“Roger menyatakan Pembelajaran Kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir
oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada satu perubahan informasi secara sosial diantara
kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar harus bertanggung jawab atas
pembelajaranya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.” (Miftahul
Huda,2012: 29)
Artz dan Newman (Miftahul Huda, 2012: 32) mendefinisikan “pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil
pembelajar atau siswa yang berkerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah
tugas, atau mencapai satu tujuan bersama”. “Slavin mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen” (Etin Solihatin &
Raharjo, 2009: 4)
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran di mana siswa bekerja bersama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing
bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik
.
2 Tinjauan tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
a. Pengertian
Dalam penelitian ini dicoba salah satu model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model TGT
pertama kali dikembangkan oleh David DE Vries dan Keith Edward di Universitas John Hopkins New
York. Menurut (Robert E. Slavin, 2008: 165), menyatakan bahwa: “Teams-Games-Tournament (TGT)
merupakan model pembelajaran dimana para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat
sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.
Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua
anggota tim telah menguasai materi pelajaran. Selanjutnya diadakan turnamen, di mana siswa
memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim
akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar
kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, memastikan telah terjadi tanggung jawab
individual”.
Model Pembelajaran Kooperatif dibagi menjadi beberapa jenis antara lain Student Team Achievement
Divisions (STAD), Teams Games Tournaments (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperatif
Integrated Reading and Composition (CIRC). Dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif yang digunakan
adalah jenis TGT (Teams Games Tournaments).
Robert E. Slavin (2005: 13) menyatakan bahwa “Teams Games Tournament pada mulanya diciptakan oleh John Hopkins yang
kemudian dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards”. “Model TGT adalah suatu model pembelajaran yang
didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada
siswa. Setelah itu, siswa pindah ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu
seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan
kelompoknya dengan kelompok lain” (Nur Asma, 2006: 54).
Slavin (2008: 163) menyatakan “Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal : TGT menggunakan turnamen
akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim
mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka”. Sejalan dengan pendapat
tersebut Miftahul Huda (2012: 116) menyatakan “TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok, format intruksional
dan lembar kerjanya. Bedanya jika STAD fokus pada komposisi kelompok berdasarkan kemampuan, ras, etnik, dan gender,
maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu jika dalam STAD, yang digunakan adalah kuis, maka
dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu
model pembelajaran kooperatif yang pembagian kelompoknya lebih menekankan pada level kemampuan akademik siswa,
selain itu terdapat game akademik di mana para siswa berlomba sebagai wakil kelompok mereka terhadap wakil kelompok
lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Masaran 2 Masaran Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 Tahun Ajaran 2020/2021 yaitu pada bulan Januari 2021 sampai
dengan bulan Mei 2021.
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas V SD Negeri Masaran 2 Masaran
Sragen Tahun Pelajaran 2021/2022. Jumlah siswa Kelas V adalah dari 21 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan.
C. Sumber Penelitian
1. Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
2. Data tentang kondisi awal, untuk metode pengajaran guru berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas.
3. Data tentang motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan langsung melalui Lembar Observasi.
4. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil soal evaluasi dan Lembar Kerja Siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data