DISUSUN OLEH :
X MIA 2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam berjudul “Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Kejayaan”.
Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai materi Menelaah Perkembangan Islam pada
Masa Kejayaan
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada.
Ibu Esrul Haizah.S.Ag. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Orang tua saya yang memberikan dukungan.
Serta teman – teman kelas XI MIA 4.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa
mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak. Amiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Simpulan ………………………..………………………....6
B. Saran ……………………….………………………….......6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik.
Pada kurun waktu tersebut, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering
disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan
Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan
(arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu
pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi pemikiran tentang perkembangan peradaban islam pada masa
kejayaan
BAB II
PEMBAHASAN / ISI
Bani Umayyah, Daulah Umayyah, atau dikenal juga dengan Dinasti Umayyah adalah
pemerintahan yang dipimpin oleh keturunan Umayyah. Pada masa pemerintahannya. Islam
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan oleh
Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I pada tahun 661, dengan pusat pemerintahan di
Damaskus, Suriah. Kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus berlangsung selama sekitar 90
tahun di bawah pimpinan 14 khalifah. Masa kejayaan Bani Umayyah terwujud ketika
dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik atau Al-Walid I. Walid bin Abdul Malik adalah
khalifah keenam Daulah Umayyah yang berkuasa antara tahun 705-715. Bagaimana puncak
kejayaan Dinasti Umayyah di bawah pimpinan Al-Walid I?
Pada masa Walid bin Abdul Malik Bani Umayyah mengalami masa kejayaan. Kemajuan
yang dicapai pada masa Bani Umayyah di bawah pemerintahan Walid I dapat dilihat pada
beberapa bidang, sebagai berikut.
Sejak awal pemerintahannya, Khalifah Walid bin Abdul Malik telah melakukan berbagai
upaya perluasan wilayah. Keberhasilan ekspansi wilayah Walid bin Abdul Malik didukung
oleh keberadaan beberapa panglima perang yang cakap, seperti Qutaybah bin Muslim,
Muhammad bin Al-Qasim, dan Musa bin Nushair. Musa bin Nushair menyerang serta
menaklukkan Aljazair dan Maroko. Ia mengangkat Tariq bin Ziyad untuk memerintah daerah
tersebut. Didorong oleh kemenangan di Afrika Utara dan kerusuhan di kerajaan di Spanyol,
pada 710 Musa mengirim Tarif bin Malik bersama 500 tentara untuk menyerbu Spanyol.
Pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik, tercatat peristiwa yang
spektakuler yang menandai perluasan Islam ke Eropa yang terjadi pada tahun 711. Peristiwa
itu adalah mendaratnya pasukan Islam di Gibraltar dan mulai menaklukkan kawasan ini. Saat
itu, Musa menugaskan Tariq bin Ziyad dengan 7.000 tentara untuk melawan pasukan Spanyol
di bawah pimpinan Roderick. Baca juga: Siapa Khalifah Bani Umayyah yang Bergelar Al
Faruq II? Dengan tambahan 5.000 tentara yang dirikim Musa, Tariq bin Ziyad berhasil
mengalahkan sekitar 100.000 pasukan Spanyol. Dengan demikian, pintu untuk menguasai
Spanyol terbuka luas, di mana Toledo, Seville, Malaga, Elvira, Kordoba, dan beberapa kota
lainnya jatuh ke tangan pasukan Muslim. Saat Bani Umayyah menguasai Spanyol, praktik
toleransi beragama mulai terasa. Di saat yang hampir bersamaan, Khalifah Walid bin Abdul
Malik juga memerintahkan pasukan yang dipimpin Muhammad bin Qasim ke Hindustan. Di
bawah pimpinan Muhammad bin Qasim, Bani Umayyah melakukan ekspansinya dan berhasil
menguasai Sind dan Nepal. Kemudian, pasukan Panglima Qutaybah bin Muslim tercatat
dapat menaklukkan Sungai Dajlah, Turki, Shagd, Syaas, Farghanah, Bukhara, Samarkand,
Kashgar, dan Turkistan. Di masa kejayaannya, Kekhalifahan Bani Umayyah mampu
menguasai Transoxiana (sekarang Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan dan Turkmenistan),
anak benua India, dan Semenanjung Iberia di Eropa.
Selain fokus pada perluasan wilayah, sebagai pemimpin Bani Umayyah Khalifah Walid bin
Abdul Malik juga membangun sarana dan infrastruktur bagi rakyatnya. Di Madinah, ia
memerintahkan pembangunan sumur dan merenovasi jalan-jalan umum. Khalifah Walid bin
Abdul Malik juga membangun rumah sakit pertama dalam sejarah Islam. Penyandang cacat
dan kaum dhuafa pun diberikan tempat tinggal. Mereka di tempatkan di sebuah panti yang
para pengurusnya digaji dan diberi fasilitas oleh negara. Selain itu, Khalifah Walid bin Abdul
Malik juga melakukan renovasi terhadap Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsa di
Yerusalem. Di Damaskus, yang merupakan ibu kota Bani Umayyah, khalifah membangun
masjid agung yang menelan biaya sangat besar. Pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin
Abdul Malik, Bani Umayyah telah mengalami stabilitas politik yang didukung oleh wazir dan
gubernur yang cakap. Sehingga, pada masa kejayaan Bani Umayyah, ilmu agama dan
pengetahuan juga dapat berkembang pesat, dan umat Islam hidup dengan aman, makmur,
serta tenteram.
Puncak kemajuan pemerintahan Bani Umayyah ini lebih kepada bidang perluasan wilayah
yang terjadi pada masa Khalifah Al-Walid hingga Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Setelah
itu, terjadi kemerosotan karena para pemimpinnya senang hidup mewah dan berfoya-foya
serta diikuti dengan pola hidup materialistik di kalangan keluarga para khalifah. Akhirnya,
Surah sebagai basis kekuatan militer pun loyalitasnya menjadi menurun Isu sentimen
antipemerintah semakin inten dan diikuti munculnya gerakan oposisi Hasyimiyyah dan
Abbasiyah yang berpusat di Mesir semakin melebar. Terbunuhnya khalifah Marwan II di
bulan Agustus 750 M menjadi akhir dari masa pemerintahan Bani Umayyah.
2. Kejayaan Islam pada Masa Daulah Bani Abbasiyah (132 - 656 H / 750 – 1250 M)
Bani Abbasiyah, Daulah Abbasiyah, atau dikenal juga dengan Dinasti Abbasiyah adalah
pemerintahan yang dipimpin oleh keturunan Abbas (paman Nabi saw.). Pendiri
pemerintahannya bernama Abul Abbas As- Suffäh. Daulah Abbasiyah ini lebih
berkonsentrasi pada kesejahteraan rakyat, kemajuan pendidikan, dan budaya. Setelah Bani
Umayyah tidak lagi berkuasa, kekuasaan kekhalifahan Islam berganti ke Dinasti Abbasiyah,
yang berdiri pada tahun 750 hingga 1250. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh keturunan dari
paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. Selama Kekhalifahan Abbasiyah
berlangsung, dunia Islam mengalami kemajuan yang signifikan pada beberapa bidang,
khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan. Lantas, apa saja kemajuan yang
dicapai pada masa Bani Abbasiyah?
Pada masa Dinasti Abbasiyah, Islam mencapai kejayaan di berbagai bidang, salah satunya
bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan ilmu pengetahuan diawali dengan kegiatan
menerjemahkan naskah-naskah asing, terutama dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.
Kemudian, didirikan pula pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan Bait al-Hikmah, serta
terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan. Pada masa kepemimpinan
Khalifah Harun al-Rasyid (786-809), pemerintahan Dinasti Abbasiyah semakin gemilang.
Sang khalifah mendirikan berbagai bangunan untuk keperluan sosial, seperti rumah sakit,
lembaga pendidikan, dan farmasi. Di bidang sastra, Kota Bagdad dikenal memiliki hasil
karya yang indah dan banyak digandrungi masyarakat setempat, di antaranya adalah Alf
Lailah wa Lailah atau Kisah 1001 Malam.
Adun kemajuan di bidang ilmu pengetahuan pada masa Bahi Abhaiyah adalah ditandai
dengan munculnya ilmuwan Awan muslim. Di antara ilmuwan-ilmuwan muslim nebut adalah
sebagai berikut
Ibnu Sina adalah ilmuwan muslim yang ahli di bidang kedokteran. Ia telah mengarang buku
yang terkenal berjadul Al-Qanin Fi Al Tibb atau dasar-dasar kumus kedokteran Buku ini
telah dijadikan sebagai rujukan kalangan ilmuwan Barat ata Eropa dan namanya di sana lebih
dikenal dengan Avecienna. Al-Farabi (870-950 M)
2) Al-Farabi (870-950 M)
Al-Farabi adalah ilmuwan muslim ahli filsafat dan ilmu mantiq atau ilmu logika. In sangat
dikagumi di Fropa, bahkan ia mendapat julukan Mu'allimus Sini atau guru kedua setelah
Aristoteles.
Ibnu Rusyd adalah sosok ilmuwan muslim serba bisa, ahli filsafat, geografi, kedokteran, dan
astronomi. Filsafat pemikirannya sangat berpengaruh di Barat atau Eropa la di sana lebih
dikenal dengan nama Averroes.
Al-Ghazali adalah seorang filsuf Islam dan ahli tasawuf. Pemikirannya berpengaruh dan
berkembang di wilayah bagian. Timur atau Asia. Bukunya yang spektakuler ialah Ihya Ulu
muddin dan Tahafur Al-Falasifah.
5) Al-Khawarizmi (w. 94 H/780 M)
Al-Khawarizmi adalah ilmuwan muslim ahli matematika dan ilmu hitung (aljabar). Ia juga
dikenal sebagai penemu angka nol dan logaritma.
Kemajuan yang terjadi pada masa Bani Abbasiyah juga dapat dilihat di bidang politik dan
militer. Supaya semua kebijakan militer saat itu bisa terkoordinasi dengan baik, pemerintah
Dinasti Abbasiyah membentuk sebuah departemen pertahanan dan keamanan yang disebut
Diwanul Jundi. Diwanul Jundi dibentuk untuk mengatur masalah keanggotaan tentara.
Berkembangnya Islam pada masa ini juga didorong oleh antusiasme dari khalifah sekaligus
para ulama. Mereka memberi perhatian berat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
memajukan peradaban Islam. Ilmu-ilmu agama Islam yang berkembang saat itu adalah ilmu
hadis, ilmu tafsir, ilmu fikih dan tasawuf, dengan ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal, dan masih banyak lagi.
Setelah membangun dan mempertahankan pemerintahan selama 500 tabun, Bani Abbasiyah
akhirnya mengalami kehancuran. Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
berikut.
a. Faktor Eksternal
1) Adanya persaingan yang tidak sehat di antara bangsa-bangsa yang terhimpun dalam
penmerintahan Bani Abbasiyah, yaitu Arab, Persia, dan Türki
b. Faktor Eksternal
2) Adanya serangan tentara Mongolia yang dipimpin Hulagu Khan Akibat dua faktor
tersebut, Bani Abbasiyah berakhir di tahan 750 H/1250 M
Rasulullah SAW menanamkan terlebih dahulu nilai - nilai dan norma yang mengatur
hubungan sosial kemasyarakatan yang majemuk dan plural dalam segala aspek kehidupan
sosial, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain dengan dasar Al-Qur'an dan Sunah.
Berikut ini adalah substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW di kota Madinah, antara
lain sebagai berikut:
Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam (terutama ibadah, akidah dan akhlak).
Masjid merupakan tempat ibadah, khususnya shalat lima waktu, salat Jum'at, salat
Tarawih, salat Idul Fitri, dan Idul Adha.
Masjid merupakan tempat untuk belajar dan mengajar tentang agama Islam
berdasarkan Al-Qur;an dan Hadits.
Masjid berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan
antara sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan dan kesatuan.
Menjadikan masjid sebagai sarana berbagai macam kegiatan sosial, seperti tempat
penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak
menerimanya.
Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan
masyarakat dan para pejuang Islam yang terluka akibat perang melawan orang-orang
kafir. Sejarah mencatat adanya seorang perawat wanita terkenal pada masa Rasulullah
SAW yang bernama “Rafidah”.
Masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para sahabatnya. Masalah-masalah
yang dimusyawarahkan misalnya tentang usaha-usaha untuk memajukan agama
Islam, dan strategi peperangan melawan orang - orang kafir yang memusuhi Islam
supaya memperoleh kemenangan.
Dalam kasus peristiwa Perang Badar (17 Ramadan tahun kedua hijriah/8 Januari 623
M), Rasulullah SAW memutuskan posisi pasukan Islam pada satu tempat dekat mata
air. Hubab bin Mundzir dari kalangan Anshar menanyakan perihal tersebut kepada
beliau, apakah hal itu atas perintah Allah, atau keputusan pribadi Rasulullah SAW
sendiri. Beliau menjawab bahwa hal itu semata-mata karena keputusannya sendiri.
Hubab kemudian mengemukakan kepada beliau bahwa tempat tersebut kurang tepat,
kemudian dia mengusulkan ke tempat mata air yang lebih depan, alasannya adalah
pasukan Islam harus membawa banyak tempat air untuk diisi dari mata air yang
paling depan, kemudian mata airnya ditutup. Jika nanti pasukan Islam mundur, maka
dapat mengisi air dari mata air di belakangnya. Nabi kemudian menyetujui usul
Hubab tersebut.
Pada peristiwa Perang Khandaq, dimana atas usul sahabat Salman Al-Farisi,
Rasulullah SAW kemudian menyetujui untuk membuat parit.
Kepedulian kaum muslimin terhadap muslimin yang lainnya merupakan sebuah kewajiban.
Ibarat satu tubuh, jika salah satu bagian tubuh sakit, maka seluruh bagian tubuh juga akan
merasakan sakit. Begitulah seharusnya kita terhadap kaum muslimin yang lain. Setiap
kesulitan yang dialami kaum muslimin di beberapa tempat, berupa kekurangan pangan,
musibah bencana alam atau bahkan gangguan dari pihak lain yang mengatasnamakan agama
maka sudah seharusnya menggugah hati kita untuk bangkit membantu dan menolong mereka.
Seperti halnya yang dilakukan oleh kaum anshar terhadap kaum muhajirin. Pada saat Nabi
Muhammad beserta kaum muhajirin hijrah dari mekah menuju madinah, mereka mendapat
sambutan yang begitu hangat dari kaum anshar. Mereka melakukan kaum muhajirin dan Nabi
Muhammad seperti saudara mereka sendiri. Mereka membantu kaum anshar yang berhijrah
ke madinah dan menyambutnya dengan begitu bahagia. Mereka juga memberikan bantuan
dengan sangat ikhlas. Mereka bahkan berusaha memberikan apa yang mereka punya untuk
dapat membantu kaum Muhajirin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dakwah adalah proses yang terus menerus akan dan harus dilakukan, tidak hanya oleh
Bani Umayah, melainkan semua umat islam senantiasa melaksanakan dakwah sebagai sebuah
kewajiban dalam menyampaikan kebenaran islam yang sesungguhnya. Sampai sekarang pun
ghiroh perjuangan dakwah islamiyyah berada dalam setiap jiwa kaum muslimin. Karena
mereka yakin bahwasanya kebenaran tak akan pernah bisa terkalahkan oleh kebatilan,
jikalau timbul kebutuhan akan kebenaran itu sendiri di kalangan umat islam.
Begitu pesat perjalanan dakwah yang telah dilakukan oleh kaum muslimin, dan begitu
banyak pula hambatan yang menerpa proses dakwah itu sendiri. Tidak hanya dulu, bahkan
sekarang pun banyak hambatan yang menerjang umat islam untuk menyampaikan risalah
islam yang kaafah. Banyaknya para penentang dakwah islam, jangan kita jadikan sebagai
penghalang bagi kesuksesan dakwah kita melainkan harus kita jadikan sebagai media atau
alat untuk meningkatkan ghiroh perjuangan dakwah yang kita lakukan.
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain, dengan persaudaraan yang telah
dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram,
persatuan dan saling menghormati antar agama, menumbuh-kembangkan tolong menolong
antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin, emahami bahwa umat Islam harus
berpegang menurut aturan Allah swt, memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar
menjalin hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia, Kita mendapatkan
warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat,
menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam dan terciptanya hubungan
yang kondusif.
A. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dengan penulisan skripsi ini adalah :
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5846535/sejarah-perkembangan-peradaban-islam-
dalam-tiga-periode-klasik-modern
https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/07/140000979/masa-kejayaan-bani-umayyah?
page=all#:~:text=Pada%20masa%20pemerintahan%20Khalifah%20Walid%20bin
%20Abdul%20Malik%2C%20Bani%20Umayyah,aman%2C%20makmur%2C%20serta
%20tenteram.