Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tema, topik, dan kerangka merupakan beberapa unsur terpenting dalam membuat karya

ilmiah dan karangan. Antara tema, topik, dan kerangka itu mempunyai perbedaan.

Topik dan tema harus ditentukan sebelum mulai menulis kerangka. Terkadang topik

juga langsung dijadikan judul. Sedangkan kerangka merupakan pengembangan dari

tema dan topik yang kita pilih.

Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

1. Apa saja ciri-ciri topik

Bahasa Indonesia yang membahas mengenai tpoik, tema, dan kerangka. Serta kaitan
antara topik dan tema.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membatasi topik


2. Apa saja ciri-ciri tema
3. Bagaimancara membatasi tema
4. bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara garis besar.
5. Apa saja macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat rinciannya
dan berdasar perumusan teksnya.
6. Apa saja syarat outline (kerangka karangan) yang baik.

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.untuk mengetahui materi pembelajaran tentang cara menentukan tema
,topik ,dan pembuatan kerangka karangan
2.untuk memenuhi tugas kelompok bahasa indonesia

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui ciri-ciri topik


2. untuk mengetahui cara membatasi topik
3. untuk mengetahui ciri-ciri tema
4. untuk mengetahui cara membatasi tema
5. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara
garis besar.
6. Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat
rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
7. Untuk mengetahui syarat outline (kerangka karangan) yang baik.

1.4 Kegunaan

Makalah ini berguna sebagai referensi pembelajaran mengenai topic, tema dan

kerangka karangan sebagai alat yang dapat membantu peserta didik dalam memahami

kerangka karangan.

1.5 Kerangka Teori

Topik : Kerangka karangan

 Pengertian kerangka karangan

 Manfaat kerangka karangan

2
 Pola Susunan kerangka karangan

 Macam-macam kerangka karangan

 Syarat kerangka karangan yang baik

 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu

1.6 Kode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini

menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan

cara mengkaji dan menelaah data dari internet.

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Isi/Pembahasan

Bab III : Penutup

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TOPIK

Menurut KBBI :

1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.


2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.

Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis
bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.
Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan
yang lebih sempit atau lebih luas. Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya
ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan
lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

Ciri-ciri topik:
1. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat
umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu satu dua
kata yang singkat
2.Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa
keingintahuan pembaca.
3. Mencakup keseluruhan isi cerita.

Cara Membatasi Topik


Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai
berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih
dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik
pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

4
2.2 TEMA

Menurut KBBI : Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar
mengarang, emnggubah sajak, dsb)

Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema adalah pengkhususan terhadap topik. Tema
merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam
karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan
disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi
tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel
itu.

Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin


penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami
oleh pembaca dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar
dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan.

Syarat Tema yang Baik


1. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis
akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.


Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga
pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian,
disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar
belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.

Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar
kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya
untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

5
Ciri-ciri tema

1.Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang
dikemukakan.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain,
bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam
sebuah cerita.

Topik dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan
sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui suatu karya.

Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan
sebagai judul karangan.

Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara


tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

2.3 Pengertian Outline (Kerangka karangan)

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :

2.3.1 Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan,

garis besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang

memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan

merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,

terstruktur, dan teratur.

2.1.2 Pengertian Karangan

6
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang

untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa

tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum

dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi.

2.3.3 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut

outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun

rapi dan lengkap disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat

garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau

dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran

penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat

garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau

dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-

pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga

didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana

topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi

kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

7
2.4 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)

Pembuatan outline mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis

untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat

dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan

itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik,

harmonis dalam perimbangannya.

c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan

dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai

klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda

kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai

klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus

menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur

pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat

memikat perhatian pembaca.

d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu

bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari

karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak

perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan;

misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang

sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian

8
kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak

dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya

membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka

penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan

di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.

e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-

rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data

atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data

dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam

karangannya itu.

Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat

menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan

apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat

wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan

merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur

ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara

menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

2.5 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)

Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pola Alamiah

Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan

keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan

9
berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam

yang berdimensi ruang dan waktu.

Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Kronologis (waktu)

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap

kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)

· asal usul penulis

· pendidikan si penulis

· kondisi kehidupan penulis

· keinginan penulis

· karir penulis

b. Spasial (ruang)

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai

pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di

gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)

· Di daerah Kalimantan

· Di daerah Sulawesi

· Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada

10
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah

urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan

bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap,

mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam

karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya

dan tidak memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis

Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan

bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis .

Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern

dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.

Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan

pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a. Klimaks dan Antiklimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa

posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi

kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)

· Keresahan masyarakat

· Merajalela nya praktek KKN

· Kerusuhan sosial

11
· Tuntutan reformasi menggema

b. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat

ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang

kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–

akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan

sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi

manusia pada umumnya.

Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)

· Tingginya harga bahan pangan

· Penyebab krisis moneter

· Dampak terjadi krisis moneter

· Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Pemecahan Masalah

Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju

kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-

kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri

dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan

tadi, penyebab terjadinya masalah dan akhirnya alternatif–alternatif untuk

jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)

· Apa itu virus H1N1

12
· Bahaya virus H1N1

· Cara penanggulangannya

d. Umum khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti

dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik (pengaruh internet)

· Para pangguna internet

o Anak–anak

o Remaja

o Dewasa

· Manfaat internet

o Media informasi

o Bisnis

o Jaringan social

o Dan lain–lain

e. Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah

di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di

kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini di

terapkan dengan mempergunakan analogi.

f. Akseptabilitas

13
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan

familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau

tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu

gagasan di terima atau tidak serta suatu pendapat di setujui atau tidak oleh

para pembaca

2.6 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)

A. Berdasar Sifat Rinciannya:

1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal

Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

a) Topiknya tidak kompleks

b) Akan segera digarap

2) Kerangka Karangan Formal:

Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

a) Topiknya sangat kompleks

b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya:

Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang

dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat

dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut

Kerangka Karangan Formal.

Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :

Topik : Penggunaan kompor briket batubara

14
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya

Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket

batubara dengan meningkatnya pencemaran

Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.

Aspek yang diteliti :

a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia

b. sumber bahan bakar di Indonesia

c. cadangan bahan bakar di Indonesia

d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan

dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif

e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif

f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara

Metode Penelitian :

studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket

Literatur :

Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global

concern.

Fifth edition. Mc Graw, Boston

Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in the

environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.

Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.

15
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.

Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2

www.wikipedia.com

B. Berdasar Perumusan Teksnya

1) Kerangka Kalimat

2) Kerangka Topik

3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

2.7 Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang

Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga

rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal

untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam

mengembangkan karangan.

16
2.8 Langkah-langkah menyusun kerangka karangan

Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa

bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama

dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang

sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

1. Menentukan tema dan judul

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang

mendasari suatu karangan.

Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan

menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada

penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

2. Mengumpulkan bahan

Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak

cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing -

masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahan

Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai

dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan

yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.

Berikut ini petunjuk – petunjuknya :

1. Catat hal penting semampunya.

2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

17
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Mencatat gagasan.

Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang

menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).

5. Mengatur urutan gagasan.

Aturlah kerangka karangan kedalam bentuk pokok-pokok bab dan subbab.

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila

terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.

(karangan tidak mengalir).

Setelah selesai membuat kerangka karangan yang baik, selanjutnya

kembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan yang komplit. Dalam

pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi

yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan

dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai salah satu unsur terpenting dalam membuat karya ilmiah ,tema

,topik dan judul merupakan hal yang diperhatikan dalam membuat karya

tulis.karena tema,topik,dan kerangka merupakan sesuatu yang mendasar.

Topik atau masalah adalah pokok pembicaraan.Tema(bahasa

yunani:thithenai)adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita dan telah

diuraikan.Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat

menjelasakan diri,menarik perhatian dan terkadang menentukan lokasi

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus

membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut

terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan

suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan

yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan

pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

 Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan

dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.

 Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat

rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.

 Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :

19
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga

rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunda dapat di pertanggung

jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk

menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain

akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

20

Anda mungkin juga menyukai