DINASTI AY-YUBIYAH
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Berdirinya Dinasti Ayyubiyah.............................................................................3
B. Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah..............................................................3
C. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah..........................................................................7
D. Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah...............................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Sara......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak hanya dikenal sebagai seorang panglima perang yang gagah
berani dan ditakuti, akan tetapi lebih dari itu, beliau adalah seorang yang sangat memperhatikan
kemajuan pendidikan. Salah satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau
menjabat sebagai sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul
Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M.
Selain itu beliau juga merupakan salah seorang Sultan dari dinasti Ayyubiyah yang memiliki
kemampuan memimpin. Hal ini diketahui dari cara Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam
mengangkat para pembantunya (Wazir) yang terdiri dari orang-orang cerdas dan terdidik.
Mereka antara lain seperti Al-Qadhi Al-Fadhil dan Al-Katib Al-Isfahani. Sementara itu sekretaris
pribadinya bernama Bahruddin bin Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis Biografinya.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak membuat suatu kekuasaan yang terpusat di Mesir. Beliau
justru membagi wilayak kekuasaannya kepada saudara-saudara dan keturunannya. Hal ini
mengakibatkan munculnya beberapa cabang dinast Ayyubiyah berikut ini:
a. Kesultanan Ayyubiyah di Mesir
b. Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus
c. Keamiran Ayyubiyah di Aleppo
d. Kesultanan Ayyubiyah di Hamah
e. Kesultanan Ayyubiyah di Homs
f. Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin
g. Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar
h. Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa
i. Kesultanan Ayyubiyah di Yaman
j. Keamiran Ayyubiyah di Kerak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dianggap sebagai pembaharu di Mesir karena dapat
mengembalikan mazhab sunni. Melihat keberhasilannya itu Khlaifah al-Mustadi dari Bani
Abbasiyah memberi gelar kepadanya al-Mu’izz li Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia).
Khalifah al-Mustadi juga memberikan Mesir, an-Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib
sebagai wilayah kekuasaan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat itulah
Salahuddin dianggap sebagai Sultanul Islam Wal Muslimiin (Pemimpin umat ilam dan kaum
muslimin).
Di antara orang-orang yang iri dan melakukan pemberontakan terhadap Salahuddi Yusuf al-
Ayyubi adalah sebagai berikut:
Pemberontakan yang dilakukan Nuruddin Zanki, ia memberontak karena kebesaran namanya
tersaingi oleh Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
Pemberontakan yang dilakukan Hijab (Kepala rumah tangga Khalifah al-Adid), ia
memberontak karena merasa hak-haknya banyak dikurangi.
Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Asassin yang dipimpin oleh Syakh Sinan karena
merasa tersaingi.
Pemberontakan yang dilakukan Zanki, kelompok ini merupakan permbela Al-Malik as-Salih
yang bersekongkol dengan al-Gazi (penguasa Mosul dan paman Malik as-Salih Ismail) yang
beusaha menjatuhkan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi karena merasa tersaingi
2. Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)
Sering dipanggil Al-Adil nama lengkapnya adalah al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin
Ayyub. Dari nama Sifuddin inilah tentara salib memberi julukan Saphadin. Beliau putra
Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi pemberontakan dari Izzuddin di Mosul. Ia juga
menentukan siapa yang berhak menjadi penguasa ketika terjadi perselisihan diantara anak-anak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi yaitu al-Aziz dan al-Afdal. Setelah kematian al-Aziz. al-Afdal
berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil beranggapan al-Afdal tidak pantas
menjadi Sulatan. Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil nberhasil
mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan di Damaskus.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan
efektif.
3. Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
Nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil Nasruddin Abu al-Maali Muhammad.
Selain dipuja karena mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena
menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen.
Al-Kamil adalah putra dari al-Adil. Pada tahun 1218 al-Kamil memimpin pertahanan
menghdapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi
Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir kehilangan takhtanya karena
konserpasi kaum kristen koptik. Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari
konspirasi itu, akhirnya konspirasi itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama al-
Mu’azzam yang menjabat sebagai gubernur Suriah.
Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun
denga Federick II, yang berisi antara lain:
Ia mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib.
Kaum muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan
Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai Sultan digantikan
oleh Salih al-Ayyubi.
A. Kesimpulan
Mesir yang mengalami beberapa kedinastian mencapai masa kejayaanya ketika pada masa
Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk. Dinasti Ayyubiyah berdiri pada tahun 1169 M oleh
Salahudin al-Ayubi, yang dulunya panglima perang raja Nurudin. Ia menjulang reputasinya
ketika berhasil melawan tentara Salib dan berhasil membebaskan Yerussalem. Pada 2 oktober
1187. Salahudin membagi kekuasaan pada sanak saudaranya sebelum meninggal, mereka masih
tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaan, tetapi perselisihan intern
keluargaAyubbiyah setelah al-Kamil meninggal, yang sementara itu masih berlangsung Perang
Salib, yang menyebabkan Dinasti ini terpecah.
Dinasti Mamluk berdiri pada tahun 1250 M, oleh Aybak , namun berjaya pada masa Baybar,
yang mampu menghancurkn pasukan Tartar dari Mongol di Ain Jaluk pada tahun 1260. Mereka
terbagai menjdi 2 kelompok yaitu mamluk Bahri, yang tinggalnya di laut dan Mamluk Burji,
yang tinggalnya di menara benteng. Pasukan Mamluk selanjutnya terus menghalau tentara Salib
yang mengdakan ekspensinya ke wilayah Muslim. Dinasti ini runtuh karena faktor internal, dari
para sultanya berlaku amoral, dan eksternal, dari serbuan pasukan Usmani.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunda dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSAKA