Anda di halaman 1dari 71

PENYAKIT ATAU KELAINAN PADA

JARINGAN PENYANGGA GIGI

POLI GIGI & MULUT RSUP NTB

GINGIVITIS
Adalah Peradangan pada gingiva yang dapat terjadi pada interdental papil, tepi
gingiva, attached gingiva atau kombinasinya.

Berdasarkan tempat terjadinya dapat dibagi :


Gingivitis Lokal : Mengenai satu gigi atau satu regio.
Gingivitis General
: Mengenai seluruh gigi.
Gingivitis Marginalis : Mengenai tepi-tepi gigi

Etiologi :
Faktor Primer
Faktor Sekunder
Faktor Lokal

Faktor Sistemik

: Bakteri plak
:
: Merupakan predisposisi terjadinya akumulasi plak
dan menghalangi pembersihan plak tsb,
contoh : tumpatan yang kurang baik, gigi berdesakan,
gigi tiruan yang kurang baik, alat Orthodontik.
: Alergi, kelainan darah, hormonal, obat-obatan,
defisiensi nutrisi.

Tanda-tanda Gingivitis
:
Warna gusi lebih merah, mengkilat dan mudah berdarah, gusi membengkak,
dapat disertai halitosis.

GINGIVITIS MARGINALIS.
Definisi : Peradangan Gingiva bagian marginal.
Berdasarkan lamanya penyakit :
Gingivitis marginalis akut.
Gingivitis marginalis kronis.

PREGNANCY GINGIVITIS.
Definisi : Gingivitis yang terjadi pada wanita
hamil.
Derajat keradangannya dari ringan sampai hebat
(hilang dengan sendirinya setelah melahirkan).
Oral Hygiene jelek.

PUBERTY GINGIVITIS.
Tanda-tanda klinis :
Terjadi pada masa pubertas.
Gingiva mengalami hiperplasi, pembengkakan.
Gingiva berwarna merah kebiruan.
Oral Hygiene jelek.

SCORBUTIC GINGIVITIS.
Tanda-tanda klinis :
Terjadi karena defisiensi Vitamin C.
Peradangan terjadi menyeluruh dari
Interdental papil sampai attached
gingiva.
Gusi berwarna merah mengkilat.
Mudah berdarah, hyperplasi
kadang-kadang ulserasi.
Oral hygiene jelek.

ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis)


Nama lain:
Vincent`s Gingivitis
Trench mouth

Keadaan umum penderita :


Suhu badan tinggi
Tidak ada nafsu makan, karena gingival sakit
Sukar tidur
Pembengkakan kelenjar limfe
Tanda-tanda klinis :
Penderita merasakan sakit yang hebat secara tiba-tiba pada seluruh mulut.
Gingiva sangat mudah berdarah.
Ulcerasi pada interdental papil dengan dilapisi membran.
Hipersalivasi
Halitosis (bau mulut yang tidak sedap).
Perawatan Gingivitis :
Pencegahan :
Oral hygiene diperbaiki (kontrol plak).
Gizi ditingkatkan
Pengobatan :
Pemberian obat-obat kumur yang bersifat antiseptik dan analgesik.
Pembersihan karang gigi (scaling).

PERIODONTITIS
Pembagian Periodontitis :
Menurut waktu terjadinya :
Periodontitis akut
Periodontitis kronis
Menurut perluasan Periodontitis (melalui tempat terjadinya).
Melalui karies
Melalui marginal / leher gigi.
Menurut tempat peradangan :
Periodontitis marginalis.
Periodontitis apikalis.
Periodontitis Marginalis
Pengertian :
Proses inflarnasi yang destruktif (merusak) karena lokal iritasi meluas dari gigi masuk ke
dalam tulang Alveolar sampai periodental membrane sehingga menyebabkan kerusakan
jaringan tersebut disertai hilangnya support terhadap gigi.

Gejala-gejala :
Bau tidak enak
Rasa sakit di dalam tulang
Rasa gatal pada gingiva.
Keinginan penderita menghisap darah dari
interproximal space.
Tanda-tanda klinis :
Terjadinya peradangan pada gusi seperti gingivitis.
Adanya pocket yang fisiologis (Real pocket).
Adanya eksudat dari pocket
Jika akut => sakit
Jika kronis => tidak sakit
Rencana Perawatan :
1. Pencegahan
a. Peningkatan oral hygiene (kontrol plak)
b. Perbaikan gigi dan gizi
2. Pengobatan
a. Pembersihan karang gigi
b. Pemberian obat :
- Antimikroba dan analgetik
- Antiseptik

PERIODONTITIS APIKALIS
Pengertian :
Peradangan jaringan periodontal disekitar apeks gigi sebagai kelanjutan dari
peradangan pulpa yang menyeluruh atau karena trauma.
Sebab terjadinya :
Pulpitis akut totalis yang tidak diobati dan Nekrose pulpa

Gejala-gejala :
Sakit berdenyut-denyut
Gigi terasa memanjang.
Sakit saat oklusi.
Sakit apabila terkena makanan panas.
Tanda-tanda klinis :
Perkusi dan tekanan sakit.
Palpasi pada mucosa daerah apeks kadang-kadang sakit.
Rencana perawatan :
Pemberian obat antimikroba dan analgetik
Pencabutan atau perawatan saluran akar.

CALCULUS / KARANG GIGI


Adalah sisa makanan/plak bersama-sama bahan dalam air ludah bersatu menjadi
keras dan melekat pada permukaan gigi
Terbentuknya calculus :
Bila gigi jarang dibersihkan
Bila gigigigi jarang berfungsi atau tidak digunakan
Akibat dari calculus:
Retraksi gingiva
Gingivitis
Periodontitis
Kegoyangan gigi sampai tanggalnya gigi
Pencegahan terbentuknya Calculus:
Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Mengunyah makanan pada kedua sisi

POKET
Pengertian :
Sulkus gingiva yang bertambah dalam secara fatologis disebabkan
oleh kelainan periodontal dengan kedalaman 2 mm.
Keluhan subyektif :
1.
Rasa sakit dan tertekan pada daerah tertentu dan bisa
hilang setelah beberapa waktu untuk kemudian timbul
kembali.
2.
Bau yang tidak enak pada tempat-tempat tertentu.
3.
Keinginan penderita untuk menghisap-hisap darah dari inter
proximal space.
4.
Rasa sakit dalam tulang
5.
rasa gatal-gatal pada gingiva

Tanda-tanda klinis :
1.
Warna dinding poket merah tua sampai kebiru-biruan karena adanya
statis atau sianosis.
2.
Gingival margin membengkak yang mungkin menutupi email.
3.
Permukaan mengkilat dan stippling hilang karena adanya oedema.
4.
Dinding poket mudah terangkat dari permukaan.
5.
Bila tertusuk perlahan-lahan dengan sonde pada permukaan dalam
dari
poket akan terasa sakit dan berdarah
6.
Tekanan pada dinding poket akan mengakibatkan keluarnya eksudat
pada marginal
7.
Gigi goyang.
8.
Terjadinya elongasi dari gigi
9.
Migrasi
Akibat dari poket :
1.
Karies pada akar gigi
2.
Resesi gingiva
3.
Kerusakan tulang alveolar

Kelainan & Pertumbuhan Gigi Akibat & Cara


Penanggulangannya

Proses pertumbuhan gigi sejak masih dalam kandungan


akan banyak skl dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yg bersifat langsung,atau tdk langsung, yg didapat atau
dibawa oleh orangtuanya, dan terkadang faktor-faktor
tsbt dapat menimbulkan kelainan-kelainan pertumbuhan
yg berakibat adanya bermacam-macam bentuk, ukuran,
warna, letak gigi,adanya asimetri wajah yang tidak
diharapkan
Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap
kelainan-kelainan pertumbuhan gigi dibagi menjadi 2:
A.Faktor extrinsic
B.Faktor intrinsic

Mal-oklusi (beberapa gigi yang letaknya tidak simetris


dgn antagonisnya & dgn bentuk muka); Bentuk gigi
abnormal (ukuran < atau > ); Perubahan warna gigi
(discolorisasi) dll,
akan menyebabkan:
- Kehilangan fungsi kunyah secara optimal,
- Kehilangan fungsi bicara secara optimal,
- Kehilangan fungsi kosmetik,
pada akhirnya secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kejiwaan seseorang (dapat menjadi kurang
percaya diri dll)

Maloklusi
Pengertian oklusi: Hubungan timbal balik antara
permukaan gigi-geligi RA & antagonisnya di RB yang
terjadi selama gerakan mandibula tjd kontak yg
maximal antara gigi-geligi RA & RB

Maloklusi: bentuk oklusi yg menyimpang dari bentuk


standart yg diterima sbg bentuk normal. Dan ini terjadi
karena tidak adanya keseimbangan Dento facial/ tidak
harmonis antr gigi dan muka
Keseimbangan dento-facial tdk disebabkan karena satu
faktor saja,ttp oleh bbrp faktor yg saling mempengaruhi.
Faktor-faktor tsbt adalah:
1. Keturunan
2. Lingkungan
3. Pertumbuhan dan perkembangan
4. Fisiologi
5. Patologi

Klasifikasi mal-oklusi
Dapat digolongkan dalam:
- Chephalic anomali
- Dysnathic anomali
- Eugnathic anomali

Chephalic anomali
Adalah anomali dimana tdpt kelainan2 dari pertmbhn tlng
kepala yg mengakibatkan adanya kelainan2 dari
perkembangan gigi-geligi & kelainan muka. Cara
mengatasi dgn prwtn ortodonti tdk akan memberikan hasil
yg baik.
Termasuk chephalic anomali:
a. Microcephalustdpt adanya kepala yg kecil disertai
dgn dagu yang mundur
b. Macrocephalusditandai dgn adanya kepala yg besar,
disertai mandibula yg maju & gigi2 yg jarang.
c. Gangguan penulangan, pengaliran syaraf &pemberian
nutrisi dari maxilla dan mandibula, contoh prtbhn
berlebihan dari mandibula ttp disertai dgn kemunduran dr
pertumbuhan gigi-geligi

Dysgnathic Anomali
Adanya kelainan pertumbuhan dari rahang dan jaringan
mulut lainnya yg jg berakibat pada gigi2, lengkung gigi,
processus alveolaris.Dpt memberikan hasil lbh baik dgn
prwtn ortodonti ttp stlh lebih dahulu dgn tindakan
pembedahan atau tindakan perwtn lainnya.
Termasuk dysgnathic anomali:
a. Macroglossia, frenulum labii yg abnormal
b. Celah pada muka, celah pada bibir atau celah pada
palatum
c. Seluruh mandibula atau sebagian dari mandibula tdk
tumbuh atau tumbuh tdk sempurna sehingga tdpt
micromandibula
d. Adanya tumor pada rahang atau penyakit periodontium
e. Adanya perubahan bentuk & struktur yg menyolok dari
hubungan rahang & gigi yg mungkin ada hubungannya
dengan peny sistemik, gangguan endokrin, malnutrisi dll

Eugnathic anomali
Semata-mata hanya mengenai gigi-geligi yg
mempengaruhi oklusi gigi-geligi tsbt yg mungkin
disertai dgn adanya malformasi dari proc
alvaolaris tapi tanpa adanya kesalahan dari
bentuk rahang & bentuk muka. Perawatan
ortodonti dpt berhasil baik, meskipun kadang
diperlukan tindakan operasi. Termasuk
eugnathic anomali:
1. Kelambatan erupsi gigi yg menyebabkan gigi
tsbt separuh atau seluruhnya impaksi
2. Posisi yg salah dari masing-masing gigi dalam
garis oklusi, dimana gigi tsbt dpt linguoversi,
labioversi, mesioversi dll

Faktor2 Penyebab Kelainan Pertumbuhan Gigi


Dibagi atas 2 golongan:
1. Faktor-faktor luar (extrinsic) / faktor umum
2. Faktor-faktor dalam (intrinsic) / faktor lokal

Faktor luar :
1. Herediter
2. Kelainan kongenital
3.Perkembangan atau pertumbuhan yg salah yg bersifat:
a. prenatal
b. postnatal
4. Penyakit dan keadaan metabolik yg menyebabkan adanya
predisposisi (kecenderungan) ke arah maloklusi:
a. ketidak seimbangan kelenjar endokrin
b. gangguan metabolik
c. penyakit infeksi
5. Malnutrisi
6. Kebiasaan yg jelek
7. Sikap tubuh (posture)
8. Trauma

1.Herediter
Adanya kromosom yg diturunkansehinnga kelainan2 tsbt blm
terlihat pada waktu anak dilahirkan. Maloklusi hasil dari bbrp
faktor, & sifat herediter hanya salah satu faktor

2.Kelainan kongenital
Kelainan yg timbul pada waktu anak dlm kandungan akibat trauma--kelainan ini terlihat pada waktu anak dilahirkan, krn sinar rofoto
waktu bayi dlm kandungan, pertolongan2 pd bayi waktu dilahirkan
dgn memakai forcep yg slh---anomali pd cranium & rahang
Kelainan yg bersifat kongenital:
a.Palatoschisis dan labioschisis
b. Paralysis cerebralis: kelumpuhan dr otot2 tdk ada
koordinasi(pengaturan) otot2 dari otak. Pengaruh paralysis: -mempengaruhi cara pengunyahan
mempengaruhi cara penelanan
cara pernafasan yg salah
cara berbicara yang salah
c. Torticolis: satu keadaan dimana leher agak berputar---ada
kelainan pada rahang dan gigi-geligi

3.Pertumbuhan yg salah
a. bersifat prenatal:
Hal2 yg berpengaruh :-kedudukan uterus,-adanya
fibroma dlam uterus, -gangguan metabolk ibu, kedudukan dari foetus dlm uterus. Kadang hanya bersifat
temporer, akan hilang ssdh tahun pertama stlh lahir
b. bersifat postnatal
Faktor2 yg berpengaruh: kesehatan umum dari
seseorang stlh dilahirkan, misal penyakit2 yg diderita
anak, dan kerja dari kelenjar2 endokrin

4.Penyakit & keadaan metabolik yg menyebabkan adanya


predisposisi kearah maloklusi
a. Ketidak seimbangan kelenjar endokrin
Hypophysis faktor penting bagi perkembangan
rangka pada
umumnya & alat2 pengunyah pada
khususnya
Hiperfungsigigantisme, ditandai dgn acromegalia
rahang & gigi berukuran besar

dmn

Hipofungsitumbuh sbg orangkerdil(cretinisme)dgn tanda


gigi keluar lambat & bentuk kecil.
Hiperfungsi kelenjar thyroidpertumbuhan cepat,
> cpt dari normal

erupsi

Hipofungsi kelenjar thyroid mundurnya


pertumbuhn
dan erupsi gigi terlambat,
resorbsi
akar abnormal,
gangguan pada gingiva
b. Penyakit seperti rachitiskekurangan vit D pengapuran tlng
maxilla & mandibula kurang dr normaldeformasi tlng
rahangditandai dengan tepi proc. Alveolaris abnormal dan
pembentukan email gigi terganggu.

5. Malnutrisi
Selama anak dlm kandungan, ibu hrs memperoleh secukupnya
calcium, phosphor,vit. A, vit. C dsn vit. D untk menjamin kebutuhan
foetus akan zat2 tsbt.Zat-zat ini dgn pengawasan fungsi hormon yg
seimbang faktor penting pertumbuhn tulang dan gigi.

6. Kebiasaan jelek
Mempunyai pengaruh besar terutama selama periode gigi bercampur
a. Kebiasaan menghisap ibu jariprotusi Incisivus permanen dan
retrusi Incisivus bawah,akan merintangi perkembangan yg normal
dari lengkung RB

b. Kebiasaan menggigit bibir, menaruh lidah diantara gigi incisivus


atas dan bwhanomali perkembangan tlng rahang dan gigi, kalau
kebiasaan tsbt terus berlangsung ssdh periode gigi bercampur
d Kebiasaan menggigit kuku, pensil, cara letak tidur yg salah, cara
menelan yg abnormalmenimbulkan mal-posisi letak gigi

Lima faktor yg mempengaruhi keparahan mal-oklusi:


1. Lokasi
2. Posisi
3. Durasi( sbntr, kelainan ringan)
4. Frekuensi(> banyak dilakukan, >parah)
5. Intensitas(seberapa besar tekanan karena bad habid dilakukan)

7. Sikap tubuh
Sikap tubuh dgn menunjukkan bahu ke atasmempunyai rahang
dan gigi yg abnormal.
Sikap kepala yg selalu menunduk sehingga dagu menyentuh dada
retrusi mandibula.

8. Trauma
Trauma berat mengenai & merusak rahang & gigi yg tidak diikuti oleh
reposisi dan regenerasi yg baikmal-oklusi. Trauma yg paling
penting pada waktu bayi dilahirkan, dimana bayi mendapat luka-luka
pada rahangnyamenyebabkan mal-oklusi

Faktor Dalam (intrinsic factor atau faktor lokal):


1. Anomali dari jumlah gigi
2. Anomali dari ukuran gigi
3. Anomali dari bentuk gigi
4. Frenulum labii yg abnormal
5. Prematur loss gigi decidui/gigi permanent
6. Persistensi gigi decidui (prolong retensi)
7. Erupsi gigi permanen yg terlambat
8. Jalannya erupsi gigi yg abnormal
9. Ankylosis
10.Karies gigi

1. Kelainan jumlah gigi


a. Gigi yg berlebihan (dens supernumeralis)
Paling sering dijumpai pada maxilla dekat raphe palatina dari incisivus
centralis atas. Sering jg dijumpai gigi ini terpendam
follicular cyste.
Kelainan akan cepat teratasi, bila lebih cepat dicegah
b. Tidak adanya gigi (anodontia)
Lebih sering pada mandibulla, plng banyak pada gigi incisivus lateralis ats
dan bwh, premolar ke 2 bwh, molar ke 3 atas & bwh, kadang premolar ke 2
atas. Sering terjadi bila gigi permanen tdk ada, akar decidui tdk diresorsi--persisitensi---perlu pemakain gigi palsu jk tdk akan terjadi pergeseran ke
tempat yg kosongtdk tjd anomali yg lebih berat.

2. Anomali ukuran gigi


Faktor herediter banyak menjadi penyebab.Pada satu
rahang mungkin tjd gigi yg sejenis tdk sama ukurannya.Misal
incisisvus lateralis kn normalkiri tdk normal(conus).
-Gigi besar, rahang kecilcrowdedsolusi pemakaian
alat
ortodonti.
-Gigi kecil, rahang besar-diastema-solusi dapat dgn
alat
ortodonti,pembuatan jacket crown.
-Hutchinsons teeth adalah ukuran gigi seri lebih kecil dari
normal,pada gigi molar bentuk spt buah murbey. Faktor penyebab
ibu terkena infeksi treponema pallidum(congenital syphilis), pada
waktu pembentukan gigi. Solusi :dibuatkan crown.

3. Anomali dari bentuk gigi


Rapat hubungannya dgn anomali ukuran gigi.Tjd karena kelainan2
pertumbuhan, misal:
-amelogenesis imperfecta, yaitu pertumbuhan email yg kurang
sempurna.-geminism(gigi kembar).solusi: dibuatkan crown
-dens in dente(adanya gigi dlm gigi).
fusion(adanya gigi yg menjadi
satu).
-mottled teeth(bercak pada gigi) yg disebabkan adanya kandungan fluor
yg berlebihan.
-discolorisasi, yaitu perubahan warna gigi mjd keabuabuan terutama gigi
dpn, yg disebabkan pemakaian obat tetracyclin yg berlebihan dlm masa
pertumbuhan dibawah 3 tahun. Solusi: dibuatkan crown, bleacing.

4.Frenulum labii yg abnormal


Pada waktu gigi bererupsi perlekatan frenulum labii bergeser keatas, tapi
masih berhubngn dgn tepi alveolus. Serabut dr frenulum masih ada yg
tinggal melekat pada lapisan luar periosteum diantara I1 atas, dan akan
membentuk jaringan ikatsutura mediana. Serabut dari frenulum ini dpt
menghalangi saling mendekatnya incisivus centralis---diastema. Tapi dpt
juga karena adanya dens supernumeralis atau agenese dr salah satu gigi

5. Premature loss gigi decidui/permanent


Menyebabkan adanya:
-pergeseran gigi dibelakangnya
` -ruang untuk gigi pengganti menjadi lebih sempit
-waktu gigi tetap mau tumbuh dpt terjadi malposisi
Fungsi dari gigi decidui:
1. Pengunyahan
2. Estetis
3. Pembimbing erupsi gigi permanent
4. Menyediakan ruang untuk gigi permanent
5. Merangsang pertumbuhan rahang.
Pada gigi permanent yg dicabut, akan menyebabkan pergeseran gigi
tetangganya, dan pergeseran yg tak terkontroltiltingtraumatik
oklusi dgn gigi antagonisnya.
` 6. Persistensi gigi decidui (prolong retensi).
Erupsi gigi permanent yg normal selalu didahului adanya resorbsi
gigi decidui. Resorbsi hrs baik seluruhnya & tepat waktu, bila tdk gigi
permanent akan terganggu erupsinya & mencari tempat lain utk
erupsi---tjd malposisi. Banyak kelainan2 letak gigi karena persistensi
gigi decidui.

7.Erupsi gigi permanent yg terlambat


Dapat disebabkan karena:
a. Tidak adanya benih gigi decidui
b. Adanya dens supernumeralis
c. Adanya sebagian akar gigi susu yg tertinggal
d. Adanya jaringan mucosa yg begitu kuat---kekuatan
erupsi kurang, atau tlng alveoulus yg kerasperlu incisi/
curettage dr tlng alvaoulus yg menghalangi erupsi.
Apabila lambatnya erupsi ini menyebabkan,gigi
tetangganya bergeser---tjd malposisi letak gigi

8. Jalannya erupsi gigi yang abnormal


Biasanya keadaan ini disebabkan oleh jalan yg
harus ditempuh gigi terhalang oleh faktor-faktor lain. Akan
tetapi kadang meskipun tidak ada faktor penghalang, gigi
permanent masih menempuh jalan yg salah untuk erupsi,
dan sebabnya belum diketahui. Kalau berhadapan dgn
keadaan ini---dilakukan tindakan bedah dan diperbaiki gigi
yg masih ada

9. Ankylosis
Adalah suatu persatuan( fusi sendi tulang-tulang sehingga tdk dpt lagi
melakukan gerak articulatio).
Ankylosisi disini adalah persatuan antr akar gigi dgn sebagian tulang
alveolus sehingga gigi sulit dicabut.
Penyebab:
- kelenjar endokrin yg abnormal
- penyakit2 kongenital, misal
cleidocranial dystosis
- kecelakaan
- tidak diketahui sebabnya
- sebagian membrana periodontium
rusak
Ankylosis yg terjadi pada gigi susu akan mengganggu erupsi
permanent. Extraksi gigi susu yg ankylosis hrs dlakukan kerokan dr
tlng alveolus---jalan didepan corona gigi permanent yg akan erupsi
terbuka, erupsi berjalan dengan baik.

10. Karies dentalis


Karies pada gigi yg tdk dirawat---adanya ruang2 ---pergeseran pada
gigi permanent---menimbulkan malposisi letak gigi. Terutama karies
pada sisi interproximal.

KASUS I
Px laki-laki 25thn datang dengan keluhan gigi no 3 dari belakang kiri atas
berlubang dan sering nyeri sampai kepala dan telinga.didapatkan riwayat
sering pilek dan mengeluarkan cairan pekat dan berbau busuk dari lubang
hidung sebelah kiri dan tidak membaik selama ini.pada pemeriksan
didapatkan karies profunda perforasi pada gigi tsbt,tes vitalitas +.
Pertanyaan:
1.Sebutkan gigi yg menjadi penyebab keadaan tersebut menurut
odontogram/who?
2.Apa diagnosa kasus gigi diatas?dan jelaskan apa alasan jawaban anda
tersebut serta terapi perawatan yang tepat.
3.Gambarkan sketsa keadaan karies gigi tersebut pada gambar anatomi
gigi secara melintang dengan menyebutkan struktur dari gigi!

PENYAKIT PENYAKIT SISTEMIK YANG


BERMANIFESTASI DI DALAM MULUT

POLI GIGI & MULUT RSUP NTB

PENYAKIT - PENYAKIT SISTEMIK YANG BERMANIFESTASI


DI DALAM MULUT.
1.Gangguan Hormonal Diabetes Militus.
2.Kelainan darah leukimia.
3.Defisiensi Vitamin :
a. Def. Vit. A.
b. Def. Vit. B1.
c. Def. Vit. B2.
d. Def. Vit. B6.
e. Def. FOLIC ACID
f. Def. Vit. B12
g. Def. Vit. B Komplex
h. Def. Vit. C
i. Def. Vit. D.
4.Penyakit-penyakit karena bakteri/Virus :
a. TBC.
b. Syphilis.
c. Mumps.
d. Hepatitis.
e. Aids.

1. GANGGUAN HORMONAL
DIABETES MELITUS

Adalah suatu keadaan dimana kadar gula di dalam darah


meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena adanya jumlah hormon
yang menurun yaitu Hormon INSULIN.

Fungsi dari Insulin :


Merubah glukosa menjadi Glycogen dan disimpan dalam hati
Gejala umum dari Diabetes Melitus :
Poly Urea (banyak kencing).
Poly Phagya (banyak makan).
Poly Dypsi (banyak minum).
Pruritas (gatal-gatal).
Peradangan Purulent.
Penurunan daya tahan tubuh.

Intra Oral :
Gusi membengkak berwarna merah, sakit dan biasanya agak
lepas dari gigi.
Resorbsi proc. Alveolaris.
Caries incindence meningkat.
Jumlah saliva menurun.
Mulut bau acetone.
Lidah kering dan sakit seperti terbakar.
Gigi-gigi goyang.
Therapy Intra Oral :
Perawatan gigi 3 4 bulan sekali.
Calculus dibersihkan.
Dilakukan X-ray tiap tahun.
Perawatan gigi sebaiknya bertahap.
Cara sikat gigi yang baik.
Pre dan post operative diberikan antibiotik.
Pemberian Vit. B Kompek dan Vit. C (dosis tinggi) akan
mempercepat penyembuhan.

2. KELAINAN DARAH
LEUKIMIA

Adalah suatu keadaan, dimana jumlah leucosit lebih banyak dari


yang normal dan jumlah yang ada masih muda sehingga tidak
mampu menjalankan fungsinya untuk membunuh kuman, sehingga
mudah terkena infeksi.

Gejala dari Leukimia :


Adanya demam yang tinggi suhu 400C.
Penderita kelihatan lemas.
Seluruh badan terasa sakit terutama pada sendi-sendi dan tulang.
Mudah berdarah.
Pembesaran dari hati, ginjal dan limpa.
Intra Oral :
Adanya penebalan pada gusi secara menyeluruh (bisa sampai
menutupi oclusal dari gigi).
Gusi mudah berdarah.
Pendarahan pada mucosa mulut.
Ulserasi pada bibir.

Therapy pada umumnya :


Perbaikan nilai gizi.
Melindungi badan dari infeksi.
Transfusi darah.
Menenangkan mental penderita.
Therapy Intra Oral :
Oral Hygiene harus diperbaiki dengan jalan :
Calculus dibersihkan.
Iritasi lokal harus dihilangkan.
Pemberian obat kumur ringan, mis ; H2O2 1,5%.
Sikat gigi setiap kali sesudah makan secara perlahan.
Dalam keadaan akut Leukimia maka :
Kontra indikasi untuk dilakukan :
Pencabutan.
Scaling
currentage
Biopsi jaringan.

3. DEFISIENSI VITAMIN
Def. Vitamin A
Intra Oral :
Enamel Hipoplasia.
Hiperkeratosis dari mukosa mulut.
Epithel Hyperplasia.
Odontoblast tidak dapat membentuk dentin.
Extra Oral :
Adanya buta senja.
Hiperkeratosis dari kulit.
Pertumbuhan yang terganggu.
Athropy dari kelenjar sebacea dan folikel rambut.
Hipervitaminosis Vit. A :
Sakit kepala, gangguan penglihatan, nausea atau vomiting.
Kulit menjadi kasar dan bersisik.
Bibir fissure-fissure.

DEF. VITAMIN B1 (thiamine).


Intra Oral :
Hypersensitif tinggi.
Mukosa mulut, lidah, gusi berwarna merah tua dan mengkilap.
Papila fungsi formis menebal.

Extra Oral :
Menyebabkan penyakit beri-beri :
Beri-beri kering bisa menyebabkan kelumpuhan.
Beri-beri basah disebabkan oleh karena kelainan cardio
vascular.

DEF. VITAMIN B2 (Riboflafin).


Tanda Klinis :
Perubahan warna kulit disudut mulut.
Bibir kering, epitel menipis dan bibir menjadi merah dan pecah
terjadi stomatitis angularis.
Anemi, lidah berwarna merah licin.

DEF. VITAMIN B6 (Pyridoxine).


Intra Oral :
Bibir kemerahan, nyeri dan terbelah-belah.
Glossitis dan angular cheilosis bisa juga karena kekurangan
Vitamin B6.
Extra Oral :
Terdapat seborrhoic lessions pada hidung, mulut, mata.

DEF. FOLIC ACID

Lidah dan mucosa mulut seperti terbakar.


Lidah menjadi bengkak dengan penebalan dari papilia fungiformis.

DEF. VITAMIN B12.


Menyebabkan anemia perniciosa yang memberi gambaran khas
pada lidah disebut glossitis hunteri.
Ujung dan pinggir lidah terang dan merah sekali, sakit sekali yang
kadang-kadang bertambah atau berkurang.

DEF. VITAMIN B Complex.


Tanda klinis :
Perubahan warna kulit disudut mulut.
Bibir kering, epitel menipis dan bibir menjadi merah dan pecah
terjadi stomatitis angularis.
Anemi, lidah berwarna merah licin.

DEF. VITAMIN C.
Intra Oral :
Adanya gusi yang berwarna merah, mudah berdarah.
Adanya pembengkakan pada gusi
Adanya pseudo pocket.
Adanya Boggy yakni jika gusi ditekan akan teraba seperti
lumpur.
Atropi tulang alveol sehingga gigi mudah lepas.

Extra Oral :
Scurvey,Sering terdapat pada bayi yang minum susu botol.
Bayi akan menangis bila dipalpasai pada lengan/betisnya.
Adanya pendarahan pada hidung.
Pembengkakan sepanjang tulang yang panjang.
Pendarahan dibawah kulit.
Penderita pucat.

DEF. VITAMIN D.
Intra Oral :
Hipoplasi / hipokalsifikasi enamel.
Gigi mudah terjadi karies.
Extra Oral :
Pada bayi dan anak menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang
disebut Rachitis .Vitamin C dan D penting sekali untuk penyembuhan
fraktur tulang.

4. PENYAKIT-PENYAKIT KARENA BAKTERI/ VIRUS


A. TBC
Penyebab : Mycobacterium tuberculosa.
Tanda-tanda klinis :
Ulkus sangat kecil, nyeri dan sukar sembuh.
Tepi Ulkus berwarna kebiru-biruan.
Dasar Ulkus berwarna pucat.
Paling banyak terdapat di lidah, bisa jiga terdapat di pipi, bibir
dan palatum.
Gejala-gejala penyakit TBC pada umumnya :
Penderita pucat dan kurus.
Badan terasa lemah.
Pada malam hari seringkali mengeluarkan keringat.
Demam yang tidak mau hilang.
Adanya batuk yang tidak sembuh-sembuh, kadang-kadang
disertai riak yang mengandung darah.
Berat badan menurun.

Usaha-usaha mencegah dan pemberantasan penyakit TBC :


Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit TBC.
Mempertinggi daya tahan tubuh dengan :
Memperhatikan nilai makanan.
Istirahat yang cukup.
Memperhatikan kesehatan pribadi maupun lingkungan.
Penyuntikan vaksin BCG pada anak usia 0 14 tahun.
Hindarkan droplet infection.
Menghilangkan sumber penularan dengan mencari dan
mengobati semua penderita.

Perawatan :
Perawatan dari lesi-lesi dalam harus diperhatikan sebagai tambahan
dari penyakit umumnya antara lain terdiri dari :
Oral hygiene dipelihara.
Menghilangkan iritasi-iritasi untuk mencegah berkembangnya
lesi-lesi dalam mulut.Misalnya : Protesa tajam.

Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah :


Memakai masker bila bekerja pada penderita TBC.
Alat-alat harus disterilkan.
Differential diagnosa dari ulcus TBC dalam mulut :
Chancre dari syphilis
Guma dari syphilis
Oral carcinoma.
Ulcus traumaticum.
Infeksi jamur.
Manifestasi mulut dari kelainan darah.

B. SYPHILIS
Penyebab : Treponema Pallida.
Penjalaran :
Treponema pallida masuk ke dalam tubuh melalui mucosa/kulit,
setelah menembus kulit menuju saluran limphe; lalu berkembang
biak dengan pesat.
Setelah mempunyai jumlah yang cukup, lalu keluar melalui
ductus/saluran menuju ke pembuluh darah dan ikut beredar ke
seluruh tubuh.
Terjadinya infeksi :
1. Pre Natal/Dalam Kandungan.
Infeksi itu terjadi jika si ibu menderita syphilis, maka anak yang
berada dalam kandungan akan tertular melalui plasenta/ari-ari.
Dalam keadaan seperti ini, biasanya janin akan mati, tetapi jika
hidup juga maka disertai dengan tanda-tanda :
Kulit bayi berwarna kehitam-hitaman.
Di bawah kulit terdapat gelembung air.
Epidermis seringkali terlepas.

2. Post Natal.
Infeksi yang terjadi setelah kelahiran, dapat secara langsung
maupun tidak langsung.
Perubahan-perubahan Pathologis pada syphilis :
Stadium premair / Stadium I.
Stadium sekunder / Stadium II.
Stadium tersier / Stadium III.
Stadium quarternair / Stadium IV.
Stadium I.
Terjadi kira-kira 1 bulan setelah masa tunas, di sini terdapat suatu
ulcus / borok yang dangkal dengan dasar yang sangat keras dan
tidak sakit. Ulcus ini disebut ULKUS DURUM.
Ulcus ini dapat sembuh dengan sendiri dan tidak akan
meninggalkan cacat., tetapi kuman tetap menjalar.

Stadium II.
Terjadi kira-kira 2 3 bulan setelah masa tunas, di sini terjadi
perubahan pada seluruh tubuh yakni adanya bercak keputihan
yang disebut : LEUKO DERMA.
Intra Oral, adanya MUCOUS PATCH, yakni suatu ulkus yang ditutupi
oleh selaput yang banyak mengandung spirochaeta, dan apabila
pecah kuman akan masuk ke dalam air liur dan sangat menular.
Lokasi dari mucous patch
: bibir, lidah, mukosa lainnya.
Warna dari mucous patch : Putih kelabu dikelilingi dengan batas
merah.
Stadium III.

Adanya perubahan yang khas dari syphilis yakni GUMMA. Gumma


bisa terdapat intra oral maupun extra oral.
Intra Oral :
Lidah, palatum, pada palatum dapat mengakibatkan perforasi dari
tulang palatum hingga terjadi hubungan langsung ke rongga
hidung.
Extra Oral :
Gumma bisa terdapat di mana-mana dan jika sembuh akan
meninggalkan jaringan granaulasi dan akan terjadi keloid.

Stadium IV.
Pada stadium ini sudah terjadi perubahan pada susunan syaraf
pusat/S.S.P. antara lain :
Dementia Paralytica.
Adanya perubahan pada otak sehingga penderita akan
mengalami gangguan jiwa.
Dabes Dorsalis.
Adanya kerusakan pada syaraf tulang punggung sehingga
penderita mengalami kelumpuhan.
Adanya perubahan pada aorta. Pada keadaan ini pembuluh
aorta dapat pecah dan penderita dapat mati.

Tanda-tanda khas Syphilis pada gigi disebut TRIAD HUTCHINSON :


1. Kelainan gigi seri dan geraham tetap :
a. Warna enamel pada gigi seri lebih gelap dari pada normal.
b. Incisal edge berbentuk seperti :
Obeng, karena adanya pengerutan dari mahkota ke arah
incisal.
Mahkota gigi berbentuk seperti pasak sehingga terdapat
diastema.
Adanya lekukan di tengah mahkota gigi disebut : NOTCHED
INCISOR.
c. Kelainan Molar yakni miringnya cusp ke arah bagian tengah dari
oclusal sehingga bentuknya mengkerut kearah tengah seperti
buah murbey.
Oleh karena itu disebut Muberry Molars Atau Moons Molar
2. Pendengaran menjadi tuli oleh karena kerusakan syaraf ke-8.

3. Intersitial keratitis yakni : radang pada selaput mata sehingga


menyebabkan kebutaan.
Syphilis juga dapat menyebabkan kelainan kombinasi antara gigi
dan muka / Dento-Fasial :
Saddle nose.
Open bite.
Therapy :
Pemberian anti biotik dosis tinggi.
Organik arsenic compound, contoh : Salvarsan.
Iodine compound, misal : Pottasium, Iedine.

C. GONDONGAN / PAROTITIS EPIDEMICA / MUMPS


Penyebab Virus.
Cara penularan :
Droplet infection, kontak langsung, bahan muntah.
Inkubasi :
2 -3 minggu.
Gejala penyakit :
Demam, anorexia, nyeri otot, muntah, rasa sakit setempat
mendahului pembengkakan dari kelenjar parotis, rasa sakit akan
menghebat bila ditekan. Pembengkakan mula-mula unilateral
bisa menjadi bilateral.
Berwarna merah kecoklatan, terdapat di depan dan di bawah
telinga sehingga bagian bawah daun telinga terangkat ke atas.
Mulut terasa tegang dan nyeri.
Pada stadium permulaan sekresi ludah berkurang.
Pencegahan :
Jauhkan sumber penularan.
Komplikasi :
Yang paling sering meningitis dan encephalitis.
DD : Acute dento alveolar abses dari molar bawah.

D. HEPATITIS
Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang seringkali dapat
menimbulkan kerusakan hati. Penyebabnya adalah virus hepatitis B.
Penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih berat
seperti sirosis dan kanker hati primer.
Dari beberapa penyakit hati yang sudah dikenal dan disebabkan oleh
virus menjadi pembicaraan hangat oleh karena incidence nya dalam
masyarakat meningkat.

Dikenal 3 macam hepatitis virus, yaitu :


1. Hepatitis A (HAV).
2. Hepatitis B (HBV).
3. Hepatitis Non A dan Non B(NANB).
Dari ketiga penyakit tersebut hepatitis B-lah yang menjadi masalah
dalam praktek dokter gigi.

Penelitian menunjukkan bahwa kalangan dokter gigi, perawat gigi


salah satu golongan yang menpunyai resiko untuk terkena penyakit
tersebut.
Penularan penyakit tersebut paling mudah terjadi melalui darah.
HBsAG dalam darah menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan
telah terkena virus hepatitis B dan dapat menularkan penyakit tersebut
kepada orang lain.
Yang lebih berbahaya adalah sebagian dari penderita-penderita
tersebut tidak menunjukkan gejala-gejala klinis dan hanya menjadi
carrier.
HBsAG selain terdapat dalam darah juga dapat ditemukan dalam
cairan tubuh lainnya misalnya saliva. Oleh karena itu dokter gigi,
perawat gigi perlu mengambil tindakan-tindakan pengamanan untuk
mencegah penularan penyakit tersebut baik untuk dirinya sendiri
maupun pasien-pasien yang dirawatnya.

1. Tindakan-tindakan pencegahan hepatitis B dalam praktek dokter gigi


didasarkan pada :
a. Kebersihan ( hygiene ) dari ruang praktek dimana dokter gigi
beserta stafnya bekerja dan alat-alat yang digunakan untuk
merawat pendertia.
b. Sebaiknya dokter gigi dan stafnya diberikan imunisasi aktif
dengan vaksin HBsAG didalam darahnya bila belum ditemukan
anti bodi terhadap hepatitis B.
c. Bila dokter gigi dalam pekerjaannya mengalami kecelakaan
maka dalam waktu paling lama 48 jam harus mendapat imunisasi
pasif yang kemudian disusul dengan pemberian imunisasi aktif.

2. Penularan hepatitis B.
Hepatitis B mudah sekali menular dengan perantara berbagai media
terutama cairan tubuh dari penderita atau cairan hepatitis B.
- Darah
- Saliva.
- Air seni
- Air mata
- Keringat
- Cairan vagina
- Empedu
- Air susu.

Pencemaran pada kulit orang yang sehat oleh darah seorang


penderita, akan mudah sekali menularkan virus.
Faktor lain yang menyebabkan penularan adalah pemasangan tatto,
menindik telinga, pengobatan secara tusuk jarum, penyalahgunaan
obat dan tranfusi darah.
Infeksi virus ini ini juga dapat terjadi jika kulit yang sedang luka atau
lecet, terkena oleh darah atau serum yang mengandung bibit penyakit
ini.

Penularan dapat juga terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat
dan mani serta serangga-serangga penghisap darah, misalnya nyamuk,
juga terjadi bila kulit yang terluka kemudian tersentuh benda-benda
yang mengandung bibit penyakit, misalnya sikat gigi, barang mainan,
botol bayi, alat cukur, gelas minum, sarung tangan karet, handuk, alatalat si sakit dan lain sebagainya.

3. Kelompok Resiko.
Dengan pola penularan seperti ini, maka resiko tinggi untuk terkena
hepatitis B, terutama mengancam orang-orang yang karena profesi,
jabatan atau lingkungannya.
Para dokter (terutama ahli bedah) serta staf paramedis.
Pegawai laboraturium medis.
Golongan yang menyalahgunakan obat-obat parenteral.
Penderita ginjal terapi immoni suppresif.
Penerimaan tranfusi darah.
Penderita ginjal yang mengalami renal dialysis dan renal
transpatation.
Orang yang mempunyai tatto.
Orang homoseksual.
Penularan dari penderita kepada dokter gigi biasanya terjadi apabila
darah atau saliva yang mengandung virus masuk melalui luka yang
terdapat pada tangan dokter gigi. Infeksi dapat juga melalui mata
atau mulut yang kemasukan percikan darah atau saliva pada saat
merawat pasien.

Sebaliknya penularan dari dokter gigi kepada penderita, meskipun


jarang, dapat juga terjadi. Pada dasarnya usaha pencegahan meliputi
faktor kebersihan baik dari dokter gigi sendiri beserta stafnya maupun
alat-alat serta bahan yang digunakan untuk merawat pasien.
Pencegahan yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
Seorang dokter gigi perlu menggunakan sarung tangan untuk
menghindari masuknya virus dalam luka di tangan yang mungkin
tidak dirasakan otau disadari olehnya sendiri. Selain itu sarung
tangan diharapkan dapat melindungi tangan dari alat-alat yang
tajam. Sebelum makan dan minum, mencuci tangan tetapi
sebaiknya dihindari makan di dalam kamar praktek.
Menggunakan pakaian kerja (seragam khusus) pada waktu kerja.
Mensterilkan alat-alat terlebih dahulu sebelum digunakan pada
setiap pasien. Sterilisasi secara chemis.
Gunakan jarum suntik yang disposable dan buang ditempat
sampah yang tertutup sesudah digunakan.
Bila terjadi pengotoran dengan darah pada perlengkapan,
misalnya pada kursi atau tempat meletakkan alat-alat maka harus
dibersihkan dengan sabun dan air kemudian digosok dengan
larutan disinfektan, misalnya larutan hipochloride.

Melakukan anamnese yang lengkap dari penderita untuk


mendapatkan informasi kemungkinan pernah atau sedang
menderita hepatitis B.
Sebaiknya dokter beserta stafnya diberikan immunisasi terhadap
hepatitis B.
Apabila pasien yang akan dirawat jelas adalah seseorang
penderita hepatitis maka disamping usaha-usaha pencegahan
secara umum seperti yang terlihat di atas perlu dilakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
Selain sarung tangan juga menggunakan tutup kepala, masker
dan kaca mata untuk perlindungan terhadap kontaminasi dari
percikan darah/saliva, muka segera harus dicuci dengan banyak
air untuk mencegah terjadinya infeksi melalui selaput membran.
Sedapat mungkin digunakan ruber dam bekerja dengan hatihati jangan sampai tangan teruka/termasuk instrumen yang
tajam.
Perhatian khusus untuk menekan pendarahan seminimal mungkin
usaha minimal menggunakan bahan-bahan yang dapat
menghentikan pendarahan secepat mungkin. Bekas bahanbahan yang digunakan seperti tampen dan sebagainya harus
dimasukkan ke dalam ke dalam kantong plastik yang tertutup
rapat sebelum dibuang ke tempat sampah.

4. Desinfeksi dan sterilisasi.


Dibandingkan dengan kuman-kuman infeksi yang lain, sifat virus amat
resisten. Oleh karena itu lebih dianjurkan sterilisasi dengan panas.
Sterilisasi dengan panas dapat dilakukan dengan :
Autoclave yang dipanaskan sampai 120 0 selama 15 menit.
Dipanas dalam air mendidih untuk waktu minimal setengah
jam.
pemanasan kering (dry heat) pada suhu 160 0 selama 1 2 jam.
5. Pengobatan.
Pengobatan penyakit hepatitis B umumnya hanya merupakan
perawatan pendukung dan lebih banyak dimasukkan untuk
mencegah komplikasi yang mungkin akan timbul. Sampai saat ini
tidak ada pengobatan yang spesifik dan tidak ada pengobatan
yang tuntas.
Dari berbagai macam alternatif yang ada, yang paling efektif
adalah immunisasi dengan vaksin hepatitis B.

E. AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit infeksi atau
keganasan tertentu yang turun akibat menurunnya daya tahan
tubuh.
Penularan AIDS melalui :
Hubungan seksual dengan pengidap HIV/aids.
Suntikan atau tusukan benda terkontaminasi HIV.
Ibu pengidap HIV pada bayi yang dikandungnya.
Masa tunas : 3 bulan dan mungkin lebih lama.
Gejala dan tanda klinis tidak segera timbul. Bila daya tahan tubuh
tidak segera turun dan infeksi oportunistik tidak terjadi, gejala dan
tanda klinis muncul setelah 5 10 tahun.
Gejala dan tanda klinis sebagai berikut :
Demam, batuk, diare, keringat malam dan sakit kepala.
Limadenopathy, berat badan turun drastis, pembesaran limve.
Gangguan sistem syaraf.
Tumor.
Infeksi oportunistik.
Diagnosa infeksi HIV dipastikan melalui pemeriksaan laboraturium
yaitu tes Elisa dan Western blot.

STADIUM PENYAKIT AIDS


Stadium awal penyakit AIDS :
Gejala seperti influenza : demam, nyeri sendi dan tenggorokan,
bercak pada kulit, lemah, pembesaran kelenjar limphe.
Stadium tanpa gejala.
Gejala AIDS dipengaruhi oleh keadaan gigi, faktor-faktor yang
menyangkut kondisi tubuh. Dalam stadium ini perusakan sistem
kekebalan tubuh secara progresif terjadi terus menerus.
Stadium ARC (Aids Related Complex).
Gejala :
Kelelahan yang berkepanjangan.
Diare.
Berat badan turun drastis.
Demam lebih dari 38 0 C.
Infeksi jamur di mulut dan alat tubuh lain.
Keringat malam hari.
Pembesaran kelenjar getah bening.

Stadium AIDS.
Gejala yang timbul tidak ada pada penyakit lain, timbul
penyakit penyerta yang spesifik yaitu :
Kanker kulit (sarkoma kaposi).
Peradangan paru-paru.
Kanker pembuluh darah.
Kanker kelenjar getah bening.
Stadium gangguan fungsi syaraf :
Gejala :
Lupa ingatan.
Kesadaran menurun.
Perubahan kepribadian.
Peradangan selaput otak.
Kelumpuhan.

Manifestasi Mulut :
Merupakan tanda awal dari infeksi dari HIV. Kumpulan manifestasi di
dalam mulut pada penderita AIDS dapat berupa :
1. Infeksi jamur :
Stomatitis angularis / perleche
Oral thrush
2. Infeksi oleh virus :
Stomatitis herpetika
Leukoplakia ( kanker mulut )
Herpez zoster
3. Infeksi oleh bakteri :
HIV Periodontitis
HIV Necrotizing gingivitas
4. Neplasma :
Oral kaposis sarkoma
Oral squamos cell carcinoma
5. Kelainan-kelainan lain oleh sebab yang telah diketahui.
Misal :
Ulserasi aptosa rekuren.
Pembesaran kelenjar ludah.
Xerostomia.
Penyembuhan luka yang lama.

Kelompok resiko tinggi :


Pekerja.
Homoseks.
Pramuria.
Sopir truk.
Gelandangan.
AIDS berkaitan dengan masalah perilaku :
Masyarakat masih banyak belum mengehui AIDS.
Pengidap HIV takut memeriksakan dirinya karena takut
dikucilkan.
Pengidap HIV dapat menjadi depresi yang kemudian bunuh diri.
AIDS dianggap penyakit berbahaya dan mudah menular.
AIDS adalah penyakit orang-orang berdosa besar.
Obat penyembuh dan vaksin pencegah AIDS belum ada.
Pencegahan dan penanggulangannya dilakukan dengan :
Penyuluhan.
Konseling.
Anjuran penggunaan kondom.

Tindakan yang dilakukan terhadap pengidap HIV/AIDS :


Pengidap potensial dapat bekerja seperti biasa.
Pemberian konseling.
Pemeliharaan kesehatan.
Pengobatan terhadap infeksi opertunistik.
Sikap tenaga kesehatan terhadap HIV dalam pelayanan :
Membersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan pelayanan.
Menggunakan sarung tangan sewaktu memberikan pelayanan.
Menggunakan alat-alat steril yang sekali pakai.
Alat yang dipakai disterilkan atau dibakar.
Hindari kena tusukan benda tajam yang tercemar.
Pengidap HIV tidak dibedakan dari pasien biasa

Anda mungkin juga menyukai