Anda di halaman 1dari 17

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN DICK AND CAREY

(Diajukan dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian)

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Dian Purnomo ( 1723022007 )


2. Nurul Chidayati ( 1723022009 )
3. Trimo Saputro ( 1723022011 )
4. Erlita Yuani Putri ( 1723022013 )

Dosen Pengampu:
Dr. Undang Rosidin, M.Pd
Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd

MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat Hasil Penulisan .............................................................................. 2

BAB 1I PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Model Desain Pembelajaran Dick and Carey .................... 3

B. Langkah-Langkah Model Desain Pembelajaran Dick and Carey ................ 3

C. Kelebihan Model Desain Pembelajaran Dick dan Carey ............................. 6

D. Kelemahan Model Desain Pembelajaran Dick Dan Carey .......................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 8

B. Saran ............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran. Penerapan Model Desain Pembelajaran Dick Dan Carey


ii

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa Kami haturkan kepada Allah Swt, berkat-Nya makalah ini
telah selesai disusun. Pada dasarnya, sebuah pembelajaran harus melakukan
berbagai upaya untuk mengembangkan pembelajaran dan menyelesaikan masalah-
masalah yang terkait didalam pembelajaran. Terdapat berbagai model desain
pengembangan pembelajaran, seperti model ADDIE, model 4D, model ASSURE,
model Kemp, model Dick and Carey, dan lain sebagainya. Kajian dalam makalah
ini berkaitan dengan model yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey
yaitu tentang model desain pembelajaran Dick and Carey

Dalam penyusunan makalah terdapat banyak pertolongan yang Allah hadirkan


untuk penulis, diantaranya dengan kehadiran orang-orang yang membantu
menyelesaikan tulisan ini.Oleh karena itu, selayaknya penulis bersyukur dalam
bentuk ucapan terimakasih kepada rekan-rekan dan dosen pembibing Semoga
kajian ini bermanfaat.

BandarLampung, 23 Desember 2017

Penulis
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan dalam pembelajaran sering terjadi. Berbagai upaya dilakukan


untuk memecahkan masalah tersebut dengan tujuan menjadikan pendidikan
berjalan efektif dan efisien. Hal positif dari keadaan ini adalah menjadikan
pendidikan merupakan sesuatu yag dinamis, sehingga menuntut manusia untuk
tetap kreatif dan tidak terbuai dengan keberhasilan satu atau dua model atau metode
saja. Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, dan merupakan bagian
proses yang langsung berkaitan dengan siswa. Upaya peningkatan proses
pembelajaran dilakukan dengan berbagai usaha, termasuk melalui desain
pembelajaran.

Banyak ahli percaya bahwa desain pembelajaran yang baik akan menghasilkan
proses yang baik pula dalam keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu indikator
keberhasilan proses pembelajaran adalah aktivitas siswa di dalam pembelajaran.
Agar dapat mencapai keberhasilan ini, maka diperlukan desain pembelajaran yang
matang dari mulai tujuan, memahami karakter siswa yang akan menjalankan
pembelajaran, menentukan model atau strategi yang tepat, dan evaluasi. Dari
berbagai kajian tentang desain pembelajaran, para ahli telah menawarkan beberapa
model desain pembelajaran, diantaranya model desain pembelajaran Dick and
Carey. Secara teoritis desain pembelajaran ini menawarkan sistematika berpikir
prosedural, yang akan menjadi dasar pengembangan desain lainnya, sehingga
pemahaman yang lengkap mengenai desain pembelajaran Dick and Carey, akan
menjadi dasar pemahaman bagi model desain pembelajaran yang lain, pemikiran
inilah yang kemudian menjadikan model desain pembelajaran Dick and Carey
menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, Penulis mengkaji tentang model desain

1
2

pembelajaran Dick and Carey untuk lebih dalam memahami mengenai model
desain pembelajaran Dick and Carey.

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut

1. Bagaimana langkah-langkah dalam model desain pembelajaran Dick dan


Carey?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick danCarey ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan kajian dalam
makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam model desain pembelajaran Dick


dan Carey
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick dan
Carey

D. Manfaat Hasil Penulisan

Kajian mengenai model desain pembelajaran Dick dan Carey, akan memberikan
beberapa manfaat diantaranya :

1. Memberikan gambaran sederhana mengenai model desain pembelajaran Dick


and Carey, sehingga menjadi kajan awal untuk mengkaji model ini lebih dalam.
2. Menjadi dasar pemahaman mengenai model desain pembelajaran yang lainnya.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Model Desain Pembelajaran Dick and Carey

Walter Dick adalah lulusan dari Princeton, dan menerima gelar Ph.D dari Penn state
University dalam bidang Psikologi Pendidikan. Walter Dick pernah belajar bersama
Robert Gagne dan sangat dipengaruhi oleh karya Gagne, khususnyanya “The
Conditions of Learning” yang diterbitkan pada tahun 1965. Bersama dengan
mahasiswa pascasarjananya yang bernama Lou Carey, Walter dick kemudian
menulis buku “The Systematic Design of Instruction” yang diterbitkan pada tahun
1978. Dalam penulisan buku ini suami Lou, yang bernama James, bergabung untuk
membantu menulis buku ini. James memiliki keahlian di bidang teknologi
pendidikan dan teknologi media baru. Dick, Carey, dan James bersama-sama
mengembangkan model desain pembelajaran yang digambarkan sebagai
"Pendekatan Sistem Model". Hasil pengembangan ini disajikan dalam buku “The
Systematic Design of Instruction”. Model yang dikembangkan dikenal dengan
model Dick & Carey.

B. Langkah-Langkah Model Desain Pembelajaran Dick and Carey

Tahap-tahap yang dikembangkan dalam Model Dick and Carey terdiri dari 10
langkah. Berikut adalah tahap-tahap model desain pembelajaran Dick and Carey
yang disarikan dari tulisan M.khotib (2015):
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (Identifying goals).
Tahap pertama dari model ini adalah identifikasi tujuan umum. Pada tahap ini
perencana (desainer) melakukan analisis mengenai kompetensi yang
diharapkan setelah menyelesaikan program pembelajaran. Oleh karena itu,
4

tujuannya harus teridentifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dicapai dan


terukur secara jelas.

2. Melakukan Analisis Pembelajaran (Conducting instructional analysis)


Pada tahap ini, desainer melakukan analisis instruksional. Instruksional sendiri
berarti proses untuk menentukan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan
diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran.
3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran (Identifying entry
behaviors and learner characteristics).
Langkah selanjutnya atau bisa juga dilakukan secara paralel adalah
mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa terhadap
keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan. Dalam hal
ini juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa. Kedua
langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel. Identifikasi yang
akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar dapat membantu perancang
program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran
yang akan digunakan.
4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (Writing performance objective)
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal
siswa kemudian dirumuskan pernyataan tujuan khusus tentang apa yang akan
dicapai siswa setelah mereka selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.
5. Mengembangkan Instrumen Penilaian berdasarkan patokan (Developing
criterion-referenced test items)
Untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa, maka desainer merancang
instrumen penilaian berdasarkan patokan. Instrumen harus valid yang artinya
mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes acuan patokan disusun secara
langsung untuk mengukur tingkah laku yang digambarkan dalam tujuan.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran (Developing instructional strategy)
Setelah instrumen penilaian siap, maka langkah selanjutnya adalah merancang
strategi pembelajaran. Strategi yang digunakan disebut strategi pembelajaran.
Desainer harus memberikan aktivitas yang relevan dengan tujuan disertai
dengan umpan balik atau informasi tentang unjuk kerja siswa. Sedangkan untuk
5

kegiatan lanjutan, desainer meninjau lagi strategi secara keseluruhan untuk


menentukan berhasilnya proses belajar.
7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar (Developing and selecting
instructional materials)
Untuk mencapai tujuan lebih efektif dan fokus, maka desainer harus terlebih
dahulu memilih materi pembelajaran. Bahan ajar berisi informasi yang akan
digunakan pebelajar untuk memandu kemajuan mereka selama pembelajaran.
8. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif (Designing and conducting
the formative evaluation of instruction)
Evaluasi formatif adalah evaluasi untuk mendapatkan informasi sejauh mana
pencapaian tujuan pembelajaran. Hasilnya dipergunakan untuk
mendeskripsikan apakah program yang dikembangkan sudah baik atau belum.
Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
9. Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran (Revising instruction)
Melalui evaluasi formatif, akan diketahui berbagai kelemahan pembelajaran
yang telah dilakukan Evaluasi formatif tidak hanya dilakukan pada draf
program pembelajaran saja, tetapi juga terhadap aspek-aspek desain sistem
pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti analisis pembelajaran dan
karakteristik siswa. Setelah berbagai kelemahan diketahui, maka setiap aspek
diperbaiki dan disempurnakan.
10. Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif (Conducting summative
evaluation)
Pada tahap akhir dilaksanakan evaluasi menyeluruh dalam bentuk sumatif.
Tahap ini merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program
setelah diterapkan di lapangan. Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang
program, tetapi melibatkan penilai independen.
6

Dalam bentuk bagan, model desain pembelajaran Dick dan Carey dapat
digambarkan sebagai berikut :
2 9
Melakukan Revisi
Analisis Program
Pembelajaran Pembelajaran

1 4 5 6 7
Mengidentifikasi Merumuskan Mengembangkan Mengembangkan 8 10
Mengembangkan
Tujuan Tujuan Instrumen DanMenentukan Mengembangkan Mendesain
Strategi
Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Materi Dan Membuat dan Membuat
Pembelajaran
Pembelajaran Evaluasi Formatif EvaluasiSumatif

3
Menganalisis
Kemampuan
Awal Peserta
Didik

C. Kelebihan Model Desain Pembelajaran Dick dan Carey

Pada langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, maka dapat kita lihat bahwa
model Dick and Carey ini merupakan tahapan prosedural, artinya harus dilewati
tiap langkah, kecuali pada langkah ke-2 dan ke-3, yaitu analisis langkah
pembelajaran dan analisis mengenai karakteristik awal siswa. Selain itu dapat kita
perhatikan bahwa model ini sangat memperhatikan efektifitas desain. Dari tahapan
prosedural semacam ini dapat dilihat beberapa kelebihan dari model ini
diantaranya:

1. Setiap langkah jelas dan mudah diikuti. Tahapan-tahapan model ini merupakan
tahapan logis sederhana, artinya desain ini merupakan arah dan cara berpikir
dari kebanyakan orang untuk mencapai suatu tujuan atau program.
2. Teratur, efektif, dan efisien. Langkah-langkah yang dijelaskan tiap tahap akan
menghindarkan desainer dari multitafsir, sehingga setiap desainer akan
melewati urutan yang sama. Bandingkan dengan model sirkular, yang
memungkinkan desainer memilih langkah yang mungkin. Selain itu, karena
telah terperinci urutannya, model ini menjadi satu arah, jelas, dan efektif.
7

3. Walaupun secara tahapan, merupakan tahapan prosedur, akan tetapi pada model
ini masih menyediakan ruang perbaikan yaitu pada langkah ke-9. Adanya revisi
pada analisis pembelajaran, memungkinkan perbaikan apabila terjadi kesalahan
dan dapat segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional
tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada
komponen setelahnya.

D. Kelemahan Model Desain Pembelajaran Dick dan Carey


Walaupun model pembelajaran Dick and Carey ini terlihat sangat sistematis, logis,
dan sederhana, akan tetapi kita dapat melihat beberapa kekurangan, diantaranya
adalah :

1. Desain ini merupakan desain prosedural, artinya desainer harus melewati


tahapan-tahapan yang ditentukan, sehingga model desain pembelajaran Dick
dan Carey terkesan kaku, karena setiap langkah telah di tentukan.
2. Desain Model ini merupakan desain yang matang, artinya tidak menyediakan
ruang untuk uji coba dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes
formatif.
3. Jika pembelajaran menggunakan basis internet dan model interaktif, dimana
guru tidak bertemu langsung dengan siswa-siswanya, kecuali interaksi dengan
satu atau dua orang siswa. Model ini akan mengalami kesulitan, terutama ketika
harus menganalisis karakteristik siswa.

E. Penggunaan Model Desain Pembelajaran Dick and Carey Di Indonesia

Salah satu masalah pembelajaran di Indonesia diantaranya adalah pemerataan


fasilitas dan sumber belajar, akibatnya kompetensi siswa menjadi beragam
walaupun pemerintah telah menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
dari tiap mata pelajaran. Penyeragaman desain untuk mencapai satu kompetensi
tertentu, akan mempermudah standarisasi kompetensi yang diinginkan. Oleh karena
itu pengunaan model desain pembelajaran Dick and Carey satu guru di satu tempat
akan sama dengan di tempat lain sehingga memperoleh hasil yang sama pula.
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat kita simpulkan antara
lain:
a. Langkah-langkah model desain pembelajaran Dick and Carey adalah :
1) Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (Identifying goals), identifikasi
tujuan yang dimaksud adalah arah kemana peserta didik akan dibawa oleh
pembelajaran.
2) Melakukan Analisis Pembelajaran (Conducting instructional analysis),
artinya desainer hendaknya menentukan pembelajaran yang tepat untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan
3) Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran (Identifying
entry behaviors and learner characteristics).
4) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (Writing performance
objective). Tujuan khusus yang dimaksud adalah tujuan setelah peserta
didik melewati tahapan pembelajaran.
5) Mengembangkan Instrumen Penilaian berdasarkan patokan (Developing
criterion-referenced test items)
6) Mengembangkan Strategi Pembelajaran (Developing instructional strategy)
7) Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar (Developing and selecting
instructional materials).
8) Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif (Designing and
conducting the formative evaluation of instruction). Hal ini dimaksudkan
untuk melihat perkembangan pembelajaran yang terjadi pada peserta didik.
9) Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran (Revising instruction).
Revisi yang dimaksud adalah revisi untuk setiap tahapan kegiatan dari
kegiatan no.1 sampai dengan no.8.
9

10) Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif (Conducting summative


evaluation), hal ini biasanya melibatkan pihak independen.

b. Kelebihan dari model desain pembelajaran Dick and Carey adalah :


1) Setiap langkah jelas dan mudah diikuti.
2) Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan.
3) Memungkinkan perbaikan apabila terjadi kesalahan dan dapat segera
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut.
c. Kelemahan dari model desain pembelajaran Dick and Carey adalah :
1) Desain ini model desain pembelajaran Dick and Carey terkesan kaku, karena
setiap langkah telah di tentukan
2) Desain Model ini tidak menyediakan ruang untuk uji coba dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
3) Sulit untuk pembelajaran berbasis e-learning

B. Saran

Kajian mengenai model desain pembelajaran dalam makalah ini adalah kajian
sederhana, sehingga pembaca yang ingin meperdalam wawasan tentang model
desain pembelajaran Dick and Carey, harus membaca literatur yang lengkap
terutama buku yang ditulis oleh Walter Dick , Lou Carey, dan James Carey yang
berjudul “The Systematic Design of Instruction”. Langkah-langkah dalam desain
Dick and Carey merupakan urutan logis, sehingga dapat dikatakan menjadi dasar
bagi model desain pembelajaran yang lain, akan tetapi setiap model mengandung
kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Oleh karena itu disarankan pembaca
makalah ini memahami urutan logika langkah-langkah model desain ini, untuk
memahami model yang lain.
10

DAFTAR PUSTAKA

Khotib, Muhamad. 2015. Model Desain Pembelajaran Dick & Carey. [online].
Tersedia di https://kuliahemka.wordpress.com. Diakses tanggal 19
Desember 2017

Munir, Syahrul. 2015. Model Desain Pembelajaran Dick & Carey. [online].
Tersedia http://smoeland.blogspot.com. Diakses tanggal 19 Desember 2017

10
11

LAMPIRAN
12

LAMPIRAN

Identitas Judul Model Dick & Carrey


Jurnal
Penulis : Model Adapun langkah-langkah model pembelajaran Dick And Carrey (1985) antara lain:
Wisnu Pembelajaran (1) Mengidentifikasi Tujuan Umum Pembelajaran,
Nugroho Aji Dick And Langkah mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran merupakan dasar untuk menentukan langkah
Carrey ke 2 dan ke 3. Penelitian ini bertujuan n adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh
Nama Jurnal: pembelajaran anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kajian Bahasa Dan (2) Melaksanakan Analisis Pengajaran,
Linguistik Dan Sastra Pada langkah ini, penelitian difungsikan pada untuk mengenali keterampilan-keterampilan bawahan
Sastra, (subordinate skills) yang mengharuskan anak didik belajar menguasainya dan langkahlangkah
Universitas prosedural bawahan yang ada harus diikuti anak didik untuk dapat belajar mata pelajaran tertentu.
Widya Dharma (3) Mengidentifikasi Tingkah Laku Masukan Dan Karakteristik Siswa,
Klaten, Vol. 1 Dalam pengajaran berbahasa, mengidentifaksi tingkah laku dan karakteristik siswa merupakan
No. 2, pondasi untuk merencanakan metode dan media pembelajaran.
Desember (4) Merumuskan Tujuan Performansi,
2016, 119-126 Dalam pengajaran bahasa, tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan
dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.
(5) Mengembangkan Butir-butir Tes Acuan Patokan,
Langkah-langkah pengembangan tes dalam pengajaran bahasa meliputi (a) menentukan tujuan
penilaian, (b) menentukan kompetensi (menulis, menyimak, berbicara, dan membaca) yang
diujikan, (c) menentukan materi penting pendukung kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi,
keterpakaian), (d) menentukan jenis tes yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan), (e) menyusun kisi-
kisi, butir soal, dan pedoman penskoran, serta (f) melakukan telaah butir soal.
(6) Mengembangkan Strategi Pengajaran,

12
13

Identitas Judul Model Dick & Carrey


Jurnal
Strategi pengorganisasian isi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
pengorganisasian pada tingkat mikro dan makro.
(7) Mengembangkan Dan Memilih Material Pengajaran,
Pengembangan bahan ajar kaitannya dengan sumber acuan yang digunakan tetapi hendaknya
disesuai dengan kondisi pembelajaran. Keefektifan penyampaian bahan ajar juga didukung oleh
media yang digunakan. Selain itu, evaluasi mempunyai peran penting dalam rangka masukan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan yang akan dikembangkan.
(8) Mendesain Dan Melaksanakan Evaluasi Formatif,
Adanya evaluasi terhadap bahan ajar, pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia dapat dilakukan
dengan mudah. Setelah ada evaluasi, pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang
telah dilakukan. Dengan demikian akan terjadi pengembangan bahan ajar dengan sendirinya.
(9) Merevisi Bahan Pembelajaran,
Dalam pengajaran bahasa, merevisi bahan pembeljaran perlu untuk dilakukan. Hal ini ditujukan
untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih menarik, efektif bila digunakan dalam
keperluan pembelajaran, sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
(10) Mendesain Dan Melakukan Evaluasi Sumatif.
Evaluasi sumatif diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di awal yang
diperlihatkan oleh unjuk kerja siswa. Apabila semua tujuan sudah dapat dicapai, efektivitas
pelaksanaan kegiatan pembelajaran diangggap berhasil dengan baik. Demikian pula jika
keberhasilan siswa dicapai dalam rentangan waktu yang relatif pendek, aka dari segi efisiensi
pembelajaran dapat dicapai. Dan terakhir, jika dengan rancangan pembelajaran ini mungkin dengan
memberlakukan strategi yang baik, aktivitas belajar siswa meningkat, maka dari segi keberhasilan
pada daya tarik pengajaran dapat dicapai.
14

14

Anda mungkin juga menyukai