Anda di halaman 1dari 13

ISLAM MASA DINASTI SAFAWI DI PERSIA

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah


Peradaban Islam pada Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

AEDIL AKBAR
NIM: 20700119011

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Islam Masa Dinasti Safawi di Persia ini. Tidak lupa pun kita kirimkan
sholawat serta salam kepada nabiullah, nabi yang menjadi suri tauladan kita,
jujungan kita, dan penutan kita yaitu nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini penulis memaparkan tujuan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Islam Masa Dinasti Safawi di Persia bagi para peambaca.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen Sejarah Peradaban


Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Makassar, 27 Maret 2021

i
Aedil Akbar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................1

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Awal Mula Berdirinya Dinasti Shafawi........................................................3

B. Sejarah Singkat Dinasti Shafawi...................................................................3

BAB III: PENUTUP................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setalah khilafah Abbasiyah di bagdad runtuh akibat serangan tentara Mongol,
kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat drastis. Wilayah
kekuasannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain
bahkan saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan Mongol itu. Namun, kemalangan tidak
berhenti sampai di situ. sebagaimana telah tercatat dalam sejarah menghancurkan
pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan


kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar. Tiga kerajaan
tersebut adalah Turki Ustmani, Mughal di india, dan Shafawi di Persia. Makalah
ini akan megkaji tentang sejarah kerajaan Shafawi yang ada di Persia.

B. Rumusan Masalah
Terkait materi yang akan dibahas dalam makalah ini, dapat kita rangkum
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana asal mula terbentuknya Dinasti Shafawiyah?

2. Siapa pendiri aliran Shafawiyah?

3. Siapa saja raja-raja yang telah menjabat pada era Dinasti Shafawi?

4. Kapan terjadi puncak kejayaan Dinasti Shafawi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat kita simpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui asal mula terbentuknya Dinasti Shafawiyah!

2. Untuk mengetahui pendiri aliran Shafawiyah!


3. Untuk mengetahui saja raja-raja yang telah menjabat pada era Dinasti
Shafawi!

4. Untuk mengetahui puncak kejayaan Dinasti Shafawi!

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dalam tulisan makalah ini dapat
kita rangkum sebagai berikut:

1. Sebagai sarana mendapat wawasan baru terkait sejarah peradaban Islam di


masa Dinasti Shafawi.

2. Mendapat sumber bacaan baru terkait Islam pada masa Dinasti Shafawi.

3. Untuk meningkatkan literasi pembaca.

4. Sebagai bahasan diskusi antar kelomok atau perorangan.

2
BAB II: PEMBAHASAN

A. Awal Mula Berdirinya Dinasti Shafawi


Shafawiyah berasal dari kata Shafi, yaitu bagian dari nama Shafi Ad-Din Al-
Ardabily atau Syekh Ishak Safiuddin (1252-1334 M). Shafawi berasal dari kata
Shafi yaitu gelar yang diberikan kepada nenek moyang raja-raja Shafawiyah.
Kerajaan Shafawi berdiri di saat kerajaan Turki Usmani mencapai puncak
kejayaannya. Shafi Ad-Din merupakan keturuann dari Imam Syiah keenam yaitu
Musa al-Khazim. Kemudian Shafi Ad-Din dijadikan menantu oleh gurunya
sendiri yaitu Syekh Taj al-Din Ibrahim Zaidi yang dikenal dengan julukan Zahid
al-Gilani (1216-1301 M). Kerajaan Shafawi berdiri kurang lebih 2 abad lamanya
yaitu dari 1501 M sampai runtuhnya 1736 M.

Pada awalnya dinasti ini berdiri berasal dari gerakan tarekat oleh Shafi Ad-
Din di Ardabil kota Azerbaijan. Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi
orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid’ah.
Tarekat ini menjadi semakin penting setelah mengubah bentuk tarekat itu dari
pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang
besar pengaruhnya di wilayah Persia, Syiriah dan Anatolia.

B. Sejarah Singkat Dinasti Shafawi


Dalam perkembangan Bangsa Shafawi (Tarekat Shafawi) sangat fanatik
terhadap ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka
untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat menjalankan ajaran agama
yang telah merekan yakini (ajaran Syi’ah). Karena itu, lama kelamaan murid-
murid Tarekat Syafawiyah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam
kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah. Selepas
Shafi Ad-Din, kepemimpinan tareka Syafawiyah diteruskan oleh anak cucunya,
secara berturut-turut: Sadruddin Musa (1391), Khwaja Ali (1429), Ibrahim, Juneid
(1460), Haidar (1488), Ali (1501), dan Ismail (1524) yang mendirikan Dinasti
Syafawiyah.

3
Bermula dari prajurit akhirnya mereka memasuki dunia perpolitikan pada
masa Kepemimpina Juneid (1447-1460 M). Dinasti Shafawi memperluas
gerakannya dengan menumbuhkan kegiatan politik di dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan. Perluasan kegiatan ini menumbulkan konflik dengan penguasa Kara
Koyunlu, salah satu bangsa Turki, yang akhirnya kelompok Juneid kalah dan
diasingkan ke suatu tempat. Di tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari
penguasa Diyar Bakr, AK Koyunlu, juga suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana
Uzun Hasan, yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.

Tahun 1459 M, Juneid mencoba merebut Ardabil tapi gagal. Pada tahun 1460
M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh
tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam pertempuran tersebut. Penggantinya
diserahkan kepada anaknya Haidar secara resmi pada tahun 1470 M, lalu Haidar
kawin dengan seorang cucu Uzun Hasan dan lahirlah Isma’il yang kemudian hari
menjadi pendiri Kerajaan Safawi di Persia dan mengatakan bahwa Syi’ahlah yang
resmi dijadikan Mazdhab kerajaan ini. Kerajaan inilah yang dianggap sebagai
peletak batu pertama negara Iran.

Gerakan Militer Safawi yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai rival
politik oleh AK Koyunlu setelah ia menang dari Kara Koyunlu (1476 M). Karena
itu, ketika Safawi menyerang wilayah Sircassia dan pasukan Sirwan, AK Koyunlu
mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan, sehingga pasukan Haidar kalah dan
ia terbunuh. Ali, putera dan pengganti Haidar, didesak bala tentaranya untuk
menuntut balas atas kematian ayahnya, terutama terhadap AK Koyunlu.

Akan tetapi Ya’kub, pemimpin AK Koyunlu, menangkap dan memenjarakan


Ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail dan ibunya di Fars (1489-1493 M).
Mereka dibebaskan oleh Rustam, putera mahkota AK Koyunlu dengan syarat mau
membantunya memerangi saudara sepupunya.Setelah dapat dikalahkan, Ali
bersaudara kembali ke Ardabil. Namun, tidak lama kemudian Rustam berbalik
memusuhi dan menyerang Ali bersaudara dan Ali terbunuh (1494 M).

4
Periode selanjutnya, kepemimpinan gerakan Safawi diserahkan kepada
Ismail. Selama 5 tahun, Ismail beserta pasukannya bermarkas di Gilan untuk
menyiapkan pasukan dan kekuatan. Pasukan yang dipersiapkan itu diberi nama
Qizilbash (baret merah). Pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash dibawah
pimpinan Ismail menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu (domba putih) di
Sharur dekat Nakh Chivan. Qizilbash terus berusaha memasuki dan menaklukkan
Tabriz, yakni ibu kota AK Koyunlu dan akhirnya berhasil dan mendudukinya.

Di kota Tabriz, Ismail memproklamasikan dirinya sebagai Raja pertama


Dinasti Safawi. Ia disebut juga Ismail I. Ismail I berkuasa kurang lebih 23 tahun
antara 1501-1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya, buktinya ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK Koyunlu
di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan
Yazd (1504 M), Diyar Bakr (1505-1507 M) Baghdad dan daerah Barat Daya
Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Khurasan. Hanya dalam waktu sepuluh
tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian Timur
Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).

Bahkan tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus
mengembangkan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah lainnya,, seperti Turki
Usmani. Ismail berusaha merebut dan mengadakan ekspansi ke wilayah Kerajaan
Usmani (1514 M), tetapi dalam peperangan ini Ismail I mengalami kekalahan,
malah Turki Usmani yang dipimpin oleh Sultan Salim dapat menduduki Tabriz.
Kerajaan Safawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki karena
terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya.

Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri Ismail.


Akibatnya dia berubah, dia lebih senang menyendiri, menempuh kehidupan hura-
hura dan berburu. Keadaan itu berdampak negatif bagi kerajaan Safawi dan pada
akhirnya terjadi persaingan dalam merebut pengaruh untuk dapat memimpin
kerajaan Safawi antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat keturunan Persia dan
Qizibash.

5
Rasa pemusuhan dengan Kerajaan Usmani (ottoman) terus berlangsung
sepeninggal Ismail I, peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi
beberapa kali pada masa pemerintahan Tahmasp I (1524-1576 M), Ismail II
(1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1567M). Pada masa tiga raja
tersebut kerajaan Safawi mengalami kelemahan. Hal ini di karenakan sering
terjadinya peperangan melawan kerajaan Usmani yang lebih kuat, juga sering
terjadi pertentangan antara kelompok dari dalam kerajaan Safawi sendiri.

Berikut urutan penguasa Kerajaan Safawi:

1. Isma’il I (1501-1524 M)

2. Tahmasp I (1524-1576 M)

3. Isma’il II (1576-1577 M)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)

5. Abbas I (1587-1628 M)

6. Safi Mirza (1628-1642 M)

7. Abbas II (1642-1667 M)

8. Sulaiman (1667-1694 M)

9. Husein I (1694-1722 M)

10. Tahmasp II (1722-1732 M)

11. Abbas III (1732-1736 M)

Kondisi kerajaan Shafawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah
raja Shafawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah- langkah yang
ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Shafawi adalah:

1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk


pasukan baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa
Georgia, Armenia dan Sircassia.

6
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan
menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji
tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan
Usman) dalam khutbah-khutbah Jum’at. Sebagai jaminan atas syarat itu, Abbas
menyerahkan saudara sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.

Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia


berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas
negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang
pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya, yang
sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan Usmani.

7
BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab sebelumnya telah kita bahas sejarah peradaban Islam pada masa
Dinasti Shafawi. Shafawiyah berasal dari kata Shafi, yaitu bagian dari nama Shafi
Ad-Din Al-Ardabily atau Syekh Ishak Safiuddin (1252-1334 M). Shafawi berasal
dari kata Shafi yaitu gelar yang diberikan kepada nenek moyang raja-raja
Shafawiyah. Kerajaan Shafawi berdiri di saat kerajaan Turki Usmani mencapai
puncak kejayaannya. Shafi Ad-Din merupakan keturuann dari Imam Syiah
keenam yaitu Musa al-Khazim. Pada awalnya dinasti ini berdiri berasal dari
gerakan tarekat oleh Shafi Ad-Din di Ardabil kota Azerbaijan. Pada awalnya
tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya
memerangi orang-orang ahli bid’ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah
mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal
menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di wilayah Persia, Syiriah
dan Anatolia

Raja-raja yang pernah menjabat pada Dinasti Shafawi adalah Isma’il I (1501-
1524 M), Tahmasp I (1524-1576 M), Isma’il II (1576-1577 M), Muhammad
Khudabanda (1577-1587 M), Abbas I (1587-1628 M), Safi Mirza (1628-1642 M),
Abbas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein I (1694-1722 M),
Tahmasp II (1722-1732 M), Abbas III (1732-1736 M).

Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Ia


berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas
negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang
pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya, yang
sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan Usmani.

B. Saran
Pada bab sebelumnya kita telah mengetahui banyak peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi pada masa Dinasti Shafawi, yang banyak terjadi penindasan,
pembunuhan dan lain sebagainya. Bahkan sesama Islam kita saling memerangi

8
satu sama lain. Maka dengan itu penulis sangat berharap bahwa kita dalam Islam
itu adalah saudara, tidak perlu ada kekerasan dalam ikatan persaudaraan kita, dan
juga sebagai seorang pemimpin, seperti halnya khilafah kelima dari Dinasti
Shafawi yaitu Abbas I, yang pada pemerintahannya dia membuat perdamaian
dengan banyak hal yang dia telah korbankan demi perdamaian tersebut, sehingga
pada masa itu Dinasti Shafawi berjaya, menjadi puncak kejayaan Dinasti Shafawi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dessytriana, (2018, November 22). Makalah Sejarah Peradaban Islam pada


Masa Dinasti Safawiyah, dari
https://www.google.com/amp/s/dessytriana.wordpress.com/2018/11/22/makal
ah-sejarah-peradaban-islam-pada-masa-dinasti-safawiyah/amp/, diakses
(2021, Maret 27).

Lutfi Mukhammad, Dinasti Safawiyah, Gerakan Politik yang Lahir dari Tarekat,
dari https://alif.id/read/mukhammad-lutfi/dinasti-safawiyah-gerakan-politik-
yang-lahir-dari-tarekat-b214615p/, diakses (2021, Maret 27).

Subarkah Muhammad, (2020, Mei 25). Sejarah Islam: Masa Kerajaan Safawi di
Persia, dari https://ihram.co.id/beruta/qav9y5385/sejarah-isam-masa-
kerajaan-safawi-di-persia-part2, diakses (2021, Maret 27).

Sulistiawan Bhayu, (2015, Desember 18). Sejarah Peradaban Islam pada Masa
Dinasti Shafawi, dari https://www.slideshare.net/mobile/bhayuabbad/sejarah-
peradaban-islam-pada-masa-dinasti-shafawi-56286598, diakses (2021, Maret
27).

Unknow, (2020, November 03). Strategi dan Kebijakan Pemerintahan Daulah


Syafawi, dari https://catatanpenachoirin.blogspot.com/2020/11/strategi-dan-
kebijakan-pemerintahan.html?m=1, diakses (2021, Maret 27).

10

Anda mungkin juga menyukai