MODUL PERIODONSIA
GINGIVITIS
Nama
NIM
: 20090340103
yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan
lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri,
sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena
pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau
menggunakan benang khusus.
Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan
kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di
dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 1-2 hari untuk matang. Karang gigi
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak
kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan
menjadi sarang kuman. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi
tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: Ayu sulistiowati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 21 Tahun
Alamat
B.
: Bantul
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Keluhan Utama
Pasien datang ke RSGMP UMY dengan keluhan giginya terasa kasar dan
kotor, terutama pada bagian sisi bawah. Pasien mengeluhkan gusinya yang
kadang berdarah saat menyikat gigi. Saat berdarah gusi tersebut tidak terasa
sakit dan darah segera berhenti setelah selesai menyikat gigi. Frekuensi
menyikat gigi pasien adalah 1-2 kali sehari. Menurut pengakuan pasien, pasien
jarang menyikat gigi pada sisi dalam karena sulit di jangkau dan pasien
biasanya sering tergesa-gesa saat menyikat gigi. Pasien tidak pernah sikat gigi
malam sebelum tidur. Pasien ingin agar giginya dilakukan perawatan.
C.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan Intra Oral
Gingiva berwana kemerahan terutama pada regio rahang bawah bagian dalam
dan depan, lalu pada bagian labial dan bucal atas, bentuk membulat,
D.
TREATMENT PLANING :
a.KIE
b.
Scalling dan brushing
c.Follow up
BAB III
PENATALAKSANAAN KASUS
I.
Pasien datang ke RSGMP UMY dengan keluhan giginya terasa kasar dan
kotor, terutama pada bagian sisi bawah. Pasien mengeluhkan gusinya yang
kadang berdarah saat menyikat gigi. Saat berdarah gusi tersebut tidak terasa
sakit dan darah segera berhenti setelah selesai menyikat gigi. Frekuensi
menyikat gigi pasien adalah 1-2 kali sehari. Menurut pengakuan pasien,
pasien jarang menyikat gigi pada sisi dalam karena sulit di jangkau dan pasien
biasanya sering tergesa-gesa saat menyikat gigi. Pasien tidak pernah sikat gigi
malam sebelum tidur. Pasien ingin agar giginya dilakukan perawatan.
Pemeriksaan Objektif :
Debris Indeks
Atas
Kanan
Anterior
2
Bawah
3
3
Atas
Kanan
2
PD
: 2 mm pada gigi 36
OHI
: 8,5 (buruk)
PI
: 66,66 %
1
1
3
3
: (+)
Kiri
BOP
Anterior
0
Bawah
2
3
3
Calculus Indeks
Kiri
0
0
: Gingivitis
Treatment Planning :
1. KIE
2. Scalling supragingiva dan sub gingiva
3. Brushing
4. Follow up
II.
Kanan
Anterior
0
Bawah
0
0
Atas
Kanan
0
PD
: 2 mm pada gigi 36
0
0
0
0
:()
Kiri
BOP
Anterior
0
Bawah
0
0
0
Calculus Indeks
Kiri
0
0
OHI
: 0,33 (baik)
PI
: 9,37 %
Assessment :
Kebersihan rongga mulut meningkat menjadi kategori baik dan gingivitis
membaik.
Treatment Planning :
1. Kontrol plak
2. Brushing
3. KIE
4. Follow up
BAB IV
REFLEKSI KASUS
LANDASAN TEORI
Debris adalah sisa makanan atau deposit lunak yang dapat dibersihkan dengan
disclosing.
Kalkulus adalah suatu massa yang keras yang melekat pada permukaan gigi.
Stain adalah endapan yang berwarna pada permukaan gigi.
Materi alba adalah sisa makanan yang halus seperti serbuk, menempel pada gigi
GINGIVA
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus
alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontal dan
tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri dalam mulut
(Itjiningsih, 1995).
Tanda-tanda gingiva normal yaitu:
1. Berwarna merah muda, warna ini tergantung dari derajat vaskularisasi, ketebalan
2.
3.
4.
5.
papilla interdental.
6. Sulkus gingiva tidak lebih dari 2 mm.
7. Tidak mudah berdarah.
8. Tidak oedem, tidak ada eksudat.
GINGIVAL ENLARGEMENT
Pembesaran gingiva atau yang sering dikenal dengan gingival enlargement adalah
jaringan gusi membesar secara berlebihan diantara gigi dan atau pada daerah leher
gigi. Dahulu pembesaran gingiva disebut sebagai hypertropic gingivitis atau gingiva
hyperplasia. Hiperplasi adalah penambahan jumlah sel dan hipertropi adalah
peningkatan ukuran sel. Karena hiperplasi dan hipertrofi hanya bisa didiagnosis
secara histologis dan memerlukan analisis mikroskopis jaringan, maka istilah
pembesaran gingiva lebih tepat digunakan untuk menerangkan keadaan ini.
Distribusi dan lokasi pembesaran gingiva
Lokal
: terbatas pada satu gingiva atau sekelompok gigi
General
: meliputi gingiva seluruh rongga mulut
Marginal
: pada sisi tepi gingiva
Papillary
: pada papilla interdental
Diffus
: meliputi bagian tepi gingiva, gingiva cekat, dan papilla interdental
Diskret
: seperti tumor, bias bertangkai atau tidak bertangkai
Skor pembesaran gingiva
0 : Tidak ada pembesaran gingiva
1 : Pembesaran gingiva terjadi pada papilla interdental
2 : Pembesaran gingiva meliputi papilla interdental dan tepi gingiva
3 : Pembesaran gingiva menutupi mahkota gigi atau lebih
Letak
Kalkulus Supragingiva
Kalkulus Subgingiva
Diatas gingival (sebelah koronal Dibawah gingival (akar gigi didekat
dari tepi gingival)
Warna
Agak
kekuningan
tercemar
Bentuk
factor
kecuali
lain
apeks gigi)
bila Hijau tua atau hitam
seperti
keras
daripada
kalkulus
dari gigi dengan alat khusus. Dapat supragingiva, melekat lebih erat ke
terlihat langsung di dalam mulut.
sehingga
menyebabkan
pH plak
turun
sampai
mengakibatkan
demineralisasi enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi karies.
b. Penyakit Periodontal
Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan, biasanya
gingiva berwarnamerah, membengkak dan mudah berdarah sedangkan periodontitis
adalah kerusakan tulang pendukung gigi. Pembersihan gigi yang kurang baik
menyebabkan plak mengumpul makin banyak dan akan mengiritasi gingiva, dan
berlanjut merusak jaringan penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini
berlangsung terus maka tulang penyangga lama-kelamaan menjadi goyang dan
sampai pada akhirnya gigi yang terkena penyakit ini akan tanggal sendiri tanpa
pencabutan.
Proses terjadinya gingivitis
Gingivitis sering dihubungkan dengan mikroorganisme yang ada di gigi atau
mungkin yang ada didekat atau di dalam sulkus gingiva. Mikroorganisme ini dapat
menyintesis produk antara lain collagenase, hyaluronidase, protease, chondroitin
sulfatase, dan endotoxin yang dapat merusak sel epithel dan sel jaringan pengikat
serta beberapa unsur sel seperti kolagen, substansi dasar sel, dan glycocalyx.
a. Gingivitis stadium 1 : The Initial Lesion
Stadium awal gingivitis ditunjukan dengan vasodilatasi kapiler dan peningkatan
aliran darah. Hal ini terjadi sebagai respon dari aktivitas bakteri. Perubahan
gingiva pada stadium ini tidak dapat dilihat secara klinis. Secara mikroskopis
dapat dideteksi dengan melihat hubungan antar sel epithel dan keadaan cairan di
luar pembuluh darah jaringan ikat. Contohnya matriksnya berubah karena ada
cairan eksudat dan pendeposisian fibrin di area yang terinfeksi. Juga limposit
yang akan terakumulasi. Peningkatan migrasi leukosit ke dalam sulkus gingiva
Retensi plak pada gigi yang disebabkan oleh variasi anatomi dan perkembangan
gigi, karies gigi, faktor iatrogenik, gigi yang crowded, bernapas lewat mulut, resesi
gingiva, overhanging dan lain lain, dapat menyebabkan gingivits yang memicu
pendarahan gingiva.
c. Pendarahan juga dipengaruhi oleh trauma mekanik
Seperti sikat gigi, impaksi makanan, atau dengan menggigit makanan yang keras
seperti apel. Makanan yang panas dan mengandung bahankimia juga dapat
meningkatkan kemudahan gingiva untuk berdarah.3.
d. Pendarahan gingiva karena faktor sistemik
Pendarahan karena faktor sistemik bisa disebabkan oleh abnormalitas pembuluh
darah (bisa karena defisiensi vitamin C atau alergi contohnya Schonlein-Henoch
purpura), disorder platelet (thrombocytopenic purpura), hypoprothrombinemia, dan
lain lain. Terapi hormon, kontrasepsi oral, kehamilan, dan siklus menstruasi
dilaporkan mempengaruhi pendarahan gingiva. Perubahan hormon androgenik dapat
menjadi faktor modifikasi untuk gingivitis terutama remaja. Beberapa laporan bahwa
fluktuasi hormon estrogen dan progesteron juga mempengaruhi. Diabetes
mempengaruhi pendarahan pada gingiva. Konsumsi obat obatan juga dapat
mempengaruhi pendarahan gingiva.
Macam-macam gingivitis
Gingivitis dapat dibagi :
a. Menurut durasinya :
- Gingivitis akut adalah suatu kondisi yang sangat nyeri datang tiba-tiba dan
-
gingiva.
Gingivitis papillari : melibatkan papilla interdental sering meluas ke marginal
gingiva. Papilla interdental yang paling sering diserang terutama peradangan
BAB V
KESIMPULAN
Gingivitis disebabkan oleh plak dan kalkulus. Kalkulus dibagi menjadi kalkulus
supragingiva dan kalkulus subgingiva. Kalkulus yang dibiarkan saja akan menyebabkan
gingivitis yaitu inflamasi pada gusi. Gingivitis ditandai dengan perubahan warna, tekstur,
kontur, dan respon terhadap rangsang, dimana gusi akan menjadi mudah berdarah.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Solomon. N and Patricia. A,. 2011. Full Length Research Paper : Uncommon Causes
of Gingivitis. Journal of Dentistry and Oral Hygiene vol.3 (5). Nigeria.
http://academicjournals.org/jdoh/PDF/pdf2011/May/Solomon%20and%20Patricia
%20pdf.pdf
2. Gingivitis. Scribd
http://www.scribd.com/doc/87663846/Gingivitis
3. Peter F, et al. Silabus Periodonti. Ed.4. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
4. Karang gigi (kalkulus). Scribd
http://www.scribd.com/doc/56446999/Karang-Gigi-Calculus
5. Gingiva
http://eprints.undip.ac.id/44869/3/Riva_Irlinda_22010110110073_BabIIKTI.pdf