Anda di halaman 1dari 9

PERADABAN ISLAM MASA DAULAH FATIMIYAH

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Mahrus, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 5:

 Faiqur Rohman Nafisy (20383041054)


 Anisa Sarifatul Jannah (20383042091)
 Mahiratul Laili (20383042015)
 Dwi Putri Agustin (20383042053)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM MADURA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dinasti Fatimiyah merupakan salah satu imperium besar sepanjang sejarah
Islam. Pada awalnya, daulah ini hanya berupa dinasti kecil yang melepaskan
diri dari kekuasaan daulah Abbasiyah. Mereka mampu memerintah lebih dua
abad sebelum ditaklukkan oleh dinasti Ayyubiyah dibawah kepemimpinan
Salah al-Din al-Ayyubi.  Fatimiyah adalah dinasti Syi’ah yang dipimpin oleh
14 Khilafah atau Imam di Afrika Utara (909 – 1171). Dinasti ini dibangun
berdasarkan konsep Syi’ah keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah (anak
Nabi Muhammad saw). Kata fatimiyah dinisbatkan kepada Fatimah, karena
pengikutnya mengambil silsilah keturunan dari Fatimah Az Zahra binti
Rasulullah.
Dinasti Fatimiyah juga disebut dengan Daulah Ubaidiyah yang dinisbatkan
kepada pendiri dinasti yaitu Abu Muhammad Ubaidillah al Mahdi (297-322).
Dalam buku Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, A. Syalabi menjelaskan
bahwa kaum Syi’ah yang bertahan sampai sekarang ada tiga kelompok, yaitu:
Syi’ah Zaidiyah, Syi’ah Itsna ‘Asyariyah, dan Syi’ah Ismailiyah. Mazhab
Isma’iliyah menisbahkan dirinya kepada imamiyah dan menyetujui penentuan
keenam orang imam-imam yang pertama diantara kedua belas imam-imam
tersebut. Menurut pendapat mereka, sesudah Ja’far as Shadiq yaitu imam
yang keenam, maka imamah tidak berpindah kepada puteranya Musa al
Kazhim, seperti yang dikatakan oleh golongan Itsna Asyariyah, melainkan
berpindah ke puteranya yang lain, bernama Ismail.
Itulah sebabnya golongan ini dinamakan Isma’iliyah.Imam-imam
golongan Isma’iliyah ini sesudah Isma’il  itu tidak pernah muncul. Yang
muncul hanyalah juru-juru dakwah mereka . Sebab itu imam-imam yang tidak
pernah muncul tersebut dinamakan “Al A’immatul Masturun”. Imam-imam
Isma’iliyah barulah muncul kembali setelah keadaan mereka bertambah kuat
di Afrika Utara pada tahun 297H/909M, kemudian mereka berpindah ke
Mesir, dimana mereka mendirikan “Daulah Fatimiyah” pada tahun 356 H.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ditas maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya dinasti Fatimiyah?
2. Bagaimana perkembangan peradaban sosial, budaya dan perkembangan
ekonomi di masa itu?
3. Bagaimana terjadinya masa kejayaan dan kehancuran islam dalam Daulah
Fatimiyah?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarakan rumusan masalah diatas maka penulis dapat menentukan tujuan
pembahasan sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah berdirinya dinasti Fatimiyah.
2. Mengetahui perkembangan peradaban sosial, budaya dan perkembangan
ekonomi di masa itu.
3. Mengetahui tentang terjadinya masa kejayaan dan kehancuran islam
dalam Daulah Fatimiyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah


Dinasti Fathimiyah berkuasa tahun 297-567 H/ 909-1171 M di Afrika
Utara tepatnya di Mesir dan Syiria. Dinamakan dinasti Fathimiyah karena
dinisbatkan nasabnya kepada keturunan Ali Fathimiyah, puteri Rasululloh
SAW, istri Ali bin Abi Thalib dan Fatimiyah dari Ismail anak Ja’far Sidiq
keturunan keenam dari Ali. Awalnya kelompok ini dibangun dan dibentuk
menjadi sistem agama dan politik oleh Abdullah Ibn Maimun. Setelah itu
berubah menjadi gerakan kekuatan, dengan tokohnya Said ibn Husein.
Kemudian sekte ini menyebar dan menjadi landasan munculnya dinasti
Fathimiyah.
Awal munculnya dinasti Fathimiyah dimulai dari seorang pendukung
dari Yaman bernama Abu Abdullah Al-Husein yang berhasil mengibarkan
pidato dan mendapatkan kekuatan di Afrika Utara. Kemudian ia mengangkat
Said Ibn Husein sebagai pemimpin atau imam pertana dengan gelar
Ubaidullah Al Mahdi. Said berhasil mengusir Zidatullah, seorang penguasa
Aglabiyah terakhir dari negerinya yang merupakan kekuatan islam di sunni
diwilayah Afrika. Pada mulanya dinasti Fatimiyah berbasis di Ifrikiyah.
Kemudian berpusat di Maroko, dengan alasan keamanan, pemerintahannya
dipindahkan ke Mesir setelah dapat menaklukan dinasti Ikhsyidiyah dan
kemudian mendirikan ibukota bari di Qahorah (Qairo).1
B. Kemajuan yang di Capai Dinasti Fatimiyah
Sumbangan Dinasti Fatimiyah terhadap peradaban Islam sangat besar
sekali, baik dalam sistim pemerintahan maupun dalam bidang keilmuan.
Kemajuan yang terlihat pada masa kekhalifahan al-Aziz yang bijaksana
diantaranya sebagai berkut:
1. Bidang Sosial Budaya
Pada waktu orang-orang Fatimiyah memasuki Mesir, penduduk
setempat ada yang beragama Kristen Qibty, dan ahlu sunnah. Mereka
1
Khoiriyah, M.Ag, Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga Dinasti-
Dinasti Islam, (Yogyakarta : Teras, 2012), hlm.171-172.

3
hidup dalam kedamaian, saling menghormati antara satu dengan yang
lain. Boleh dikatakan tidak terjadi pertengkaran antara suku, maupun
agama. Masyarakatnya mempunyai sosialitas yang tinggi sesama mereka.
2. Bidang Ekonomi
Perekonomian pemerintah Fathimiyah dapat dibilang cukup bagus.
Kemajuan ini tidak bisa dilepaskan dari luasnya wilayah yang dikuasai
dan stabilitas politik yang mapan. Kondisi ini berdampak majunya bidang
ekonomi, termasuk didalamnya kemajuan bidang perdagangan dan sektor
industri. Tentu faktor ekonomi ini juga menopang lamanya eksistensi
dinasti ini bertahan hingga dua setengah abad.
Salah satu khalifah yang sangat menaruh perhatian terhadap
peningkatan perekonomian rakyat adalah Khalifah al-Mu’iz. Pada masa
kekuasaan khalifah alMu’iz melakukan usaha-usaha peningkatan bidang
pertanian, ia melakukan pembangunan saluran irigasi baru dalam
meningkatkan hasil pertanian. Ia juga membangun pabrik-pabrik dan
industri, sehingga terjadi meningkatkan volume kegiatan perdagangan di
beberapa kota. Demikian juga hubungan perdagangan dengan negara-
negara lain, seperti Eropa dan India juga mengalami peningkatan.
Selain itu penguasa Fathimiyah juga berhasil mengembangkan
pelabuhan, seperti Iskandariyah. Pelabuhan Iskandariyah sangat penting
artinya dalam pertumbuhan perekonomian Fathimiyah. Karena itu, tingkat
kemakmuran yang dicapai oleh khalifah Fathimiyah cukup bagus.
C. Masa Kejayaan dan Kehancuran Islam di Daulah Fatimiyah
1. Masa Kejayaan
Sepanjang kekuasaan Abu Mansyur Nizar al-Aziz (975-996),
Kerajaan Mesir Senantiasa diliputi kedamaian. Ia adalah khalifah
Fatimiyah yang kelima dan khalifah pertama yang memulai pemerintahan
di Mesir. Dibawah kekuasaannyalah dinasti Fatimiyah mencapai puncak
kejayaannya. Nama sang khalifah selalu disebutkan dalam khutbah-
khutbah jum’at disepanjang wilayah kekuasaanya yang berbentang dari
Atlantik hingga laut Merah, juga di mesjid-mesjid Yaman, Mekkah,

4
Damaskus, Bahkan di Mosul. Kalau dihitung-hitung, kekuasannya
meliputi wilayah yang sangat luas.
Di bawah kekuasaannya kekhalifahan Mesir tidak hanya menjadi
lawan tangguh bagi kekhalifaan di Baghdad, tapi bisa dikatakan bahwa
kekhalifaan itu telah menenggelamkan penguasa Baghdad dan ia berhasil
menempatkan kekhalifaan Fatimiyah sebagai negara Islam terbesar di
kawasan Meditera Timur. Al-Aziz menghabiskan dua juta dinar untuk
membangun istana yang dibangun menyaingi istana Abbasiyah,
musuhnya yang diharapkan akan dikuasai setelah Baghdad berhasil
ditaklukkan. Seperti pendahulunya ia melirik wilayah Spanyol, tetapi
khalifah Kordova yang percaya diri itu ketika menerima surat yang pedas
dari raja Fatimiyah memberikan balasan tegas dengan berkata, “Engkau
meremehkan kami karena kau telah mendengar tentang kami. Jika kami
mendengar apa yang telah dan akan kau lakukan kami akan
membalasnya”.
Bisa dikatakan bahwa diantara para khalifah Fatimiyah khalifah
Al-Aziz adalah khalifah yang paling bijaksana dan paling murah hati. Dia
hidup di kota Kairo yang mewah dan cemerlang, dikelilingi beberapa
mesjid, istana, jembatan, dan kanal-kanal yang baru, serta memberikan
toleransi yang terbatas kepada umat Kristen, sesuatu yang tidak pernah
mereka rasakan sebelumnya. Sikap dan prilakunya ini tidak pelak lagi
dipengaruhi oleh wazirnya yang beragama Kristen “Isa ibn Nasthir” dan
isterinya yang berasal dari Rusia, ibu dari anak laki-laki dan pewarisnya,
Al-Hakim, saudara perempuan dari dua bangsawan keluarga Melkis yang
berkuasa di Iskandariyah dan Yerussalem.
Menurut Harun Nasution, dalam masa kejayaan ini tergores sejarah
yang menunjukkan kegemilangan Fatimiyah bahwa salah satu golongan
sekte syiah yang bernama Qaramithah (Carmatian) yang dibentuk oleh
Hamdan Ibnu Qarmat di akhir abad IX, menyerang Makkah pada tahun
951 M dan merampas Hajar Aswad dengan mencurinya selama dua puluh
tahun. Hal ini disebabkan mereka meyakini bahwa hajar aswad adalah
merupakan sumber takahayul. Gerakan ini menentang pemerintahan Pusat

5
Bani Abbas, namun Hajar Aswad ini akhirnya dikembalikan oleh Bani
Fathimiyah setelah didesak oleh kalifah Al Mansur pada tahun 951M.

2. Masa Kehancuran
Setelah kekuasaan berjalan sekitar dua setengah abad, kemudian
khilafah Fathimiyah mengalami kehancurannya. Kehancuran khalifah ini
terjadi pada masa kekhalifahan al-Adhid.2 Diantara faktor yang
menyebabkan dinasti Fathimiyah mengalami kehancuran, antara Lain :
1. Perpecahan yang terjadi di kalangan pemimpin.
2. Kebijakan mengimpor tentara dari Turki dan Negro yang tidak patut
aturan dan pertikaian dengan pasukan suku Berber.
3. Munculnya perang salib yang disebabkan oleh dirusaknya gereja masa
pemerintahan Al-Manshur.
4. Al-Adhid (Raja Terakhir Fathimiyah) meminta bantuan Shalahuddin
al-Ayyubi untuk mempertahankan Mesir dari tentara salib, yang
kemudian peperangan dimenangkan Shalahuddin. Maka pemerintahan
Mesir berpindah ke tangan bani Ayyubiyah.3
5. Perlawanan masyarakat Mesir yang semakin meluas terhadap ajaran
Syiah yang di bawa oleh Daulah Fathimiyyah.

2
Prof.Dr. Imam Fuadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta :
Teras, 2012), hlm. 4-15.
3
Khoiriyah, M.Ag, Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga Dinasti-
Dinasti Islam, (Yogyakarta : Teras, 2012), hlm.176-177.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dinasti Fatimiyah didirikan oleh Said ibn Husayn (Ubaidillah al-Mahdi)
berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah.
2. Kemajuan Dinasti Fatimiyah puncaknya terjadi pada masa Al-Aziz. Ia
adalah putra dari Al-Muizz yang bernama Nizar dan bergelar al-Aziz
(yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di
wilayah Suriah dan Palestina dan berhasil meredam berbagai upaya
pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaannya.. Dinasti
Fatimah mengalami kemajuan antara lain karena: militernya kuat,
administrasi pemerintahannya baik, ilmu pengetahuan berkembang, dan
ekonominya stabil.
3. Keruntuhan Dinasti Fatimiyah disebabkan oleh beberapa kelemahan yang
ada pada masa pemerintahannya. Kelemahan-kelemahan itu antara lain:
sistem pemerintahan berubah menjadi sistem parlementer, terjadinya
persaingan perebutan wazir, adanya resistensi dari orang-orang Sunni dan
Nasrani di Mesir, terjadinya perebutan kekuasaan antara bangsa Barbar
dan bangsa Turki terutama dalam bidang militer, adanya pemaksaan
ideologi syi’ah kepada rakyat yang mayoritas sunni, datangnya serbuan
dari tentara salib, lemahnya para khilafah, perluasan wilayah difokuskan
ke bagian Timur sementara pembinaan di Afrika Utara terabaikan
sehingga menyebabkan berkurangnya pengaruh Dinasti Fatimiyah di
sana.

7
DAFTAR PUSTAKA

Fudi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Yogyakarta :
Teras.

Khoiriyah. 2012. Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam
hingga DinastiDinasti Islam, Yogyakarta : Teras.

http://harryfaisalri.blogspot.com/2016/03/makalah-dinasti-fathimiyah.html

https://fitrysuhana.wordpress.com/2017/10/04/makalah-tentang-dinasti-fatiniah-
sejarah-peradaban-islam/

Anda mungkin juga menyukai