Oleh:
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, beserta
taufiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kemajuan
Peradaban Islam Pada Masa Daulah Ayyubiyah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Sejarah Kebudayaan Islam.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang topik yang dibahas pada makalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis
sendiri.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Faridatun Nikmah, M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang penulis.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut andil dalam pembuatan makalah ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Namun tentunya penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak.Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................................... i
C.Tujuan Pembahasan................................................................................................................... 2
A.Kesimpulan ............................................................................................................................... 7
B.Saran .......................................................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mesir yang menyimpan peradaban yang tinggi telah terbentuk ketika mengalami
berbagai masa keemasan setiap dinasti. Pada periode kedua dari pemerintahan Abassiyah,
Mesir merupakan wilayah otonom dari Baghdad. Namun karena terjadi perselisihan di pusat
pemerintahan Abassiyah, maka daerah otonomnya mendapat hak otonomnya. Hal itu semakin
membuat dinasti-dinasti kecil yang ada di mesir menguat dan mencapai kejayaannya.
Beberapa dinasti yang masing-masing mengukir peradaban itu adalah : Dinasti Thuluniyah
(868-904 M), Dinasti Ikhsidiyah (935-969 M), Dinasti Fatimiyah (972-1130 M), Dinasti
Ayyubiyah (1169-1250 M), dan Dinasti Mamluk (1250-1515 M).
Dalam perkembangannya tercatat bahwa dinasti di Mesir yang paling berpengaruh
akan kejayaan Islam adalah Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk, mengingat bagaimana
perjuangan dan keberhasilan dinasti tersebut dalam menghadapi sekutu. Dinasti Ayyubiyah di
dirikan oleh Salahudin Al- Ayyubi, kemenangan yang dicapainya dalam mengalahkan tentara
pasukan Perang Salib telah membawa namanya dikalangan mayshur dikalangan bangsa
Eropa. Sedangkan Dinasti Mamluk di dirikan oleh Mamluk Aibak, seorang budak yang
diangkat menjadi tentara Salahudin. Kemenangannya saat mengalahkan kelompok nasrani
yang menyerang Syam dan mengalahkan tentara Mongol, membuat kekuasaan Mamluk di
Mesir menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Oleh karena itu pembahasan pada
kali ini akan terfokus pada dinasti tersebut yakni Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah berdiri di atas puing-puing Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di
saat Mesir mengalami krisis di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan
perang Salib melawan Islam, yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai
oleh Tentara Salib.
Shalahudin Al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh
ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir
untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu
mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya dinasti fatimiyah
tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada
Shalahudin dari pada diperbudak tentara salib yang kafir, maka sejak saat itu selesailah
kekuasaan dinasti fatimiyah di mesir, berpindah tangan ke Shalahudin Al-Ayyubi.
1
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
2.Untuk mengetahui dan memahami Kemajuan Yang Dicapai Pada masa Dinasti Ayyubiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Irwan , Peranan Dinasti Ayyubiyah Terhadap Perkembangan Peradaban Islam , Fakultas Adab Dan Humaniora
Uin Alauddin Makassar . 2013.
3
B. Kemajuan Yang Dicapai Pada masa Dinasti Ayyubiyah
Pada masa kekuasaan Salahuddin dan Nuruddin. Daulah Ayyubiyah, telah berhasil
menaklukkan kemudian menjadikan terutama kota Damaskus sebagai kota pendidikan.
Beliau pun juga telah berhasil dalam memperbaiki tembok – tembok pertahanan dalam kota,
melakukan tindakan berupa penambahan terhadap beberapa menara dan gerbang pintu,
pembangunan beberapa gedung pemerintahan yang hingga kini masih bisa dipergunakan dan
pembangunan juga madrasah pertama kali di kota Damaskus. Pembangunan rumah sakit yang
kemudian diberi nama sesuai dengan namanya yakni rumah sakit Al – Nuri yang berasal dari
nama Nuruddin. Kemudian, Nuruddin pun juga menuliskan seni lukis yang indah (kaligrafi)
pada bangunan monumen – monumen.
Selain itu, dalam hal permasalahan dalam bidang perekonomian yang ada, Dinasti
Ayubbiyah bekerjasama dengan penguasa Muslim lainnya. Dengan cara menciptakan suasana
perdagangan antar kota – kota lain tentunya di laut Hindia atau laut Tengah dan
penyempurnaan terhadap sistem perpajakan yang ada. Dalam dunia perdagangan sendiri telah
digunakan uang yang terbuat dari emas dan perak atau disebut dengan dinar dan dirham,
termasuk juga terhadap fulus atau mata uang yang terbuat dari tembaga sudah diperkenalkan
dalam sistem jual beli. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad al – Kamil bin al – Adil
al – Ayyubi percetakan fulus pun dimulai, yang berfungsi sebagai alat tukar dengan nominal
atau barang yang bersifat (bernilai) kecil. Dalam bidang industri sendiri, pada masa Daulah
Ayyubiyah telah dibuat juga sebuah kincir angin hasil karya dari orang Syiria. Kemudian
tumbuh dan berkembanglah pabrik – pabrik seperti halnya, pabrik gelas, kain, karpet dan lain
sebagainya2.
Lantas pada masa pemerintahan Salahuddin, kehidupan yang sejahtera dengan cara
menikmati hasil jerih payah dalam bidang perekonomian pun Daulah Ayyyubiyah telah
rasakan. Sebab pundi – pundi uang berhasil diperoleh melalui banyaknya jalur pintu
perekonomian yang bermacam. Sumber – sumber tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penguasaan terhadap seluruh tabungan kekayaan yang dulu pernah dipunyai oleh
keluarga Daulah Fatimiyah setelah berhasil menaklukkan kota Mesir.
2
W Egig Kurniana, “Pengembangan Ensiklopedia Dinasti Ayyubiyah Dengan Pendekatan Konstektual (CTL)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar SKI Siswa Kelas VIII MTs Sunan Kalijaga Malang”(Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017), Hlm. 27 – 28.
4
2. Diberlakukan peraturan terhadap golongan non Muslim mengenai sumber Income
yang berasal dari Jizyah.
3. Penarikan dana dari para tawanan yakni berupa sumber Income dari tebusan atau
fidyah.
4. Melalui jalur perang telah menghasilkan sumber – sumber yang berasal dari harta
rampasan (Ghanimah).
5. Dari para tuan tanah yang berada di daerah yang berhasil ditaklukkan dengan jalur
damai dapat diperoleh sumber – sumber pemasukan berupa pajak (Kharaj)3.
C. Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah
Setelah al-Kamil meninggal pada tahun 635 H/1238 M, Dinasti Ayyubiyah terkoyak
oleh pertentangan-pertentangan internal. Serangan Salib keenam dapat diatasi dan
pemimpinnya, Raja Perancis St Louis, ditangkap. Namun segera setelah meninggalnya al-
Salih, pasukan budak Bahri Turki merebut kekuasaan di Mesir dan menjadikan pemimpin
mereka, Aybak, mula-mula sebagai Atabeg dan kemudian sebagai Sultan pada tahun 648
H/1250 M.
Pada pemerintahan al-Malik al-Salih, lebih dari 100.000 orang pasukan Salib yang
dipimpin Louis IX bertolak menuju Dimyath dan berhasil menguasainya. Saat itu, al-Malik
al-Salih tengah sakit keras. Istrinya Syajarah al-Durr, mengirim surat kepada anaknya,
(Turansyah) agar pulang ke Mesir. Ketika al-Malik al-Salih wafat, Syajarah al-Durr
merahasiakan dan menerbitkan sejumlah perintah resmi dengan memalsukan tanda tangan al-
Malik. Ia lalu mengumpulkan semua petinggi militer, pemerintahan untuk segera membaiat
Turansyah. Setelah kokoh duduk di kursi kekuasaan, dan berhasil mengusir pasukan Salib,
Turansyah memaksa ibunya untuk menyerahkan harta peninggalan al-Malik al-Salih.
Turansyah juga mengancam eksistensi kaum Mamalik, ini membuat kaum Mamalik marah
besar dan membunuhnya setelah tujuh tahun menjabat. Mereka lalu menunjuk Syajarah al-
Durr sebagai pengganti Turansyah. Namun kekuasaan Syajarah hanya berlangsung tiga bulan
setelah ia mengudurkan diri secara suka rela. Kaum Mamalik sepakat mengangkat al-Asyraf
Musa sebagai pengganti baru. Waktu itu al-Asyraf masih berumur delapan tahun. Oleh
karena itu, mereka menunjuk Izzudin Aybak al-Turkumani menjadi wakil al-Asyraf untuk
menjalankan urusan pemerintahan. Pada kemudian hari, Izzudin Aybak menikahi Syajarah
3
Irwan, “Peranan Dinasti Ayyubiyah Terhadap Perkembangan Peradaban Islam” (Makassar: UIN Alauddin
Makassar, 2013), Hlm. 38.
5
dan tak lama kemudian Izzudin Aybak menggulingkan al-Asyraf dan merebut kekuasaan
pusat. Dengan demikian, berakhirlah era Dinasti Ayyubiyah di Mesir. Tak lama kemudian
Dinasti Ayyubiyah di Syam juga tunduk di bawah kekuasaan kaum Mamalik.4
Jadi dapat disimpulkan bahwa runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada masa
pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan
budak (mamluk) dari turki yang berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya
pasukannya berhasil menaklukan perang salib ke enam yang dipimpin ranja perancis ST
Louis, Setelah ash shalih meninggal pada tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash
shalih, syajarat ad durr sebagai sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti
ayyubiyah dimesir. Meskipun demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada
tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam dipegang oleh
qutuz, panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut, qutuz berhasil mengalahkan
tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil alih kekuasaan dinasti
ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti ayyubiyah.5
4
Hasan, Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Terj. Yogyakarta: Kota Kembang
5
Amin, Samsul Munir. 2009, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzan
6
PENUTUP
A.Kesimpulan
Mesir yang mengalami beberapa kedinastian mencapai masa kejayaanya ketika pada
masa Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk. Dinasti Ayyubiyah berdiri pada tahun 1169 M
oleh Salahudin al-Ayubi, yang dulunya panglima perang raja Nurudin. Ia menjulang
reputasinya ketika berhasil melawan tentara Salib dan berhasil membebaskan Yerussalem.
Pada 2 oktober 1187. Salahudin membagi kekuasaan pada sanak saudaranya sebelum
meninggal, mereka masih tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaan, tetapi
perselisihan intern keluargaAyubbiyah setelah al-Kamil meninggal, yang sementara itu masih
berlangsung Perang Salib, yang menyebabkan Dinasti ini terpecah.
B.Saran
Saran yang penulis bisa berikan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menguji
berbagai faktor pendukung berdirinya dan runtuhnya Daulah Ayyubiyah, agar menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai rujukan yang lebih lengkap
kedepannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Terj. Yogyakarta: Kota
Kembang