PENDAHULUAN
Tema, topik, dan kerangka merupakan beberapa unsur terpenting dalam membuat karya
ilmiah dan karangan. Antara tema, topik, dan kerangka itu mempunyai perbedaan.
Topik dan tema harus ditentukan sebelum mulai menulis kerangka. Terkadang topik
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia yang membahas mengenai tpoik, tema, dan kerangka. Serta kaitan
antara topik dan tema.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.untuk mengetahui materi pembelajaran tentang cara menentukan tema
,topik ,dan pembuatan kerangka karangan
2.untuk memenuhi tugas kelompok bahasa indonesia
1.4 Kegunaan
Makalah ini berguna sebagai referensi pembelajaran mengenai topic, tema dan
kerangka karangan sebagai alat yang dapat membantu peserta didik dalam memahami
kerangka karangan.
2
Pola Susunan kerangka karangan
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Isi/Pembahasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TOPIK
Menurut KBBI :
Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis
bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.
Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan
yang lebih sempit atau lebih luas. Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya
ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan
lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Ciri-ciri topik:
1. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat
umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail. Topik biasa terdiri dari satu satu dua
kata yang singkat
2.Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa
keingintahuan pembaca.
3. Mencakup keseluruhan isi cerita.
4
2.2 TEMA
Menurut KBBI : Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar
mengarang, emnggubah sajak, dsb)
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah ditempatkan. Tema adalah pengkhususan terhadap topik. Tema
merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam
karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan
disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi
tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel
itu.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis
akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar
kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya
untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
5
Ciri-ciri tema
1.Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang
dikemukakan.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain,
bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam
sebuah cerita.
Topik dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan
sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui suatu karya.
Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan
sebagai judul karangan.
Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :
garis besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan
6
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
7
2.4 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)
itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik,
klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda
klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus
menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur
pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu
bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari
karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak
perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan;
misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang
sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian
8
kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak
dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya
membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka
penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan
rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data
dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam
karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat
wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan
merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pola Alamiah
keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan
9
berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam
a. Kronologis (waktu)
· pendidikan si penulis
· keinginan penulis
· karir penulis
b. Spasial (ruang)
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
10
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah
urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan
karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya
2. Pola Logis
bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis .
Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern
pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
· Keresahan masyarakat
· Kerusuhan sosial
11
· Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat
ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang
akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan
c. Pemecahan Masalah
dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan
12
· Bahaya virus H1N1
· Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
o Anak–anak
o Remaja
o Dewasa
· Manfaat internet
o Media informasi
o Bisnis
o Jaringan social
o Dan lain–lain
e. Familiaritas
f. Akseptabilitas
13
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau
gagasan di terima atau tidak serta suatu pendapat di setujui atau tidak oleh
para pembaca
Cara kerjanya:
dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut
14
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Metode Penelitian :
Literatur :
concern.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second Edition.
15
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
www.wikipedia.com
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan.
16
2.8 Langkah-langkah menyusun kerangka karangan
bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama
dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang
sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan
2. Mengumpulkan bahan
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai
17
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Mencatat gagasan.
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila
yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai salah satu unsur terpenting dalam membuat karya ilmiah ,tema
,topik dan judul merupakan hal yang diperhatikan dalam membuat karya
yunani:thithenai)adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita dan telah
diuraikan.Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat
terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan
yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan
19
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
3.2 Saran
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunda dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
20