Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidkan nasional yang berdasar pada pancasila dan undang-undang dasar tahun

1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidkan

nasional (pasal 3 UU No20 Sisdiknas Tahun 2003) bertujuan untuk mengembangkan

potensi siswa agar menjadi manuasia yang beriman dan bertakwa Tuhan Yang Maha Esa

berahlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab .

Muhibbin Syah (2001:1) Menyatakan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar

untuk menumbuhkan kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui

kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan

dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional

kependidikan dilaksanakan oleh para tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar.

Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional,

tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar itu adalah guru untuk jenjang pendidkan

dasar dan menengah dan dosen untuk jenjang pendidikan tinggi.

Secara umum Fisika merupakan mata pelajaran yang cukup rumit yang

membutuhkan pemahaman yang lebih. Jika guru hanya mengajar dengan menggunakan

metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa

cenderung pasif dan tidak memiliki untuk belajar, akibatnya siswa lebih banyak menunggu
sajian yang diberikan guru. Kondisi ini terkadang menjadikan siswa enggan untuk belajar,

kemudian merasakan kejenuhan dan keinginan agar proses belajar cepat selesai.

Slameto (2010:97) menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar,guru

mempunyai tugas untuk mendorong ,membimbing,dan member fasilitas belajar bagi siswa

untuk mencapai tujuan. Seorang guru harus mempunyai tanggung jawab untuk melihat

segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.

Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang menarik

yang bertujuan untuk memotivasi siswa dalam meninngkatkan hasil belajar siswa fisika.

Dengan menggunakan metode ceramah masalah yang timbul dalam fisika adalah

adakalanya banyak siswa mampu menyajikan tingkatan hapalan yang baik terhadap materi

ajar yang diterimanya ,tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya sama sekali.

Mereka tidak tahu untuk apa mereka belajar fisika. Prestasi peserta didik sering kali

kurang memuaskan pada mata pelajaran fisika,, sehingga nilai rata rata siswa masih

dibawah 65 untuk kelas VII. Tentu nilai ini tidak seperti yang diharapkan dari nilai standar

kelulusan miniumal 70. Kegagalan siswa dalam fisika bukan terletak pda kurikulum yang

salah ,tetapi pada cara pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses mengajar fisika

dan berdampak pada prestasi individu siswa .

Factor lain yang mempengaruhi rendahnya proses belajar mengajar adalah guru

lebih dominan menitikberatkan pada satu titik saja yaitu dengan menggunakan model

konvesialal yaitu ceramah. Dalam proses pembelajaran guru menjelaskan

materi ,menjelaskan rumus ,memberi contoh soal dan membereikan PR ,sehingga siswa
dalam pembelajaran menjadi penerima informasi pasif. Siswa lebih banyak belajar dengan

menerima ,mencatat dan menghapal pelajaran .Hal ini yang membuat siswa kurang senang

belajar fisika sehingga hasil belajar yang diterima siswa tidak maksimal .

Slameto(2010;74) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar

yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu; (a) kondisi internal yakni kondisi jasmani

dan rohani siswa ;(b) kondisi eksternal yaitu kondisi lingkungan sekitar siswa ;dan (c)

strategi mengajar yakni jenis upaya mengajar yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada materi-materi pembelajaran.

Berdasarkan masalah diatas ada bermacam model pembelajaran yang dapat

dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar

mengajar.Alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa

mempelajari fisika dengan baik yaitu mengubah suasana pembelajaran menjadi

menarik .Peranan guru sangat penting dalam memberikan motivasi untuk melakukan

aktivitas tertentu agar tercapai tujuan yang diharapkan .Istarani (2014:242) dengan

menggunakan model pembelajaran yang tepat akan memperoleh hasil yang optimal Salah

satunya adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournament(TGT) karena dalam model TGT terdapat kelebihan –kelebihan salah

satunya dapat memaju aktivitas belajar siswa lebih aktif. (Istarani 2014;242)

Ada beberapa tipe pembelajarn kooperatif jika ditinjau dari pendekatannya ,salah

satunya adalah tipe Team Games Tournament(TGT). TGT merupkan salah satu tipe dari

model pembelajaran kooperatif, dengan mengikuti pembelajaran menggunakan model


kooperatif tipe Team Games Tournament(TGT) siswa mempunyai lebih banyak

kesempatan untuk aktivitasnya dalam proses belajar fisika .

Model pembelajaran TGT dikembangkan oleh David De Varies dan Keath

(1995).Pada model ini siswa memaninkan permainan dengan anggota -anggota tim lain

untuk memperoleh tambahan point untuk skor tim mereka .TGT sangat cocok untuk

mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaaaaaban

yang benar .TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 orang yang memiliki

kemampuan yang berbeda beda menurut tingkat prestasi ,jenis kelamin dan suku .Guru

menyiapkan pelajaran ,dan kemudian siswa bekerja didalam tim mereka untuk

memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.Dalam satu

permainan terdiri dari kelompok pembaca,kelompok penantang 1,kelompok penantang

2dan seterusya sejumlah kelompok yang ada .

Kelompok pembaca bertugas mengambil kartu bernomor dan cari pertanyaan

pada lembar permaianan ,membaca pertanyaan dan member jawaban .Kelompok

penantang kesatu bertugas menyetujui pembaca atau member jawaban yang

berbeda .Sedangakan penantang kedua menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang

berbeda dan mengecek lembar jawaban ,kegiatran ini dilakukan secara bergiliran (games

rurel).

Sistem perhitungan point TGT adalah skor siswa dibandingkan dengan rerata skor

siswa yang lalu mereka sendiri ,dan point diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa

menyamai atau melampaui prestasi yang lalainya sendiri .Point tiap anggota tim ini
dijumlah untuk mendapatkan skor tim,dan timyang mencapai criteria tertentu dapat diberi

sertifikat atau ganjaran(award) yang lain.

Berdasarkam latar belakang di atas maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul . “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games

Tournament Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi

Di Kelas VII Semester II SMP Negeri 8 Pematangsiantar T.P. 2017/2018”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka didefenisikan masalah

yang relevan dengan peneliti ini yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar siswa .

2. Kurangnya minat belajar siswa .

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi . .

C. Batasan Masalah

Karena banyaknya factor yang mempengaruhi dalam penelitian ini ,maka penulis

membuat batasan masalah sebagai berikut .

1. Materi masalah yang digunakan adalah Usah dan Energi

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah TGT

3. Subjek penelitian dibatasi pada kelasVII di T.P 2018/2019.

D. Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team games Tournament dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Usaha dan Energii kelas VII di kelas

VII Semester II SMP Negeri 8 Pematangsiantar T.P. 2017/2018.


E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi Usaha dan Energi

VII di kelas VII Semester II SMP Negeri 8 Pematangsiantar T.P. 2017/2018.

F. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan pengetahuan ,wawasan peneliti tentang model

pembelajarn TGT yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar .

2. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru bahwa model pembelajarn

TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa .

3. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi peneliti dalam bidang pendidikan

,khususnya mengenal model pembelajarn TGT.

G. Tinajuan istilah

1. Model pembelajarn adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi

segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajarn yang dilakukan guru serta

segala fasilitas yang terkait dengan yang digunkan secara langsung atau tidak

langsung dalam proses belajar mengajar .

2. Model pembelajarn TGT merupakan salah satu variasi model collaborative learning

yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota mentumbangakn informasi,

pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilkinya


untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota

(Slavin ,2016;236).

3. Hasil belajar adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau

keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat tercapai sebagai hasil belajar

(pulungan,2015;19).

Anda mungkin juga menyukai