Anda di halaman 1dari 19

GRANULOMA

Nama Lain

Periapical granuloma; periodontitis apikalis kronis

Pengertian

Massa jaringan granulasi yang berkaitan dengan apeks gigi non vital dan terbentuk sebagai

akibat infeksi saluran akar.

Gambaran Klinis dan Histopatologi

Secara klinis dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi peradangan periapikal lainnya.

Untuk membedakan dengan lesi periapikal lainnya diperlukan pemeriksaan radiografi.

Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang hanya beberapa millimeter hingga 2

centimeter.

Dental granuloma terdiri dari jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan

ikat fibrous. Pada dental granuloma yang sudah cukup lama, cenderung memberikan gambaran

adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histiosit, dan eusinofil, serta sel epithelial rests of

Malassez. Pada gigi dengan karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan didapatkan

mikroaerofilik bacterium actynomices.

Gambaran Radiologi

Tampak gambaran radiolucent dengan batas tepi yang kadang terlihat jelas pada periapikal.

Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan menunjukkan hilangnya gambaran
lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya resorbsi akar, namun ada juga yang menunjukkan

gambaran resorbsi akar.

Etiologi

Disebabkan oleh kelainan patologis dari reaksi peradangan pulpa yang berlanjut hingga ke

jaringan sekitar apeks. Pulpitis itu sendiri dapat disebabkan oleh infeksi karies sekunder, trauma,

atau kegagalan perawatan saluran akar.

Nekrosis pulpa akan menstimulasi reaksi radang pada jaringan periodontal gigi yang

bersangkutan.

Symptom

Dental granuloma umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala yang pasti. Gigi yang

bersangkutan akan memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik pulpa.

Pada dental granuloma yang terus berlanjt dan dibiarkan tanpa perawatan dapat berubah menjadi

kita periapikal.

Treatment

Lesi inflamasi apical umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik yang dihasilkan oleh

bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan perawatan tergantung pada eliminasi

bakteri pada gigi yang bersangkutan.

Pada gigi yang masih dapat dipertahankan dapat dilakukan perawatan saluran akar.  Sedangkan

pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan ekstraksi.
Pada gigi yang dirawat saluran akar perlu dilakukan evaluasi pada tahun pertama dan kedua

untuk memastikan apakah lesi bertambah besar atau telah sembuh.

Kegagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

-         berubah menjadi bentukan kista

-         kegagalan perawatan saluran akar

-         fraktur akar vertical

-         adanya penyakit periodontal

Differential Diagnosis

Kista radikular ; abses periapikal


Mouth Preparation

Secara garis besar, sebetulnya ada dua tahapan preparasi mulut. Pertama dalam proses ini

biasanya langkah langkah pendahuluan seperti tindakan bedah , perawatan periodontal,

konservatif termasuk endodontic bahkan ortodontik perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan

mulut pasien menerima geligi tiruan yang akan dipakainya. Tahapan pertama ini ditujukan untuk

menciptakan lingkungan mulut yang sehat

Kedua, mulut pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan geligi tiruan yang akan

dibuat, dalam tahapan ini dilakukan proses pengubahan kontur gigi untuk mengurangi hambatan,

mencari bidang bombing, membuat sandaran oklusal dan bila perlu menciptakan daerah daerah

untuk retensi mekanis. Permukaan jaringan yang akan di preparasi ditandai pada model

diagnosik. Model dipakai sebagai peta atau petunjuk untuk melaksanakan perubahan perubahan.

Pada kasus kali ini mouth preparation yang harus dilakukan adalah scaling ekstraksi radix

dan perawatan konservatif

Scaling

Sebelum dilakukan scaling, biasanya akan dilakukan pemeriksaan gigi secara

menyeluruh. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien ekstra dan intra-oral. Secara ekstra-oral

akan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar limfe di kepala dan leher sebagai tanda adanya

penyebaran infeksi dan anamnesis. Kemudian pemeriksaan intra-oral untuk melihat keadaan

dalam mulut pasien. Selain melihat keadaan giginya, dilihat juga keadaan jaringan lunak lainnya,

seperti gingival, palatum dan lidah, karena beberapa penyakit sistemik memberikan gambaran

yang khas dalam mulut, contohnya diabetes, herpes, dan leukemia.

Setelah semua pemeriksaan dilakukan, pasien baru akan dilakukan scaling. Biasanya

prosedur scaling, mengkombinasikan antara manual dan ultrasonic scaler, dan diawali dengan
ultrasonic scaler untuk membuang kalkulus yang keras dan melekat erat pada permukaan gigi.

Kalkulus yang berada di dalam subgingiva juga dapat dibersihkan dengan menggunakan tip yang

kecil dan tipis agar bisa masuk kedalam poket dan sulcus gingival. Manual scaler dipakai untuk

membuang sisa-sisa karang gigi pada permukaan gigi yang lebih sensitif dan tidak bisa

menggunakan ultrasonic scaler.Pada pasien dengan kalkulus yang dalam dan gingivitis, kontak

minimal dengan gusi akan menimbulkan pendarahan dan menimbulkan rasa sakit, biasanya akan

dilakukan anestesi lokal oleh dokter gigi.

Setelah  scaling, dilakukan root planning dengan pemolesan atau polishing. Prosedurnya

sederhana, gigi akan diolesi dengan pumice, yang berbentuk pasta tapi kasar seperti berpasir.

Kemudian gigi akan di sikat dengan bur brush pada permukaan yang di-scaling untuk membuang

sisa karang gigi, menghaluskan permukaan gigi dan menimbulkan sensasi segar dalam mulut

pasien, sehingga mulut terasa bersih dan segar. Diharapkan dengan permukaan gigi yang halus,

mempersulit terakumulasinya kembali plak dan bakteri, terbentuk perlekatan gingival baru yang

lebih baik dan berkurangnya kedalaman poket gingival yang menjadi media bakteri.

Scaling and root planing

Biasanya sesudah dibersihkan, gigi terasa lebih sensitif. Hal ini adalah wajar, terutama

bila sebelumnya sudah mempunyai masalah gigi sensitif. Karena permukaan dentin yang

terbuka, sebelumnya tertutup oleh calculus yang menghalangi gigi dari iritasi eksternal tapi

setelah dibersihkan permukaan dentin terbuka kembali dan menimbulkan rasa lebih sensitive.Hal
ini bisa diatasi dengan melakukan topical fluoridasi, perawatan desensitisasi oleh dokter gigi dan

perawatan di rumah, menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Penggunaan obat kumur

yang mengandung chlorhexidine sebagai antimicrobial dan antibiotik oral juga terkadang

dibutuhkan untuk beberapa kasus terutama untuk pasien berpenyakit sistemik dan pasien pasca-

operasi jantung yang berisiko tinggi terinfeksi endocarditis bacterialis.

Penyakit periodontal dalam mulut seperti gingivitis dan periodontitis, berproses secara

lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dan progresif. Sehingga tanpa kita sadari proses tersebut

terjadi didalam rongga mulut. Scaling dengan rutin adalah cara yang paling efektif untuk

mencegah penyakit periodontal.

Ekstraksi Gigi

Defenisi

Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar.

Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik pembedahan.

Teknik sederhana dilakukan dengan melepaskan gigi dari perlekatan jaringan lunak

menggunakan elevator kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di dalam soket dari

tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi. Sedangkan teknik pembedahan dilakukan dengan
pembuatan flep, pembuangan tulang disekeliling gigi, menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di

dalam soket dari tulang alveolar kemudian mengembalikan flep ke tempat semula dengan

penjahitan. Teknik sederhana digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi yang merupakan indikasi,

misalnya gigi berjejal. Ekstraksi gigi dengan teknik pembedahan dilakukan apabila gigi tidak

bisa diekstraksi dengan menggunakan teknik sederhana, misalnya gigi ankilosis. 7,8

Indikasi

Tujuan dokter gigi adalah menciptakan rongga mulut yang sehat dan dapat berfungsi dengan

baik sampai akhir pertumbuhan gigi. Walaupun demikian, ekstraksi gigi penting dilakukan

dengan berbagai alasan

a. Karies Besar

Gigi yang mahkotanya sudah sangat rusak dan tidak dapat direstorasi lagi.

b. Nekrosis Pulpa

Gigi dengan pulpitis irreversible yang perawatan endodonti tidak dapat dilakukan lagi atau

merupakan kegagalan setelah dilakukan perawatan endodonti.

c. Penyakit Periodontal

Periodontitis dewasa yang berat dan luas akan menyebabkan kehilangan tulang berlebihan

dan mobiliti gigi yang menetap.

d. Gigi Retak

Gigi yang retak atau mengalami fraktur akar yang biasanya menyebabkan nyeri hebat dan

tidak dapat dikendalikan dengan perawatan endodonti.

e. Gigi Malposisi

Gigi yang dapat menyebabkan trauma jaringan lunak dan posisinya tidak dapat diperbaiki

dengan perawatan orthodonti.


f. Gigi Terpendam

Apabila gigi terpendam menimbulkan masalah dan menyebabkan gangguan fungsi normal

dari pertumbuhan gigi, maka gigi terpendam ini diekstraksi.

g. Gigi Berlebih

Dapat mengganggu pertumbuhan gigi geligi normal atau menyebabkan gigi berjejal berat dan

estetis yang kurang pada gigi anterior.

h. Gigi yang berkaitan dengan lesi patologis

Ekstraksi gigi dengan lesi patologis harus dilakukan bersamaan dengan pembuangan lesinya.

i. Gigi Persistensi

Gigi desidui yang sudah waktunya tanggal tetapi masih kuat dan gigi penggantinya sudah

erupsi. Biasanya gigi desidui mengalami resorbsi sehingga akan goyah, tetapi pada gigi

desidui yang gangren tidak mungkin terjadi resorbsi atau karena kondisi kesehatan dari

pasien maka gigi desidui itu masih tetap tertanam dalam tulang alveolar.

j. Keperluan Orthodonti

Ekstraksi gigi premolar dilakukan untuk perawatan orthodonti dengan pertumbuhan gigi

yang berjejal.

k. Ekstraksi Preprostetis

Untuk keperluan pembuatan protesa dilakukan ekstraksi gigi.

l. Preradioterapi

Pasien yang akan mendapatkan perawatan radioterapi pada rongga mulutnya harus dilakukan

ekstraksi gigi terlebih dahulu pada gigi-gigi yang merupakan indikasi pada daerah yang akan

diradioterapi.

Kontraindikasi
Walaupun gigi memenuhi persyaratan untuk dilakukan ekstraksi, pada beberapa

keadaan tidak boleh dilakukan ekstraksi gigi karena beberapa faktor atau merupakan

kontraindikasi ekstraksi gigi. Pada keadaan lain, kontraindikasi ekstraksi gigi sangat berperan

penting untuk tidak dilakukan ekstraksi gigi sampai masalahnya dapat diatasi.

a. Penderita penyakit jantung, hipertensi, arteriosklerosis, dan diabetes mellitus

kontraindikasi pada pemberian adrenalin

Adrenalin pada ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada penderita penyakit jantung,

hipertensi, arteriosklerosis dan diabetes melitus.

b. Penderita Trombositopenia

Penderita trombositopenia memiliki jumlah trombosit lebih sedikit dari normal sehingga

darah sukar membeku. Seperti yang telah diketahui bahwa trombosit penting artinya

dalam pembekuan darah.

c. Penderita Leukemia

Penderita leukemia memiliki jumlah leukosit yang lebih banyak dari normal dalam darah

sehingga mudah mengalami perdarahan.

d. Kaheksi

Penderita memiliki keadan umum yang sangat buruk karena malnutrisi atau sesudah

menderita penyakit yang lama dan berat. Akibatnya semua keadaan menjadi jelek,

perdarahan banyak, penyembuhan luka lambat dan dengan suntikan atau sedikit trauma ia

dapat kolaps. Ekstraksi gigi ditunda sampai keadaan umum penderita lebih baik.

e. Penderita Hemofilia

Merupakan penyakit atau kelainan susunan darah yang bersifat herediter dan hanya

terdapat pada laki-laki. Apabila penderita mendapatkan luka, maka darahnya tidak dapat
membeku. Hal ini disebabkan oleh trombosit tidak dapat pecah kalau berhubungan

dengan udara karena kekurangan zat antihemofilia dalam serum, sehingga darah akan

terus mengalir

f. Kehamilan

Ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada trimester pertama, karena keadaan umum

ibu hamil pada trimester pertama sering sangat lemah dan dalam masa pembentukan

janin.

g. Peradangan di sekitar Gigi

Apabila terdapat peradangan di sekitar gigi, maka ekstraksi gigi adalah kontraindikasi.

Ekstraksi gigi dapat dilakukan jika inflamasinya sudah sembuh.

Prinsip Ekstraksi Gigi

Dalam prakteknya, ekstraksi gigi harus mengikuti prinsip-prinsip yang akan

memudahkan dalam proses ekstraksi gigi dan memperkecil terjadinya komplikasi ekstraksi gigi.

a. Asepsis

Untuk menghindarkan atau memperkecil bahaya inflamasi, seharusnya bekerja secara

asepsis, artinya melakukan pekerjaan dengan menjauhkan segala kemungkinan

kontaminasi dari kuman atau menghindari organisme patogen. Asepsis secara praktis

merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memberantas semua jenis organisme.

Tindakan sterilisasi dilakukan pada tim operator, alat-alat yang dipergunakan, kamar

operasi, pasien terutama pada daerah pembedahan.

b. Pembedahan atraumatik

Pada saat ekstraksi gigi harus diperhatikan untuk bekerja secara hati-hati, tidak kasar,

tidak ceroboh, dengan gerakan pasti, sehingga membuat trauma sekecil mungkin.
Tindakan yang kasar menyebabkan trauma jaringan lunak, memudahkan terjadinya

inflamasi dan memperlambat penyembuhan. Peralatan yang digunakan haruslah tajam

karena dengan peralatan yang tumpul akan memperbesar terjadinya trauma.

c. Akses dan lapangan pandang baik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akses dan lapangan pandang yang baik selama

proses ekstraksi gigi. Faktor-faktor tersebut adalah posisi kursi, posisi kepala pasien,

posisi operator, pencahayaan, retraksi dan penyedotan darah atau saliva. Posisi kursi

harus diatur untuk mendapatkan akses terbaik dan kenyamanan bagi operator dan pasien.

Pada ekstraksi gigi maksila, posisi pasien lebih tinggi dari dataran siku operator dengan

posisi sandaran kursi lebih rendah sehingga pasien duduk lebih menyandar dan lengkung

maksila tegak lurus dengan lantai. Sedangkan ekstraksi gigi pada mandibula, posisi

pasien lebih rendah dari dataran siku operator dengan posisi sandaran kursi tegak dan

dataran oklusal terendah sejajar dengan lantai. Pencahayaan harus diatur sedemikian rupa

agar daerah operasi dapat terlihat dengan jelas tanpa bayangan hitam yang membuat

gelap daerah operasi. Retraksi jaringan juga dibutuhkan untuk mendapatkan lapangan

pandang yang jelas. Daerah operasi harus bersih dari saliva dan darah yang dapat

mengganggu penglihatan ke daerah tersebut sehingga dibutuhkan penyedotan pada

rongga mulut.

d. Tata Kerja Teratur

Bekerja sistematis agar dapat mencapai hasil semaksimal mungkin dengan mengeluarkan

tenaga sekecil mungkin. Penting untuk mengetahui cara kerja yang berbeda untuk setiap

pembedahan, sehingga dapat menggunakan tekanan terkontrol sesuai dengan urutan

tindakan
Perawatan Konservatif

Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap tindakan

pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam socket. Karena itu sebaiknya seorang klinisi (Dokter

Gigi, red) harus mengetahui prinsip-prinsip ilmu endodontik secara benar yaitu pengetahuan

mendiagnosis, cara merestorasi jaringan gigi yang hilang dan mempertahankan sisa jaringan,

sehingga gigi tersebut dapat bertahan selama mungkin di dalam mulut dan menghindari tindakan

pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam soketnya sehingga dapat memperlambat resorbsi

tulang alveolar gigi terkait. Keuntungan secara psikologis yang diperoleh adalah gigi dapat

bertahan secara alamiah. Pasien tetap memiliki gigi asli dalam kedaan sehat, karena gigi dapat

berfungsi seperti semula, dan gigi dapat dipakai sebagai tumpuan gigi tiruan lepasan. Dalam

setiap melakukan perawatan endodontik, prinsip prinsip perawatan endodontik harus selalu

diperhatikan, yaitu teknik asepsis, akses langsung saluran akar, pembersihan dan pembentukan

saluran akar, pengisian saluran akar, dan pembuatan restorasi (penambalan, pembuatan onlay

atau mahkota) yang benar, sehingga didapatkan jaringan periodondal yang sehat. Umumnya

kualitas restorasi sangat bergantung pada tiga faktor, yaitu klinisi/Dokter Gigi, bahan restorasi,

Laboratorium Gigi, dan pasien. Tetapi dari keempat faktor penyebab kegagalan tersebut, yang

sangat memegang peranan adalah faktor klinisi/Dokter Gigi tersebut. Sedang bahan restorasi

adalah factor terakhir kegagalan restorasi (penambalan, pembuatan onlay atau mahkota).

Tujuan prosudur restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat

berfungsi kembali, memberi kekuatan untuk menahan daya kunyah atau daya lain seperti trauma,

clenching, atau bruxism. Selain itu juga perlindungan terhadap proses karies, sedapat mungkin

menampilkan restorasi estetis, dan mempersiapkan penjangkaran gigi tiruan lepasan atau cekat
Seiring dengan makin maju dan berkembangnya pengetahuan tentang bahan-bahan dan

tehnologi kedokteran gigi, wawasan perawatan endodontik semakin terbuka luas. Telah tersedia

bermacam macam alternatif bahan dan cara mempertahankan dan merestorasi gigi sebagai

sumbangsih profesi kedoteran gigi dalam meningkatkan kwalitas hidup masyarakat.

Dalam bidang ini , kiranya dokter gigi tidak perlu terpaku pada pembuatan inlay nya saja

untuk memperbaiki gigi pendukung yang sudah karies. Tumpatan amalgam pun dapat diterima,

sepanjang tumpatan ini dipersiapkan sesuai prinsip prinsipd dasar yang berlaku.

Perawatan konservatif tidak terbatas hanya pada perawatan karies saja, tetapi juga harus :

1. Memberikan kekuatan yang cukup serta cukup tebal untuk preparasi sandaran oklusal.

2. mengurangi ruang interproksimal yang berlebihan

3. memberikan ruang oklusal yang cukup luas

4. membentuk daerah gerong untuk retensi, bila daerah ini memang tidak ada

5. mendukung terpenuhinya factor estetik

6. memberikan kontur gigi yang sesuai

Perawatan endodontik pada kasus terkait : Root Canal Treatment (Perawatan Saluran

Akar)

Perawatan saluran akar dibutuhkan untuk 2 alasan utama, yaitu infeksi, atau lesi

ireversibel pada pulpa. Kavitas yang tidak terawat adalah penyebab umum infeksi pulpa. Lesi

mengikis jaringan enamel dan dentin sampai pada akhirnya terbuka ke saluran akar, yang

menyebabkan bakteri dapat menginfeksi pulpa. Infeksi yang terjadi di dalam gigi tidak

responsive terhadap pemberian antibiotic. Peradangan disebabkan oleh infeksi yang terdapat di

luar aliran darah gigi, sehingga antibioti dalam pembuluh darah tidak dapat mencapai sumber
infeksi dengan baik. Pengurangan aliran darah juga mengurangi kemampuan pulpa untuk

menyembuhkan dirinya sendiri.

Pulpa juga bisa terkena luka akibat trauma, fraktura atau pekerjaan restorasi yang

ekstensif seperti beberapa filling yang dipakai lebih dari periode yang ditentukan. Kadang-

kadang, prosedur umum dental dapat menyebabkan pulpa meradang. Sebagai contoh, persiapan

sebuah gigi untuk pembuatan crown kadang-kadang dapat berujung dengan perawatan saluran

akar. Dalam beberapa kasus, ketika pulpa meradang, tapi tidak terinfeksi, pulpa dapat sembuh

dengan sendirinya dan kembali normal. Dokter gigi akan memonitor gigi tersebut sebelum

melakukan saluran perawatan akar. Namun, ada saatnya pulpa tetap meradang, yang dapat

menyebabkan sakit dan infeksi.

Ketika pulpa mengalami infeksi, infeksi tersebut dapat mengenai tulang sekitar gigi

dan membentuk abses. Tujuan dari perawatan saluran akar ini adalah untuk menyelamatkan gigi

dengan membuang pulpa yang terinfeksi, merawat infeksi yang ada, serta mengisi saluran akar

yang kosong. Jika perawatan saluran akar tidak berhasil, maka gigi kemungkinan akan

diekstraksi. Alasan dilakukannya perawatan saluran akar biasanya karena adanya lubang pada

kavitas yang terlalu besar. Gigi biasanya akan menjadi rapuh, namun dapat diatasi dengan

pembuatan crown setelah dilakukannya perawtan saluran akar, atau dalam beberapa kasus

direstorasi dengan composite filling material yang warnanya mirip dengan warna gigi.

Perawatan saluran akar dapat selesai dilakukan dalam satu atau beberapa kali

kunjungan, tergantung pada keadaan gigi. Gigi yang terinfeksi akan memerlukan beberapa kali

kunjungan untuk memastikan infeksi tersebut hilang. Beberapa gigi mungkin saja susah untuk

dirawat dikarenakan posisi gigi, atau karena gigi tersebut memiliki saluran akar yang susah untuk
dipastikan lokasinya. Ketika perawtan saluran akar sudah selesai, dokter gigi akan menyarankan

pasien melakukan restorasi crown atau filling.

Mengukur dan Membersihkan Saluran Akar

Mengukur

Pertama-tama, dokter gigi akan melakukan anestesi, kemudian membuat lubang

permukaan atas atau belakang dari gigi untuk membuka kamar pulpa. Dokter gigi akan

membuang bagian gigi yang terinfeksi, setelah itu dokter gigi akan mengukur kedalaman saluran

akar. Dokter gigi perlu mengetahui seberapa panjang saluran akar tersebut untuk memastikan

jaringan yang terinfeksi telah hilang dan seluruh saluran akar bersih.

Dokter gigi menggunakan X-Ray untuk menentukan panjang saluran akar atau

menggunakan alat elektrik yang disebut Apex Locator. Prosedur pertama, dokter gigi akan

meletakkan alat tersebut ke dalam saluran akar dan mengukur kedalaman saluran akar tersebut

kemudian menggunakan X-Ray untuk menentukan seberapa dekat alat tersebut dengan ujung

saluran akar. Apex Locator akan membuat kalkulasi berdasarkan resistensi aliran listrik. Ini akan

memberikan pengukuran yang akurat dari saluran akar.

Membersihkan

Setelah saluran akar selesai diukur, dokter gigi akan menggunakan instrument khusus

untuk membersihkan pulpa yang terinfeksi. Setelah pulpa yang terinfeksi dibersihkan, saluran

akar dibersihkan dengan cairan antiseptic untuk menghilangkan sumber infeksi. Agar perawatan

ini efektif, seluruh saluran akar pada gigi harus bersih. Umumnya, gigi anterior atas memiliki 1
saluran akar, gigi anterior bawah memiliki satu atau dua saluran, premolar memiliki satu atau

dua saluran, dan molar memiliki tiga atau empat saluran. Bagaimanapun juga, lokasi dan bentuk

dari saluran akar ini berbeda-beda. Beberapa dokter gigi sekarang menggunakan mikroskop

untuk melihat bagian dalam gigi untuk memastikan seluruh saluran terdeteksi dan pulpa

terinfeksi telah diangkat dan dibersihkan.

Setelah saluran akar dibersihkan dan dokter gigi memastikan bahwa infeksi telah

hilang, saluran akar kemudian diisi. Gutta Percha kemudian diisikan untuk menutup saluran akar.

Mahkota gigi kemudian harus direstorasi dengan Temporary Filling. Setelah itu gigi akan

direstorasi menggunakan crown. Sebagian besar kasus memerlukan Crown, terutama untuk

molar yang selalu dipengaruhi daya tekan. Crown akan membantu memulihkan kekuatan gigi

dan melindungi gigi dari keretakan. Crown harus dipasang sesegera mungkin, idealnya sekitar

sebulan setelah perawatan saluran akar. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kerusakan

gigi. Bila struktur gigi tidak memenuhi syarat, dokter gigi dapat menambahkan pasak didalam

gigi. Pulpa yang telah diangkat selama prosedur perawatan saluran akar adalah bagian yang

responsive terhadap temperature. Jaringan dan saraf yang mengelilingi gigi tetap ada, jadi gigi

akan tetap peka terhadap tekanan dan sentuhan.

Hampir semua gigi dapat dirawat root canal treatment. Pada kasus tertentu gigi tidak

dapat dipertahankan karena saluran akar sulit untuk dijangkai, akar gigi fraktur, gigi tidak

memiliki support tulang yang kuat, atau gigi tidak dapat dilakukan restorasi. Bagaimanapun juga

perkembangan dari perawatan endodontik memungkinkan mempertahankan gigi yang pada

beberapa tahun sebelumnya tidak dapat dipertahankan. Bila perawatan endodontik tidak efektif
maka perawatan endodontik bedah mungkin dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi

tersebut.

Keterangan gambar : Langkah-langkah perawatan saluran akar


Sehubungan dengan pembuatan overdenture, maka bahan filling akan digantikan oleh

emas atau logam lainnya, seperti amalgam. Penumpatan / filling dapat berupa :

Keterangan gambar :

Gambar paling kiri : Koping logam non retentif

Gambar di tengah : Koping logam dengan pasak / post sebagai retensi

Gambar di kanan : penutupan saluran akar dengan amalgam

Gigi-gigi yang perlu dirawat sakuran akarnya adalah pada kasus sisa akar dan gigi-

gigi dengan kasus karies yang sudah mencapai pulpa (karies profunda).

Perawatan Periodontik

Banyak kasus dimana gigi sering membutuhkan perawatan periodontik. Pada hakekatnya

suatu perawatan prostodontik mutlak harus di dukung jaringan periodontal yang benar benar

sehat. Pemasangan geligi tiruan sebagian lepasan pada pasien dengan kelainan periodontal
merupakan tindakan yang sia sia. Tindakan seperi ini hanya akan menyebabkan kerusakan lebih

lanjut pada jaringan mulut yang masih ada dan melawan prinsip perawatan prostodontik.

Gigi yang sudah goyang perlu juga mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan

masalah, disharmoni oklusal, peradangan jaringan periodontium atau kombinasi keduanya

mungkin merupakan penyebabnya. Kontrol dari factor local atau adanya kontak premature

biasanya dapat membantu mengatasi masalah ini. Bila dianggap perlu. Splinting geligi goyang

ini dapat dipertimbangkan.

Pengubahan Kontur gigi

Modifikasi atau pengubahan bentuk kontur gigi sebetulnya suatu cara yang sederhana ,

tetapi sering tidak diperhatikan dalam persiapan mulut. Kekhawatiran melukai denti pada saat

pengasahan permukaan gigi, sehingga karies jadi mudah berkembang mungkin salah satu

penyebab keengganan ini. Masalah seperti ini sebetulnya dapat diatasi. Kemungkinan dentin

tertembus dapat dihindari dengan mempelajari foto rontgen, sehingga ketebalan dentin dapat

diteliti. Lalu kecenderungan terjadinya karies dapat dikurangi dengan menghaluskan permukaan

gigi yang baru diasah dengan penghalusan dari karet yang diikuti aplikasi dengan fluor. Selain

itu karies biasanya tidak terjadi lebih dini pada daerah email yang diasah tadi, dibanding pada

bagian gigi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai