DOSEN PENGAMPUH :
Oleh :
Kelompok 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kurikulum Berbasis Subjek Malter dan Kurikulum Berbasis Kompetensi ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak/Ibu guru yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai virus serta manfaat dan bahaya virus bagi
kehidupan manusia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penyusun
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
KATA PENGANTAR..........................................Error! Bookmark not defined.
BAB I. PENDAHULUAN........................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang.........................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah....................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan......................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II. PEMBAHASAN.....................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Konsep Kurikulum Berbasis Subjek Malter dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi..............................................Error! Bookmark not
defined.
1.2 Perbandingan Kurikulum Berbasis Subjek Malter dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi..............................................Error! Bookmark not defined.
BAB III. PENUTUP.............................................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan..............................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran.........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...........................................Error! Bookmark not defined.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
tujuan yang terencana, sehingga semua sekolah mempunyai standar dalam
penentuan pengalaman dan hasil belajar siswa.
Sesungguhnya jantung sekolah adalah kurikulum, unsur kurikulum yang tak
dapat dikurangi adalah ilmu pengetahuan. Inti ilmu pengetahuan dan isi pokok
atau mata pelajaran dari pengajaran diketemukan dalam subjek akademik yang
pertama bersifat intelektual, seperti bahasa dan literature, matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Sejarah, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan kesenian. (John D.
MC. Neil, 1988: 82). Kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
(Dr. Nana Sudjana, 1989: 4).
Kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran. Rumusan kurikulum terdiri
dari dua hal pokok yaitu: (1) isi kurikulum, adalah mata pelajaran (subject
matter) yang diberikan oleh sekolah pada anak didik, (2) tujuan utama
pendidikan/kurikulum, ialah menguasi mata pelajaran yang disimbolkan dalam
bentuk ijazah atau sertifikat. Kurikukum dibuat dengan berbagai macam desain,
konsep, maupun rencana lainnya, yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan
pembelajaran.
5
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep kurikulum berbasis subjek malter dan kurikulum
berbasis kompetensi
2. Untuk mengetahui Perbandingan Kurikulum Berbasis Subjek Malter,
Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan kurikulum 2013
6
BAB II
PEMBAHASAN
Secara teoritik, sebagaimana dikemukakan oleh John Mc. Neil (1977) bahwa
terdapat empat pendekatan dalam perkembangan kurikulum, yaitu pendekatan
akademik (academic approach), pendekatan humanistik (humanistic approach),
pendekatan rekonstruksi sosial (social reconstruction approach) dan pendekatan
teknologi (technology approach). Pendekatan akademik dalam pengembangan
kurikulum digunakan apabila kurikulum yang dikembangkan tersebut diarahkan
sebagai wahana untuk mengembangkan suatu bidang keilmuan tertentu.
pendekatan humanistic digunakan apabila kurikulum yang dikembangkan
diarahkan sebagai wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik. Pendekatan rekonstruksi sosial digunakan kurikulum apabila kurikulum
yang dikembangkan diarahkan sebagai wahana pengembangan siswa berdasar atas
tuntutan masyarakat, sedang pendekatan teknologi digunakan apabila kurikulum
tersebut diarahkan untuk mempersiapkan siswa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta mencetak tenaga-tenaga terampil yang mampu
mengembangkan teknologi dalam kehidupannya. Pendekatan teknologi dalam
pengembangan kurikulum ini secara substansial dapat dipandang identik dengan
pendekatan kompetensi (Muhadjir, 1996), yang kemudian dikenal dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau competency based curriculum
(CBC).
KBK merupakan konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2002) kompetensi
7
sebagaimana dijelaskan oleh Mc. Ashan sebagai....is a knowledge, skills, and
abilities or capabilities that a person achieves, which becam part of his or her being
to the exent her or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective and
psychomotor behaviors. Di samping itu, kompetensi juga dapat diartikan sebagai
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak yang
dilakukan secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang
untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu (Litban Depdiknas, 2002).
Secara yuridis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi ini merupakan
konsekuensi logis adanya perubahan kebikakan yang sangat mendasar pemerintah
dari penerapan sistem sentralisasi ke desentralisasi, yang secara eksplisit tertuang
dalam PP Nomor 22 tahun 1999 dan PP Nomor 25 tahun 1999. kedua PP tersebut
merupakan tonggak histories bagi proses demokratisasi di dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia. proses demokratisasi tersebut
mengimplikasikan adanya perubahan paradigma dalam semua bidang kehidupan,
termasuk dalam bidang pendidikan, yaitu: dari paradigma sentralistik berubah
menjadi desentralistik, dari serba pusat berubah menjadi serba daerah (otonom),
dari top down menjadi bottom up. Desentralisasi pendidikan atau lazim disebut
otonomi pendidikan mengandung makna bahwa kewenangan melaksanakan
pendidikan secara penuh diarahkan pada pemerintah daerah (Pemkab atau
Pemkot).
Dalam koridor reformasi, otonomi pendidikan berarti: Pertama, menata kembali
sistem pendidikan nasional yang sentralistik menuju sistem pendidikan yang
desentralistik, di mana partisipasi masyarakat menjadi dominan. Kedua, gerakan
demokratisasi masyarakat nasional yang ditandai oleh adanya pengembalian hak-
hak dan kewajiban masyarakat untuk mengurus pendidikannya. Dalam konteks ini
dunia pendidikan menempatkan masyarakat sebagai the stake holder. Ketiga,
otonomi pendidikan bukan berarti melepaskan segala ikatan-ikatan nasionalitas,
justru otonomi pendidikan merupakan upaya untuk memperkuat dasar-dasar
8
pendidikan pada tingkat grass- mot dalam rangka memperkokoh pluralitas (Tilaar,
2002).
9
B. Perbandingan Kurikulum Berbasis Subjek Malter, Kurikulum Berbasis
Kompetensi dan Kurikulum 2013
dimulai dari yang sederhana menuju kepada yang lebih sulit dan
kompleks.
cara penyajian didasarkan kepada pengetahuan prasarat. Cara ini
ditemukan pada penyajian mata pelajaran yang berisikan hukum dan
prinsip, seperti fisika, tata bahasa, ilmu pasti, dan lain-lain.
10
Dimulai dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagian. Pengajaran
geografi dimulai dari globe bumi kemudian baru dipelajari bagian-
bagian dari belahan bumi.
Penyajian yang bersifat kronologis. Fakta dan gagasan disusun dalam
rangkaian waktu sehingga penyajian peristiwa yang muncul kemudian
selalu diawali oleh kejadian yang mendahuluinya. Prosedur mengajar
beserta tekniknya didasarkan kepada aktivitas bahasa seperti kuliah,
ceramah, diskusi, tanya jawab, laporan tertulis, laporan lisan, dll. Yang
dianggap penting dalam kurikulum ini ialah proses menerima dan
menghafalkan mata pelajaran yang disajikan.
Dengan penekanan pada standar kompetensi dan hasils belajar, maka KBK
memiliki karakteristik sebagai berikut (Depdiknas RI) Menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi. Sumber
11
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif. Penilaian penekanan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Sedangkan desentralisasi
pengembangan kurikulum pada daerah Kabupaten/kota atau sekolah berimplikasi
pada hal-hal berikut (Depdiknas RI). Pengembangan pelaksanaan kurikulum
menjadi dinamis dengan pemecahan masalah yang secara langsung dapat ditangani
pada tingkat sekolah atau daerah.
Pengelolaan kurikulum sepenuhnya ditangani oleh sekolah sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya. Pemberdayaan tenaga-tenaga kependidikan
potensial di daerah untuk dilibatkan dalam penyusunan silabus, pelaksanaan dan
penilaiannya. Pemanfaatan sumber-sumber daya pendidikan kainnya yang terdapat
di daerah yang bersangkutan untuk penyusunan silabus kurikulum. Sekolah
mempunyai peran dan tanggung jawab besar bagi peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah. Daerah atau sekolah dapat secara leluasa dan bertanggung jawab untuk
menentukankebijakan operasional pendidikan di lingkungan daerah atau
sekolahnya.
3. Kurikulum 2013
12
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karenanya
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting diajarakan dalam rangka untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis,
saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial,
sebagaimana tujuan pendidikan nasional tersebut.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
"menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan".
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas" mengingat memahami. menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
"mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta". Karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi
karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based leaming).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
14
3.2. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf, kami
mengharapakan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Fahmi Reza. "Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Semester Genap Di SMA
Negeri 01 Batu." Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9
(2019):
1689-1699.
17