Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DINASTI AY-YUBIYAH

Disusun Oleh :

Nama : Nabila Safitri


Kelas : IX

MTs MUHAMMADIYAH 6 NGRANDU


KEDUNGADEM – BOJONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kedungadem, 15 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.    Latar Belakang.....................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................2
C.     Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A.    Berdirinya Dinasti Ayyubiyah.............................................................................3
B.     Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah..............................................................3
C.     Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah..........................................................................7
D.    Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah...............................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................10
A.    Kesimpulan..........................................................................................................10
B.     Sara......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Mesir yang menyimpan peradaban yang tinggi telah terbentuk ketika mengalami berbagai
masa keemasan setiap  dinasti. Pada periode kedua dari pemerintahan Abassiyah,
Mesir  merupakan wilayah otonom dari Baghdad. Namun karena terjadi perselisihan di pusat
pemerintahan Abassiyah, maka daerah otonomnya mendapat hak otonomnya. Hal itu semakin
membuat dinasti-dinasti kecil yang ada di mesir menguat dan mencapai kejayaannya. Beberapa
dinasti yang masing-masing mengukir peradaban itu adalah : Dinasti Thuluniyah (868-904 M),
Dinasti Ikhsidiyah (935-969 M), Dinasti Fatimiyah (972-1130 M), Dinasti Ayyubiyah (1169-
1250 M), dan Dinasti Mamluk (1250-1515 M).
Dalam perkembangannya tercatat bahwa dinasti di Mesir yang paling berpengaruh akan
kejayaan Islam adalah Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk, mengingat bagaimana
perjuangan dan keberhasilan dinasti tersebut dalam menghadapi sekutu. Dinasti Ayyubiyah di
dirikan oleh Salahudin Al- Ayyubi, kemenangan yang dicapainya dalam mengalahkan tentara
pasukan Perang Salib telah membawa namanya dikalangan  mayshur dikalangan bangsa Eropa.
Sedangkan Dinasti Mamluk di dirikan oleh Mamluk Aibak, seorang budak yang diangkat
menjadi tentara Salahudin. Kemenangannya saat mengalahkan kelompok nasrani yang
menyerang Syam dan mengalahkan tentara Mongol, membuat kekuasaan Mamluk di Mesir
menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Oleh karena itu pembahasan pada kali ini
akan terfokus pada dua dinasti tersebut.
Dinasti Ayyubiyah berdiri di atas puing-puing Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di saat
Mesir mengalami krisis di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang
Salib melawan Islam, yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara
Salib.
Shalahudin Al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh ke
tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk
segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu
mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya dinasti fatimiyah
tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada
shlalahudin dari pada diperbudak tentara salib yang kafir, maka sejak saat itu selesailah
kekuasaan dinasti fatimiyahdi mesir, berpindah tangan ke Shalahudin Al-Ayyubi.

B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana Berdirinya Dinasti Ayyubiyah?
2.      Bagaimana Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah?
3.      Bagaimana Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah?
4.      Apa Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Untuk Mengetahui Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
2.      Untuk Mengetahui Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah
3.      Untuk Mengetahui Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah
4.      Untuk Mengetahui Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Berdirinya Dinasti Ayyubiyah


Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman, irak,
mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh salahuddin alayyubi pada tahun 1174M.
nama lengkapnya adalah salahuddin yusuf ibn ayyub ia berasal dari suku kerdi hadzbani, ia
adalah putra najmudin ayyub dan keponakan asaddudin syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin
syirkuh hijrah dari kampung halamanya didekat danau fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir
dibenteng takrit pada tahun 532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit,
pada saat itu ayah dan pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang gubernur seljuk
untuk kota mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah balbek, libanon pada tahun
534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi gubernur balbek dan menjadi abdi raja suryah,
yakni nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah salahudin menekuni teknik dan strategi perang
serta politik. Selanjutnya dia mempelajari teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus, dalam
lingkungan istana nuruddin.

B.     Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah


Pada awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol
syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal pada tahun
1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada khalifah abbasiyah (al mustadi) dibagdad
dan secara formal menandai berakhirnya rezim fathimiyah di kairo. Ia tetap mempertahankan
lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi
keagamaannya dari syiah menjadi sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia
memerintahkan salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan
mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi
pembentukan mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi,
sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku didinasti fatiniyah. Keberhasilan tersebut
mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam mengsolidasikan kekuatannya,
ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim
untuk menguasai yaman pada tahun 1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk
melawan tentara salib di dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk
menduduki mesir hulu. Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya
menjadi sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus kemudian
alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186. 
Pada masa pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh pasukannya
diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga membangun tembok kota diakiro dan
bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal perekonomian, ia bekerja sama dengan
penguasa muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakan perdaganggan dengan
kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah
ia melancarkan gerakan offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut al quds
(jerussalem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di hittin. Akhirnya
pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini berarti jerussalem dapat
dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan puluh tahun dikuasai oleh kaum
kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara.
Usaha besar-besaran telah dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun
1189-1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah perang berakhir
salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Mengenai penguasa-penguasa yang menonjol, yaitu:
1.      Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M)

Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak hanya dikenal sebagai seorang panglima perang yang gagah
berani dan ditakuti, akan tetapi lebih dari itu, beliau adalah seorang yang sangat memperhatikan
kemajuan pendidikan. Salah satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau
menjabat sebagai sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul
Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M.
Selain itu beliau juga merupakan salah seorang Sultan dari dinasti Ayyubiyah yang memiliki
kemampuan memimpin. Hal ini diketahui dari cara Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam
mengangkat para pembantunya (Wazir) yang terdiri dari orang-orang cerdas dan terdidik.
Mereka antara lain seperti Al-Qadhi Al-Fadhil dan Al-Katib Al-Isfahani. Sementara itu sekretaris
pribadinya bernama Bahruddin bin Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis Biografinya.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak membuat suatu kekuasaan yang terpusat di Mesir. Beliau
justru membagi wilayak kekuasaannya kepada saudara-saudara dan keturunannya. Hal ini
mengakibatkan munculnya beberapa cabang dinast Ayyubiyah berikut ini:
a.       Kesultanan Ayyubiyah di Mesir
b.      Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus
c.       Keamiran Ayyubiyah di Aleppo
d.      Kesultanan Ayyubiyah di Hamah
e.       Kesultanan Ayyubiyah di Homs
f.       Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin
g.      Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar
h.      Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa
i.        Kesultanan Ayyubiyah di Yaman
j.        Keamiran Ayyubiyah di Kerak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dianggap sebagai pembaharu di Mesir karena dapat
mengembalikan mazhab sunni. Melihat keberhasilannya itu Khlaifah al-Mustadi dari Bani
Abbasiyah memberi gelar kepadanya al-Mu’izz li Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia).
Khalifah al-Mustadi juga memberikan Mesir, an-Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib
sebagai wilayah kekuasaan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat itulah
Salahuddin dianggap sebagai Sultanul Islam Wal Muslimiin (Pemimpin umat ilam dan kaum
muslimin).
Di antara orang-orang yang iri dan melakukan pemberontakan terhadap Salahuddi Yusuf al-
Ayyubi adalah sebagai berikut:
Pemberontakan yang dilakukan Nuruddin Zanki, ia memberontak karena kebesaran namanya
tersaingi oleh Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
Pemberontakan yang dilakukan Hijab (Kepala rumah tangga Khalifah al-Adid), ia
memberontak karena merasa hak-haknya banyak dikurangi.
Pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Asassin yang dipimpin oleh Syakh Sinan karena
merasa tersaingi.
Pemberontakan yang dilakukan Zanki, kelompok ini merupakan permbela Al-Malik as-Salih
yang bersekongkol dengan al-Gazi (penguasa Mosul dan paman Malik as-Salih Ismail) yang
beusaha menjatuhkan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi karena merasa tersaingi
2.      Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M)

Sering dipanggil Al-Adil nama lengkapnya adalah al-Malik al-Adil saifuddin Abu Bakar bin
Ayyub. Dari nama Sifuddin inilah tentara salib memberi julukan Saphadin. Beliau putra
Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi pemberontakan dari Izzuddin di Mosul. Ia juga
menentukan siapa yang berhak menjadi penguasa ketika terjadi perselisihan diantara anak-anak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi yaitu al-Aziz dan  al-Afdal. Setelah kematian al-Aziz. al-Afdal
berusaha meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil beranggapan al-Afdal tidak pantas
menjadi Sulatan. Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil nberhasil
mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan di Damaskus.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan danpengatur strategi yang berbakat dan
efektif.
3.      Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
Nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil Nasruddin Abu al-Maali Muhammad.
Selain dipuja karena mengalahkan dua kali pasukan salib ia juga dicaci maki karena
menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang Kristen.
Al-Kamil adalah putra dari al-Adil. Pada tahun 1218 al-Kamil memimpin pertahanan
menghdapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi
Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219, Ia hampir kehilangan takhtanya karena
konserpasi kaum kristen koptik. Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari
konspirasi itu, akhirnya konspirasi itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama al-
Mu’azzam yang menjabat sebagai gubernur Suriah.
Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun
denga  Federick II, yang berisi antara lain:
Ia mngembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib.
Kaum muslimin dan yahudi dilarang memalsuki kota itu kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan
Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai Sultan digantikan
oleh Salih al-Ayyubi.

C.    Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah


Runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa
pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang berhasil
merebut kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang salib
ke enam yang dipimpin ranja perancis ST Louis,  Setelah ash shalih meninggal pada tahun
1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai sultan. Dengan
demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Meskipun demikian dinasti
ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir.
Komando tentara islam dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam pertempuran
diain jalut, qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz
mengambil alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti
ayyubiyah.

D.    Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah


Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang
gemilang dibidang ilmu pengetahuan diantaranya.
1.      Bidang pendidikan
Pemerintahan dinasti ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus sebagai kota pendidikan hal
ini ditandai dengan dibangunnya dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M dan madrasha ash
shauhiyyaha pada tahun 1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun untuk mengajarkan pokok-
pokok hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab hukum sunni. Adapun madrasha ash
shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran empat mazhab.
2.      Bidang arsitektur
Kemajuan dalam bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan
masjid dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
3.      Bidang filsafat dan keilmuan
Bukti kongkrit dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah adalah adelasd
of bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan bidang
kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan sebuah rumah sakit bagi orang yang
menderita cacat pikiran.
4.      Bidang industri
Kemajuan dinasti ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik karpet, pabrik
kain dan pabrik gelas.
5.      Bidang ekonomi dan perdagangan
Dalam hal perekonomian dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain.
Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia
dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan, dinasti ini membawa
pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Dieropa terdapat perdagangan
agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak
saat itu dunia ekonomi dan perdangan sudah mengguakan sistem kredit, bank termasuk Letter of
Credit (lc), bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. Selain itu juga dimulai
percetakan mata uang dirham campuran (fulus). Percetakan fulus yang merupakan mata uang
dari tembaga dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad al kamil ibn al adil al ayyubi,
percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang
tidak signifikan denga rasio 48 fulus untuk setiap dirhamnya.
6.      Bidang militer
Pada masa pemerintahan salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh.
Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun tembok kota di
kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda
pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam
peperangan. Disamping itu adanya perang salib membawa dampak positif, keuntungan dibidang
industri, perdagangan dan intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
7.      Bidang kebudayaan
Salahuddin al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau  maulid.
Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti tahun dan bermakna seperti pada
istilah ulang tahun.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Mesir yang mengalami beberapa kedinastian mencapai masa kejayaanya ketika pada masa
Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk. Dinasti Ayyubiyah  berdiri pada tahun 1169 M oleh
Salahudin al-Ayubi, yang dulunya panglima perang raja Nurudin. Ia menjulang reputasinya
ketika berhasil melawan tentara Salib dan berhasil membebaskan Yerussalem. Pada 2 oktober
1187. Salahudin membagi kekuasaan pada sanak saudaranya sebelum meninggal, mereka masih
tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaan, tetapi perselisihan intern
keluargaAyubbiyah setelah al-Kamil meninggal, yang sementara itu masih berlangsung Perang
Salib, yang menyebabkan Dinasti ini terpecah.
Dinasti Mamluk berdiri pada tahun 1250 M, oleh  Aybak , namun berjaya pada masa Baybar,
yang mampu menghancurkn pasukan Tartar dari Mongol di Ain Jaluk pada tahun 1260. Mereka
terbagai menjdi 2 kelompok yaitu mamluk Bahri, yang tinggalnya di laut dan Mamluk Burji,
yang tinggalnya di menara benteng. Pasukan Mamluk selanjutnya terus menghalau tentara Salib
yang mengdakan ekspensinya ke wilayah Muslim. Dinasti ini runtuh karena faktor internal, dari
para sultanya berlaku amoral, dan eksternal, dari serbuan pasukan Usmani.   

B.     Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunda dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSAKA

Yatim, Badri. 1995. Sejarah Umat Islam, Jakarta: Rajawali Press.


Hamka. 1952. Sejarah umat islam II, Jakarta: Bulan Bintang.
Karim, Abdul Muhamed. 2007, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, terj. Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher.
Hasan, Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Terj. Yogyakarta: Kota Kembang.
Hitti, Philip K. 2006. History Of The Arabs, Terj. Cet 2. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Mufrodi, Ali. 1997. Islam Dikawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos.
Amin, Samsul Munir. 2009, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzan
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai