Anda di halaman 1dari 13

0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING


TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 7 LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh
Eka Susanti , Destien Atmi Arisandy, M.Pd2, Yuli Febrianti, M.Pd.Si3.
1

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA


STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Guided Note
Taking terhadap ketuntasan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi
eksperiment) dengan rancangan berbentuk one group pretes dan postes design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari tiga kelas. Sampel yang diambil yaitu kelas XI.IPA 1
yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes berbentuk soal
pilihan ganda. Data hasil tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil
uji-t post-test menunjukkan nilai thitung (4,30) > tabel (1,697), hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima artinya hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking lebih dari sama dengan 75.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Guided Note Taking
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran
2017/2018 tuntas.

Kata Kunci: Guided Note Taking, Hasil Belajar, Biologi.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok
dalam hal mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Sari
(2013:1) majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri
karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk
itu, pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan.
Sumiati dan Asra (2009:38) mengatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses
pembelajaran bagi setiap siswa dalam mencapai pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
perubahan tingkah laku yang lebih tinggi mengenai objek tertentu dan spesifik.
Pada proses pembelajaran, komponen proses belajar memegang peranan yang sangat
penting. Proses pembelajaran akan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar peserta didik
(Sari, 2013:2). Untuk mencapai hal ini, tentunya diperlukan suatu desain atau rancangan yang
tepat agar kegiatan pembelajaran dapat dialami oleh siswa secara langsung. Adapun
rancangan ini berupa model pembelajaran. Menurut Sukamto (dalam Trianto, 2010:22)

1
Mahasiswa 2 dan 3 Pembimbing/Program Studi Pendidikan Biologi/STKIP-PGRI Lubuklinggau/2017
1

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat, relevan, dan bervariasi adalah salah satu
faktor penentu dalam mencapai keberhasilan belajar. Peran guru sebagai pendidik sangatlah
penting, sehingga guru pun dituntut dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang
efektif, dapat meningkatkan semangat dan aktivitas serta menarik bagi siswa dalam proses
penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat
proses pembelajaran berlangsung (Rusman, 2010:34).
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 7 Lubuklinggau pada tanggal 17 Juli 2017
diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru selama ini
ditemukan siswa kurang aktif dalam mempelajari biologi, sehingga menyebabkan hasil belajar
biologi siswa kelas XI.IPA belum maksimal. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa
kelas XI.IPA tahun ajaran 2016/2017 pada materi sistem gerak, dari 97 siswa terdapat 73
siswa (75,26%) yang tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 dan
masih terdapat 24 siswa (24,74%) yang belum tuntas. Selain itu juga rendahnya hasil belajar
ini disebabkan kegiatan pembelajaran biologi kurang bervariasi.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal salah satunya harus
didukung oleh penggunaan model yang sesuai. Pemilihan model perlu disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran dan kharakteristik materi yang dibahas. Selain itu juga diperlukan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Salah satunya adalah
dengan menggunakan model pembelajaran aktif. Suprijono (2009:111) menyatakan bahwa
hakikat model pembelajaran aktif untuk mengarahkan potensi siswa terhadap materi yang
dipelajarinya. Salah satu model pembelajaran aktif adalah model Guided Note Taking.
Menurut Sari (2012:3) Guided Note Taking adalah salah satu model yang memungkinkan
guru maupun siswa untuk sama-sama aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Model
Guided Note Taking (catatan terbimbing) merupakan suatu metode yang dikembangkan agar
metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa (Suprijono, 2009:105).
Model pembelajaran Guided Note Taking meminta siswa berkonsentrasi pada
pembelajaran untuk mengisi poin-poin kosong dari handout yang diberikan, sehingga dalam
pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat, dan setelah penyampaian
materi dengan ceramah selesai, siswa diminta untuk membacakan atau mengumpulkan
2

handoutnya. Pembelajaran dengan memanfaatkan handout memberi kesempatan guru untuk


menciptakan buku panduan belajar dari berbagai sumber (Christianti, 2012:28).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik meneliti “Penerapan Model Pembelajaran
Guided Note Taking terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri
7 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018”. Rumusan masalah dalam penelititan ini adalah
“Apakah penerapan model pembelajaran Guided Note Taking terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 tuntas?”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Guided Note Taking
terhadap ketuntasan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun
pelajaran 2017/2018.

B. LANDASAN TEORI
Model Guided Note Taking adalah suatu model yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan cara guru menyiapkan bagan/skema atau yang lain yang dapat
membantu siswa dalam membuat catatan-catatan sesuai materi yang telah disampaikan, ada
banyak bentuk atau pola yang dapat dilakukan untuk strategi ini salah satunya yang paling
sederhana adalah mengisi titik-titik (Silberman, 2009:108).
Model pembelajaran Guided Note Taking (GNT) adalah model pembelajaran yang di
dalamnnya menggunakan handout berisi poin-poin penting yang sengaja dikosongi. Apabila
guru melakukan metode pembelajaran ceramah atau mencatat saja, maka siswa tersebut hanya
akan mendengarkan atau mencatat saja tanpa mengerti apa yang mereka dengar atau catat
(Christianti, 2012:28).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model Guided Note
Taking adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk membuat catatan terhadap materi
yang sedang dipelajari dengan mengisi bagian kosong dari lembaran kertas yang telah
disiapkan guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model Guided Note Taking menurut
(Suprijono, 2009:105) adalah sebagai berikut:
1. Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa
2. Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah.
3. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang
kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan mengosongkan istilah atau definisi
atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci.
4. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout
memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran.
5. Selama penyampaian materi berlangsung peserta didik diminta mengisi bagian-
bagian yang kosong.
3

6. Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai, mintalah kepada peserta didik
membacakan handoutnya.

Menurut Zaini, dkk (2008: 32-33) langkah-langkah dalam pembelajaran dengan model
Gided Note Taking adalah:
1. Beri anak didik panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran
yang akan disampaikan dengan strategi ceramah.
2. Kosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting sehingga akan terdapat
ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
a. Berikan suatu istilah dengan pengertiannya, kosongkan istilah atau definisinya.
b. Kosongkan beberapa pertanyaan jika poin-poin utamanya terdiri dari beberapa
pertanyaan.
c. Menghilangkan beberapa kata kunci dari sebuah paragraf.
d. Dapat juga dibuat bahan ajar (handout) yang tercantum di dalamnya sub-topik
dari materi pelajaran.
4. Bagikan bahan ajar (handout) yang dibuat kepada peserta didik. Jelaskan bahwa pada
handout tersebut segaja dihilangkan beberapa poin penting dengan tujuan agar anak
didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan disampaikan.
5. Setelah selesai menyampaikan materi, minta anak didik membacakan hasil catatanya.
6. Berikan klarifikasi.

Berdasarkan pendata ahli di atas maka dapat disimpulkan langkah-langkah


pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan model model Guided Note
Taking adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan bahan ajar berupa handout yang berisi ringkasan poin-poin utama dari
materi pelajaran yang akan disampaikan.
2. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout memang
sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti pembelajaran.
3. Siswa diminta mengisi bagian-bagian yang kosong.
4. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan dengan metode ceramah.
5. Guru meminta setiap siswa membacakan hasil catatanya.
6. Guru memberikan klarifikasi atas hasil catatan siswa.
Menurut Silberman (2009:116) kelebihan menggunakan model pembelajaran Guided
Note Taking adalah:
1. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif).
2. Membuat siswa tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka.
4

Menurut Yuliantri (2014:2) kelemahan model pembelajaran Guided Note Taking


adalah:
1. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
2. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah
ditetapkan.
3. Biaya untuk penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang
ekonomis

C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) yang
dilaksanakan pada satu kelas eksperimen tanpa adanya kelompok pembanding (kelompok
kontrol). Metode eksperimen semu merupakan penelitian yang mendekati percobaan
sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol atau memanipulasikan semua variabel
yang relevan (Nazir, 2009:73). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah one group pretes dan postes design. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu satu
variabel bebas dan satu variabel terikat. Arikunto (2010:159) mengatakan bahwa variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.
Adapun variabel penelitian ini adalah: variabel bebas yaitu Model Pembelajaran Guided Note
Taking sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar biologi siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 7 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari tiga kelas berjumlah 97 siswa. Sampel dalam
penelitian ini diambil secara purposive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel karena pertimbangan yang diambil oleh
peneliti berdasarkan kelas yang pencapaian KKM siswanya rendah. Adapun sampel yang
diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak satu kelas yaitu kelas XI.IPA 1 yang berjumlah
32 siswa.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes.
Teknik tes diberikan untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa. Tes dalam penelitian
dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) materi yang
diajarkan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan ganda. Pre-
test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran
model pembelajaran Guided Note Taking, sedangkan post-test dilakukan untuk mengukur
pencapaian siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Guided Note
5

Taking. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka data
diuji dengan menggunakan t-tes. Sebelum menggunakan t-tes, maka terlebih dahulu
menentukan rata-rata, simpangan baku dan uji normalitas data.

D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan awal yang dimaksud, dalam penelitian ini adalah kemampuan awal yang
dimiliki siswa sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
Guided Note Taking. Data mengenai kemampuan awal siswa diperoleh melalui pre-test yang
dilakukan pada pertemuan pertama dan diikuti oleh 32 siswa. Nilai hasil pre-test dapat dilihat
pada lampiran C.
Dari hasil perhitungan dapat dikemukakan bahwa tidak ada satupun siswa yang
mendapat nilai ≥ 75. Nilai tertinggi adalah 58 dan nilai terendah adalah 17. Rata-rata ( x ) nilai
secara keseluruhan sebesar 39,84. Hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku data
pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Rekapitulasi Hasil Pre-test
No. Uraian Hasil Pre-test
1. Jumlah siswa 32
2. Nilai rata-rata 39,84
3. Simpangan baku 10,87
4. Nilai tertinggi 58
5. Nilai terendah 17
6. Jumlah siswa yang tuntas 0 siswa (0%)
7. Jumlah siswa yang tidak tuntas 32 siswa (100%)

Berdasarkan Tabel 4.1., dapat dikatakan bahwa pada hasil pre-test siswa yang tuntas
adalah 0 % (0 siswa) dan yang tidak tuntas 100% (32 siswa) sebelum diterapkan pembelajaran
biologi dengan menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking, karena nilai rata-
ratanya kurang dari 75 ( x  75 ).
2. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Akhir Siswa
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi sistem gerak merupakan hasil
belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Guided
Note Taking. Hasil kemampuan akhir siswa diperoleh melalui post-test. Soal tes yang
digunakan adalah soal pilihan ganda sebanyak 24 soal. Pelaksanaan post-test diikuti oleh 32
siswa. Nilai yang tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 67. Dari hasil post-test, dapat
dibandingkan dengan nilai pre-test, terdapat peningkatan setelah mengikuti pembelajaran
6

biologi dengan menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking. Nilai rata-rata ( x )
pre-test adalah 39,84 sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 80,63. Hasil perhitungan nilai
rata-rata dan simpangan baku data post-test dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Hasil Post-test
No. Uraian Hasil Post-test
1. Jumlah siswa 32
2. Nilai rata-rata 80,63
3. Simpangan baku 7,40
4. Nilai tertinggi 96
5. Nilai terendah 67
6. Jumlah siswa yang tuntas 28 siswa (87,50%)
7. Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 siswa (12,50%)
Berdasarkan Tabel 4.2., dapat dikatakan bahwa pada hasil post-test (tes akhir) siswa
yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 75 sebanyak 28 orang (87,50%) dan yang
mendapat nilai dibawah 75 sebanyak 4 orang (12,50%). Artinya bila dibandingkan dengan
nilai rata-rata pre-test dan post-test terdapat peningkatan sebesar 40,79.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menarik kesimpulan dari data tes akhir, maka dilakukan pengujian hipotesis
secara statistik, adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penerapan model pembelajaran
Guided Note Taking terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 7
Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 tuntas”. Sebelum pengujian dilakukan terlebih
dahulu diadakan uji normalitas data tes awal dan tes akhir tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa terdistribusi normal
atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas dengan taraf
kepercayaan α = 0,05, jika hitung< tabel, maka data terdistribusi normal. Kemudian jika
hitung > tabel, maka data terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas data pre-test dan
post-test dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Hasil Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test
Data hitung dk tabel Kesimpulan
Pre-test 0,7524 5 11,070 Normal
Post-test 4,4844 5 11,070 Normal

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan nilai uji hitung data pre-test dan post-test lebih
kecil daripada tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelompok data untuk
pre-test maupun post-test berdistribusi normal.
7

Gambaran data uji normalitas pre-test dan post-test dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2.

Pre-test
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-3 -2 -1 0 1 2 3

Gambar 4.1. Kurva Normalitas Pre-test

Post-test
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-3 -2 -1 0 1 2 3

Gambar 4.2 Kurva Normalitas Post-test

b. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas data berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking kurang dari 75 ( < 75).
Ha = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking lebih dari atau sama dengan
75 ( ≥ 75).
Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik yang terdapat pada lampiran C mengenai
uji t dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika thitung > tabel, hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima. Hasil uji-t data pre-test dan post-test dapat dilihat pada Tabel 4.4.
8

Tabel 4.4
Hasil Uji Hipotesis
Data thitung dk (n-1) tabel Keterangan
Uji-t 4,30 31 1,697 H0 ditolak, Ha
diterima
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji-t post-test menunjukkan nilai
thitung (4,30) > tabel (1,697), hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima artinya hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran
Guided Note Taking lebih dari sama dengan 75. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat
gambaran data lebih jelas, nilai rata-rata tes awal dan tes akhir seperti Gambar 4.3.

80,63
90
80
70
Nilai rata-rata

60
50 39,84
40
30
20
10
0
Pre-test Post-test

Gambar 4.3. Grafik Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test


[

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata untuk pre-test nilai
yang diperoleh adalah 39,84 dan nilai rata-rata untuk post-test nilai yang diperoleh adalah
80,63. Artinya terdapat peningkatan rata-rata sebesar 40,79. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Guided Note Taking terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 tuntas.

4. Pembahasan
Sebelum melaksanakan penelitian pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian,
terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen pada tanggal 21 Juli 2017 di kelas
XII.IPA 2 SMA Negeri 7 Lubuklinggau dengan jumlah siswa yang ikut melaksanakan adalah
32 siswa pada materi sistem gerak mengunakan soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Uji
coba instrumen ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui butir soal mana yang baik dan dapat
digunakan sebagai tes kemampuan siswa dalam penelitian. Hasil dari analisis uji instrumen,
ternyata dari 30 butir soal yang diujikan, hanya 24 soal yang memenuhi kriteria soal pre-test
dan post-test.
9

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Lubuklinggau Tahun Pelajaran


2017/2018 menggunakan satu kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas XI.IPA 1 berjumlah
32 siswa dengan proses pembelajaran menggunakan model Guided Note Taking. Sampel
penelitian tersebut diajarkan dengan materi tentang sistem gerak. Sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran pada sampel penelitian maka terlebih dahulu peneliti melakukan pre-
test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Hasil perhitungan pre-test dapat dikemukakan pada Tabel 4.1 antara lain nilai rata-rata
hasil pre-test adalah 39,84, nilai terendahnya adalah 17, nilai tertingginya adalah 58 serta
simpangan bakunya adalah 10,87. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampaun awal siswa
tentang materi sistem gerak sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model
Guided Note Taking sebagian besar belum tuntas. Dengan demikian kegiatan penelitian dapat
dilanjutkan dengan memberikan pembelajaran dengan model Guided Note Taking pada
sampel penelitian.
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2017 yang kegiatan
pembelajaran dilakukan menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking. Di awal
pembelajaran guru memberikan bahan ajar berupa handout yang berisi ringkasan poin-poin
utama dari materi pelajaran yang akan disampaikan. Kemudian guru menjelaskan kepada
siswa bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap
berkonsentrasi mengikuti pembelajaran. Lalu, siswa diminta mengisi bagian-bagian yang
kosong. Selanjutnya guru menyampaikan materi pelajaran dengan dengan metode ceramah.
Lalu, meminta setiap siswa membacakan hasil catatanya. Diakhir pembelajaran guru
memberikan klarifikasi atas hasil catatan siswa. Pada pembelajaran ini setiap siswa aktif dan
konsentrasi dalam memperhatikan guru dalam menjelaskan materi melalui catatan/ handout
yang diberikan. Pelaksanaan pembelajaran pada awalnya mengalami sedikit hambatan karena
bagi guru dan siswa merupakan pembelajaran yang baru dan memerlukan waktu yang cukup
lama dalam mengkondisikan siswa sesuai dengan langkah kegiatan model pembelajaran
Guided Note Taking. Pada pertemuan dari 32 siswa yang hadir mengikuti pembelajaran,
hanya ada 12 siswa yang dapat mengisi handoutnya dengan baik. Namun hal ini masih wajar
karena guru baru pertama menggunakan model ini sehingga siswa masih perlu menyesuaikan
diri dan lebih konsentrasi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Menurut
Christianti (2012:28) model pembelajaran Guided Note Taking (GNT) meminta siswa
berkonsentrasi pada pembelajaran untuk mengisi poin-poin kosong dari handout yang
diberikan, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat.
10

Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus 2017 langkah-langkah


pembelajaran masih sama seperti pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini keadaan siswa
terlihat kondusif dan memperhatikan guru dalam menjelaskan materi. Selain itu, semua siswa
terlihat sangat berkonsentrasi dan aktif dalam mengisi catatan pada handout yang dimilikinya.
Dari 32 siswa yang mengikuti kegiatan pemlajaran terdapat 19 siswa yang dapat
menyelesaikan tugas mengisi handoutnya dengan baik. Pada pertemuan ini dapat dikatakan
juga kegiatan pembelajaran pertemuan ini sudah mengalami peningkatan dari pertemuan
sebelumnya walaupun masih ada sedikit hambatan siswa yang masih lamban dalam
memahami materi dan mengisi handout yang diberikan oleh guru. Menurut Sulistyaningrum
(2012:5) model pembelajaran Guided Note Taking atau catatan terbimbing merupakan salah
satu pembelajaran active learning yang dipilih untuk membantu penyampaian materi ajar
dengan menggunakan handout dengan menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah pelajaran
yang disampaikan.
Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2017 yang kegiatan
pembelajarannya masih sama. Pada pertemuan semua siswa lebih aktif dalam memahami
materi dan lebih sering bertanya sehingga mereka dapat dengan mudah mengisi handout yang
didalamnya masih terdapat bagian-bagian kosong. Pada pertemuan ini hambatan-hambatan
tidak terjadi lagi karena siswa sudah mengerti dan menyenangi kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini membuat siswa aktif dalam mencari informasi untuk mengisi
catatan/handout yang belum lengkap. Sari (2013:3) menegaskan bahwa pembelajaran tipe
guided note taking adalah salah satu model yang memungkinkan guru maupun siswa untuk
sama-sama aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikuatkan oleh pendapat
Suprijono (2009:105) bahwa model guided note taking (catatan terbimbing) merupakan suatu
metode yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian
siswa. Jadi, sangat wajar bahwa pada pertemuan ini semua siswa dapat menyelesaikan tugas
mengisi handoutnya dengan baik dan benar.
Setelah kegiatan pembelajaran maka dilakukan post-test yang hasil perhitungan post-
test didapatkan nilai rata-rata hasil post-test adalah 80,63, nilai terendahnya adalah 67, nilai
tertingginya adalah 96 serta simpangan bakunya adalah 7,40. Ini berarti bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar antara nilai rata-rata pre-test dan post-test sebesar 40,79. Dan hasil
uji-t post-test menunjukkan bahwa thitung (4,30) > tabel (1,697), hal ini berarti H0 ditolak dan
Ha diterima artinya rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran biologi
dengan menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking lebih dari atau sama dengan
11

75 ( ≥ 75). Tingginya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan keunggulan dari
penggunaan model pembelajaran Guided Note Taking, yaitu setiap siswa dikondisikan dalam
sikap mencari bukan sekedar menerima.
Hal ini sesuai dengan pendapat Silberman (2009:116) yang mengatakan bahwa
kelebihan menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking adalah siswa dikondisikan
dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif) dan membuat siswa tertarik
untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang
diberikan kepada mereka.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyaningrum
(2012) yang mengatakan penerapan model pembelajaran Guided Note Taking dapat
mengoptimalkan hasil belajar biologi siswa. Kemudian penelitian Sari (2012) yang
mengatakan bahwa hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran
Guided Note Taking menunjukkan hasil yang lebih baik daripada hasil belajar dengan
pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis data post-test terdapat peningkatan pada hasil belajar
biologi siswa. Hal ini disebabkan peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Guided Note Taking. Model pembelajaran Guided Note
Taking merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk membuat catatan terhadap
materi yang sedang dipelajari dengan mengisi bagian kosong dari lembaran kertas yang telah
disiapkan guru.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan hasil uji-t post-test bahwa
thitung (4,30) lebih besar dari ttabel (1,697) dengan nilai rata-rata tes akhir siswa sebesar 80,63
dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 87,50%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Guided Note Taking terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas XI SMA Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018 tuntas.
12

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Christianti. 2012. Model Pembelajaran Guided Note Taking Berbantuan Media Chemo-
Edutainment pada Materi Pokok Koloid. Jurnal Pendidikan IPA, Universitas Negeri
Semarang, 01 (1): 27-31.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Prabowowati, K. 2014. Penerapan Media Chemscool dengan Metode Guided Note Taking
pada Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Universitas
Negeri Semarang, 08 (2): 1319-1329.

Rusman. 2010. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-model Pembelajaran


Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sari, D. P. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Note Taking dalam
Pembelajaran Biologi Kelas VII SMPN 2 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta, 02
(4): 1-9.

Silberman, M. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpabeta.

Sulistyaningrum, D. E. 2012. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking


(GNT) dengan Mengoptimalkan Penggunaan Torso terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 02 (3): 1-12.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media.

Yuliantri, C. 2014. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
dengan Model Guided Note Taking di Kelas VII SMP 17 Kawai Kabupaten Tanah
Datar. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Bung Hatta, 02 (2): 1-10.

Zaini, H., dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Anda mungkin juga menyukai