Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk membangun suatu bangsa yang besar maka hal yang pertama

dilakukan adalah membangun sistem pendidikan yang baik, dan jika ingin

membangun pendidikan yang baik, maka hal pertama yang harus dilakukan

adalah membangun sistem kurikulum, karena kurikulum merupakan sebagai alat

untuk mencapai tujuan pendidikan, dan pada hakekatnya kurikulum merupakan

suatu kendaraan untuk sampai pada tujuan pendidikan nasional. Sebab kurikulum

merupakan jantung dunia pendidikan sehingga kurikulum itu mutlak dan harus

ada untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.

Untuk dapat berkompetisi dalam dunia internasional, kurikulum harus

dikembangankan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat moderen

sehingga perlu dilakukan analisis pengembangan lebih dalam dan menyeluruh

sebelum kurikulum tersebut diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Di abad

teknologi ini akan menjadi tantangan terbesar dalam mengembangkan kurikulum

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diperlukan inovasi untuk merancang

pengembangan berbasis teknologi tetapi tidak lepas dari tujuan pendidikan

nasional.

Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu

bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di

masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum

pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk

1
menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan

haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Kurikulum berperan sebagai alat palaksana proses pendidikan. Namun

perubahan kebutuhan masyarakat terhadap lulusan jenjang pendidikan terus

meningkat, kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan tersebut. Di Indonesia

sendiri sudah sering terjadi perubahan kurikulum. Dari kurikulum 1947, 1952,

1964, 1968, 1975, 1984, 1994. Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan

pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya

kurikulum yang ada sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbaharui menjadi

kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selang dua tahun

kemudian KBK pun telah mengalami pembaharuan menjadi KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan) atau kurikulum 2006 dan pada tahun 2013 kurikulum

KTSP dianggap tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat sehingga

diperbaharui menjadi kurikulum 2013 (K.13). Akan tetapi dalam rencana

pelaksanaannya, kurikulum 2013 ini mendapat banyak pro dan kontra dari

berbagai kalangan, baik dari masyarakat, guru, dan para pakar pendidikan lainnya.

Perlunya pengembangan kurikulum 2013, untuk menghadapi berbagai

masalah dan tantangan masa depan yang semakin lama semakin rumit dan

kompleks. Bebagai tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan

globalisasi dan pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan

teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis

pengetahuan kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan

ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, inpestasi dan transformasi

2
pada sektor pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang harus dimiliki oleh

peserta didik.

Untuk menghadapi tantangan tersebut kurikulum harus mampu membekali

peserta didik dengan berbagai kompetensi.Berdasarkan hal tersebut, maka kami

menyusun sebuah makalah tentang Analisis Pengembangan Kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penyusunan makalah ini adalah?

1. Apa Pengertian K.13?

2. Bagaimana acuan oprerasional penyusunan K.13?

3. Bagaimana isi atau muatan K.13?

4. Bagaimana tujuan pengembangan K.13?

5. Bagaimana prinsip pengembangan K.13?

6. Bagaimana analisis K.13 matapelajaran Biologi?

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalahuntuk mengetahui:

1. Pengertian K.13

2. Acuan oprerasional penyusunan K.13

3. Isi atau muatan K.13

4. Tujuan pengembangan K.13

5. Prinsip pengembagan K.13

6. Analisis K.13 matapelajaran Biologi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013(K.13)

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum curriculum pada mulanya berasal dari kata curir

yang berarti pelari dan curere yang mengandung makna tempat berpacu,

yang pada awalnya kata tersebut digunakan di dalam dunia olahraga (Latifatul,

2013). Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus

dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan

pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut,

dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan

pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada

satuan pendidikan (Hamalik, 2006).

Berbeda dengan (Rusman, 2012), kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Sejalan dengan pasal 1 ayat 19

Undang-undang Sisdiknas pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

4
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU. No. 20 Th. 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional).

Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau

pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum biasanya

dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang

fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan

kurikulum yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional

(Nana Syaodih, 2009).

2. Pengertian Kurikulum 2013 (K13)

Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang

dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat,

perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan

fenomena negatif yang mengemuka (Pedoman Pelatihan Implementasi

Kurikulum 2013, 2013)

Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan teknologi seperti

yang digariskan dalam haluan negara. Pengembangan kurikulum 2013 didasari

oleh pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat

pengetahuan dan pedagogi, kompentensi masa depan, serta fenomena negatif

yang mengemuka (Mulyasa, 2015).

Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis

karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013

5
sendiri merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman,

skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas

materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan

santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi

menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan

sejak 2006 lalu.

B. Acuan Operasional Penyusunan K.13

Penyusunan kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia, Keimanan dan ketaqwaan

serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik

secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua matapelajaran

dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.

2. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik, Kurikulum disusun agar

memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan

intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan, Daerah

memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat

keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan

kontribusi bagi pengenbangan daerah.

6
4. Tuntutan pengembangan daerah dan nasional, Pengembangan kurikulum

harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan

nasional.

5. Tuntutan dunia kerja, Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk

membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi

mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, Kurikulum harus

dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. agama, Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan

kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang

berlaku di lingkungan sekolah.

8. dinamika perkembangan global, Kurikulum harus dikembangkan agar

peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup

berdampingan dengan negara lain

9. persatuan dan nilai-nilai kebangsaan, Kurikulum harus mendorong

wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat

keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10. kondisi sosial budanya masyarakat setempat, Kurikulum harus

dikembangakan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

7
11. kesetaraan jender, kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang

berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender.

12. karakteristik satuan pendidikan, Kurikulum harus dikembangkan sesuai

dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

Menurut Mulyasa (2015), pengembangan kurikulum 2013 dilandasi

secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai berikut:

1. Landasan filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan

kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi kurikulum,

proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubuangan

peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi

manusia indonesia yang berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan

nasional. a) Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan b) Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-

nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat

2. Landasan Yuridis berdasarkan Permendikbud no. 68 tahun 2013 tentang

kurikulum 2013.

a) RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan, tentang perubahan metodologi

pembelajaran dan penataan kurikulum

b) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

8
c) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan

prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan

metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa

untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa

d) Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan sebagaiamana telah diubah dengan peraturan pemerintah

nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah

nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

3. Landasan Konseptual

a) Relevansi Pendidikan (link and match)

b) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter

c) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)

d) Pembelajaran aktif (Student active learning)

e) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh

C. Isi atau Muatan K.13

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum

dalam bentuk matapelajaran, posisi konten/ matapelajaran dalam kurikulum,

distribusi konten/ matapelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk

matapelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur

kurikulum merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem

belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran

(Kemendikbud, 2013).

9
Permendikbud no. 69 tahun 2013 menjelaskan bahwa kurikulum 2013

dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber

belajar;

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan

5. Mompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses

pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan

dalam kompetensi inti

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar

matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

10
Muatan umum kurikulum SMA/MA/SMK sederajat sesuai dengan pasal

77K peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

menyebutkan kurikulum pendidikan menengah terdiri atas:

1. Muatan umum untuk SMA/MA, SMALB dan SMK/MK;

2. Muatan peminatan akademik SMA/MA dan SMK/MK;

3. Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMA/MA,

SMALB;

4. Muatan peminatan kejuruan untuk SMA/MAK; dan

5. Muatan pilihan lintas minat atau pendalaman minat untuk SMK/MAK.

Dalam Permendikbud no. 69 tahun 2013 tentang kurikulum SMA/MA,

Struktur kurikulum 2013 pendidikan menengah untuk SMA terdiri dari (a)

Kelompok Matapelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B;

(b)Kelompok Matapelajaran C yaitu pilihan Kelompok Peminatan terdiri atas

Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya;

dan (c)Khusus untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan tersebut,

dapat ditambah dengan peminatan lainnya yang diatur lebih lanjut oleh

Kementerian Agama.

Kelompok matapelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum

yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan

tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk

mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.

Kurikulum 2013 Pendidikan Menengah (SMA), disajikan pada tabel berikut:

11
Tabel 2.1 Matapelajaran pendidikan menengah

Keterangan:

Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang

kontennya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B adalah

kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan

dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah

daerah.

Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang

memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar

12
tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu

belajar 3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit

per minggu; dan seterusnya

Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang

telah ditetapkan dalam struktur di atas

Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan

lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.

Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah

minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh

Kementerian Agama.

Kelompok matapelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok

matapelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2)

untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau ketrampilan

tertentu. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar

berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik

melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan

Matapelajaran antar Kelompok Peminatan.

Tabel 2.2 Matapelajaran Peminatan dalam Kurikulum Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah

13
Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok

Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu Budaya dan Bahasa.

Sejak medaftar ke SMA, di Kelas X seseorang peserta didik sudah harus memilih

kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan Kelompok

Peminatanberdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs,

rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan

(placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog.

Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah

14
Kelompok Peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan

rekomendasi guru bimbingan dan konseling.

Semua matapelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan

wajib diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh matapelajaran di

Kelompok Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti matapelajaran tertentu

untuk lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas

X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Matapelajaran lintas minat yang

dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Di Kelas X, jumlah jam

pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per minggu 6 jam pelajaran, dapat

diambil dengan pilihan sebagai berikut:

1. Dua matapelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok

Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau 2) Satu

matapelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok

Peminatan pilihan.

2. Khusus bagi kelompok peminatan ilmu bahasa dan budaya, selain pola

pilihan yang di atas, di kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan

sebagai berikut:

a. satu pilihan wajib matapelajaran dalam kelompok bahasa asing lain

(Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari

matapelajaran wajib kelompok peminatan ilmu bahasa dan budaya

b. dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari matapelajaran bahasa

asing lainnya,

15
c. satu matapelajaran bahasa asing lainnya (3 jam pelajaran) dan satu

matapelajaran dari kelompok peminatan ilmu alam dan matematika

atau kelompok peminatan ilmu-ilmu Sosial,

d. satu matapelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam

dan satu Matapelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial,

e. dua matapelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan

Ilmu Alam atau di kelompok peminatan Ilmuilmu Sosial.

Di kelas XI dan XII peserta didik kelompok peminatan ilmu bahasa dan

budaya dapat memilih satu matapelajaran (4 jam pelajaran) dari bahasa asing

lainnya atau satu matapelajaran di kelompok peminatan matematika dan ilmu

alam atau ilmu-ilmu sosial.

D. Tujuan Pengembangan K.13

Undang-undang No.20 Tahun 2013 menjadi acuan dalam menentukan

tema pengembangan kurikulum 2013 yaitu membentuk 3 aspek:

1. Sikap dengan menimbulkan rasa ingin Tahu Mengapa

2. Pengetahuan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Apa

3. Keterampilan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Bagaimana

Ketiga hal diatas dibentuk dengan memusatkan pengembangan elemen-

elemen kurikulum berikut ini:

1. Standar Kompetensi Lulusan

2. Standar Isi

3. Struktur Pembelajaran

4. Proses Pembelajaran

16
5. Proses Penilaian

6. Silabus

7. Rancangan Perencanaan Pembelajaran

8. Buku-Buku Kurikulum

Penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013 bertujuan untuk

memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya

yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan

dilaksanakan. Selain itu, Kurikulum 2013 disusun antara lain agar dapat memberi

kesempatan peserta didik untuk:

1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan

2. belajar untuk memahami dan menghayati

3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Dengan menekankan Pendidikan karakter maka Kurikulum 2013

memliki tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh dan

seimbang, sesuai dengan standar kompetensi pada setiap jenjang

pendidikan.

17
2. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif

3. Mampu menghasilkan insan Indonesia yang Produktif, Kreatif, Inovatif,

Afektif melalui pembentukan dan penguatan aspek Sikap, Keterampilan

dan Pengetahuan yang terintegrasi.

4. Mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

E. Prinsip Pengembangan K.13

Sesuai dengan kondisi negera, kebutuhan masyarakat, dan berbagai

perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam

pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu

memperhatikan dan mempertimbangakan prinsip-prinsip sebagai berikut

(Kemendikbud, 2013):

1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengaju pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangakan

dengan prinsip sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik

3. Matapelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian

kompetensi

4. Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional

dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.

18
5. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan

6. Standar proses dijabarkan dari standar isi

7. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi

dan standar proses

8. Standar kompetensi lulusan di jabarkan dalam kompetensi inti

9. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu matapelajaran.

10. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,

daerah, dan satuan pendidikan. tingkat nasional dikembangkan oleh

pemerintah, tingkat daerah dikembangakan oleh pemerintah daerah dan

tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.

11. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik

12. Penilaian hasil belajar berdasarkan proses dan produk.

13. Proses belajar dengan pendekatan ilmiyah (scientific approach)

Secara umum ada beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum,

yaitu:

1. Prinsip relevansi, kata relevansi mempunyai arti yakni kedekatan

hubungan dengan apa yang terjadi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan,

berarti perlunya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan

19
masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum yang relevan dalam

pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang terlibat

dalam prosess produksi dengan menggunakan teknologi tertentu.

2. Prinsip fleksibitas, fleksibilitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang

gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.

3. Prinsip efektivitas, sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai

sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan.

4. Prinsip efisiensi, sering kali di konotasikan dengan prinsip ekonomi, yang

berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-

kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar

mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang

digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat

optimal dan hasilnya pun bisa optimal.

5. Prinsip berorientasi tujuan, prinsip berorientasi tujuan berarti bahwa

sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang

pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu.

6. Prinsip dan model pengembangan kurikulum, prinsip ini memiliki maksud

bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus

menerus, yakni dengan cara memperbaika, menetapkan dan

mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudh berjalan setelah ada

pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.

7. Prinsip kontinuitas, prinsip kontinuitas dalam konteks ini bisa kontinuitas

yang bersifat vertikal dan kontinuitas yang bersifat horizontal. Kontinuitas

20
vertikal adalah kontinuitas antar level pendidikan yang satu dengan yang

lainnya. Kontinuitas horizontal dapat dipahami sebagai ada sambungan

antar matapelajaran yang satu dengan matapelajaran yang lain.

F. Analisis K.13 Matapelajaran Biologi

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter

yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,

dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses

berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin

yang tinggi.

2. Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan

konseptual.

3. Struktur kurikulum 2013 pendidikan menengah untuk SMA terdiri dari

kelompok matapelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B; serta

Kelompok Matapelajaran C yaitu pilihan kelompok peminatan.

4. Penyusunan dan pengembangan Kurikulum 2013 bertujuan untuk

memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan

lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program

yang akan dilaksanakan

5. prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu relevansi, fleksibitas,

efektivitas, efisiensi, berorientasi tujuan, model pengembangan kurikulum

dan kontinuitas

6.

22
B. SARAN

Salah satu bukti bahwa kita adalah warga yang baik adalah dengan ikut

serta menjalankan kebijakan pemerintah yang sedang digulirkan. Dan demi

mensukseskan apa yang dicita-citakan kurikulum 2013 yaitu untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia, perlulah kita mengawal dan memupuk agar kurikulum

2013 menjadi tonggak awal kita menyambut kemegahan Indonesia

23
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


Kementrian Pendiidkan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.Jakarta: Bilitbang Kemendikbud.
Mida Latifatul Muzamiroh, Mida. 2013. Kupan Tuntas Kurikulum 2013:
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena
Mulyasa E, 2015. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Rosdakarya,.
Oemar hamlik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013

Rusman. 2012. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo


Salinan lampiran Permendikbud no. 69 tahun 2013 tentang kurikulum-SMA dan
MA
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sisdiknas. Yogyakarta: Media Wacana Press.

24

Anda mungkin juga menyukai