Anda di halaman 1dari 26

MATERI SKI KELAS VII MTS SEMESTER 1 DAN 2 .

MEMAHAMI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam


1. Sejarah : Pengetahuan, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau, seperti riwayat dan tambo (di minangkabau).
2. Kebudayaan : berasal dari kata Budi dan daya.

a.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya adalah akal Budi atau pikiran,
maksudnya segala sesuatu yang berkenaan dengan budi karya manusia (hasil).

b.Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan adalah seluruh sistem yang terdiri dari
pengetahuan, kepercayaan yaang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat atau
sesuatu yang dipelajari dan diteruskan dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut Ibnu
Khaldun.

c.Menurut Ibnu Khaldun kebudayaan adalah: Kondisi-kondisi kehidupan melebihi dari yang
diperlukan.
JADI, KEBUDAYAAN ADALAH SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL
KEGIATAN YANG BERUPA CIPTA, KARSA, DAN KARYA MANUSIA PADA MASA LAMPAU
YANG MENJADI PELAJARAN SAMPAI SAAT INI. SEPERTI KEPERCAYAAN, KESENIAN
DAN ADAT ISTIADAT.

3. Islam : agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw yang berpedoman kepada
Al-Qur’an dan Hadis yang diturunkan ke dunia melalui wahyu dari Allah SWT, dan dari Nabi
Muhammad saw.

B. Sejarah Kebudayaan Islam


1. Jadi, SKI adalah suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang
benar-benar terjadi serta yang berhubungan dengan perbuatan manusia, pada umat Islam di
dalam wilayah Islam, dan juga SKI merupakan pengetahuan, uraian tentang peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau tentang hasil Kegiatan dan penciptaan batin
manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat masyarakat yang khusus
menganut agama Islam

2. Sejarah Kebudayaan Islam bermula dari Jazirah Arab yang muncul setelah Nabi
Muhammad diangkat menjadi Rasul, Sebelum Islam datang, masyarakat Arab sudah
mempunyai kebudayaan diantaranya kebudayaan nomaden (hidup secara
berpindah-pindah).Serta kebudayaan-kebudayaan yang sudah maju seperti kebudayaan
Asyrian, Kan’an, Saba’ dan Samud.

3. Kebudayaan Islam adalah suatu budaya yang cara berkembangnya tidak terlepas dari
unsur politik dan kekuasaan. Kebudayaan Islam lahir tanpa pengaruh kebudayaan yang ada
sebelumnya.
C. Tujuan mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1. Tujuanya adalah dapat memahami berbagai masalah kehidupan umat Islam, yang
disertai dengan maju mundurnya kebudayan Islam itu sendiri.
2. Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaan pada abad ke-5 H atau abad
pertengahan Masehi.
3. Pada awal abad ke-6 kebudayaan Islam mengalami kemunduran yang disebabkan
oleh beberapa faktor internal dan eksternal antaralain: Faktor Internal (Politik dan ekonomi)
dan Faktor Eksternal (Adanya serangan dari luar Islam)
D. Manfaat mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1. Dapat mengetahui kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan pada masa lampau.
2. Dapat mengantisipasi agar kekeliruan dimasa lampau tidak terulang kembali dimasa
sekararang dan yang akan datang
3. Membawa kita supaya bisa memilih sikap dalam hidup
4. Mengambil Ibrah/hikmah, nilai, dan makna yang terdapat dalam sejarah Kebudayaan
Islam
5. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlak yang baik
6. Meneladani sikap yang positif dari para tokoh umat Islam, serta mampu mengantisipasi
diri terhadap sikap yang tidak baik, yang bisa menghancurkan harga diri dan martabat
bangsa.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahir dan Perkembangan kebudayaan Islam

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam adalah sebagai


berikut:
1. Faktor Bahasa, Bhs Arab menjadi bahasa resmi pemerintahan pada masa Dinasti
Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin Marwan.Yang sebelumnya sudah ada bahasa
lain diantaranya bahasa Persia,Yunani, dan Koptik. Dengan adanya kebijakan itu Bahasa
Arab tersebar keseluruh wilayah Islam
2. Perpindahan Agama : Perpindahan agama secara besar-besaran tidak hanya
disebabkan oleh peperangan akan tetapi daerah taklukan yang sudah berbudaya tinggi itu
memang sudah menunggu datangnya agama baru.
3. Adanya golongan non-Arab (‘ajam) : Pada masa Dinasti Bani Umaiyah masyarakat
Arab terbagi menjadi dua kelompok yang dinamakan dengan kelompok non Arab atau ‘ajam,
kelompok ini dianggap sebagai warga kelas dua hal ini bertentngan atau sudah sesuai
dengan ajaran Islam. Akhirnya pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul azis perbedaan
kedua kelompok itu dihilangkan.
4. Perpecahan Kesatuan Islam Setelah Umar bin Abdul Aziz wafat, lahir tiga kekhalifahan
yaitu, Dinasti Abbasiyah di Bagdad, Dinasti Fatimaiyah di Kairo, dan Dinasti Ummayyah di
Cordoba. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan islam mendapat
landasan dari bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang berada dalam kekuasaan bangsa
Arab.

F. Bentuk-bentuk kebudayaan Islam dan identifikasinya masing-masing


Semua kebudayaan mempunyai unsur yang menunjukkan bentuk kebudayaan tersebut.
Diantara unsur yang menjadi bentuk kebudayaan islam sebagai berikut

1. Sistem Politik
a) Adanya hukum Islam : Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaannya ketika
diterapkanya hukum Islam yaitu al-Qur’an dan hadist sebagai sumber hukum utama. Hukum
Islam tidak membedakan manusia kecuali tingkat iman dan ketaqwaanya.
b) Adanya Pemerintahan/Khalafah : Kedudukan khalifah dalam pemerintahan Islam
adalah sebagai pengganti Rasul, khalifah itu merupakan orang-orang yang harus
mempunyai keimanan yang tinggi dan mandapat dukungan dari kaum muslimin. Sistim
kekhalifahan yang dapat dijalankan secara murni pada masa Khalifaurrasyidin.
c) Adanya kementerian dan Administrasi; Orang yang pertama kali meletakkan dasar
administrasi adalah khalifah Umar bin Khattab. Sistim pemerintahan pada masa khalifah
semua urusan Negara langsung diurus dan ditangani oleh khalifah. Pengelolaan
administrasi Negara disebut dengan Diwan. Kementrian dan administrasi Negara baru
terbentuk pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khatab.
d) Keuangan : Awalnya sumber keuangan hanya bersal dari zakat dan sedekah,
disampingitu yang menjadi sumber keuangan negar Islam bersal dari pajak bumi,
kepemilikian barang dan diri pribadi, karena bumi dianggap milik Negara sedangkan
pengelola dipandang sebagai penyewa. Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khatab
sumber keuangan Negara yang berkembang antaralain berasal dari: (a). Fa’I (dana orang
non-muslim), (b). Ghanimah (harta rampasan perang), (c). Jizyah (pajak dari ahli kitab)
Bentuk kebudayaan Islam dalam sistim politik juga memperlakukan pemerintah daerah,
lembaga pos atau surat menyurat, lembaga hukum, lembaga kepolisian dan angkatan laut.

2. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kebudayaan islam dalam system kemsyarakatan terbagi kedalam
beberapa kelompok yaitu:
a) Kelompok Penguasa, seperti Khalifah, Mentri, dan para pejabat.
b) Kelompok Tokoh Agama, seperti Imam Masjid, Ulama, dan Hakim.
c) Kelompok Militer
d) Kelompok Cendekiawan
e) Kelompok Pekerja dan Budak
f) Kelompok Petani
3. Ilmu Pengetahuan
Dilihat dari tahapan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dibagi kepada:
a. Pada masa awal Islam, belum mendapat perhatian.
b. Pada masa Dinasti Umaiyah mulai diperhatikan terutama tentang Agama dan hasa
yang berpusat di Kuffah dan Basrah.
c. Pada masa dinasti Abbasiyah, berbagai fasilitas di bangun, seperti pusat penterjemah
buku dan tempat-tempat penelitian dan penemuan yang berpusat di Bagdad.
d.Ilmu yang berkembang antara lain (Filsafat, Astronomi, Matematika, Ilmu Kedokteran, Ilmu
Kimia.

SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MEKKAH


A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan
tidak parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di
sebelah timur berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di
sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dikelilingi lautan,
dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia.
2. Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini
melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup
subur adalah daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan.
3. Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah utara, yaitu
kekaisaran Persia yang beragama Majusi (penyembah api) dengan kitab sucinya Zend
Avesta dan kekaisaran Romawi yang beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
4. Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden (suka
berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu, kehidupan mereka dibentuk berdasarkan
kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian
darah (nasab), perkawinan dan sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh
yang dipilih dari seorang anggota tertua melalui musyawarah.
5. Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu: (a)
Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan
Madinah, dan (b) Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
6. Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa
kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena penduduknya
kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh, melecehkan wanita,
melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah
contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab
jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab
suka sekali membuat karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap
orang yang mempunyai kedudukan tinggi.

B. Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin


1. Kelahiran Nabi Muhammad
a) Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12q Rabiul Awwal
tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
b) Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8
Juni 632 M.
c) Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh
di Arab.
d) Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada
dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6
tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh
pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
a) Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang
berusia 40 tahun. Kemudian selang beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang
yang dapat dipercaya), gelar ini diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan
para pemuka suku Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding
Ka’bah
b) Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletakq di perbukitan
Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan
masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika
sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu
al-Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:È
Artiya; ” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah
Menjadikan Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat
Pemurah. Yang Mengajar Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang
Belum Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
c) Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT telah
mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah menerima wahyu yang
pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad
saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar yang akhirnya ditenangkan oleh istri beliau
yaitu Siti Khadijah.
d) Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7.
Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka beliau memulai dakwah dengan cara
sembunyi-sembunyi
e) Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau . Yang
mula-mula menerima dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak
pamannya),Abu Bakar (sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun
dan berhasil mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi)
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi)
3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi)
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara Nabi),
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam)
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam
8. Sa'ad bi abi Waqash
9. Talhah bin Ubaidillah
10.Abdurrahman bin Auf
11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain.
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang
pertama masuk Islam).
4. Dakwah secara terang-terangan. dilakukan selama sepuluh tahun setelah turun
Al-Qur’an surat al-Hijr ayat: 94
a. Langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam berdakwah dengan cara terang-terangan
adalah mengumpulkan warga kota Mekkah di bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir
adalah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai
berdakwah, tetapi Nabi malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki
dan melempari beliau dengan batu. Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan.
b. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini telah memberikan hasil dengan
bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari golongan lemah seperti wanita, budak, pekerja
dan orang-orang miskin .
5. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan mengancam
Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka
dengan alasan:
a) Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan menguasai
otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
b) Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab.
Dalam hal ini derajat dan kehormatan para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam
dalam hal kekuasaan, wibawa dan pengaruh di masyarakat.
c) Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek
moyang mereka.
d) Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan
dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy
untuk menghentikan kegiatan Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak
berhasil karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
e) Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin
Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa
sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
f) Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu:
1) tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2) tidak mau jual beli dengan orang Islam,
3) tidak mau menikah dengan orang Islam.
Pemboikotan berjalan selama 3 tahun, dan berhenti ini setelah papan pengumuman yang
dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga
mempunyai perasaan tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan
dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
6. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Mengajak masyarakat menyembah kepada Allah SWT semata (tauhid) dan
meninggalkan menyembah berhala.
b) Mengajarkan adanya hari kiamat, setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban
selama mereka hidup di dunia.
c) Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan melarang berbuat
kejahatan dan kerusakan.
d) Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat antara
laki-laki dan perempuan.
7. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
a) kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik (selalu benar), amanah (dapat dipercaya),
Tabligh (berani menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
b) Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak ancaman yang dihadapi
c) Berani berkorban harta benda dan nyawa.
d) Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik dan bertahap.
Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna menyusun kekuatan dan tahap kedua
dengan terang-terangan (terbuka).
8. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi dengan
sifat-sifatnya.
b) Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan, sungguh-sungguh,
tidak gampang menyerah dan selalu berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
c) Berani berkorban dan bertanggungjawab.
d) Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
e) Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
f) Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh swt.

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH


A. Madinah Sebelum Kedatangan Islam
1. Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama Yatsrib. Penduduknya terdiri dari dua
golongan besar yang sering bertikai dan berperang, yaitu:
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari : a.Bani Qainuqa, b.Bani Quraizah dan c. Bani
Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
2. Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat pertanian serta merupakan jalur
perdagangan ramai yang menghubungkan antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
B. Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
1. Ketika Nabi masih di Mekkah, banyak penduduk Yatsrib melaksanakan Ibadah Haji ke
Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib untuk
masuk Islam
2. Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang ke Mekkah menyatakan masuk Islam.
3. Bahkan, tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12
orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian.
4. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 4. Tidak membunuh dan
berdusta
2. Rela berkorban harta dan jiwa 5. bersedia
membantu menyebarkan Islam
3. Tidak akan menyekutukan Allah
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1. Mendirikan Masjid,
a) Masjid yang pertama didirikan Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi
dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin bernama Sahl bin Amr dan
Suhail bin Amr.
b) Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah
Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin, tempat untuk
mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Di salah
satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal untuk orang-orang miskin yang tidak
mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.
c)Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid, sehingga
lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.
d) Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan banyak
pendatang dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor. Cara ini dilakukan Nabi untuk
mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.ž
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan.
Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas
budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab
bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Diantaranya
Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi
Tholib menjadi petani.
3. Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
a) Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan “Piagam
Madinah” yang isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya
masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi
selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: kebebasan beragama,
persamaan, keadilan, perdamaian dan musyawarah.
4. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
b) Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah (demokrasi),
yaitu dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.
c)Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim harus saling
membantu.
d) Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus salingž
tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada
perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim,
menyantuni janda-janda.
e) Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di
Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi
pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.

D. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah


1) Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya
berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
2) Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj, menerima dakwah
Nabi tersebut. Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan,
khususnya dari orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan keberhasilannya.
3) Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia selalu
melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada
masa-masa kemudian terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah :
1) Perang Badar
a) terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama Badar pada tanggal
17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
b) Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang yang
dipimpinž oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy berjumlah 1000 orang
yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
c)Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas sebanyak 14 orang Muslim
dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.
2) Perang Uhud
a) Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H bertepatan bulan
Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud.
b) Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000 orang, tetapiž
300 orang membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay. Sedangkan pasukan kafir Quraisy
berjumlah 3000 orang yang dipimpin Abu Sufyan dan istrinya Hindun.
c)Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena pasukan
Islam meninggalkan posisi perang untuk mengambil harta rampasan perang (ghanimah),
akhirnya pasukan Islam mengalami kekalahan
d) Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh dan isi
tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak umat Islam adalah 70
orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3) Perang Khandaq
a) Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5 H atau Maret
627 M. Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
b) Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang yang dipimpin
Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3000 orang pimpinan Nabi dan Ali
bin Abi Tholib.
c)Atas usul dari Salman Al-Farisi (orang Persia), pasukan Islam membuat parit mengelilingi
perbatasan kota Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami
kekalahan.
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam
dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan
berhasil dengan baik dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di Mekkah.
a) Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H atau 628 M di
daerah Hudaibiyah.
b) Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin
untuk beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang selama enam tahun
tidak bertemu.
c)Akan tetapi keinginan ini dihalangi oleh kaum Kafir Quraisy.
d) Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi ke Mekkah,
sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para pengikutnya oleh kaum Quraisy. Dari
sinilah kemudian lahirlah perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi di
Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang
menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum Kafir
Quraisy.
2. Fathul Makkah (penaklukan kota Mekkah)
a) terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M.
b) Sebab utama terjadinya fathu Makkah adalah kaum Kafir Quraisy
melanggar perjanjian Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslim yang ada di Mekkah.
c)Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa ada
pertumpahan darah dan peperangan, sehingga penduduk kota Mekkah pun banyak yang
masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu Sufyan ikut masuk Islam.
d) Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5
e) Ketika terjadi fathul Makkah ini, Nabi berpidato di hadapan masyarakat
yang isinya :
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.

E. Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw Dalam Membangun Masyarakat
Madinah
1. Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang dianggap lebih memberi harapan untuk
mengembangkan masyarakat Islam yang lebih maju merupakan suatu kemestian yang
harus dilakukan.
2. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah untuk menyusun kekuatan dan menarik
banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan sesuai yang diharapkan dan masyarakat Islam
semakin kokoh.
3. Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun masyarakat Islam menuju pada kemajuan,
kesejahteraan, dan kedamaian, baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik.
4. Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan perjuangan yang panjang dan kadang
harus dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau berperang). Dengan demikian, hikmah
dan teladan yang dapat diambil dan ditiru dari perjuangan Nabi di Madinah tersebut di
antaranya adalah:
Hikmah Dan Teladan Yang Dapat Diambil Dan Ditiru Dari Perjuangan Nabi Di Madinah
Tersebut Di Antaranya Adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
a) Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada di Mekkah,
antara lain sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman.
b) Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung halaman
ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus terhadap Nabi
Muhammad SAW.
c)Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun
keadaannya, situasinya apakah senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati
kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
a) Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan luar biasa
dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika beliau mampu menyatukan
kaum Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara. Persaudaraan ini menjadikan masyarakat
Muslim Madinah semakin berkembang dan kuat serta mampu menjadi bangsa yang besar
dan bersatu dibawah bendera Islam, sehingga dalam tempo yang relatif singkat masyarakat
Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa lainnya.
b) Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi Muhammad SAW
menerapkanž asas koperasi, yakni menganjurkan kaum Muslim di Madinah agar
memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan tidak mempraktekkan sistem riba
dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam menunaikan haji yang terakhir atau disebut
dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat
bersejarah antara lain berisi:
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.
3. Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkad
dan orang-orang Yahudi di Madinah.ž

F. Hubungan Antara Misi Nabi Muhammad Di Madinah Dengan Perkembangan


Masyarakat Islam Masa Sekarang
Keterkaitan antara misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan masyarakat
Islam sekarang dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek Politik Pemerintahan
a) Nabi Muhammad SAW selain menjadi pemimpin agama, beliau juga
menjadiž pemimpin pemerintahan. Dalam kepemimpinannya, beliau mengedepankan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan keluarganya.
b) Selain itu, beliau juga menggunakan sistem musyawarah atau demokrasiž
dan berlaku adil dalam memutuskan suatu perkara di masyarakat dengan tidak
membedakan golongan, suku bahkan perbedaan agama.
c)Sistem musyawarah atau demokrasi ini selanjutnya banyak dipakai oleh berbagai negara,
termasuk oleh negara kita Indonesia.
2. Aspek Sosial Kemasyarakatan.
a) Penduduk Muslim Madinah pada masa kepemimpinan Nabi memiliki rasa
persaudaraan dan persatuan yang kuat.
b) Mereka tidak membedakan antara Muhajirin dan Anshar, bahkan tidak
membedakan rasa persatuan dengan penganut agama lain.
c)Rasa persaudaraan sesama Muslim di Madinah tercermin dalam kehidupan sehar-hari, di
antara mereka tidak ada perselisihan ataupun permusuhan.
d) Jika ada salah satu warga Muslim yang sakit, maka Muslim lain
menjenguknya.
e) Selain itu, budaya silaturahmi merupakan kebiasaan yang tertanam dalam
warna kehidupan penduduk Muslim Madinah
3. Aspek Ekonomi.
a) Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di Madinah hampir tidak
memiliki sumber memasukan ataupun pengeluaran.
b) Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum muslimin secara
bergotong royong dan sukarela.
c)Mereka memperoleh pendapatan dari bebagai sumber yang tidak terikat. Akan tetapi
ketika masyarakat Muslim Madinah sudah tentram dan kuat, maka pada waktu itu kewajiban
membayar zakat dan pajak mulai dijalankan sebagai sumber pendapatan negara.
d) Pajak pada masa itu dipungut semata berdasarkan standar cukup atau
berdasarkan kadar kebutuhan negara.
e) Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah, Rasulullah
menerapkan sistem koperasi. Sistem ekonomi ini dimaksudkan untuk membantu penduduk
Muslim di Madinah yang miskin dan lemah.
f) Masyarakat Muslim Madinah yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan petani
sangat antusias dan menerima dengan senang hati ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut.

KHULAFAUR RASYIDIN
a. Arti Khulafaur Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa arab, terdiri dari dua kata yaitu, Khulafa dan
ar Rasyid. Dari segi bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti
“pengganti” sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar rasyid yang berarti “yang
mendapat petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin menurut bahasa adalah para pengganti yang
mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya
orang-orang yang ditunjuk untuk menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai
kepala pemerintahan dan pemimpin umat setelah Rasulullah meninggal.
b. Nama-nama Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, jabatan pemimpin negara digantikan oleh
khalifah. Khalifah merupakan gelar seorang yang memimpin umat Islam dan seluruh rakyat
di wilayahnya. Jabatan khalifah tidak dapat diwariskan kepada keturunannya seperti halnya
raja atau sultan.Nama-nama khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin yaitu:
1. Abu Bakar as Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M) 3. Usman bin
Affan (23 – 35 H / 644 – 655 M)
2. Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M) 4. Ali bin Abi
Thalib (35 – 40 H / 655 – 660 M)
Jadi, ada empat orang khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin. Mereka semua
adalah sahabat – sahabat dekat Rasulullah yang dapat dipercaya.

c. Ibrah prestasi para Khulafaur Rasyidin.


A. ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah
meneladani prestasi-prestasi yang dicapai.
1. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang tegas , ikhlas
dan teguh memegang kebenaran.
Disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun kesepakatan tersebut
karena Abu Bakar adalah:
a. Orang pertama orang yang mengakui peristiwa Isra’ Mikraj,
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah.
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad ketika sedang sakit.
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabat tangan Abu Bakar dan menyatkakan baiatnya
kepada Abu Bakar. Lalu diiukti oleh
Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.Abu Bakar menamai dirinya sebagai
Khalifaturrasul atau sebagai pengganti Rasul.
2. Masa kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar as-Siddiq melakukan beberapa usaha
dan mencapai beberapa prestasi :
a. Memerangi Kaum Murtad dan Nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan Islam
diantaranya.
1. Al -Aswad al Ansi
2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
3. Malik bin Nuwairah
4. Musailamah al Kazab
b. Kodifikasi (mengumpulkan ayat-ayat lalu membukukan) Al-Qur'an : Hasil karya masa
Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan hingga sekarang adalah
adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an tertulis dalam berbagai benda yang
berserakan di berbagai tempat. Usaha ini dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang
saat itu menjadi penasehat utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.
Alasan Umar bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis diberbagai tempat
adalah Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang meninggal dalam perang Yamamah. Abu
Bakar as Siddiq bersedia mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dengan menunjuk
Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
c. Perluasan Wilayah Islam
Tiga hal yang menjadi pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat memasuki
daerah baru adalah :
1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi.
2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar Jizyah (pajak perlindungan) maka jiwa dan
hartanya dilindungi.
3. Jika menentang , mereka akan diperangi.
Khalifah Abu Bakar as-Sidiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam suasana negara
yang kacau, pemimpin berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar as-Sidiq sangat diperlukan.
Dengan kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang
yang terbujuk berbuat makar. Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong
dihadapi secara tegas oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.

B. Umar bin Khattab


Klahifah Umar bin Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar
demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih pejabat yang benar-benar ahli dan
dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab juga selalu membuka diri untuk menerima suara
langsung dari rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam menegakkan hukum dan tidak
pandangbulu.
1.Prestasi
Perluasan Wilayah Pada masa itu , perluasan wilayah Islam terjadi besar-besaran dan
dikenal sebagai periode Futuhat al Islamiyah. Secara berturut-turut , pasukan Islam berhasil
menguasai Suriah, Persia dan Mesir. Kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam
pada masa Kholifah Umar bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia dan sebagian
wilayah Eropa Timur.Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi beberapa propinsi
serta menugaskan seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut.
· Sa'ad bin Abi Waqqas memerintah wilayah di Kufah
· Amru bin Ash di Mesir
· Muawiyah bin Abi Sufyan di Damaskus.
b. Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
1. Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan
Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan Perang bertugas
mencatat administrasi ketentaraan .
2. Kholifah Umar bin Khattab adalah Kholifah pertama kali yang memperkenalkan sistim
penggajian bagi pegawai pemerintah.
3. Kholifah Umar bin Khattab juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh
rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan lamanya memeluk Islam. pada masa Kholifah
Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Penetapan Kalender Hijrah
1. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam . periode dakwah sebelum Nabi
Muhammad saw hijrah di sebut Periode Mekah. Sedangkan periode dakwah Nabi
Muhammad saw setelah hijrah dikenal sebagi Periode Madinah.
2. Pembagian surah Al- Qur'an . Surah Al-Qur'an yang turun sebelum hijrah disebut surah
Makkiyah, sedangkan surah yang turun setelah hijrah disebut surah Madaniyah..
2.Gaya kepemimpinan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam kondisi itu, perlu
pemimpin yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar bin Khatab, yaitu cerdas, tegas
dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khatab sangat diperlukan
untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang islami.
C. UTSMAN BIN AFFAN
Khalifah Usman bin Affan berhasil memajukan islam melalui usaha pembukuan al-Qur’an
hingga dikenal Mushaf Usmani ,usaha ini adalah prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai
pedoman hidup umat manusia di dunia . Beliau juga merupakan salah seorang pemimpin
yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka
menggunakan pendekatan persuasif.
1. Utsman bin Affan dipilih sebagai Kholifah menggantikan Kholifah Umar bin Khattab
yang meninggal karena di tikam oleh Abu Lu'luah saat beliau menjadi imam sholat subuh.
Saat menjelang wafatnya, Kholifah telah membentuk sebuah dewan yang akan
menggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap
paling tinggi derajatnya. Keenam anggota dewan tersebut adalah : (1). Usman bin Affan, (2)
Ali bin Abi Thalib, (3)Thalhah bin Ubaidillah, (4) Zubair bin Awwam, (5) Abdurrahman bin Auf
dan (6) Sa'ad bin Abi Waqas
Dewan tersebut bertugas memilih salah satu dari mereka untuk menjadi Kholifah . Ketua
Dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf . Pemilihan di lakukan dengan cara
musyawarah dan mufakat dan untuk mencari suara terbanyak.
Pada akhirnya Usman bin Affan terpilih sebagai kholifah pengganti Umar bin Khattab. Saat
terpilih menjadi khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun. Beliau menjadi khalifah
selama 12 tahun.
2. Prestasi yang dicapai Utsman bin Affan :
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an sudah dimulai sejak masa kholifah
Abu Bakar As Shidiq . Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul pada masa itu disimpan oleh
Hafsah binti Umar , salah satu istri Rasulullah saw.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad saw. pada
saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya
kecil dan masih sangat sederhana . Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam , maka
Kholifah Umar bin Khattab mulai memperluas masjid ini.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah Usman bin Affan , wilayah islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
konstantinopel . Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah usul dibentuknya angkatan
laut . Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan .

d. Perluasan Wilayah Islam


Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk
menjadikan dunia memeluk dan mengakui islam. Pada masa pemerintahan Kholifah Usman
bin Affan wilayah Islam semakin meluas. Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan
muslim dibawah pimpinan Said bin As dan Huzaifah bin Yaman
Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman.
Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu,
karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter
seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut, kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani
maupun rohani.
D. MASA KHOLIFAH ALI BIN ABI THALIB
Pada masa kepeminpinan Kholifah Usman bin Affan , terjadi fitnah yang besar di kalangan
kaum muslimin di beberapa daerah, terutama di Basrah,Mesir dan Kufah. Fitnah-fitnah
tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin Abdullah bin Saba. Fitnah
tersebut berhasil menghasut beberapa pihak untuk membrontak dan menuntut mundurnya
Khalifah Usman bin Affan.
Dalam masa krisis tersebut , beliau tetap tidak mau menggunakan pengawalan khusus yang
ditawarkan para sahabatnya. Suatu ketika , para pembrontak berhasil berhasil menyerbu
rumah Kholifah Usman bin Affan dan membunuhnya. Saat kejadian itu, Kholifah Usman bin
Affan sedang menjalankan puasa sunah dan membaca Al-Qur'an. Malam harinya sebelum
terbunuh beliau mimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah saw meminta
untuk berpuasa dan besuknya akan berbuka dengan Rasulullah saw. Mimpi itu akhirnya
menjadi kenyataan.
Sepeninggal Kholifah Usman bin Affan dalam kondisi yang masih kacau , kaum muslimin
meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi Kholifah . Akan tetapi ada bebarapa tokoh yang
menolak usulan tersebut diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan. Mereka menolak Ali bin Abi
Thalib pada umumnya adalah para gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar
Kholifah Usman bin Affan . Mereka menuntut pembunuh Kholifah Usman bin Affan ditangkap
terlebih dahulu. Setelah itu barulah masalah pergantian pemimpin dibicarakan.
Sebaliknya, pihak Ali bin Abi Tahlib berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya
diselesaikan terlebih dahulu. Seteleh itu, barulah pembunuh Kholifah Usman bin Affan dicari
bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut awal pecahnya persatuan kaum muslimin
saat itu. Akhirnya Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai kholifah meskipun ada beberapa
kalangan yang tidak tersedia mengakuinya.
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan keras dalam
membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, khalifah Ali bin Abi Thalib lebih mengutamakan
kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat
menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas. Kholifah Ali bin
Abi Thalib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah
dicapai.
1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap.
Kholifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.
Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Kholifah
Usman bin Affan ( Bani Umayah ).
2. Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal ).
Setelah mengganti para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Tahlib kemudian
menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut
kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa.
Pada saat Kholifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah
mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda
baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah. hal itu menyebabkan banyaknya
kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab.
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits. Kholifah Ali bin
Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu
nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan
dapat membantu orang-orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran islam,
yaitu Al-Qur'an dan Hadits.
4. Bidang Pembangunan
Salah satu pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali bin Abi
Thalib adalah pembangunan Kota Kuffah. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai
pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi , Kota Kufah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya.

MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VIII MTS SEMESTER GANJIL

A. Sejarah Beridinya Bani Abbasiyah


1. Keruntuhan Dinasti Umayyah
Beberapa sebab runtuhnya Dinasti Umayyah antara lain :
a. Figur pewaris khalifah yang lemah
b. Hak istimewa Bangsa Arab Suriah
c. Pemerintah yang tidak demokratis dan korup
d. Persaingan antar suku[1]
2. Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Keruntuhan Dinasti Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak awal berdirinya Dinasti
Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin
Abbas bin Abdul Mutholib. Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang
panjang, yaitu tahun 132 H / 750 M s/d 656 H / 1258 M.[2]
Perlu kita ketahui bahwa, Bani Hasyim merupakan lawan politik Bani Umayyah yang
berlangsung sejak zaman jahiliyah sampai datangnya islam. Setelah Muawiyyah berhasil
mendirikan Dinasti Umayyah golongan Bani Hasyim berada dalam posisi yang kalah yang
tidak memiliki peranan apapun dalam pemerintahan Dinasti Umayyah. Sebenarnya sejak
lama keluarga Bani Hasyim berhasyrat menduduki jabatan khalifah, karena :
1. Merasa lebih berhak atas jabatan khalifah
2. Sistem demokrasi pada masa Dinasti Umayyah diganti dengan sistem turun temurun
3. Pada masa Muawiyyah keluarga Bani Abbas selalu dikejar-kejar karena dianggap
sebagai kaum pemberontak, sehinnga keluarga Abbas tidak ada kesempatan untuk
menyusun kekuatan
Ketika pemerintahan dipimpin oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau bertindak adil dan
memuliakan rakyatnya tidak membedakan warga negaranya baik antara Keluarga Umayyah,
Keluarga Ali, Syi’ah, maupun Keluarga Abbas. Ternyata kebijakan tersebut telah membuka
peluang bagi Bani Abbas untuk menghimpun kekuatan, selanjutnya mengambil alih
kekuasaan dari tangan Bani Umayyah. Pergerakan ini dipelopori oleh Muhammad bin Ali bin
Abdullah bin Abbas yang kemudian perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang
bernama Abdullah bin Muhammad sebagai khalifah pertama.[3]
3. Proses Terbentuknya Bani Abbasiyah
Dengan terbukanya kesempatan untuk menghimpun kekuatan keluarga Abbas mengatur
berbagai strategi dan persiapandi tiga tempat yaitu kota Al-Humaymah sebagai pusat, kota
Kuffah sebagi penghubung, dan kota Khurasan sebagai gerakan langsung(lapangan).
Keluarga Abbas melakukan berbagai propaganda diantaranya:
1. Menyerukan bahwa keluarga Abbas lebih berhak atas kekhalifan karena termasuk
keturunan Bani Hasyim yang nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw
2. Tidak menonjolkan nama Bani Abbasiyah melainkan menggunakan nama Bani Hasyim
untuk menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah.
3. Mengangkat 12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah
4. Menyerukan ketidakadilan pemerintahan Bani Umayyah yang dilontarkan oleh Abu
Muslim Al-Khurasani
Akhirnya berbagai gerakan dan propagandan yang dimotori oleh Muhammad bin Ali
mendapat sambutan yang luar biasa dan tanggapan yang positif dari masyarakat, begitu
juga dari golongan Mawali.
Pada tahun 743 M beliau meninggal dan dilanjutkan oleh puteranya bernama Ibrahim Al
Imam. Kemudian setelah Ibrahim meninggal, pergerakannya dilanjutka oleh saudaranya
bernama Abdullah bin Muhammad. Gabungan antara Abdullah dan Abu Muslim menjadi
sebuah kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani Umayyah. Akhirnya, Dinasti Umayyah
mengalami kekalahan total dalam pertempuran dengan terbunuhnya Khaifah Marwan II
bersama 120.000 tentaranya meskipun mereka berusaha melarikan diri. Dengan begitu
runtuhlah Dinasti Umayyah dan berdirilah Dinasti Abbasiyah. [4]
4. Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Pembentukan Dinasti Abbasiyah
1. Muhammad bin Ali
2. Ibrahim Al Imam
3. Abu Abbas As Saffah
4. Abu Ja’far Al Mansur
5. Abu Muslim Al Khurasani
5. Faktor Pendukung Berdirinya Bani Abbasiyah
1. Keadilan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
2. Figur Khalifah Dinasti Umayyah yang lemah
3. Pemerintahan Dinasti Umayyah yang korup
4. Keturunan Abbas termasuk keturunan Bani Hasyim[5]

B. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah


1. Kondisi Sosial Bani Abbasiyah
Pada masa Dinasti Abbasiyah, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelas
khusus dan kelas umum. Kelas khusus terdiri dari khalifah, keluarga khalifah(Bani Hasyim),
para pejabat negara, para bangsawan yang bukan bani Hasyim, yaitu Bani Quraisy, dan
para petugas khusus seperti anggota tentara dan para pegawai istana. Adapun kelas Umum
terdiri dari para seniman, para ulama(fuqaha dan pujangga), para saudagar(pedagang) dan
para tukang atau petani. Untuk menciptakan keadilan sosial Dinasti Abbasiyah membuat
kebijakan pembentukan badan negara, yang anggotanya terdiri dari wakil semua golongan.
Tugasnya adalah melayani masyarakat dari berbagai golongan tidak ada perbedaan suku,
kelas sosial, dan agama.
2. Kemajuan Kebudayaan Bani Abbasiyah
Terjadi percampuran budaya arab dengan budaya non arab selama perluasan wilayah.
Proses tersebut akhirnya melahirkan kemajemukan warga negara. Keragaman warga
negara tersebut meliputi berbagai suku bangsa, agama, dan kebudayaan.
3. Kemajuan Politik dan Militer Bani Abbasiyah
a. Periode pertama atau periode pengaruh Arab dan Persia I (132-232 H / 750-847 M).
Pemerntahan Dinasti Abbasiyah dipengaruhi sangat kuat oleh sebuah lembaga dari bangsa
persia.
b. Priode kedua atau periode pengaruh Turki I (232-334 H / 847-945 M). Para perwira
militer Turki betul-betul mendominasi pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Figur khalifah hanya
menjadi simbol di istana Baghdad. Orang-orang Turki itu berbuat sekehendaknya dan
bahkan ikut campur tangan dalam pergantian khalifah.
c. Periode ketiga atau Pengaruh Persia II (334-447 H / 945-1055 M). Kekuasaan Dinasti
Buhaiwiyah dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah.
d. Periode keempat atau periode Turki II (447-590 H / 1055-1194 M). Kekuasaan Dinasti
Saljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah, hingga datangnya serbuan bangsa Tar-tar
dan ekspansi Turki Utsmani. [6]

C. Tokoh-tokoh Ilmuan Muslim dalam Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani
Abbasiyah
1. Tokoh Ilmuan pada Masa Bani Abbasiyah
a. Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban at-Tabari penemu pertama Ensiklopedia
Kedokteran (At-Tabari).
b. Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina 370-428 H/980-1037 M (Ibnu Sina/Avvicenna).
Seorang ilmuan yang terkenal sebagai ahli kedokteran
c. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi 251-313H/864-930M (Ar-Razi/Ar-Razes).
Seorang murid At-Tabari
d. Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Asy’as
bin Qais al-Kindi 801-873 M (Al-Kindi). Nama al-Kindi berasal dari nama salah satu suku
arab terbesar sebelum islam, yaitu suku Kindah. Al-Kindi adalah ilmuan muslim pertama
yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Pemikir muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan
agama.
e. Muhammad bin Ahmad al-Imam al-Jalil Abu Hamid at-Tusi al-Ghozali
450-505H/1058-1111M (Al-Ghozali). Ia terkenal sebagai ahli tasawuf sunni. Ia terkenal juga
sebagi guru besar buku-buku karyanya banyak dijadikan sebagai rujukan lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia seperti Ihya Ulumuddin, Tahafut al-Falfisah, dan lain sebagainya.
f. Ahmad bin Muahammad bin Ya’qub bin Miskawaih 320-412H/932-1030M (Ibnu
Miskawaih). Seorang sejarawan besar dan ilmuan muslim pertama di bidang filsafat akhlak.
g. Abu Musa Jabir bin Hayyan 750-803 M. Orang barat menyebutnya Geber. Sumbangan
terbesarnya dalam dunia pendidikan adalah di bidang kimia. Ia terkenal sebagai Bapak
Kimia Modern.
h. Muhammad bi Musa al-Khawarizmi 780-850M (Al-Khawarizmi, Al-Cawarizmi,
Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi). Ilmuan yang terkenal dibidang matematika.
Ilmuan yang pertama kal memperkenalkan ilmu aljabar dan ilmu hisab.[7]

2. Peran Tokoh Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah


a. Menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu filsafat, astronomi, dan
kedokteran.
b. Banyak menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab
c. Banyak bermunculan cendekiawan dan sarjana-sarjana muslim baru
d. Ilmu penegetahuan islam berkembang sangat pesat sehingga menempatkan negara
islam sebagai negara tak tertandingi
e. Banyak menulis buku-buku yang bermanfaat dan sangat bermutu
f. Banyak berdiri perpustakaan-perpustakaan dan universitas-universitas
g. Tersusunnya ensiklopedi, yaitu kamus tentang ilmu penegetahuan
3. Kemajuan Ilmuan Muslim pada Masa Bani Abbasiyah
a. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
b. Berdirinya kota-kota kegiatan ilmu pengetahuan
c. Berkembangnya ilmu-ilmu naqli
d. Lahir ilmu fiqih dan fuqaha terkenal
e. Berkembangnya ilmu aqli[8]

MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VIII MTS SEMESTER GENAP

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah


Bani Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub, seorang keturunan suku Kurdi dari Azerbaijan.
Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin Yusuf al-Ayyubi putra Najmuddin bin Ayyub. Pada
masa Nuruddin Zanki, Gubernur Suriah dari bani Abbasiyah, Salahuddin diangkat sebagai
kepala garnisun di Balbek.
Pada masa mudanya Salahuddin Yusuf al-Ayyubi penuh dengan perjauangan dan
peperangan. Hal ini dilakukanya dalam menunaikan tugas negara untuk memadamkan
sebuah pemberontakan dan juga dalam menghadapi tentara salib. Keberhasilan sebagai
tentara mulai terlihat ketika ia mendampingi pamanya, Asaduddin Syirkuh, yang mendapat
tugas dari Nuruddin Zanki untuk membantu bani Fatimiyah di Mesir, Perdana Menteri
Syawar yang dikudeta oleh Dirgam menjanjikan imbalan sepertiga pajak tanah Mesir.
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi berhasil mengalahkan Dirgam. Perdana Menteri Syawar
akhirnya berhasil menduduki jabatanya kembali pada tahun 1164 M.
Tiga tahun kemudian Salahuddin menyertai pamanya ke Mesir kali ini akan memberantas
Syawar (yang dulu pernah ditolongnya) yang bersukutu dengan Amauri, seorang panglima
tentara salib yang dulu pernah membantu Dirgam, Akhirnya Salahuddin berhasil
mengalahkan Syawar dan Amauri. Salahuddin berhasil menduduki Iskandariyah, namun ia
dikepung oleh tentara Salib. Akhirnya terjadi perjanjian damai pada bulan Agustus 1167 M.
Salahuddin kembali ke Suriah, Amauri kembali ke Yerusalem, dan Iskandariyah diserahkan
kepada Syawar.
Pada tahun 1169, tentara salib yang dipimpin Amauri menyerang Mesir dan bermaksud
menguasai Mesir. Khalifah bani Fatimiyah, Al-Adid meminta bantuan Salahuddin dan
Asaduddin Syirkuh untuk mempertahankan Mesir, Amauri kali ini berhasil dikalahkan
pasukan Salahuddin dan Asadudin Syirkuh.
Atas jasa-jasanya, Khalifah Al-Adid mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai perdana
Menteri. Namun dua bulan kemudian Asaduddin wafat dan Salahuddin diangkat
mengantikanya, Salahuddin berusia 32 tahun saat diangkat menjadi perdana Menteri dan
mendapat gelar al-Malik An-Nasir.
Setelah Khalifah Al-Adid meninggal pada tahun 1171 M, berakhirlah Dinasti Fatimiyah dan
Salahuddin berkuasa penuh atas Mesir dan mendirikan pemerintahan Ayyubiyah[9]

B. Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah


Pemerintahan Ayyubiyah terbagi menjadi 3 periode. Masing-masing periode mempunyai
karakteristik yang berbeda dalam pengambilan fokus kebijakannya.
1. Periode pertama atau periode orang-orang Mesir (1171-1174 M) merupakan periode
pertahanan.
2. Peroiode kedua atau periode orang-orang Syiria (1174-1186 M) dimulai dengan
wafatnya Nuruddin Mahmud Zinki.
3. Periode ketiga atau periode Paletina (1186 – 1193 M) digunakan seluruhnya untuk
perang suci melawan orang-orang salib.
Tahun 1193 M, Salahuddin al- Ayyubi berpulang ke Rahmatullah meninggalkan kemenangan
besar bagi kaum Muslimin. Adapun pengganti Salahuddin sebagai berikut :
1. Al – Adil I (1145 – 1218 M)
Ia adalah saudara Salahuddin yang bernama Al-Malik Al-Adil Saifudin Abu Bakar Ayyub.
Dari nama Saifuddin ini, tentara Salib memberinya julukan Shapadin. Ia adalah putra
Najmuddin Ayyub dan merupakan saudara muda Salahuddin Yusuf. Prestasi pertamanya
ialah ketika ia diangkat sebagai pemimipin pasukan saat mengikuti ekspedisi militer
pamanya Asaduddin Syirkuh.
2. Al-Kamil (1180 – 1238 M)
Ia adalah anak Al-Adil yang bernama Al-Malik AL-Kamil Nasiruddin Abu Al-Ma’ali
Muhammad. Ia melanjutkan perjuangan Salahuddin dan Adil dalam perang melawan tentara
Salib. Bahkan ia berhasil memaksa tentara Salib keluar dari Mesir pada tahun 1221 M.
3. Salih Ayyub
Pada masa ini ketika Salih Ayyub meininggal dunia dan kemudian digantikan istrinya
Syajarah ad Durr, ia merupakan penguasa wanita pertama dalam sejarah khalifah dan
kerajaan Islam. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir.[10]

C. Kemajuan-kemajuan kebudayaan Dinasti Al-Ayyubiyah


1. Bidang Pendidikan
Banyak berdiri madrasah-madrasah diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Madrasah-madrasah yang didirikan oleh sultan-sultan
b. Madrasah-madrasah yang didirikan oleh rakyat umum
2. Bidang Politik
Membuat beberapa kebijakan dalam membangun pemerintahan
a. Mengganti qadi-qadi (hakim) Syiah dengan qadi-qadi dari kalangan ulama Sunni.
b. Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi
c. Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat atau perampok.
3. Bidang sosial budaya
Sultan Salahuddin mengakhiri sisa hidupnya dengan melakukan kegiatan bagi
kesejahteraan masyarakat, seperti membangun rumah sakit, sekolah-sekolah,
perguruan-perguruan tiggi serta masjid-masjid diseluruh daerah yang diperintahnya.
4. Bidang Militer
Selain memiliki alat perang yang lengkap. Disamping itu, adanya perang salib telah
membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan, dan intelektual,
misalnya dengan adanya irigasi.
5. Bidang Industri
Kemajuan dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang
lebih canggih dibanding buatan barat. Terdapat pula pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik
gelas.
6. Bidang perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negara-negara yang dikuasai Ayyubiyah. Di
Eropa terdapat perdagangan agrikultur dan industri. Hal ini menyebabkan perdagangan
Internasional dilakukan melalui jalur laut.
7. Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkrtinya adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan, karya-karya orang Arab
tentang astronomi dan geometri, dan penerjemahan bidang kedokteran. [11]

D. Tokoh- tokoh llmuan muslim pada masa dinasti Ayyubiyah


1. Abdul Latif Al-Bagdadi (ahli ilmu mantiq dan bayan)
2. Syech Aby Qasim Al- Manafalubi (ahli fiqih)
3. Syamsudin Khalikan (ahli sejarah)
4. Abu Abdullah Al-Quda’i (seorang ahli fiqih, hadis dan sejarah)[12]

E. Peran para tokoh ilmuan muslim pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah


Dengan adanya para ilmuan muslim membawa peran yang sangat banyak sekali dalam
perkembangan kemajauan kebudayaan islam di masa dinasti Al-Ayyubiyah, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Memberi pemahaman tentang paham sunni yang menjadi madhzab resminya, yaitu
mengajarkan berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan bahasa seperti, ilmu nahwu (tata
bahasa arab), balaghah, mantiq (logika), dan sastra
2. Mengajarkan berbagai macam ilmu-ilmu seperti, tauhid, fiqih, hadist, dan tasawuf
3. Mengajarkan berbagai macam ilmu umum seperti, kedokteran, matematika, sejarah,
dan ertanian
4. Mendirikan berbagai macam fakultas, yang disesuaikan dengan nama ilmunya,
diantaranya : Fakultas Syariah, Fakultas Ushuluddin, dan Fakultas Bahasa [13]

F. Ibrah dari perkembangan kebudayaan atau peradapan islam pada masa Dinasti
Al-Ayyubiyah
Perjuangan Salahuddin al-Ayyubi selam dua puluh tahun dalam menghadapi tentara salib
tidak dapat dilepaskan terhadap pengaruh kemajuan kebudayaan/ peradaban pada masa
Dinasti Ayyubiyah. Adapun ibrah yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan
2. Kesehatan
3. Pertanian
4. Pendidikan
5. Keteladanan terhadap para ilmuan
6. Keteladanan terhadap Shalahuddin[14]

G. Meneladani keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi


Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari pelajaran sejarah dan biografi Salahuddin Yusuf
Al-Ayyubi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah :
1. Kita harus mempunyai sikap rendah hati, dermawan dan jujur
2. Tegas dan bijaksana dalam setiap melaksnakan tugas
3. Kita harus memiliki sifat As-Saja’ah (Pemberani), terlebih dalam menegakkan
kebenaran
4. Harus memiliki jiwa pemurah dan penyayang terhadap siapa saja, terutama terhadap
orang-orang yang lemah
5. Kita harus bersikap tegas terhadap segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran.
6. Kita harus mencintai ilmu, baik ilmu pengetahuan agama mauapun umum. Dengan cara
belajar bersungguh-sungguh dan tekun[15]

MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IX MTS SEMESTER GANJIL

A. Proses Masuknya Islam di Indonesia


1. Melaui Perdagangan
Mula-mula islam di bawa oleh para pedagang dari hujarat ke nusantara, hujarat terletak di
pantai barat india, langkah para para pedagang dari hujarat tersebut kemudian di ikuti oleh
orang-orang arab dan persia. Disamping mereka berdagang, mereka juga sebagai mubalig,
mereka berkomunikasi anta pedagang sekaligus menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada
pedagang nusantara, ajaran islam yang sederhana dan mudah dimengerti dan di
terimamenjadikan penduduk nusantara banyak yang mengikutinya, selain itu prilaku para
pedagang yang menyebarkan agama tersebut sangat terpuji, ramah ,sopan, hidup bersih
dan teratur, jujur dan berakhlak mulia, sehingga agama islam disambut dengan aik oleh
penduduk nusantara.
2. Melalui sosial budaya
a. Perkawinan
Yaitu seorang yang menganut islam yang menikah dengan orang yang belum menganut
islam, sehingga pasanganya ikut masuk agama islam dan terbentuklah keluarga muslim.
Sumber-sumber literatur cina menyebutkan , menjelang seperempat abad ke-7 sudah berdiri
perkampungan arab muslim dipesisir pantai sumatra, hingga membentuk
komunitas-komunitas muslim.
b. Kesenian
Yaitu penyebaran agama islamdengan media seni wayang, musik rebana ,syair dan media
lainya, baik seni banguna ,pahat, ukir, tari, sastra maupun musik
c. Akulturasi danasimilasi kebudayaan
Hal ini dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur kebudayaan untuk usaha penyebaran
islam, misalnya denga nmenggunakan doa-doa islam dalam melaksanakan
upacara-upacara adat, seperti kelahiran anak perkawinan dan lain-lain,
d. Melalui pengajaran
Pendidikan yang diselenggarakan oleh ulama-ulama melalui pesantren atau pondok,
lembaga pendidikan terebut tidak sukar diterima olehmasyarakat nusantara waktu itu,
karena sistemnya tidak jauh berbeda dari lembaga pendidikann yang yang dikelola oleh
para biksu pada masa sebelumnya. melauli pondok pesantren paara ustad menyanmpaikan
ajaran –ajaran islam. dengan didirika pondok pesantren di wilayah nusantara, ajaran –ajaran
islam dapat dipersebarluaskan oleh para santri-santrinya kelak.[16]

B. Perkembangan islam di indonesia


1. Sumatra
Islam masuk ke sumatra denganjalan damai . para mubaligh melangsungkan perkawinan
dengan penduduk setempat dan islam berkembang seara turun menurun , lama kelamaan
mereka membentuk kerajaan yang bercorak islam , kerajaan pertama di indonesia adalah
kerajaan samudra pasai
2. Jawa
Di jawa agama masuk melalui pesisir utara , bukti awal masuknya agama islam dipulau jawa
adalah dengan ditemukanya makam fatimah binti maimun binti hibbatullah yang wafat pada
tahun 475 H atau 1082 M. di desa leran, kecamatan Manyar ,Gresik. di gresik sudah ada
kelompok muslim, hal iini beralasan fatimah sebagai putri bangsawan pasti tidak datang
seoran diri, bisa jadi kelompok fatimah itu berdakwah di lingkungannya.hal ini sangat
beralasan karna bagi oarang muslim di manapun ia berada, ia berkewajibanmendakwahkan
agama islam, di gresik di temukan prasati yang lebih muda usianya, prasasti itu terdapat
makam malik ibrahim dari kasyan, makamnya mewah terbuat dari baatu pualan, merupakan
makam buaatan cambay, Gujarat( india selatan)
3. Kalimantan
Agama islam di kalimantan menyebar sampai pedalaman salah satunya di kalimantan barat
tepatnya di daerah pontianak ,Menurut cerita agama islam dia dekitar pontianak di syiarkan
oleh bangsawan arab bernama sultan syarif abdurrahman pada abad ke-18 , setelah
berhasil menyebarkan agma islam, sultan syarif abdurrahman menjadi penguasa di
potianak, makam, masjid, dan istana sultan syarif abdurrahman masih ada sampe sekarang
,di ketepang (kota sebelah selatan pontianak) , megalir sungai besar bernama pawan,
disana terdapaat pemakamman islam kuno ,diantara makam-makam itu terdapat sepasang
baatu nisan yang di pahat timbul dengan angka tahhun jawa kuno , bentuk batu isan itu
sama dengan bentuk nisan majapahit, bahkan ada sebuah yang un jawa kuno , bentuk batu
isan itu sama dengan bentuk nisan majapahit, bahkan ada sebuah yang berhias lambang
surya majapahit , angka tahun tertua adalah tahun 1340 saka (1418 M) dan angka tahun
1363 saka (1441 M)
4. Sulawesi
Sejarah masuknya agsma islam di mulai di makassar, gowa dan tallo, sulawesi selatan.
Sejak dahulu di sulawesi selatan sudah berdiri beberapa kerajaan-kerajaan, diantaranya
,gowa, tallo dan bone, namun yang paling awal memeluk agama islam adalah raja dan
masyarakat gowa-tallo, bukti bahwa agama islam telah masuk di sulawesi adalah sebuah
naskah yang disebut Lontara Bilang, Naska ini semacam buku harian atau catatan tentang
raja-raja gowa dan tallo sejak tahun 955 Hijriyah. (1545 M) smpai dengan bulan dzulhijah
tahun 1168 Hijriyah atau 1 November 1755
5. Maluku
Daerah maluku terdiri atas beraus-ratus pulau, sehingga dikenal dengan sebutan daerah
seribu pulau, pada masa kedatangan sgama isla, pulau-pulau penting di maluku bukan di
bagian selatan seprti ambon, banda dan seram, melainkan di bagian utara yakni ternate
,tidore, bacan dan jailolo, menurut cerita rakyat ,pada abad ke-8 Masehi datang seorang
mubaig dari irak meraka itu golongan syiah, yaitu orang yang mengikuti jejak atau paham
yang diajarkan oleh sayyidina Ali ,keempat mubalig tersebut adalah syeh Mansyur ,Syekh
Yakub, Syekh Amin, Syekh Umar.[17]

C. Tokoh Penyebar Islam di Nusantara


1. Tokoh penyebar islam di Tanah Jawa
Wali Songo adalah penyebar islam di Pulau Jawa. Para ulama itu berhasil menanamkan
islam dalam ranah tauhid,sosial.budaya dan politik. Puncak karya gemilang mereka adalah
berdirinya Kesultanan Giri,Demak, dan Cirebon, sekaligus membuktikan bahwa mereka
bukanlah sufi semata yang menafikan penegakan syariat islam.
Wali songo ditulis dalam Serat Walisangga karya pujangga Mataram R.M. Ranggawarsita
pada abad 19 sebagai wali songo, wali sembilan. Kemudian muncul pelusuran, atau lebih
tepatnya penafsiran ulang.Sebagai berpendapat , kata tsana (mulia ,Arab). Maka, walisana
berarti wali wali mulia atau terpuji . yang lainya melihat kata sana diambil dari bahasa jawa
kuno yang berarti tempat. Karenanya, walisana berarati wali atau kepala suatu tempat atau
daerah. Namun kebanyakan ulama sepakat bahwa walisongo merupakan kumpulan ulama
yang bertujuan menegakan agama Allah.
Di antara nama walisongo adalah Maulana Malik Ibrahim, Raden Ali Rahmatullah, Raden
Ainun Yaqin, Raden Makhdum Ibrahim, Raden Syahid, Syarif Hidayatullah, Sunan Drajad,
Sunan Kudus, dan Sunan Muia
2. Tokoh Penyabar Islam di Kalimatan
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kadeer-kader dakwah
yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimatan aatau yang lebih dikenal dengan
Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran islam mauk dari dua pintu.
Jalur pertama yang membawa islam masuk ke tanah Borneo adlah jalur Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyabar. Para mubalig-mubalig dan
komunitas islam keanyakan mendiami pesisir barat Kalimatan.
Jalur lain yang di gunakan untuk menyabarkan dakwah islam adalah para mubalig yang di
kirim dari tanah jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimatan ini menemui puncaknya saat
kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan Kerajaan Islam Banjar dengan
ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Muhammad Arsyad al banjari adalah seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dan
berperan penting dalam sejarah islam. Ia banyak menulis kitab agama dan pernah
menduduki jabatan mufti kesultanan Banjar.
Muhammad Arsyad al Banjari lahir di lok Gabung, Martapura,Kalimatan selatan pada tahun
1710. Ia adalah putra tertua dari Abdullah dan Siti Aminah.
Pendidikaya di mulai di lingkungan keluarganya yang saleh dan tat beragama. Saaat berusia
tujuh tahun, Sultan Tahlilullah (1700-1745) meminta kepada orang tua al-Bajari agar mereka
bersedia menyerahkanya untuk dididik di istana sekaligus diangkat sebagaianak angkat
sultan. Sultan tertarik karena kecerdasanya dan ketrampilnya yang diketahui sultan ketika
mengunjungi lok Gabang. Meskipun agak berat, Abdullah dan Aminah tidak mampu
menolak maksud baik sultan. Di istana tersebut, al-Banjari menerima pendidikanya dari
guru-guru yang didatangkan sultan ke istana.
3. Tokoh Penyabar Islam di Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari puau ke
pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentigan kerajaan.
Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menebus dan meabah Celebes atau Sulawesi.
Menurut catata portugis yang datang pada tahun 1540 sudah bisa menemui pemukiman
muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu besar, namun jalan dakwah twrus berlarut
hinggga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa yang beribu negeri di makasar.
Raja Gowa pertama yang memeluk islam adalah Sultan Alaidin al Awwal dan perdana
menteri atau wazir besarnya, karaeng Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dkwah islam
telah sampai pula pada ayahandanya Sultan Alaidin yang bernama Toniggallo dari Sultan
Ternate yang lebih dulu memeluk islam. Namun, Tonigallo khawatir jika ia memeluk islam, ia
merasa kerajaannya akan di bawah pengaruh kerajaan ternate.
Orang pertama yang memeluk islam karena pemahamanya dan aktivitas dakwah mereka.
Mereka adalh Khatib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk Ri Trio. Dapat
diketahui dan dilacak dari mana para ulama di atas, yang bergelar datuk-datuk adalah para
ulama dan mubalig asal Minangkabu yang menyebarkan islam ke makasar.
Pusat-pusat dakwah yang di bangun oleh kerajaan Gowa inilah yang melanjutkan perjalanan
ke wilayah lain sampai ke kerajaan Bugis, Wajo Sopeng, Sindenreng, Tanette, Lueu dan
Paloppo.
4. Tokoh Penyebar Islam di Maluku
Kepulauan Maluku yag terkanal kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah
inni zaman antik dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu
pula islam lebih dulu sampai ke maluku sebelum sampai ke makasar dan
kepulauan-kepulauan lainya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini
sejak tahun 1440, sehungga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512,Raja
Ternate adlah seorag muslim, yakni Bayang Ullah.Kerajaan lain yang juga menjadi
representasi islam di kepulauan ini adalah Kerajan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup
luas meliputi sebagian wilayah Halmahera,pesisir barat kepulauan Papua dan sebagian
kepulauan Seram.
Ada juga Kerajaan Bacan, Raja Bacan yang memeluk islam adalah Raja Zainul Abidin yang
bersyahadat pada tahun 1521. Di tahun yang sama berdiri pula kerajaan jaiolo yang juga
dipengaruhi oleh ajaran-ajaran islam dalm pemerintahanya.
5. Tokoh Penyabar Islam di Papau
Beberapa kerajaan di kepulauan maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau papua
menjadikan islam masuk pula di papua Cenderawasih. Bayak kepala-kepala suku di wilayah
Waigo,Misool dan beberapa daerah Lin Yng di bawah pemerintahan kerajaan bacan, banyak
kepala-kepala suku doi pulau Papua memeluk isam. Namun,dibanding wilayah lain,
perkembangan islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu besar.
6. Tokoh Penyebar Islam di Nusa Tengggara
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara bisa dibilang awal abad ke 16. Hubungan Sumbawa
yang baik dengan Kerajaan Mkassar membuat Islam turut pula ke Nusa Tenggara. Sampai
kini jejak islam bisa di lacak dengan meneliti makam seoang mublig asal makasar yang
terletak di kota bima. Begitu juga dengan makan Sunan Bima yangpertama kali memeluk
islam. Bisa di sebut seluruh penduduk bima para muslim sejak mula.
Selain sumbawa, islam juga Msuk ke lombok. Orang-orang Bugis datang ke lombok dari
Sumbawa dan mengajarkan islam di sana. Hingga kini , beberapa kata di suku-suk Lombok
banyak kesamaan dengan bahsa Bigis.[18]

Anda mungkin juga menyukai