Anda di halaman 1dari 8

MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Belajar Mengajar

Yang dibina oleh

Disusun oleh:

Maya Andya Garini (170341615032)

Nida Layli Asfiah (1703416150)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEPTEMBER 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara siswa dan guru agar siswa
mendapat pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dengan demikian, pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa
agar siswa tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran.Salah satu faktor yang berperan
penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Peran guru dalam proses pembelajaran
peserta didik meliputi merencanakan, menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi
hasil belajar.
Berdasarkan keterangan tersebut maka peran utama guru dalam proses pembelajaran
adalah sebagai perencana, pelaksana, dan evaluator pembelajaran. Guru harus mampu
menjalankan peran tersebut dengan baik agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Maka dari itu, peran guru tersebut perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk
meperbaiki kualitas pembelajaran. Berbagai upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran termasuk pada mata pelajaran biologi, antara lain:
pemilihan strategi, pendekatan dan model pembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa
dan lebih memberdayakan potensinya.
Oleh karena itu, pembelajaran harus ditekankan berpusat pada siswa (student centered).
Guru harus pandai mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan
model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan
sehingga dapat meraih hasil belajar yang optimal.
Oleh karena itu, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat yang
berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara aktif sehingga dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat agar mendapat hasil belajar yang optimal.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat tersebut memiliki keterkaitan dengan tingkat
pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Tanpa pemahaman
terhadap kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan
peran serta siswa secara aktif dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak memberi
sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru harus jeli memilih model pembelajaran yang efektif dan dapat
menerapkan variasi model dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan peran aktif
siswa sehingga hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai.Salah satu model pembelajaran
yang berperan dalam meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa adalah pembelajaran
kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif tersebut adalah STAD (Student Team
Achievement Divisions).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions)
menurut para ahli?
2. Bagaimana prinsip dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Divisions)?
3. Bagaimana langkah-langkah dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Divisions)?
4. Bagaiamana kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Divisions)?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Divisions) menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui prinsip dari model pembelajaran STAD (Student Team Achievement
Divisions).
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dari model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Divisions).
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran STAD (Student
Team Achievement Divisions).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang


dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam
Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Menurut Ibrahim (2000: 10) model pembelajaran kooperatif tipe STADdikembangkan
oleh Slavin dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana diterapkan
dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam
orang yang bersifat heterogen, guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar
kelompok yang menyajikan informasi akademik baru kepada siswa menggunakan presentasi
verbal atau teks. Beedasarkan pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa dalam hal ini
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model yang paling sederhana untuk
diterapkkan pada siswa.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning
yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap
minggu mengunakan presentasi verbal atau teks.
B. PRINSIP MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Team Achievement
Divisions)
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam
pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:

a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal
dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-
konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok
untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok
harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik
yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa
setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok
yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari
kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan
agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun
ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas
dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan
keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras
memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor
peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat
diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh
guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang
telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

C. LANGKAH-LANGKAH
Menurut Slavin (2008:188) langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
pembelajaran STAD adalah :
1.Sajian materi oleh guru.
2.Siswa bergabung dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Sebaiknya kelompok
dibagi secaraheterogen yang terdiri atas siswa dengan beragam latar belakang, misalnya
dari segi: prestasi, jenis kelamin, suku dll.
3.Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk mengerjakan latihan / membahas
suatu topik lanjutan bersama-sama. Disini anggota kelompok harus bekerja sama.
4.Tes / kuis atau silang tanya antar kelompok. Skor kuis / tes tersebut untuk menentukan
skor individu juga digunakan untuk menentukan skor kelompok.
5.Penguatan dari guru .

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin,


1997: 17) :
a.Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma
kelompok.
b.Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
c.Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
d.Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.
Selain keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki
kekurangan, diantaranya adalah :
a.Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit mencapai target
kurikulum.
b.Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya guru tidak
mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c.Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan
pembelajaran kooperatif.
d.Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama .
Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama dalam suatu tim atau
kelompok demi tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada proses
pembelajaran itu sendiri.

BAB III
PENUTUP

Ibrahim, M dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press.


Noornia. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode STAD Pada Pengajaran
Persen di Kelas VI SD Ma'arif 02 Singosari, Tesis Tidak
Slavin, Robert E (1995). Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett,
USA: Allymand & Bacon.
Slavin, R.E. (1997). Education Psychology Theory and Practice, Boston: Allyn and Bacon.
Slavin, Robert E. (2008). Cooprative Learning Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.

Anda mungkin juga menyukai