Anda di halaman 1dari 15

DENTAL SITE TEACHING

GINGIVECTOMY

MODUL PERIODONSIA

Oleh :

Rahma Fuaddiah

2041412002

Dosen Pembimbing

drg. Saidina Hamzah Daliemunthe, Sp.Perio (K) MP

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
PENDAHULUAN

Tujuan perawatan periodontal tidak hanya untuk menyembuhkan penyakit


periodontal tetapi juga untuk memperbaiki faktor estetik. Faktor estetik sangat
berpengaruh terhadap rasa percaya diri seseorang. Terutama jika faktor estetik
menyangkut masalah pada gigi-gigi maupun gingiva bagian anterior rahang atas, hal
ini tentu akan mengganggu penampilan seseorang. Oleh karena itu faktor estetik dan
faktor kesehatan seharusnya mendapat perhatian yang sama. Kondisi jaringan
periodontal yang banyak menimbulkan keluhan estetik adalah pembesaran gingiva dan
resesi gingiva. Pembesaran gingiva merupakan ciri adanya penyakit pada jaringan
periodontal yang sering disebut sebagai gingival enlargement. Gingival enlargement
merupakan pertumbuhan gingiva yang melebihi normal sehingga terjadi peningkatan
ukuran gingiva. Istilah pembesaran gingiva meliputi adanya suatu kondisi hiperplasi
maupun hipertrofi gingiva. Umumnya pembesaran terjadi pada daerah free gingiva.
Namun demikian, pada beberapa kasus ditemukan pula pembesaran yang meliputi free
gingiva dan attached gingiva. Pembesaran gingiva juga dapat meliputi permukaan
fasial maupun lingual/palatal. Pembesaran gingiva dapat disebabkan karena faktor
lokal maupun sistemik, bisa bersifat edematous maupun fibrous.
Tanda klinis pembesaran gingiva Pembesaran gingiva dapat terjadi secara lokal
maupun menyeluruh. Pembesaran gingiva merupakan suatu manifestasi dari hipertrofi
(pertambahan ukuran sel) maupun hiperplasi (pertambahan jumlah sel). Pembesaran
gingiva umumnya timbul sebagai akibat dari peran bakteri plak. Keberadaan bakteri
pada gingiva menyebabkan timbul respons pada jaringan periodontal berupa
keradangan. Tanda awal keradangan gingiva secara klinis berupa bleeding on probing
dan kemerahan pada marginal gingiva. Respons jaringan terhadap adanya radang
tersebut, dapat berupa edematous maupun fibrous. Secara klinis, pembesaran gingiva
tipe edematous ditandai dengan permukaan gingiva halus, mengkilat, lunak dan
kemerahan, sedangkan tipe fibrous mempunyai tanda klinis warna gingiva seperti
normal, lebih tebal dibandingkan tipe edematous dan tepinya tampak membulat.
Etiologi pembesaran gingiva
Faktor lokal utama yang berhubungan dengan pembesaran gingiva adalah
bakteri plak pada permukaan gigi. Sedangkan faktor lokal sekunder yang dapat
menyebabkan pembesaran gingiva, antara lain yaitu: adanya kalkulus, restorasi gigi
yang tidak baik, karies, letak gigi tidak beraturan, serta pemakaian alat ortodonsi.
Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh keradangan akut maupun kronis.
Pembesaran gingiva akibat keradangan akut dapat terjadi pada kondisi abses. Bila
pembesaran terjadi pada margin gingiva maupun papila interdental, maka disebut
gingival abses. Bila pembesaran bersifat diffuse dan dominan melibatkan attached
gingiva, sehingga terjadi kerusakan pada junctional epithelium maka dinamakan
periodontal abses.
Pada kondisi tertentu, pembesaran gingiva dapat pula berhubungan dengan
keterlibatan faktor sistemik. Faktor sistemik yang terkait dengan pembesaran gingiva
antara lain meliputi defisiensi nutrisi, perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan, pubertas dan pemakaian alat kontrasepsi. Penggunaan obat-obatan
golongan antihipertensi, antikonvulsan dan imunosupresan juga dapat menyebabkan
pembesaran gingiva. Pembesaran gingiva dapat terjadi akibat proliferasi pembuluh
darah maupun sel fibroblas. Pada pembesaran gingiva terjadi peningkatan produksi
kolagen tipe-1, heat-shock protein (HSP)-47. Kondisi ini diikuti dengan penurunan
level matrix metalloproteinase (MMP)-1 dan MMP2. Penurunan kedua MMP ini
mengakibatkan mekanisme fisiologis degradasi matriks ekstraseuler menurun.
Berdasarkan etiologi tersebut, maka pembesaran gingiva dapat dibagi dalan beberapa
kelompok:
1. Inflammatory enlargement
2. Drug-induced gingival enlargement
3. Enlargement associated with systemic diseases
4. Idiopathic gingival enlargement
5. Neoplastic enlargement
6. False enlargement
Tatalaksana pembesaran gingiva dengan gingivektomi konvensional
Secara umum, perawatan penyakit periodontal selalu memerlukan upaya
Dental Health Education (DHE), serta tindakan scalingrootplaning dan polishing.
Begitu pula dengan pembesaran pada gingiva. Pembesaran gingiva Tatalaksana
pembesaran gingiva dengan gingivektomi konvensional 3 tipe edematous masih dapat
dirawat dengan scaling-rootplaning tanpa memerlukan tindakan bedah. Beberapa
peneliti juga menyatakan bahwa dengan metode menyikat gigi yang benar,
pembesaran gingiva tipe edematous dapat berkurang. Namun apabila pembesaran
gingiva terdiri dari komponen fibrotik (pembesaran gingiva tipe fibrous) untuk
mencapai kesembuhan optimal tidak cukup hanya dengan tindakan scaling dan
rootplaning saja. Diperlukan tindakan bedah periodontal untuk mengembalikan
jaringan gingiva pada fungsi dan estetiknya. Tindakan bedah yang dimaksud adalah
teknik gingivektomi. Gingivektomi konvensional pertama kali diperkenalkan oleh
Robiscek tahun 1884. Gingivektomi merupakan tindakan bedah melalui eksisi
jaringan gingiva yang mengalami pembesaran patologis, yang bertujuan untuk
menghilangkan poket dan keradangan gingiva sehingga didapatkan jaringan gingiva
yang fisiologis, fungsional dan estetik baik.
Gingivektomi dapat dilakukan dengan menggunakan pisau bedah (scalpel),
electrosurgery (kauter), laser maupun chemosurgery. Gingivektomi konvensional
dilakukan dengan menggunakan scalpel, metode ini paling banyak digunakan.
Keuntungan dilakukan tindakan gingivektomi dengan scalpel antara lain adalah
tekniknya relatif sederhana, insisi dapat dilakukan secara presisi pada marginal
gingiva yang telah ditentukan, penyembuhan relatif baik dan cepat. Namun demikian
ada kekurangan teknik ini, antara lain adalah: adanya kemungkinan perdarahan yang
timbul selama tindakan bedah sehingga mengganggu pandangan operator. Selain itu,
adanya rasa sakit yang timbul setelah tindakan bedah dan kemungkinan proses
kesembuhan yang memanjang juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan
Syarat dari gingivektomi adalah mempunyai gingival cekat yang cukup adekuat,
sehingga setelah dilakukan gingivektomi terdapat gingival cekat yang cukup atau
mendukung dari jaringan gigi tersebut.

Indikasi dan Kontraindikasi Gingivektomi


1. Indikasi :
- Eliminasi poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang sudah
dilakukan initial terapi berupa scaling and root planing tetapi tidak bisa
mengeliminasi poket tersebut.
- Enlargement gingiva dengan fibrous. Pembesaran gingiva dimana margin
gingiva bergerak atau bermigrasi kearah koronal gigi sehingga terdapat
poket gingiva.
- Eliminasi abses periodontal supraboni.
2. Kontra Indikasi
- Pasien memiliki penyakit sistemik ( sehingga tindakan bedah tidak dapat
dilakukan ).
- Poket periodontal dengan kedalaman poket mencapai mukongival junction
(poket infrabony) sehingga bila diinsisi gingiva cekat akan hilang dan
tulang alveolar akan terekspos.
- Oral hygiene pasien buruk.
-
Yang perlu diperhatikan sebelum mengerjakan gingivektomi
1. Sebelum tindakan
- Pemeriksaan tekana darah dan Informed consent
- Memastikan gingiva tidak dalam keadaan infeksi atau inflamasi sehingga
perlu dilakukan initial terapi untuk mengeliminasi infeksi atau inflamasi
yang ada
- Kebersihan mulut( rekam control plak harus dibawah 10%)
2. Saat tindakan
- Penandaan menggunakan pocket marker. Ini sangat penting karena
penandaan tadi digunakan sebagai guide saat eksisi gingiva tersebut
sehingga harus tepat.
- Pada saat eksisi yang harus diperhatikan penempatan blade atau pisau
Kirkland harus membentuk 45o menghadap akar gigi atau tulang alveolar,
sehingga saat melakukan eksisi didapatkan kontur gingiva yang baik.
- Saat melakukan eksisi harus memastikan semua jaringan terkoreksi dengan
baik, tidak ada jaringan yang tertinggal atau jaringan nekrosis yang dapat
menyebabkan timbulnya infeksi
- Bentuk gingiva harus sesuai dengan gingiva normal dan lengkung gigi
harus sesuai, sehingga gigi terlihat sesuai dengan proposinya.
- Mengontrol perdarahan (sehingga setelah selesai dilakuakan gingivektomi
pasien tidak mengalami perdarahan)
Setelah gingivektomi dilakukan, jaringan konektif akan ditutupi oleh gumpalan
bekuan darah. Terdapat inflamasi akut yang bersifat sementara selama reorganisasi
gumpalan bekuan darah tersebut. Luka terbuka tersebut kemudian akan berepitelisasi,
menutup dalam 7-14 hari dan mengalami keratinisasi dalam 2-3 minggu.
Laporan Kasus

DEPARTEMENT PERIODONSIA

Nama Operator : RahmafFuaddiah


No. Pokok : 2041412002

A. Skenario Kasus
Pasien laki-laki usia 47 tahun datang dengan keluhan gusi gigi depan rahang atas kanan
dan rahang atas kiri bagian depan tidak sama tinggi. Pasien mulai menyadari gusinya tidak
sama tinggi sejak 4 bulan lalu, tidak ada keluhan sakit ataupun perdarahan spontan, serta tidak
ada riwayat gusi bengkak. pasien juga merasa terganggu pada penampilannya karena kondisi
gusi pada gigi depan rahang atas kiri dan kanan tersebut membesar dan tidak sama dengan
gusi gigi lainnya dan pasien kesulitan membersihkan sisa makanan di tersebut. Pasien terakhir
kali ke dokter gigi 2 bulan yang lalu untuk melakukan penambalan gigi. Pasien menyikat gigi
2 kali sehari di pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Pasien sering mengonsumsi
kopi dan merupakan seorang perokok aktif. Pasien mengunyah di kedua sisi dan tidak
memiliki kebiasaan buruk.
Dari pemeriksaan intra oral, ditemukan gigi 15 dan 16 mengalami pembesaran
gingiva, bleeding on probing (-), probing depth labial gigi 12 yaitu 443 dan gigi 13 yaitu 444.
Pemeriksaan klinis menunjukkan gingiva cekat yang adekuat di Daerah anterior rahang atas
margin gingiva yang asimetris dan mahkota klinis yang terlihat pendek Gingiva
berkeratin sekitar 5-7 mm pada rahang atas dan kedalaman probing sekitar 3-5 mm.
Pemeriksaan radiografis mengungkapkan jarak antara puncak tulang alveolar ke CEJ (CAL)
sebesar 2 mm.

B. Diagnosa : Gingival enlargement pada gigi 12 dan 13


Etiologi : Altered passive eruption
Sikap Pasien : Kooperatif
C. Rencana Perawatan :

1. Fase Initial
 SRP (Scaling and Root Planing)
 Kontrol 1 minggu, 1 bulan dan DHE
2. Fase Bedah
 Gingivektomi pada bagian labial gigi 12 dan 13
3. Fase Restoratif
 Tidak dilakukan
4. Fase Pemeliharaan
Fase ini merupakan program kunjungan periodik yang ditujukan untuk perawatan
pemeliharaan guna mencegah kekambuhan dari penyakit periodontal yang dapat
dilakukan berupa deridemen mekanis dan kontrol plak kepada pasien. Interval awal
antar kunjungan tiap 3 bulan tergantung kebutuhan pasien. Operator harus menjelaskan
pentingnya kunjungan periodik dan apa yang harus dilakukan pasien selama waktu antar
kunjungan. Serta perawatan seperti penambalan, dan pembuatan gigi palsu. Pada saat
period recall dilakukan pemeriksaan RKP, pemeriksaan kondisi gingival, kedalaman
poket, oklusi, mobility gigi, dan adanya perubahan patologis lainnya.
Evaluasi kontrol 6 bulan sekali untuk memeriksa keadaan jaringan periodontal dengan
cek RKP, evaluasi kondisi plak dan kalkulus, probing depth, ada tidaknya inflamasi
gingiva dan mobilitas gigi. Tahun pertama dilakukan kunjungan periodic tidak lebih 3
bulan. Tahun selanjutnya dibedakan menjadi Klas A, B dan C tergantung keparahan
periodontal.
1. Kunjungan periodic Klas A (6 bulan ± 1 tahun)
- Hasil sempurna dapat dipertahankan dengan baik
- OH baik, kalkulus minimal
- Tidak ada gangguan oklusi, protesa
- Tidak ada poket
- Tidak ada gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%

2. Kunjungan periodic Klas B (3-4 bulan)


- Hasil baik yang dapat dipertahankan selama 1 tahun lebih
- OH buruk, pembentukan kalkulus parah
- Ada kelainan sistemik
- Masih terdapat poket, 20% BOP (+)
- Terdapat masalah oklusi, protesa, tindakan ortho
- Terdapat gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
- Perokok
- Karies berulang dan Tes genetic atau riwayat keluarga (+)
3. Kunjungan periodic Klas C (1-3 bulan)
- Hasil buruk setelah perawatan perio
- OH buruk, pembentukan kalkulus parah
- Ada kelainan sistemik
- Masih terdapat poket, 20% BOP (+)
- Terdapat masalah oklusi, protesa, tindakan ortho
- Banyak gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
- Perokok
- Karies berulang
- Tes genetic atau riwayat keluarga (+)
- Indikasi bedah perio tetapi tidak dilakukan oleh karena alasan medis,
psikologis atau financial.
D. Prognosis
Good prognosis

E. Penatalaksanaan

Alat dan bahan

Alat Bahan
Mouth retractor Povidone iodine
Diagnostic set Anastetikum (pehacain)
Pocket marker Kassa steril
Periodontal Probe Larutan saline/aquades steril
Pisau bedah no 15 Periodontal pack
Pisau Orband
Pisau Kirkland
Semen spatel
Glass lab
Spuit 3 cc dan 10 cc
F. Tahap Pekerjaan
a. Presurgical Consideration
- Sebelum mengerjakan gingivektomi pastikan RKP dibawah 10%
- Pengukuran tekanan darah
- Pengisian informed consent.
b. Prosedur Gingivektomi
- Lakukan asepsis area kerja (sekitar gigi 15 dan 16) pada bagian labial
dengan menggunakan kassa steril yang sudah dibasahi povidone iodine.
- Lakukan anastesi infiltrasi pada daerah muko bukal fold pada bagian labial
gigi 15 dan 16.
- Gunakan mouth retractor untuk mendapatkan akses dan visual yang lebih
baik
- Lakukan penentuan letak dasar poket dengan menggunakan pocket marker
pada 15 dan 16. Apabila tidak memungkinkan gunakan kombinasi probe
dan sonde.

- Setelah melakukan penandaan dasar poket bentuk garis insisi dengan


menggunakan sonde.

- Lakukan reseksi/ pengambilan gingiva menggunakan pisau gingivektomi


berupa pisau kirkland (berfungsi untuk insisi permukaan labial) dan pisau
orban (berfungsi untuk insisi daerah interdental).
- Lakukan insisi terputus (discontinous incision) pada permukaan labial
terlebih dahulu menggunakan pisau Kirkland. Ujung pisau kirkland
diletakkan 2 mm dibawah bleeding point dengan ujung blade mengarah ke
koronal. Eksisi dilakukan dengan eksternal bevel dimulai dari apikal titik
khayal perdarahan yang sudah ditandai membentuk bevel 45º terhadap
permukaan gigi, diarahkan ke koronal menuju satu titik antara dasar poket
dengan puncak tulang alveolar. Insisi diskontinu dimulai dari sudut distal
gigi 16 mengikuti tanda dasar poket menuju sudut interdental dan atau
distal gigi 15, kemudian dari sudut distal gigi 15 mengikuti tanda dasar
poket menuju sudut mesial gigi 15. Insisi harus mengikuti bentuk kontur
gigi.

- Gunakan pisau orban untuk mengeksisi jaringan di daerah interproksimal.


Pisau orban diletakkan 2mm dibawah bleeding point dengan ujung blade
- Gingiva yang telah direseksi disingkirkan dengan kuret dari arah luar.
Kuret harus berkontak ke permukaan gigi, lalu dengan gerakan sapuan
ke arah koronal jaringan yang telah direseksi disingkirkan.
- Lakukan scaling and root planing untuk membersihkan deposit yang
menempel atau masih tertinggal pada permukaan akar.
- Lakukan scrapping untuk menghaluskan, menipiskan, dan mendapatkan
kontur fisiologis dari gingiva menggunakan blade no 15.
- Irigasi daerah bedah (permukaan gingiva) menggunakan larutan aquades
steril untuk membersihkan partikel-partikel yang tersisa.
- Lakukan penekanan pada daerah luka dengan menggunakan kain kassa
yang telah dibasahi dengan larutan saline steril selama 2-3 menit, untuk
menghentikan perdarahan.
- Lakukan penutupan luka pada area kerja dengan menggunakan
periodontal pack. Manipulasi periodontal pack dengan langkah berikut :
1. Aduk periodontal pack base dan katalis dengan rasio 1 : 1 pada
glasslab menggunakan spatula semen.
2. Handscoon sebaiknya diolesi vaseline untuk mencegah pack
yang lengket pada saat pengaplikasian.
3. Periodontal pack dibuat seperti gulungan kemudian
dipasangkan dengan ditekan perlahan pada gingiva yang dieksisi.
Untuk memperkuat retensi pack, maka daerah interproksimal
ditekan menggunakan instrumen plastis.
4. Lakukan muscle trimming pada bagian labial, bersihkan
kelebihan bahan dan tunggu hingga setting.

c. Pemberian resep obat berupa antibiotik dan analgetik

R/ Capl Amoxicillin 500 mg No. XV


s.3.d.d.Capl I a.c
R/ Capl Asam Mefenamat 500 mg No. X
s.p.r.n capl I p.c max 3 dd
R/ Garg Chlorhexidine gluconate 0,2% 150 ml
fls No. I s.2.d.d cup 1 garg
d. Instruksi pasca gingivektomi

- Pasien diinstruksikan untuk meminum obat yang diberikan berupa


antibiotic dan analgetik
- Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman panas dan hindari
mengunyah pada area periodontal pack agar tidak mengganggu pengerasan
dan mengakibatkan periodontal pack terlepas.
- Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman asam, pedas dan alkohol
yang memicu rasa sakit. Hindari merokok yang dapat memperlambat
penyembuhan luka.
- Apabila terjadi pembengkakan kompres dengan air hangat, dan apabila
darah tidak berhenti mengalir lebih dari 5 jam tekan dengan jari selama 2
menit. Jika darah masih mengalir maka hubungi dokter.
e. Kontrol 1 minggu setelah gingivektomi
- Tanyakan keluhan pasien dan konsumsi obat yang diberikan
- Perhatikan kondisi periodontal pack pasien, lalu lanjutkan pada pembukaan
periodontal pack secara perlahan
- Irigasi dengan aquadest steril
- Lakukan pengecekan luka, perhatikan kondisi penyembuhan luka, warna,
konsistensi, bentuk, permukaan dan kondisi interdental papil gingiva.
- DHE pasien dengan cara menjelaskan kepada pasien setelah periodontal
pack dilepas gusi akan mudah berdarah, dan hal ini adalah wajar, kemudian
instruksikan kepada pasien selalu membersihkan daerah luka, dan dapat
menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi.
f. Kontrol 1 bulan setelah gingivektomi
- Tanyakan keluhan
- Perhatikan kondisi penyembuhan luka warna, konsistensi, bentuk,
permukaan dan kondisi interdental papil gingiva.
- Lakukan RKP dan probing depth
- DHE pasien ,instruksikan kepada pasien untuk tetap menjaga oral hygine
dengan baik
g. Fase Pemeliharaan
Dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal
sehingga perlu dilakukan kontrol periodik. Jika hasil perawatan dan OH pasien
baik, pasien diminta untuk melakukan kunjungan ulang dalam rangka fase
pemeliharaan setiap 3 bulan sekali pada tahun pertama, namun jika hasil
perawatan dan OH pasien buruk, pasien diminta untuk melakukan kunjungan
ulang setiap 1,5 bulan sekali pada tahun pertama.
Beberapa prosedur yang dilakukan pada fase pemeliharaan:
1. Reevaluasi kesehatan periodontal dengan mencatat scor plak, ada atau
tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi.
2. Scaling dan polishing.
DAFTAR PUSTAKA

1. Newman, M., Carranza, F.,and Takei, H. 2018. Newman and Carranza’s Clinical

Periodontology. 13 thed St. Louis, Mo, : Elseveir Health Science

Anda mungkin juga menyukai