Anda di halaman 1dari 6

LK-2.

JURNAL REFLEKSI PPL PPG DALJAB


SIKLUS 1

Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi terhadap pembelajaran sebelum
mengikuti PPG Dalam Jabatan dan setelah mengikuti Pendalaman Materi dan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran. Silahkan ikuti langkah berikut ini untuk membantu Anda dalam
menuliskan jurnal refleksi (LK-1).
1. Pilihlah salah satu pembelajaran yang merupakan rencana aksi yang telah dirancang pada
langkah 6 pada MK Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
2. Deskripsikan setiap kolom dari jurnal refleksi.
3. Lakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk analisis
kegiatan, kaitkan hal-hal yang berjalan dengan baik dan hal-hal yang masih menjadi
tantangan saat pembelajaran berlangsung dengan teori yang dipelajari saat pendalaman
materi.
4. Produk refleksi pada PPL PPG Daljab diserahkan sebanyak 1x untuk siklus 1, 1x untuk
siklus 2, dan 1x untuk keseluruhan siklus. Jadi total produk refleksi adalah 3 dokumen.

Nama Mapel Matematika


Tempat Pelaksanaan SMK Negeri 3 Enrekang
Waktu Pelaksanaan Kamis, 14 Desember 2023
Nama Mahasiswa Ishak, S.Pd.
Nama Guru Pamong Rahmat Ramadhoni, S.Pd., M.Pd
Nama Dosen Nurwati Djam’an, S.Pd., M.Pd., PhD
I. Deskripsi Kegiatan Inovasi Pembelajaran
(Apakah topik dan tujuan yang Anda diajarkan? Inovasi apakah yang Anda lakukan?
Mengapa Anda memilih metode tersebut sebagai inovasi pembelajar di kelas Anda?)
Topik yang saya ambil adalah Kurangnya motivasi dan minat belajar matematika siswa
pada operasi hitung matriks.
Tujuan yang diambil dalam kegiatan ini adalah Melalui pembelajaran model Tames
Games Tournament diintegrasikan pembelajaran model Prombem Based Learning
dengan pendekatan saintifik, Peserta didik mampu menjelaskan matriks dan kesamaan
matriks dengan menggunakan masalah kontekstual dan melakukan operasi pada matriks
yang meliputi penjumlahan, pengurangan, dan kesamaan matriks
Pada praktik pengalaman lapangan kali ini setelah melalui tahapan-tahapan identifikasi
masalah, eksplorasi penyebab masalah, hingga menetapkan solusi dari permasalahan
yang dipilih dengan melakukan inovasi menggunakan model pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT).
Mengapa? Karena Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran kooperatif
yang dapat meningkatkan minat belajar siswa disamping itu dapat juga menumbuhkan
rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Berkaitan
hal itu juga menurut Menurut Nurhadi (2003:60) mengatakan Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih
asuh (saling tenggang rasa). Model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar
siswa disamping itu dapat juga menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Sedangkan menurut Kurniasari, (2006)
Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan
membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 3-5 siswa yang
heterogen, baik. dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Inti dari model
ini adalah adanya game dan turnamen akademik di dalamnya. Model pembelajaran ini
mempunyai beberapa kelebihan adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Menurut Suarjana dalam (Wahdaniyah et al., 2014) yaitu usaha
penerimaan terhadap perbedaan individu, dengan waktu yang sedikit mampu
menguasai materi secara mendalam, proses pembelajaran berlangsung dengan
dibarengi keaktifan siswa, mendidik siswa untuk bersosialisasi, meningkatkan
kepekaan dan toleransi, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun
kelompok dalam memecahkan masalah serta dapat mengembangkan belajar aktif.
2. Kelebihan Menurut Slavin (2010), model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah
salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
dan mengandung permainan dan reinforcement. TGT menggunakan turnamen
akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individual, di
mana siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain untuk
memperoleh skor tertinggi. Dalam penerapan model Guru harus menjelaskan
Langkah-langkah metode yang digunakan kepada siswa melalui LKPD yang telah
dipersiapkan sehingga siswa tidak mengalami kebingungan atau kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran bisa berjalan sesuai apa yang
diharapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menggunakan Strategi Learning
Tournament dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Sebagaimana
dikatakan oleh Wahid Rahmanto (2010) dalam penelitian skripsinya bahwa
pembelajaran dengan menggunakan Strategi Learning Tournament dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Begitupun sejalan yang dikatakan oeh Ishak (2007) dalam penelitian skripsinya
mengatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Strategi Learning
Tournament lebih efektif dan lebih mengarahkan pada belajar aktif serta memberikan
motivasi yang tinggi dalam merespon materi pembelajaran sehingga mengantarkan
pada tujuan yang akan dicapai. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara kepala
sekolah, guru dan teman sejawat yang mengatakan bahwa guru harus memberikan
interaksi dan perhatian lebih kepada siswa serta menguasai materi dan pandai
mengelola kelas dengan baik agar strategi dan penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan dengan baik sehingga dapat memberikan dan meningkatkan motivasi dan
minat belajar.
Kelebihan dari model Time Games Tournamen (TGT)
Menurut Kurniasari, (2006) Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran
kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas
3-5 siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis.
Inti dari model ini adalah adanya game dan turnamen akademik di dalamnya.
Wahid Rahmanto (2010) dalam penelitian skripsinya mengatakan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Begitupun sejalan
yang dikatakan oeh Ishak (2007) dalam penelitian skripsinya mengatakan bahwa
“Pembelajaran dengan menggunakan Strategi Learning Tournament lebih efektif dan
lebih mengarahkan pada belajar aktif serta memberikan motivasi yang tinggi dalam
merespon materi pembelajaran sehingga mengantarkan pada tujuan yang akan dicapai”.
Menurut Suarjana dalam (Wahdaniyah et al., 2014) yaitu usaha penerimaan
terhadap perbedaan individu, dengan waktu yang sedikit mampu menguasai materi
secara mendalam, proses pembelajaran berlangsung dengan dibarengi keaktifan siswa,
mendidik siswa untuk bersosialisasi, meningkatkan kepekaan dan toleransi, serta dapat
meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah serta
dapat mengembangkan belajar aktif.
Sedangkan kelebihan Menurut Slavin (2010), model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung permainan dan reinforcement. Teams
Games Tournament (TGT) menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan
kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individual, di mana siswa berlomba sebagai wakil
tim mereka dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor tertinggi.
II. Hal Baik/Manfaat dari Inovasi Pembelajaran
(Hal-hal baik/manfaat apakah yang dirasakan oleh Anda dan siswa/i Anda saat inovasi
pembelajaran berlangsung? Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi yang
dipelajari pada MK Pendalaman Materi)
Terdapat beberapa hal-hal baik yang dirasakan dalam pembelajaran berlangsung setelah
penerapan inovasi adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik merasa senang dan rileks dalam belajar dengan adanya games dan tournamen
akademik yang dilakukan.
2. Siswa berkolaborasi, berbagi ide, dan membangun tiem atau kelompok serta keterampilan
sosial .
3. Mereka belajar cara bekerja bersama sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama.
4. Mendorong siswa untuk mendalami materi pelajaran tentang perkalian matriks dengan cara
yang lebih mendalam.
5. Mereka harus mencari solusi untuk masalah yang kompleks, yang memungkinkan mereka
untuk memahami konsep perkalian matriks dengan lebih baik,
6. Siswa belajar untuk mengevaluasi informasi, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan
solusi yang masuk akal dalam hal perkalian matriks.
Hal-hal baik di atas terjadi karena Inovasi dalam pembelajaran memiliki potensi untuk
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, dan relevan
bagi siswa. Hal-hal baik ini berkontribusi pada perkembangan siswa sebagai pembelajar
yang komprehensif dan mempersiapkan mereka untuk tantangan dalam kehidupan nyata
III. Tantangan/Masalah yang Dihadapi dari Inovasi Pembelajaran
(Tantangan/masalah apakah yang Anda hadapi saat inovasi diimplementasikan pada
pembelajaran? Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi yang dipelajari pada MK
Pendalaman Materi)
Tantangan/Masalah yang Dihadapi dari Inovasi Pembelajaran adalah :
1. Kurang Persiapan Dalam Mengajar
Sebagai guru, tentunya harus punya plan dalam mengajar untuk satu tahun
ajaran ke depan. Guru yang kurang persiapan dalam mengajar dapat merugikan
perkembangan siswa secara akademis. Sebelum tahun ajaran dimulai, guru bisa
membuat RPP (Rencana Persiapan Pengajaran), menyiapkan perangkat/media
pembelajaran, sampai bahan evaluasi materi. Seorang guru juga harus terampil
dalam mengelola kelas sesuai dengan karakteristik siswa, hal ini bertujuan
supaya materi belajar yang diajarkan tersampaikan dengan baik. Buat dan
rancanglah kegiatan pembelajaran keseluruhan yang akan dilakukan per minggu
dan per bulan supaya bisa tau apa-apa saja yang harus dipersiapkan.
2. Kurangnya penguasaan guru tentang inovasi pembelajaran matematika
Guru merupakan faktor kunci dalam keberhasilan inovasi pembelajaran matematika.
Namun, tidak semua guru memiliki pemahaman yang memadai tentang inovasi
pembelajaran matematika. Hal ini dapat menghambat penerapan inovasi
pembelajaran matematika di sekolah.
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
Beberapa inovasi pembelajaran matematika membutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai, misalnya media pembelajaran yang inovatif atau teknologi informasi
dan komunikasi. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dapat menghambat
penerapan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.
4. Ketersediaan waktu yang terbatas
Guru memiliki beban kerja yang cukup tinggi, sehingga mereka memiliki waktu
yang terbatas untuk mempersiapkan inovasi pembelajaran matematika. Hal ini dapat
menghambat penerapan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.
5. Sikap siswa yang kurang responsif
Beberapa siswa mungkin tidak responsif terhadap inovasi pembelajaran matematika.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya siswa yang lebih suka
dengan metode pembelajaran yang tradisional atau siswa yang kurang memiliki
motivasi belajar.
6. Perilaku Siswa yang Beragam
Sebagai guru, mungkin Anda kesulitan memahami setiap karakteristik siswa,
karena ada banyak siswa yang Anda temui di sekolah. Namun tahukah Anda,
bahwa siswa ingin diperhatikan saat KBM? Siswa akan senang diberikan pujian
dan diperhatikan oleh guru. Tetapi, kebanyakan guru sering lupa memberikan
pujian dan mengabaikan perkembangan kepribadian siswa saat mereka berbuat
baik, tidak membuat masalah, dan meraih pencapaian.
Sebagai guru, Anda juga harus melihat siswa yang kurang baik di kelas, seperti
yang suka tidur di kelas, ribut, ataupun tidak memerhatikan penjelasan guru.
Bantu supaya mereka bisa menjalankan pembelajaran dengan lebih baik dan
lebih konsentrasi di kelas. Agar pembelajaran di kelas menjadi kondusif, siswa
harus belajar disiplin dan bertanggung jawab terhadap proses KBM di kelas.
7. Konsentrasi Siswa Kurang
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk membuat siswa lebih fokus atau
konsentrasi mendengarkan materi pelajaran. Dimana guru harus membuat
pembelajaran lebih menarik agar fokus mereka teralihkan untuk tetap belajar.
8. Pengajaran yang Kurang Kreatif
Kalau guru hanya menjelaskan dan siswa mendengarkan saja, pelajaran akan
terasa kurang menarik. Siswa akan menjadi jenuh dan kurang memerhatikan
pelajaran. Guru bisa membuat pelajaran lebih inovatif seperti dengan
memanfaatkan teknologi. Pakai media pembelajaran yang menarik, seperti
dengan video tutorial, menonton film sains, atau memberi tugas secara online.
Guru bisa melatih diri dengan mengikuti seminar-seminar atau workshop serta
bertukar pikiran dan pengalaman dengan sesama guru supaya dapat lebih banyak
ilmu.
9. Daya Serap Siswa
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami dan
menguasai pelajaran. Karena itu guru tidak bisa memaksakan siswa untuk
langsung paham. Guru harus memberi motivasi dan inspirasi kepada siswa untuk
belajar dan memberi waktu untuk lebih memahami.
10. Siswa Kurang Disiplin
Disiplin adalah salah satu sikap penting yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Pasalnya, disiplin juga menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Baik
guru ataupun siswa harus disiplin terhadap waktu, terhadap tugas yang
diberikan, terhadap kegiatan belajar, dan lainnya. Mengajar di kelas yang
siswanya disiplin dengan baik pasti akan terasa lebih mudah dibandingkan siswa
yang tidak disiplin. Memiliki siswa yang kurang disiplin adalah tantangan
tersendiri bagi guru. Anda harus bisa mengubah perilaku mereka lebih baik.
IV. Solusi Pemecahan Masalah
(Adakah solusi yang Anda lakukan untuk memecahkan masalah yang hadapi pada
penerapan inovasi pembelajaran? Apakah berjalan lebih baik? Mengapa dan kaitkan
alasannya dengan materi yang dipelajari pada MK Pendalaman Materi)
Masalah yang dihadapi dalam penerapan inovasi pembelajaran akan berdampak pada
kualitas pembelajaran yang sedang dilakukan. Oleh sebab itu adanya masalah pada
inovasi tersebut haruslah segera diselesaikan. Untuk beberapa solusi terhadap masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru harus selalu melakukan update mengenai perkembangan zaman yang berkaitan dengan
model pembelajaran inovasi dan terus mencoba untuk melakukan hal yang baru yang juga
berkaitan dengan perkembangan zaman.
2. Guru juga harus mampu membuat rencana pembelajaran dengan baik dan juga dapat
menetapkan waktu yang berdasarkan fase sehingga materi yang diajarkan tercapai.
3. Guru harus dapat lebih kreatif dalam merancang dan menggunakan fitur dan juga aplikasi
pembelajaran yang terintregasi pada internet sehingga memudahkan proses pembelajaran
4. Harus dapat membiasakan kepada peserta didik untuk dapat menemukan masalah dan
menguji masalah tersebut secara tim.
5. Guru dapat menjelaskan tentang cara menggunakan inovasi, menjelaskan manfaatnya, dan
memberikan dukungan teknis jika diperlukan. mengembangkan instrumen evaluasi yang
sesuai dengan inovasi yang diusulkan dan materi yang diajarkan.
6. Umpan balik yang diberikan harus membantu guru dan siswa untuk memahami dampak
inovasi, serta dapat digunakan untuk perbaikan yang lebih lanjut dalam proses pendalaman
materi
7. Pengembangan instrumen evaluasi yang sesuai membantu dalam mengukur dampak inovasi
pada pemahaman materi.
V. Rencana Tindak Lanjut
(Apakah rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran Anda
berjalan lebih baik ke depannya?)

Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk meningkatkan implementasi inovasi pembelajaran


matematika dapat mencakup langkah-langkah berikut:
1. Melakukan observasi langsung terhadap kelas yang menerapkan inovasi pembelajaran
matematika untuk memahami dinamika pembelajaran dan tantangan yang dihadapi.
2. Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
3. Menggunakan model pembelajaran inovatif sesuai dengan sintak-sintak nya.
4. Memanfaatkan waktu yang efisien pada saat pembelajaran.
5. Membuat LKPD yang menarik dan efektif agar tujuan pembelajaran mudah tercapai.
6. Mengumpulkan umpan balik dari guru dan siswa mengenai pengalaman belajar, baik
kelebihan maupun tantangan yang dirasakan.
7. Mengadakan workshop kolaboratif antar guru untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam
mengatasi tantangan.
8. Menyusun materi pendukung yang kreatif dan relevan dengan masalah PBL, termasuk
sumber daya, referensi, dan konten multimedia.
9. Menggunakan platform digital atau aplikasi pembelajaran untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran inovatif, termasuk pembagian tugas, berbagi sumber daya,
dan memfasilitasi kolaborasi

Daftar Pustaka

Ishak, (2007). Efektivitas Strategi Learning Tournament Terhadap Pembelajaran


Matematika Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Parepare,.
Kurniasari, (2006). Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa yang Diberi Metode TGT
(Teams Games Tournament) dengan STAD (Student Teams Achievement
Division) Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi Jurusan Kimia
FMIPA, Universitas Negeri Semarang.
Nurhadi, (2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Slavin, R. E, (2010)Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Wahdaniyah, Chumdari, & M.Ismail.S. (2014). Peningkatan Kemampuan Berbicara
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
( Tgt ) Pada Anak Kelompok a. 1–8.
Wahid Rahmanto, (2010). Strategi Learning Tournament dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas V SD
Muhammadiyah Karangduwet Gunung Kidul,

Makassar, Desember 2023


Dibuat oleh Disetujui oleh

ISHAK, SPd NURWATI DJAM’AN S.Pd., M.Pd., PhD

Anda mungkin juga menyukai