengan menggunakan mata
uang ini, walaupun pada masa Khalifah Umar Bin Khatab sudah dicetak
mata uang, namun belum begitu teratur.

B. Akhir Kekuasaan Dinasi Umayyah.


Ada beberapa factor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kemunduran. Faktor-faktor itu anatara lain adalah :
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang
baru (bid'ah) bagi tradisi islam yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan system pergantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota
keluarga istana.
2. Latar belakangan terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bias
dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa ali. Sisa-sisa
Syiah (para pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi)) dan Khawarij terus
menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan
akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan
bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak
menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuaaan Bani Umayyah, pertentangan etnis anatara suku
Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada
sejak zaman sebelum islam, makin meruncing. Perselisihan ini
mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar
golongan mawali (non Arab) terutama di irak dan wilayah bagian timur

10
lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan
pada masa Bani Umayyah
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh
sikap hidup mewah di lingkungan istana, sehingga anak-anak khalifah
tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan takkala mereka mewarisi
kekuasaan.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-abbas ibn
Abd al-Muthalib Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani
Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintah
Bani Umayyah.

Beberapa penyebab tersebut muncul dan menumpuk menjadi satu,


sehingga akhirnya mengakibatkan kuruntuhan dinasti umayyah, di susul
kemudian berdirinya kekuasaan orang-orang bani Abbasiyah yang mengejar-
ngejar dan membunuh setiap orang dari Bani Umayyah yang di jumpai.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan dan kemajuan Islam pada Masa Dinasti Umayyah dari
berbagai bidang diantaranya arsitektur, militer, perdagangan dan
Reformasi fisikal pada masanya mencapi tingkat yang begitu baik
Namun masa Dinasti Umayyah tidak selamnya mengalami kemajuan, ada
juga masa kemunduran yang dilalui pada masa dinasti ini. Berikut ini
beberapa faktor penyebab kemunduran.
1. Sistem pergantian khalifah yang menggunakan garis keturunan
dianggap bid'ah
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bias
dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali
3. Pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan(Bani Kalb).
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh
sikap hidup mewah di lingkungan istana.
B. Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini disusun, ebagai catatan penutup
bhawa saya menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan pada
karya tulis ini, olehnya saya berharap agar ada kritik, saran atau masukan
yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalh ini. Mohon maaf jika
sekiranya apa yang disajikan oleh saya, terdapat kekurangan dan
kekeliruan didalamnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

R, Darwin 2013. Sejarah Peradaban danKebudayaan Islam. Bandar Lampung


: Anugrah Utama Rahaja.
Al-Usairy, Ahmad. 2007. Sejarah Islam. Jakarta : Akbar.
Amin-Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta AMZAH.
Agung Sasongko.2019. https://www.republika.co.id/berita/plodw2313/seni-rupa-dan-
arsitektur- di-masa-umayyah (Diakses pada tanggal 1 oktober 2019)
Agung Sasongko.2019. https://republika.co.id/berita/pugzfi313/perkembangan-arsitektur-
islam- di-mulai-dari-dinasti-umayyah (Diakses pada tanggal 1oktober
2019)
Pancibudi.2018. http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/download/353/333/
(Diakses pada tanggal 2 oktober 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai