Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah menghendaki terselesaikannya tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat berbingkai salam tidak lupa juga kami lantunkan kepada junjungan Nabi
kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang yakni Islam Rahmatan Lil ‘alamin.
Makalah mata kuliah dengan topik pembahasan “KURIKULUM 2013” ini di susun 
dengan ringkas, dengan harapan agar pembaca dapat memahami dan mengamalkan  ilmunya.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk 
menyempurnakan isi dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi  manfaat
bagi kita semua.

Bukittinggi, 10 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................

C. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

A. Kurikulum 2013.........................................................................................

B. KI,KD, Tema Setiap Tingkatan Kelas.......................................................

C. Pemetaan Indikator....................................................................................

D. Pengembangan Indikator dan Tujuan........................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. Simpulan....................................................................................................

B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem
pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan kurikulum yang mampu diterima oleh
semua peserta didik.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata
pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Salah satu konsep terpenting untuk maju
adalah “melakukan perubahan”.
Dalam perkembangannya sekarang diberlakukan kurikulum2013 yang merupakan
hasil dari evaluasi kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Pengembangan kurikulum 2013 diorientasikan untuk peningkatan
dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge). Kurikulum ini diharapkan mampu menyongsong peserta didik
agar bisa memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu
pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian
pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian
sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

 Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua


pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara
kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
 Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh
yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil
pembelajaran yang sudah ditentukan.
 Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua
pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan


tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19)


adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (kebudayaan, 2013).
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006.
Pengembangan kurikulum 2013 diorientasikan untuk peningkatan dan keseimbangan
yang mencakup kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan
keterampilan secara terpadu (skill). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun
2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang
telah disepakati.

Rasional pengembangan Kurikulum 2013 perlu dilakukan karena adanya


berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal, sebagai berikut (kebudayaan, 2013):

1.Tantangan Internal

a.Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan


yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

b.Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

2.Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan


dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pendagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka.

a.Tantangan masa depan antara lain globalisasi (WTO, ASEAN Community,


APEC, CAFTA), Masalah lingkungan hidup, Kemajuan teknologi informasi,
Konvergensi ilmu dan teknologi, Ekonomi berbasis pengetahuan, Kebangkitan
industri kreatif dan budaya, Pergeseran kekuatan ekonomi dunia,Pengaruh dan
imbas teknosains, Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan,
Materi TIMSS dan PISA.
b.Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang
mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk
bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya dan memiliki rasa
tanggungjawab terhadap lingkungan.

c.Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,


beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.

d. Perkembangan pengetahuan dan pendadogi antara lain neurologi,


psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative learning.

e. Fenomena negatif yang mengemuka antara lain perkelahian pelajar,


narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian.

3.Penyempurnaan Pola Pikir

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran, seperti sebagai berikut (kebudayaan, 2013):

a.Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa,

b.Dari satu arah menuju ineraktif,

c.Dari isolasi menuju lingkungan jejaring,

d.Dari pasif menuju kreatif menyelidiki,

e.Dari abstrak menuju konteks dunia nyata,

f.Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis IT atau kelompok,

g.Dari luas menuju prilaku khas memberdayakan kaidah keterkaitan,

h.Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala arah,

i.Dari alat tunggal menuju alat media,


j.Dari hubungan satu arah menuju kooperatif,

k.Dari produksi massa meuju kebutuhan pelanggan,

l.Dari usaha sadar tunggal menuju jamak,

m.Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak,

n.Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan,

o.Dari pemikiran faktual menuju kritis,

p.Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan

Landasan Kurikulum 2013


1. Landasan Filosofis
a. Filosifis pancasila yang memberikan berbagai pronsip dasar dalam
pembangunan pendidikan.
b. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai
akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
2. Landasan Yuridis
 RPJMM 2010-1014 sektor pendidikan tentang perubahan tentang
metodologi pembelajarn dan penatan kurikulum.
 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
 INPRES Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pengembangan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
3. Landasan Konseptual
 Relevansi pendidikan (link and match)
 Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
 Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
 Pembelajaran aktif (student active learning)
 Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh[ CITATION EMu13 \l 3081 ].
Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui
pengembangan kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan
pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik
sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara
kontekstual[ CITATION EMu13 \l 3081 ].

Elemen Perubahan Kurikulum 2013


Perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut
empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan [ CITATION EMu13 \l
3081 ](SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat ini
dirumuskan dalam tujuh elemen, sebagai berikut[ CITATION Sho13 \l 3081 ]:
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Lulusan - Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kedudukan Mata - Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran
Pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
(ISI) kompetensi.
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik Mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran
Pendekatan (ISI) integratif dalam wajib dan wajib, pilihan,
semua mata pilihan. dan vokasi.
pelajaran
Struktur Kurikulum - Holistik dan - TIK menjadi - Perubahan - Penyesuaian
(mata pelajaran dan integratif media semua sistem: ada jenis keahlian
alokasi waktu) berbasis sains mata matapelajara berdasarkan
(ISI) (alam, sosial, pelajaran n wajib dan spektrum
dan budaya) - Pengembang ada mata kebutuhan saat
- Jumlah mata an diri pelajaran ini
pelajaran dari terintegrasi pilihan - Penyeragaman
10 menjadi 6 pada setiap - Terjadi mata pelajaran
- Jumlah jam matapelajara pengurangan dasar umum
bertambah 4 n dan mata - Produktif
JP/minggu ekstrakurikul pelajaran disesuaikan
akibat er yang harus dengan trend
perubahan - Jumlah diikuti siswa perkembangan
pendekatan matapelajara - Jumlah jam di Industri
pembelajaran n dari 12 bertambah 2 - Pengelompokk
menjadi 10 JP/minggu an mata
- Jumlah jam akibat pelajaran
bertambah 6 perubahan produktif
JP/minggu pendekatan sehingga tidak
akibat pembelajaran terlalu rinci
perubahan pembagiannya
pendekatan
pembelajaran
- semula standar prosesnya terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,
menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
- belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat
- guru bukan satu-satunya sumber belajar

Proses Pembelajaran - sikap tidak diajarkan secara verbal tetapi melalui contoh dan
teladan.
Tematik dan IPA dan IPS Adanya mata Kompetensi
terpadu masing-masing pelajaran wajib keterampilan
diajarkan dan pilihan yang sesuai
secara terpadu sesuai dengan dengan standar
bakat dan industri
minatnya
Penilaian - pergesaran dari penilaian melalui tes menjadi penilaian otentik
- memperkuat Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor
ideal
- penilaian tidak hanya level KD tetapi juga kompetensi inti dan SKL
- mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrumen utama penilaian.
Kegiatan - Pramuka - Pramuka - Pramuka - Pramuka
Ekstrakurikuler (wajib) (wajib) (wajib) (wajib)
- UKS - OSIS - OSIS - OSIS
- PMR - UKS - UKS - UKS
- Bahasa - PMR - PMR - PMR
Inggris - Dll - Dll - Dll

Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.


Kelebihan Kurikulum 2013

a. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan
budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
b. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan
potensi mereka.
c. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak
usia dini.
d. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.

Kelemahan Kurikulum 2013

a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam
proses pengembangan kurikulum 2013.
b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

B. KI,KD, Tema setiap tingkat kelas


1. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten
atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran[ CITATION Abd14 \l 3081 ].
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan operasionalisasi standar kompetensi lulusa
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
mayelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang menggambarkan
kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetens inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbanga antara pencapaian hard skill dan soft skill.
Kompetensi inti berfungsi sebagai untur pengorganisasian (organizing
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasian, kompetensi inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi
dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten
kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/ jenjang diatasnya
swhingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten . kompetensi dasar satu mata pelajaran
dengan isi kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat[ CITATION EMu13 \l 3081 ].
Kegiatan ini terkait pengembangan kompetensi yang akan dicapai
berdasarkan kompetensi yang telah dicapai sebelumnya dari hasil asesmen. Prosedur
yang dilakukan meliputi:
1. Memilih kompetensi dasar dari tiap bidang studi yang terdapat pada empat (4)
kompetensi inti (KI 1, KI 2, KI 3, KI 4).
2. Kompetensi dasar yang dipilih atas dasar berkaitan dengan tema.
3. Kompetensi dasar yang ditentukan/dipilih dimulai dari kompetensi dasar di KI 3,
bergeser ke Kompetensi dasar KI 4, diintegrasikan kompetensi dasar yang terdapat
di KI 2, dan KI 1.
4. Kompetensi dasar setiap bidang studi yang tercantum di KI 3, KI 4, KI 2 dan KI 1
berdasarkan deskripsi hasil asesmen.
5. Pemetaan antara kompetensi dasar pada KI 3; KI 4; KI 2;dan KI 1 yang terkait
tema.
6. Kompetensi dasar setiap bidang studi yang tercantum di KI 3, KI 4, KI 2 dan KI 1
ditata secara skema dan digambarkan melalui jaringan tema.
7. Mengembangkan indikator tiap kompetensi dasar atas dasar hasil asesmen.
8. Indikator juga terkait tema dan mengembangkan aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pengetahuan yang meliputi konsep, fakta, prosedural, dan
metakognitif dipilih sesuai dengan kondisi peserta didik lamban belajar (slow
learner).
9. Khususnya pengetahuan yang konsep dan metakognitif menjadi fokus untuk
dikembangkan indikator bersifat lebih konkrit dengan perilaku belajar yang dapat
dilaksanakan oleh siswa lamban belajar (slow learner).
3.Tema
Contoh:
Hasil dari asesmen sebagai dasar untuk membuat peta yang mendukung tema.
Tema adalah yang menjadi pokok pembicaraan. Untuk itu, pemetaan tema dan KD
maupun indikator dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
Contoh di atas baru peta dari kompetensi dasar dua bidang studi.
1. Cakupan kompetensi dasar ditentukan dari hasil asesmen yang berupa capaian yang
dimiliki peserta didik.
2. Selanjutnya, setelah mencantumkan kompetensi dasar dituliskan indikator-indikator
belajar atau perilaku yang dapat dilakukan siswa atas dasar hasil asesmen.

C. Pemetaan Indikator
D. Pengembangan Indikator dan Tujuan
Pengembangan Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Menurut depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang
lebih spesifik. Sedangkan menrut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran
dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon
yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga
dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah
dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang
dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan alat penilaian.
Sedangkan Darwin Syah berpendapat Indikator pembelajaran adalah
karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh
siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar
tertentu.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan
untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur
sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata
pelajaran tertentu.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam mengembangkan indikator
adalah sebagai berikut:
a.Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam Kompetensi Dasar.
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau
daerah.

Selain hal-hal di atas, dalam merumuskan indikator juga perlu


diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang
dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan
peserta didik.
c.Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki
kompetensi.
d.Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu
tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
e.Indikator harus dapat memenuhi karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
f.Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik.
Adapun Indikator berfungsi sebagai berikut:
a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator
yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan
arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta
lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi
dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya
sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan
gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi.
Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural
menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi
ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.

Adapun contoh indikator dalam matematika yaitu:


1.Menuliskan teorema pythagoras pada segitiga siku-siku dalam berbagai
posisi.
2.Menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku menggunakan teorema
pythagoras.
Mekanisme Pengembangan Indikator
Dalam mekanisme pengembangan indikator membutuhkan beberapa
langkah-langkah, yaitu:
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat
mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut.Tingkat
kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam
SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu
tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada
tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan.
Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang
diinginkan.
Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan
disajikan dalam tautan ini (Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional).
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan
aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan.
Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi
yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka
indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang
diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan
Psikomotorik disajikan dalam tautan ini Kata Kerja Ranah Kognitif, Afektif
dan Psikomotor.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan
penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi
sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih
menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan
keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek
kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi
pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan
menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan
pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai
karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator.
Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai
tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta
didik yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam
intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu
mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik
visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian
yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional.
Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan
indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama.
Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat
mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf
internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan
mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang
digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan
dalam mengembangkan indikator.

3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi


Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu
dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan
indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan
peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan
kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga
harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang
akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang
berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
Secara lebih ringkas berikut adalah langkah-langkah dalam
merumuskan indikator
Langkah-langkah dalam merumuskan Indikator
1.Memahami kompetensi dan ruang lingkup materi dari KD. Hal ini
dilakukan dengan memisahkan kompetensi dan ruang lingkup materi.
2. Menyusun daftar kriteria kompetensi. Hal ini dilakukan dengan mengukur
menggunakan kata kerja operasional.
3. Merumuskan indikator dengan menggabungkan kriteria kompetensi
Contoh Indikator
Muatan Pelajaran: PKn (Buku Guru Kelas 1, Tema 6, Sub Tema 1, Pembelajaran 1,
Hal:3)

KD: 3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari


dirumah.

Mengidentifikasi = C1 ( Mengingat ) Taksonomi Bloom

Indikator:
3.2.1 Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
rumah
3.2.2 Menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah
3.2.3 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
rumah

Pengembangan Tujuan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Perubahan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah atau
meningkatkan kualitas kehidupan. Demikian halnya dengan pendidikan, setiap usaha
perubahan seharusnya diarahkan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Perubahan pendidikan sehrusnya berkesinambungan. Namun, tidak demikian
dalam pelaksanaannya, sering kali perubahan itu dilakukan hanya untuk memenuhi
ambisi pribadi penguasa, termasuk perubahan dalam bidang pendidikan di indonesia,
sehingga banyak anggapan umum yang beredar di masyarakat tentang ganti mentri ganti
kebijakan, dan sebagainya.

Kurikulum 2013 seharusnya bisa dijadikan sebagai tonggak perbaikan


berkesinambungan dalam pendidikan, perbaikan-perbaikan selanjutnay dapat dilakukan
oleh guru dan kepala sekolah, sehingga tidak harus ganti orang ganti kurikulum. Bahkan
kalalu memungkinkan selama bangsa indonesia masih mendasarkan kehidupannya pada
pancasila dan UUD 45, tidak usah ada lagi perubahan kurikulum secara makro, cukup
perubahan atau penyesuaian ditingkat sekolah dan satuan pendidikan. Dengan demikian
perubahan kurkulum itu menjadi tugas guru, dan kepala sekolah, serta bekerja sama
dengan masyarakat melalui komite sekolah dibawah pengawasan dinas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, M. P. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

kebudayaan, k. p. (2013). Rasional kurikulum. jakarta: kementrian pendidikan dan


kebudayaan.

Kebudayaan, M. P. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri PendidikanStandar


Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah . jakarta: kementrian agama.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis. Bandung:
Interes Media.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Tania. (2015). Dokumen Kurikulum 2013. Dokumen Kurikulum 2013, 20.

Anda mungkin juga menyukai