( SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK)
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA TEKS NARATIF DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TYPE TWO STAY TWO STRAY
Oleh : Nurhayati, S.Pd
Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses berlangsung secara terus menerus dan
berkelanjutan. Proses berlangsungnya pendidikan dimaksud untuk mencapai tujuan yang diharapkan, di antara terjadinya perubahan pada peserta didik dari tidak baik menjadi baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Susanti, 2020). Kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami kemerosotan. Kemerosotan ini mendapat perhatian penting dari pemerintah terutama para praktisi pendidikan. Berbagai pendekatan dan strategi pendidikan telah dicoba, termasuk strategi pembelajaran telah didesain sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. sedikitnya ada tiga unsur pokok yang perlu dikaji dan ditinjau, yakni (a) peserta didik, (b) materi pelajaran/bahan ajar, dan (c) strategi pembelajaran. strategi pembelajaran perlu mendapat perhatian karena merupakan bagian penting dan menentukan dalam kegiatan pembelajaran dan juga dapat memberikan pengalaman yang penuh makna dalam pendidikan (Bhakti & Ghiffari, 2018; Lubis, 2020; Nasution et al., 2020). Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka guru Bahasa Inggris harus pandai memilih penerapan strategi pembelajaran, guru Bahasa Inggris harus mempunyai keinginan dan berani meninggalkan paradigma pembelajaran lama beralih ke paradigma pembelajaran baru. Penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan dengan meningkatnya motivasi belajar ini, di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Motivasi belajar dapat dikatakan baik apabila peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan baik hingga selesai, yang ditunjukkan dengan membawa buku pelajaran, mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru, memperhatikan penjelasan guru, duduk tenang dikursi masing-masing, serta aktif berinteraksi dalam pembelajaran. Fakta yang terjadi saat model pembelajaran monoton dan penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik mengakibatkan dari 23 peserta didik di kelas IX.A.A, sebanyak 16 peserta didik (69,57 %) mendapat nilai kurang dari 72 atau dengan kata lain mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria ketuntasan minimum) dan hanya sebanyak 7 peserta didik (30,43 %) yang nilainya memenuhi KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa inggris peserta didik kelas IX.A masih rendah. Kurangnya motivasi atau kemauan peserta didik dalam belajar bahasa inggris timbul karena sebagian besar peserta didik menganggap bahasa inggris sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan dan sulit dipahami, model pembelajaran yang dilakukan masih kurang menarik dan kurang variatif, media pembelajaran yang di gunakan kurang interaktif, kurangnya kemampuan guru dalam bidang TIK untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan inovatif. Hal tersebut berarti berkaitan dengan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Strategi pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajarnya terhadap pelajaran Bahasa Inggris. Jika peserta didik mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka peserta didik akan lebih giat dan lebih tekun untuk belajar (Baidowi et al., 2021; Nasrah, 2020; Suhendra et al., 2020). Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran bahasa inggris. Salah satunya yaitu strategi pembelajaran yang mengaktifkan motivasi belajar bahasa inggris. Pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi peserta didik akan meningkatkan ketertarikan untuk belajar dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Berdasarkan landasan diatas, maka penulis bersama guru akan berkolaborasi untuk memperbaiki proses pembelajaran bahasa inggris di kelas IX.A UPTD SMP Negeri 3 Karossa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning yang di integrasikan dengan model two stay two stray pada pembelajaran bahasa inggris materi Teks Naratif kelas IX.A UPTD SMP Negeri 3 Karossa, Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik menggunakan model Problem Based Learning yang di integrasikan dengan model two stay two stray dalam proses pembelajaran bahasa inggris pada materi Teks Naraif dikelas IX.A UPTD SMP Negeri 3 Karossa dan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan model Problem Based Learning yang di integrasikan dengan model two stay two stray dalam proses pembelajaran bahasa inggris pada materi Teks Naratif dikelas IX.A UPTD SMP Negeri 3 Karossa. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disandingkan dengan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) diharapkan terjadi peningkatan motivasi belajar bahasa inggris dan dalam setiap pembelajaran menjadi menyenangkan bagi setiap peserta didik, berpikir logis dan kritis, berkomunikasi, bekerjasama dalam memecahkan sebuah masalah dan memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial untuk meningkatkan hasil sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar baik secara individu maupun kelompok. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini, sejumlah pihak dilibatkan dalam mencapai tujuan pada PPL Siklus 2 Aksi 1 dan 2, yaitu peserta didik sebagai sentral dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator, dosen, dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL, dan rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini. PEMBAHASAN Prosedur pembelajaran yang dilaksanakan dengan problem based learning yang di integrasikan dengan tipe two stay two stray pada peserta didik kelas IX.A UPTD SMP Negeri 3 Karossa terdiri dari beberapa tahapan, yaitu 1) Perencanaan tindakan yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: a) Mencari materi pelajaran di buku paket yang relevan dan buku penunjang/pelengkap lainnya yang berkaitan dengan materi, b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan menggunakan tipe Two Stay Two Stray (TS-TS), c) Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk masing-masing kelompok, d) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan peserta didik. 2) Pelaksanaan tindakan. PPL siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada senin, 22 Januari 2024 pukul 08:25 – 09:45 WITA dan pertemuan kedua pada hari selasa, 23 Januari 2024 pukul 07:30 – 08:50 WITA. Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit. (1) Memberi salam, berdoa, menyanyikan salah satu lagu nasional, mengecek kehadiran peserta didik dan pengelolaan kelas, (2) Guru memperlihatkan sebuah gambar melalui tayangan slide dan memberikan pertanyaan pemanti kepada peserta didik, (3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian selama proses pembelajaran, (4) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan mengintegrasikan type Two Stay Two Stray (TS-TS). Kegiatan inti berlangsung selama 60 menit. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran project based learning tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) guru melaksanakan beberapa tahap yaitu (1) Orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini dilakukan dengan guru menayangkan sebuah video cerita rakyat dan peserta didik menemukan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut. (2) Mengorganisasikan peserta didik dalam belajar. Pada tahap ini kegiatan guru mengorganisasikan tugas belajar peserta didik yang berhubungan dengan cerita rakyat, membagi kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 peserta didik dalam satu kelompok namun karena jumlah peserta didik yang ganjil terdapat satu kelompok yang beranggotakan 3 orang dan mempersilahkan peserta didik untuk duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Pada langkah pertama tahap ini guru membantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar peserta didik yang berhubungan dengan masalah cerita rakyat dengan cara membagikan lembar kerja peserta didik dan menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam proses pemecahan masalah. Kegiatan peserta didik yaitu mengerjakan dan menyelesaikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah cerita rakyat. (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahap ini ada beberapa kegiatan guru yaitu; mengawasi dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan diskusi dan mengarahkan peserta didik dalam mengumpulkan data. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini kegiatan guru yaitu : Membimbing pengembangan laporan hasil diskusi, Mengarahkan peserta didik dalam menyajikan laporan hasil diskusi dengan dua anggota dari masingmasing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain untuk menganalisa hasil pekerjaan kelompok lain dan dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas memberikan informasi hasil kerja ke tamu mereka. Dalam tahap ini, dua orang peserta didik yang tinggal di kelompok bertugas untuk memberikan informasi tentang hasil pekerjaan mereka kepada anggota kelompoknya. Hasil temuan dari kelompok lain dicatat pada lembar kerja yang telah dibagikan oleh guru, Setelah mendapat info dari kelompok lain, tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya dan melaporkan hasil temuan mereka. Setiap kelompok membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka dengan hasil temuan mereka pada kelompok lain dan masingmasing kelompok mempresentasekan hasil diskusinya. Kegiatan ini meberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menganggapi dan bertanya. Kegiatan akhir berlangsung selama 10 menit. Guru membimbing Peserta didik untuk memberikan kesimpulan tentang materi teks naratif. Pada akhir pembelajaran guru bersama peserta didik melakukan refleksi pembelajaran, guru memberikan pesanpesan moral kepada peserta didik dan memberikan salam penutup. Dengan penerapan model Problem Based Learning yang di integrasikan dengan type two stay two stray peserta didik lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi sikap 23 peserta didik diperoleh data 21 peserta didik dengan persentase 91% mendapatkan kualifikasi sangat baik dan 2 peserta didik dengan persentase 9% mendapatkan kualifikasi baik. Hasil analisis pengetahuan di peroleh data sebanyak 20 peserta didik dengan persentase 87% memperoleh nilai telah melampau kriteria ketuntasan minimal 72 dan 3 peserta didik dengan persentase 13% memperoleh nilai belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan pada analisis penilaian keterampilan diperoleh data dari 23 peserta didik 21 peserta didik dengan persentase 91% mendapatkan kualifikasi baik dan 2 peserta didik dengan persentase 9% mendapatkan kualifikasi kurang baik. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa model problem based learning yang di integrasikan dengan model pembelajaran type two stay two stray dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Pada kegiatan pembelajaran ini dapat terlaksana dengan baik karena beberapa faktor, yaitu kerjasama yang baik antara penulis dan pihak sekolah sehingga ketersediaan perangkat teknologi seperti infocus dan advan tablet dapat dipergunakan dengan baik, keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dan guru yang selalu mendampingi proses penyelesaian tugas di dalam kelas, selain itupun ada beberapa faktor yang melemahkan kegiatan pembelajaran ini, yaitu ada sebagian peserta didik yang kurang fokus saat pembelajaran sedang berlangsung, peserta didik kurang percaya diri sehingga tidak maksimal saat berkomunikasi menggunakan bahasa inggris, dan kedisiplinan peserta didik dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan. Pembelajaran dengan menerapkan problem based learning dengan mengintegrasikan dengan model pembelajaran type two stay two stray ini memberikan warna baru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peserta didik menjadi lebih aktif karena mereka harus mampu berkomunikasi dalam kelompoknya maupun dengan dengan kelompok lain, selain itu peserta didik juga harus mampu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Rasa malu peserta didik dapat diminimalisir dengan diskusi kelompok, Dengan penerapan model Problem Based Learning kegiatan guru dalam mengajar mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan penyataan Ali (2012), bahwasanya perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara sengaja karena adanya kesiapan, motivasi, dan tujuan yang dicapai. KESIMPULAN Melalui penerapan problem based learning yang diintegrasikan dengan model pembelajaran type two stay two stray (TS-TS) dapat meningkatkan motivasi dan antusias belajar peserta didik, hal ini terjadi karena peserta didik mendapatkan pengalaman baru, dan mereka menjadi senang berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya. Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam memilih model pembelajaran inovatif dan media yang menyenangkan sesuai dengan generasi milineal saat ini yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris materi narrative text dapat tercapai Mengembangkan program pengelolaan kelas yang menyenangkan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penguatan guru dalam menciptakan kelas yang menyenangkan bagi peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2012. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Baidowi, B., Sarjana, K., Novitasari, D., & Kurniawan, E. (2021). Peningkatan Kemandirian Dan Hasil Belajar Mahapeserta didik Pendidikan Matematika Dengan Lesson Study Melalui Blended Learning. Jurnal Pijar Mipa, 16(3). Https://Doi.Org/10.29303/Jpm.V16i3.2267 Bhakti, C. P., & Ghiffari, M. A. N. (2018). Model Pendidikan Profesi Guru : Perbandingan Indonesia Dan Finlandia. Seminar Nasional Quantum #25. Lubis, M. (2020). Peran Guru Pada Era Pendidikan 4.0. Eduka : Jurnal Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(2). Https://Doi.Org/10.32493/Eduka.V4i2.4264 Nasrah, A. M. (2020). Analisis Motivasi Belajaar Dan Hasil Belajar Daring Mahapeserta didik Pada Masa Pandemik Covid-19. Riset Pendidikan Dasar, 3(2). Nasution, N., Erawadi, E., & Anhar, A. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Perspektif Pemikiran Nurcholish Madjid. Studi Multidisipliner: Jurnal Kajian Keislaman, 7(1). Https://Doi.Org/10.24952/Multidisipliner.V7i1.2000 Suhendra, A. D., Asworowati, R. D., & Ismawati, T. (2020). Analisa Motivasi Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tambang. Akrab Juara, 5(1). Susanti, N. (2020). Kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Indonesia. Al-Kahfi : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(1)
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA-1 Materi Laju Reaksi
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional