Anda di halaman 1dari 14

BENTUK-BENTUK DESAIN KURIKULUM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum dan Pembelajan pada Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

AEDIL AKBAR
NIM: 20700119011

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
kesehatan dan nikmat kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Bentuk-bentuk Desain Kurikulum ini. Tidak lupa pun kita kirimkan sholawat serta salam
kepada nabiullah, nabi yang menjadi suri tauladan kita, jujungan kita, dan penutan kita
yaitu nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini penulis memaparkan tujuan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Bentuk-bentuk Desain Kurikulum bagi para peambaca.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen Pengembangan Kurikulum


dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Bantaeng, 03 April 2021

Aedil Akbar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PEDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Subject Centered Design (Berpusat pada Bahan Ajar).............................................3

1. Subject Design.......................................................................................................3

2. Disciplines Design.................................................................................................5

3. Broad-Field Design...............................................................................................5

B. Learner Centered Design (Berpusat pada Peran Siswa)...........................................6

1. Child Centered Design..........................................................................................7

2. Experience-centered design...................................................................................7

C. Problems Centered Design (Berpusat pada Masalah yang Dihadapi Masyarakat). . .7

1. The Areas Of Living Design.................................................................................7

2. The Core Design....................................................................................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. Kesimpulan............................................................................................................10

B. Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada beberapa Pengertian Desain Kurikulum menurut para ahli, Menurut Oemar
Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah,
tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred
Percival dan Henry Ellington (1984). Menurut Nana S. Sukmadinata (2007:113) desain
kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen
kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup
isi kurikulum. Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan
berdasarkan urutan tingkat kesukaran.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Desain kurikulum merupakan
suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada
berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar
unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-
prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya

Dalam makalah ini pemakalah akan lebih membahas apa saja bentuk-bentuk dari
Desain Kurikulum. Bentuk-bentuk Desain kurikulum yaitu Subject centered design,
Learner centered design, dan Problem centered design.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanga di atas, dapat kita rumuskan beberapa masalah di
antaranya sebagai berikut:

1. Apa yang disebut dengan Subject Centerted Design?

2. Apa yang disebut dengan Learner Centered Design?

3. Apa yang disebut dengan Problem Centerted Design?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat kita simpulkan tujuan dari makalah ini
sebagai berikut:

1
1. Untuk mengetahui apa itu Subject Centerted Design!

2. Untuk mengetahui apa itu Centered Design!

3. Untuk mengetahui apa itu Problem Centerted Design!

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Subject Centered Design (Berpusat pada Bahan Ajar)


Subject centered design curriculum merupakan bentuk desain yang paling popular,
paling tua dan paling banyak digunakan. Dalam subject centered design, kurikulum di
pusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah
mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah.
Karena terpisah-pisahnya itu, maka kurikulum ini disebut juga separated subject
curriculum. Subject centered design berkembang dari konsep pendidikan klasik yang
menekankan pengetahuan, nilai-nilai dan warisan budaya masa lalu, dan berupaya untuk
mewariskannya kepada generasi berikutnya. Karena mengutamakan isi atau bahan ajar
atau subject matter tersebut, maka desain kurikulum ini disebut juga subject academic
curriculum. Model design curriculum ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan dari model desain kurikulum ini adalah:

 Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi, dan disempurnaka,

 Para pengajarnya tidak perlu disiapkan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang
diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya.

Beberapa kritik yang juga merupakan kekurangan model desain ini, adalah:

a. Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan


kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan,

b. Karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif,

c. Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan


demikian pengajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis. Atas dasar tersebut,
para pengkritik menyarankan perbaikan ke arah yang lebih terintegrasi, praktis, dan
bermakna serta memberikan peran yang lebih aktif kepada siswa.

Ada tiga bentuk Subject centered design yaitu:

1. Subject Design
The subject design curriculum merupakan bentuk desain yang paling murni dari
subject centered design. Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk

3
mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama. Orang-orang Yunani dan
kemudian Romawi mengembangkan Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi
gramatika, logika, dan retorika, sedangkan Quadrivium meliputi matematika, geometri,
astronomi, dan musik. Pada saat itu pendidikan tidak diarahkan pada mencari nafkah,
tetapi pada pembentukan pribadi dan status social (Liberal Art). Pendidikan hanya
diperuntukkan bagi anak-anak golongan bangsawan yang tidak usah berkerja mencari
nafkah.

Pada abad 19 pendidikan tidak lagi diarahkan pada pendidikan umum (Liberal Art),
tetapi pada pendidikan yang lebih yang bersifst praktis. Berkenaan dengan mata
pencaharian (pendidikan vokasional). Pada saat itu mulai berkembang mata-mata
pelajaran fisika, kimia, biologi, bahasa yang masih bersifat teoretis, juga berkembang
mata-mata pelajaran praktis seperti pertanian ,ekonomi, tata buku, kesejahteraan keluarga,
keterampilan dan lain-lain. Isi pelajaran diambil dari pengetahuan, dan nilai-nilai yang
telah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Para siswa dituntut untuk mengetahui semua
pengetahuan yang diberikan, apakah mereka menyenangi atau tidak, membutuhkannya
atau tidak. Karena pelajaran-pelajaran tersebut diberikannya secara terpisah-pisah, maka
siswa mengetahuinya pun terpisah-pisah pula. Tidak jarang siswa menguasai bahan
hanya pada tahap hafalan, bahan dikuasai secara verbalistis.

Lebih rinci kelemahan-kelemahan bentuk kurikulum ini adalah:

a. Kurikulum memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya.

b. Isi kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat,
yang sedang berlangsung saat sekarang.

c. Kurikulum ini kurang memperhatikan minat, kebutuhan dan pengalaman para perserta
didik.

d. Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di


dalam mempelajari dan menggunakannya.

e. Kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang memperhatikan cara penyampain.


Cara penyampaian utama adalah ekspositori yang meyebabkan peranan siswa pasif.

4
Meskipun ada kelemahan-kelemahan di atas, bentuk desain kurikulum ini
mempunyai beberapa kelebihan. Karena kelebihan-kelebihan tersebut bentuk kurikulum
ini lebih banyak dipakai.

a. Karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun secara sitematis logis,
maka penyusunannya cukup mudah.

b. Bentuk ini sudah dikenal lama, baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga lebih
mudah untuk dilaksanakan.

c. Bentuk ini memudahkan para perserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan
tinggi, sebab pada perguruan tinggi umumnya digunakan bentuk ini.

2. Disciplines Design
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design, keduanya masih
menekankan kepada isi atau materi kurikulum. Perbedaannya, pada subject design belum
ada kriteria yang tegas tentang apa yang disebut subject (ilmu). Sementara pada
disciplines design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu
pengetahuan itu. Perbedaan lain terletak pada tingkat penguasaan, discipline design tidak
seperti subject design yang menekankan penguasaan fakta-fakta dan informasi tetapi pada
pemahaman (understanding).

Bentuk ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan subject design,


diantaranya: pertama, kurikulum ini memiliki organisasi yang sistemik dan efektif tetapi
juga dapat memelihara integritas intelektual manusia. Kedua, peserta didik tidak hanya
menguasai serentetan fakta tetapi dapat menguasai konsep, hubungan, dan proses-proses
intelektual yang berkembang pada siswa. Desain ini masih memiliki beberapa kelemahan.
Pertama, belum dapat memberikan pengetahuan yang terintegrasi. Kedua, belum mampu
mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan. Ketiga, belum bertolak
dari minat dan kebutuhan atau pengalaman peserta didik. Keempat, susunan kurikulum
belum

3. Broad-Field Design
Broad-filed design merupakan pengembangan dari subject design dan disciplines
design. Dari dua desain tersebut masih menunjukkan adanya pemisahan antar-mata
pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan tersebut adalah dengan
mengembangkan the broad field design yakni desain yang menyatukan beberapa mata

5
pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah,
geografi, dan ekonomi digabung dalam pengetahuan sosial, dan sebagainya.

Broad field sudah merupakan perpaduan atau fusi dari sejumlah mata pelajaran
yang berhubungan. Ciri umum dari broad-fields ini adalah kurikulum terdiri dari suatu
bidang pengajaran dimana di dalamnya berpadu sejumlah mata pelajaran yang saling
berhubungan. Tujuan dari desain ini adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini
hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang bersifat
menyeluruh.

Ada dua kelebihan penggunaan kurikulum ini. Pertama, karena dasarnya bahan
yang terpisahpisah, walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata kuliah masih
memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya secara sistematis dan teratur. Kedua,
karena mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik melihat
hubungan antara berbagai hal. Di samping kelebihan tersebut, ada beberapa kelemahan
model kurikulum ini. Pertama kemampuan guru, untuk tingkat sekolah dasar guru mampu
menguasi bidang yang luas, tetapi untuk tingkat yang lebih tinggi, apalagi diperguruan
tinggi sukar sekali. Kedua, karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat
diberikan secara mendetil, yang diajarkan hanya permukaannya saja. Ketiga,
pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali, tidak menggambarkan kenyataan, tidak
memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang
membangkitkan minat belajar. Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah dibandingkan
dengan subject design, tetapi model ini tetap menekankan tujuan penguasaan bahan dan
informasi. Kurang menekankan proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan
kognitif tingkat tinggi.

B. Learner Centered Design (Berpusat pada Peran Siswa)


Learner centered design yakni kurikulum yang berpusat pada peranan siswa.
Desain ini hadir sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan
subject centered design. Desain ini berbeda dengan subject centered, yang berlatar
belakang dari citacita untuk melestarikan dan mewariskan budaya. Learner centered hadir
dari para ahli kurikulum yang memberikan pengertian bahwa kurikulum didesain dan
dibuat untuk peserta didik. Desain ini memberikan tempat utama kepada peserta didik. Di
dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik
sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-mengajar,
mendorong, dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

6
Ada dua ciri utama yang membedakan desain ini dengan subject centered, yakni:
pertama, learner centered mengembangkan kurikulum dengan berpusat pada peserta didik
dan bukan dari isi. Kedua, learner centered bersifat not-preplanned (tidak direncanakan
sebelumnya). Ada beberapa variasi model learner centered, yakni kurikulum berpusat
pada anak didik (child centered design), kurikulum berpusat pada pengalaman
(experience-centered).

1. Child Centered Design


Para penganjur childcentered design ini meyakini bahwa pembelajaran yang
optimal adalah ketika siswa dapat aktif di lingkungannya. Pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan siswa di lingkungannya. Dengan demikian, child centered
design harus berdasar kepada kehidupan, kebutuhan, dan kepentingan siswa.

2. Experience-centered design
Experience centered design adalah desain kurikulum yang berpusat pada kebutuhan
anak. Ciri utama dari experience-centered design adalah pertama, struktur kurikulum
ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Kedua, kurikulum tidak dapat disusun
terlebih dahulu, melainkan disusun secara bersama-sama oleh guru dengan para siswa.
Ketiga, desain kurikulum ini menekankan prosedur pemecahan masalah.

Desain ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: pertama, karena kegiatan


pendidikan didasarkan atas kebutuhan dan minat peserta didik, maka motivasi bersifat
instrinsik dan tidak perlu dirangsang dari luar. Kedua, pengajaran memperhatikan
perbedaan individual sehingga mereka mau turut dalam kegiatan belajar kelompok karena
membutuhkannya. Ketiga, kegiatan-kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal
pengetahuan untuk menghadapi kehidupan diluar sekolah.

C. Problems Centered Design (Berpusat pada Masalah yang Dihadapi Masyarakat)


Problem desain centered berawal dari pada filsafat yang mengutamakan peranan
manusia (man centered) yang menekankan pada kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan
masyarakat, menekankan pada isi, kurikulum mereka disusun sebelumnya, model
kurikulum ini berasumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosial.

Variasi model kurikulum ini, yaitu:

7
1. The Areas Of Living Design
Penekanan pada prosedur belajar melalui pemecahan masalah dan memiliki tujuan
yang bersifat proses dan isi diintegrasikan. Menggunakan pengalaman dan situasi nyata
dari siswa sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang kehidupan.

Kelebihan:

· Integrasi dari beberapa subjek berdasarkan problema sosial

· Prosedur belajar pemecahan masalah

· Penyajian bahan ajar yg relevan dengan kebutuhan masyarakat

Kelemahan:

· Penentuan lingkup/sekuens dari bidang kehidupan yg esensial, sulit dilakukan.

· Kurang/lemahnya kontinuitas/integritas organisasi isi kurikulum.

· Mengabaikan warisan budaya.

2. The Core Design


Dalam mengintegrasikan bahan ajar, mereka memilih mata pelajaran/bahan ajar
tertentu mereka memilih suatu mata pelajaran sebagai inti (core), dan pelajaran lain
dikembangkan disekitar inti/core tersebut. The core desagn diberikan oleh guru yg
berpengetahuan dan berwawasan luas, bukan spesialis disamping bimbingan guru
terhadap perkembangan sosial pribadi siswa.

Beberapa bentuk variasi the core desagn kurikulum, yaitu:

 The separated subject core


Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan antar mata pelajaran, beberapa mata
pelajaran yang dipandang mendasari atau yang menjadi inti pelajaran lainnya dijadikan
core.

 The correlated core


Berpangkal dari The separated subject core pengintegrasiannya bukan bukan hanya
dua atau tiga pelajaran, dengan jalan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang erat
hubungannya.

8
 The fused core
Berpangkal dari separated subject, pengintegrasiannya bukan bukan hanya dua atau
tiga pelajaran. Dalam studi inidikembangkan tema-tema masalah umum yang yang dapat
ditinjau dari berbagai sudut pandang.

 The activity/sekuens core


Berkembang dari learner centered desainnya berpusat pada minat dan kebutuhan
peserta didik.

 The areas living core


Bentuk desain ini dipandang sebagai core desain yang paling murni dan cocok
untuk program pendidikan umum.

 The sosial problems core


Bersifat terbuka untuk penyempurnaan pada setiap sat, agar tetap mutakir dan
relevan dengan perkembangan masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada bab sebelumnya, dapat kita simpullkan bahwa Subject centered
design curriculum merupakan bentuk desain yang paling popular, paling tua dan paling
banyak digunakan. Dalam subject centered design, kurikulum di pusatkan pada isi atau
materi yang akan diajarkan. Learner centered design yakni kurikulum yang berpusat pada
peranan siswa. Desain ini hadir sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap
beberapa kelemahan subject centered design. Learner centered design yakni kurikulum
yang berpusat pada peranan siswa. Desain ini hadir sebagai reaksi sekaligus
penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject centered design.

Walaupun sudah ada beberapa desain kurikulum seperti di atas, pasti ada kelebihan
dan kekurangan disetiap desain tersebut. Maka dari itu, kita sebagai pendidik mancari tau
apa yang cocok untuk dijadikan pedoman agar pendidikan terus berjalan sehingga anak
bangsa semakin maju dan berkarakter.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dari saya agar pendidikan semakin maju dan
mampu bersaing dengan negara lainnya, maka kita sebagai tenaga pendidik harus lebih
berusaha dan ikhlas dalam misi mencerdaskan bangsa. Mencari dan mencocokkan
pedoman atau kurikulum terhadap para peserta didik agar peserta didik tidak terlalu
tertekan dengan kurikulum yang mereka jalankan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Andesnata Putra, Desain Kurikulum. Pada
https://sites.google.com/site/putraandesnata/desain-kurikulum, di akses (April 03,
2021).

Anknow, (Juli, 2016). Desain Kurikulum. Pada


http://comsani.blogspot.com/2016/07/desain-kurikulum.html, di akses (April 03,
2021).

Rachman Kurnia Fiqi, (November 17, 2015), Desain Kurikulum. Pada


http://fiqirachman.blogs.uny.ac.id/2015/11/17/desain-kurikulum/, di akses (April
03, 2021).

11

Anda mungkin juga menyukai