Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA DUMAI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DUMAI KOTA
Jl Datuk Laksamana Dumai 28811
Email : pusk.dk@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DUMAI KOTA


NOMOR : 43 / SK/ DK /2016

TENTANG

KEWAJIBAN MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN BUDAYA, BAHASA, KEBIASAAN


DAN HAMBATAN LAIN DALAM PELAYANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS DUMAI KOTA,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin tercapainya hasil mutu pelayanan


yang sesuai harapan pasien, diperlukan komunikasi yang
baik antara petugas pemberi layanan dengan pasien
maupun keluarganya;
b. bahwa agar komunikasi antara petugas pemberi layanan
dengan pasien dapat berjalan optimal, dipandang perlu
untuk melakukan identifikasi hambatan budaya, bahasa,
kebiasaan dan hambatan lain dalam pelayanan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b,
perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Dumai
Kota tentang Kewajiban Mengidenfikasi Hambatan
Budaya, Bahasa, Kebiasaan dan Hambatan Lain Dalam
Pelayanan;

Mengingat : 1. UU Nomor 29 Tahun 2004, Tentang praktik kedokteran;

2. UU Nomor 36Tahun 2009, tentang Kesehatan;

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/


2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

4. Peraturan Menteri Kesehatan


No.290/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;

5. Peraturan Menteri Kesehatan


No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Dumai Kota Tentang


Kewajiban Mengidentifikasi Hambatan Budaya, Bahasa,
Kebiasaan Dan Hambatan Lain Dalam Pelayanan.

Kesatu : Menentukan kewajiban mengidentifikasi hambatan


budaya, bahasa, kebiasaan dan hambatan lain dalam
pelayanan menjadi kewajiban bersama baik Kepala
Puskesmas, petugas pendaftaran maupun petugas pemberi
layanan klinis.

Kedua : Identifikasi hambatan budaya, bahasa, kebiasaan dan


hambatan lain dalam pelayanan sebagaimana diktum
Pertama dilaksanakan sekali dalam setahun dalam sebuah
rapat koordinasi antara Kepala Puskesmas dengan petugas
pendaftaran dan petugas pemberi layanan klinis.

Ketiga : Segala hambatan budaya, bahasa, kebiasaan dan


hambatan lain dalam pelayanan yang diidentifikasi pada
saat rapat koordinasi, dilakukan tindak lanjut untuk
meminimalkan hambatan sehingga proses pelayanan
berjalan lancar.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Dumai
Pada tanggal : 04 Januari 2016
KEPALA PUSKESMAS DUMAI KOTA

dr. Hidayatsyah
NIP. 19631011 199903 1 002
Lampiran : Surat Keputusan Kepala
Puskesmas Dumai Kota
Nomor : 43 Tahun 2016
Tanggal : 04 Januari 2016

KEWAJIBAN MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN BUDAYA, BAHASA,


KEBIASAAN DAN HAMBATAN LAIN DALAM PELAYANAN

A. HAMBATAN FISIK :
1. Pasien Lansia tidak tahan menunggu lama
2. Pasien dengan keterbatasan fisik sulit mengantri
B. HAMBATAN BUDAYA:
1. Sebagian Ibu yang masi menyusui bayinya
masih beranggapan apabila ASI tidak diberikan
dalam beberapa waktu yang lama (lebih 4 Jam)
ASI dianggap basi atau tidak baik
C. HAMBATAN BAHASA:
1. Biso tulang artinya sakit tulang
2. Tekelecok artinya terkilir/keseleo
3. Bocor artinya Diare/Mencret

D. HAMBATAN KEBIASAAN :
1. Luka bakar dioles pasta gigi.
2. Ibu hamil memilih ketukung urut untuk
membetulkan posisi janin dalam perut.

E. HAMBATAN LAIN :
1. Masih ada pasien yang berobat ke puskesmas
yang tidak lengkap membawa persyaratan
berobat.
PEMERINTAH KOTA DUMAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DUMAI KOTA
Jl Datuk Laksamana Dumai 28811
Email : pusk.dk@gmail.com

UPAYA TINDAK LANJUT UNTUK MENGATASI HAMBATAN


DALAM PELAYANAN

1. Petugas di Meja Informasi membantu pasien lansia yang sulit berjalan


dengan kursi roda mengantar pasien ke loket pendaftaran.
2. Petugas di meja informasi harus mampu berkomunikasi secara
maksimal kepada pasien karena komunikasi yang efektif akan
mempengaruhi efektifitas proses komunikasi pada pasien.
3. Petugas pelayanan klinis memberikan promosi kesehatan untuk
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang
informasi kesehatan.
4. Petugas pelayaanan klinis perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih
mudah berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan
bersama dan rasa persaudaraan dengan pasien.
5. Petugas pelayanan klinis memberi penjelasan kembali terhadap
pasien bahwa kartu berobat dan kartu identitas diri pasien sangat
penting/wajib dibawa setiap berkunjung ke puskesmas dumai kota.
6. Petugas pelayanan klinis harus menjalankan tugas dan kewajibannya
sesuai prosedur secara optimal agar proses pelayanan dapat berjalan
dengan baik sesuai kebutuhan informasi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai