Nama Lain
Pengertian
Massa jaringan granulasi yang berkaitan dengan apeks gigi non vital dan terbentuk sebagai
Secara klinis dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi peradangan periapikal lainnya.
Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang hanya beberapa millimeter hingga 2
centimeter.
Dental granuloma terdiri dari jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan
ikat fibrous. Pada dental granuloma yang sudah cukup lama, cenderung memberikan gambaran
adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histiosit, dan eusinofil, serta sel epithelial rests of
Malassez. Pada gigi dengan karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan didapatkan
Gambaran Radiologi
Tampak gambaran radiolucent dengan batas tepi yang kadang terlihat jelas pada periapikal.
Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan menunjukkan hilangnya gambaran
lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya resorbsi akar, namun ada juga yang menunjukkan
Etiologi
Disebabkan oleh kelainan patologis dari reaksi peradangan pulpa yang berlanjut hingga ke
jaringan sekitar apeks. Pulpitis itu sendiri dapat disebabkan oleh infeksi karies sekunder, trauma,
Nekrosis pulpa akan menstimulasi reaksi radang pada jaringan periodontal gigi yang
bersangkutan.
Symptom
Dental granuloma umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala yang pasti. Gigi yang
bersangkutan akan memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik pulpa.
Pada dental granuloma yang terus berlanjt dan dibiarkan tanpa perawatan dapat berubah menjadi
kita periapikal.
Treatment
Lesi inflamasi apical umumnya disebabkan oleh adanya produk toksik yang dihasilkan oleh
bakteri yang ada di saluran akar, sehingga keberhasilan perawatan tergantung pada eliminasi
Pada gigi yang masih dapat dipertahankan dapat dilakukan perawatan saluran akar. Sedangkan
pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan ekstraksi.
Pada gigi yang dirawat saluran akar perlu dilakukan evaluasi pada tahun pertama dan kedua
Kegagalan proses penyembuhan bisanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Differential Diagnosis
Secara garis besar, sebetulnya ada dua tahapan preparasi mulut. Pertama dalam proses ini
mulut pasien menerima geligi tiruan yang akan dipakainya. Tahapan pertama ini ditujukan untuk
Kedua, mulut pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan geligi tiruan yang akan
dibuat, dalam tahapan ini dilakukan proses pengubahan kontur gigi untuk mengurangi hambatan,
mencari bidang bombing, membuat sandaran oklusal dan bila perlu menciptakan daerah daerah
untuk retensi mekanis. Permukaan jaringan yang akan di preparasi ditandai pada model
diagnosik. Model dipakai sebagai peta atau petunjuk untuk melaksanakan perubahan perubahan.
Pada kasus kali ini mouth preparation yang harus dilakukan adalah scaling ekstraksi radix
Scaling
menyeluruh. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien ekstra dan intra-oral. Secara ekstra-oral
akan dilihat apakah ada pembengkakan kelenjar limfe di kepala dan leher sebagai tanda adanya
penyebaran infeksi dan anamnesis. Kemudian pemeriksaan intra-oral untuk melihat keadaan
dalam mulut pasien. Selain melihat keadaan giginya, dilihat juga keadaan jaringan lunak lainnya,
seperti gingival, palatum dan lidah, karena beberapa penyakit sistemik memberikan gambaran
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, pasien baru akan dilakukan scaling. Biasanya
prosedur scaling, mengkombinasikan antara manual dan ultrasonic scaler, dan diawali dengan
ultrasonic scaler untuk membuang kalkulus yang keras dan melekat erat pada permukaan gigi.
Kalkulus yang berada di dalam subgingiva juga dapat dibersihkan dengan menggunakan tip yang
kecil dan tipis agar bisa masuk kedalam poket dan sulcus gingival. Manual scaler dipakai untuk
membuang sisa-sisa karang gigi pada permukaan gigi yang lebih sensitif dan tidak bisa
menggunakan ultrasonic scaler.Pada pasien dengan kalkulus yang dalam dan gingivitis, kontak
minimal dengan gusi akan menimbulkan pendarahan dan menimbulkan rasa sakit, biasanya akan
Setelah scaling, dilakukan root planning dengan pemolesan atau polishing. Prosedurnya
sederhana, gigi akan diolesi dengan pumice, yang berbentuk pasta tapi kasar seperti berpasir.
Kemudian gigi akan di sikat dengan bur brush pada permukaan yang di-scaling untuk membuang
sisa karang gigi, menghaluskan permukaan gigi dan menimbulkan sensasi segar dalam mulut
pasien, sehingga mulut terasa bersih dan segar. Diharapkan dengan permukaan gigi yang halus,
mempersulit terakumulasinya kembali plak dan bakteri, terbentuk perlekatan gingival baru yang
lebih baik dan berkurangnya kedalaman poket gingival yang menjadi media bakteri.
Biasanya sesudah dibersihkan, gigi terasa lebih sensitif. Hal ini adalah wajar, terutama
bila sebelumnya sudah mempunyai masalah gigi sensitif. Karena permukaan dentin yang
terbuka, sebelumnya tertutup oleh calculus yang menghalangi gigi dari iritasi eksternal tapi
setelah dibersihkan permukaan dentin terbuka kembali dan menimbulkan rasa lebih sensitive.Hal
ini bisa diatasi dengan melakukan topical fluoridasi, perawatan desensitisasi oleh dokter gigi dan
perawatan di rumah, menggunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif. Penggunaan obat kumur
yang mengandung chlorhexidine sebagai antimicrobial dan antibiotik oral juga terkadang
dibutuhkan untuk beberapa kasus terutama untuk pasien berpenyakit sistemik dan pasien pasca-
Penyakit periodontal dalam mulut seperti gingivitis dan periodontitis, berproses secara
lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dan progresif. Sehingga tanpa kita sadari proses tersebut
terjadi didalam rongga mulut. Scaling dengan rutin adalah cara yang paling efektif untuk
Ekstraksi Gigi
Defenisi
Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar.
Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik pembedahan.
Teknik sederhana dilakukan dengan melepaskan gigi dari perlekatan jaringan lunak
menggunakan elevator kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di dalam soket dari
tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi. Sedangkan teknik pembedahan dilakukan dengan
pembuatan flep, pembuangan tulang disekeliling gigi, menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di
dalam soket dari tulang alveolar kemudian mengembalikan flep ke tempat semula dengan
penjahitan. Teknik sederhana digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi yang merupakan indikasi,
misalnya gigi berjejal. Ekstraksi gigi dengan teknik pembedahan dilakukan apabila gigi tidak
bisa diekstraksi dengan menggunakan teknik sederhana, misalnya gigi ankilosis. 7,8
Indikasi
Tujuan dokter gigi adalah menciptakan rongga mulut yang sehat dan dapat berfungsi dengan
baik sampai akhir pertumbuhan gigi. Walaupun demikian, ekstraksi gigi penting dilakukan
a. Karies Besar
Gigi yang mahkotanya sudah sangat rusak dan tidak dapat direstorasi lagi.
b. Nekrosis Pulpa
Gigi dengan pulpitis irreversible yang perawatan endodonti tidak dapat dilakukan lagi atau
c. Penyakit Periodontal
Periodontitis dewasa yang berat dan luas akan menyebabkan kehilangan tulang berlebihan
d. Gigi Retak
Gigi yang retak atau mengalami fraktur akar yang biasanya menyebabkan nyeri hebat dan
e. Gigi Malposisi
Gigi yang dapat menyebabkan trauma jaringan lunak dan posisinya tidak dapat diperbaiki
Apabila gigi terpendam menimbulkan masalah dan menyebabkan gangguan fungsi normal
g. Gigi Berlebih
Dapat mengganggu pertumbuhan gigi geligi normal atau menyebabkan gigi berjejal berat dan
Ekstraksi gigi dengan lesi patologis harus dilakukan bersamaan dengan pembuangan lesinya.
i. Gigi Persistensi
Gigi desidui yang sudah waktunya tanggal tetapi masih kuat dan gigi penggantinya sudah
erupsi. Biasanya gigi desidui mengalami resorbsi sehingga akan goyah, tetapi pada gigi
desidui yang gangren tidak mungkin terjadi resorbsi atau karena kondisi kesehatan dari
pasien maka gigi desidui itu masih tetap tertanam dalam tulang alveolar.
j. Keperluan Orthodonti
Ekstraksi gigi premolar dilakukan untuk perawatan orthodonti dengan pertumbuhan gigi
yang berjejal.
k. Ekstraksi Preprostetis
l. Preradioterapi
Pasien yang akan mendapatkan perawatan radioterapi pada rongga mulutnya harus dilakukan
ekstraksi gigi terlebih dahulu pada gigi-gigi yang merupakan indikasi pada daerah yang akan
diradioterapi.
Kontraindikasi
Walaupun gigi memenuhi persyaratan untuk dilakukan ekstraksi, pada beberapa
keadaan tidak boleh dilakukan ekstraksi gigi karena beberapa faktor atau merupakan
kontraindikasi ekstraksi gigi. Pada keadaan lain, kontraindikasi ekstraksi gigi sangat berperan
penting untuk tidak dilakukan ekstraksi gigi sampai masalahnya dapat diatasi.
Adrenalin pada ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada penderita penyakit jantung,
b. Penderita Trombositopenia
Penderita trombositopenia memiliki jumlah trombosit lebih sedikit dari normal sehingga
darah sukar membeku. Seperti yang telah diketahui bahwa trombosit penting artinya
c. Penderita Leukemia
Penderita leukemia memiliki jumlah leukosit yang lebih banyak dari normal dalam darah
d. Kaheksi
Penderita memiliki keadan umum yang sangat buruk karena malnutrisi atau sesudah
menderita penyakit yang lama dan berat. Akibatnya semua keadaan menjadi jelek,
perdarahan banyak, penyembuhan luka lambat dan dengan suntikan atau sedikit trauma ia
dapat kolaps. Ekstraksi gigi ditunda sampai keadaan umum penderita lebih baik.
e. Penderita Hemofilia
Merupakan penyakit atau kelainan susunan darah yang bersifat herediter dan hanya
terdapat pada laki-laki. Apabila penderita mendapatkan luka, maka darahnya tidak dapat
membeku. Hal ini disebabkan oleh trombosit tidak dapat pecah kalau berhubungan
dengan udara karena kekurangan zat antihemofilia dalam serum, sehingga darah akan
terus mengalir
f. Kehamilan
Ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada trimester pertama, karena keadaan umum
ibu hamil pada trimester pertama sering sangat lemah dan dalam masa pembentukan
janin.
Apabila terdapat peradangan di sekitar gigi, maka ekstraksi gigi adalah kontraindikasi.
memudahkan dalam proses ekstraksi gigi dan memperkecil terjadinya komplikasi ekstraksi gigi.
a. Asepsis
kontaminasi dari kuman atau menghindari organisme patogen. Asepsis secara praktis
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memberantas semua jenis organisme.
Tindakan sterilisasi dilakukan pada tim operator, alat-alat yang dipergunakan, kamar
b. Pembedahan atraumatik
Pada saat ekstraksi gigi harus diperhatikan untuk bekerja secara hati-hati, tidak kasar,
tidak ceroboh, dengan gerakan pasti, sehingga membuat trauma sekecil mungkin.
Tindakan yang kasar menyebabkan trauma jaringan lunak, memudahkan terjadinya
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akses dan lapangan pandang yang baik selama
proses ekstraksi gigi. Faktor-faktor tersebut adalah posisi kursi, posisi kepala pasien,
posisi operator, pencahayaan, retraksi dan penyedotan darah atau saliva. Posisi kursi
harus diatur untuk mendapatkan akses terbaik dan kenyamanan bagi operator dan pasien.
Pada ekstraksi gigi maksila, posisi pasien lebih tinggi dari dataran siku operator dengan
posisi sandaran kursi lebih rendah sehingga pasien duduk lebih menyandar dan lengkung
maksila tegak lurus dengan lantai. Sedangkan ekstraksi gigi pada mandibula, posisi
pasien lebih rendah dari dataran siku operator dengan posisi sandaran kursi tegak dan
dataran oklusal terendah sejajar dengan lantai. Pencahayaan harus diatur sedemikian rupa
agar daerah operasi dapat terlihat dengan jelas tanpa bayangan hitam yang membuat
gelap daerah operasi. Retraksi jaringan juga dibutuhkan untuk mendapatkan lapangan
pandang yang jelas. Daerah operasi harus bersih dari saliva dan darah yang dapat
rongga mulut.
Bekerja sistematis agar dapat mencapai hasil semaksimal mungkin dengan mengeluarkan
tenaga sekecil mungkin. Penting untuk mengetahui cara kerja yang berbeda untuk setiap
tindakan
Perawatan Konservatif
pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam socket. Karena itu sebaiknya seorang klinisi (Dokter
Gigi, red) harus mengetahui prinsip-prinsip ilmu endodontik secara benar yaitu pengetahuan
mendiagnosis, cara merestorasi jaringan gigi yang hilang dan mempertahankan sisa jaringan,
sehingga gigi tersebut dapat bertahan selama mungkin di dalam mulut dan menghindari tindakan
pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam soketnya sehingga dapat memperlambat resorbsi
tulang alveolar gigi terkait. Keuntungan secara psikologis yang diperoleh adalah gigi dapat
bertahan secara alamiah. Pasien tetap memiliki gigi asli dalam kedaan sehat, karena gigi dapat
berfungsi seperti semula, dan gigi dapat dipakai sebagai tumpuan gigi tiruan lepasan. Dalam
setiap melakukan perawatan endodontik, prinsip prinsip perawatan endodontik harus selalu
diperhatikan, yaitu teknik asepsis, akses langsung saluran akar, pembersihan dan pembentukan
saluran akar, pengisian saluran akar, dan pembuatan restorasi (penambalan, pembuatan onlay
atau mahkota) yang benar, sehingga didapatkan jaringan periodondal yang sehat. Umumnya
kualitas restorasi sangat bergantung pada tiga faktor, yaitu klinisi/Dokter Gigi, bahan restorasi,
Laboratorium Gigi, dan pasien. Tetapi dari keempat faktor penyebab kegagalan tersebut, yang
sangat memegang peranan adalah faktor klinisi/Dokter Gigi tersebut. Sedang bahan restorasi
adalah factor terakhir kegagalan restorasi (penambalan, pembuatan onlay atau mahkota).
Tujuan prosudur restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat
berfungsi kembali, memberi kekuatan untuk menahan daya kunyah atau daya lain seperti trauma,
clenching, atau bruxism. Selain itu juga perlindungan terhadap proses karies, sedapat mungkin
menampilkan restorasi estetis, dan mempersiapkan penjangkaran gigi tiruan lepasan atau cekat
Seiring dengan makin maju dan berkembangnya pengetahuan tentang bahan-bahan dan
tehnologi kedokteran gigi, wawasan perawatan endodontik semakin terbuka luas. Telah tersedia
bermacam macam alternatif bahan dan cara mempertahankan dan merestorasi gigi sebagai
Dalam bidang ini , kiranya dokter gigi tidak perlu terpaku pada pembuatan inlay nya saja
untuk memperbaiki gigi pendukung yang sudah karies. Tumpatan amalgam pun dapat diterima,
sepanjang tumpatan ini dipersiapkan sesuai prinsip prinsipd dasar yang berlaku.
Perawatan konservatif tidak terbatas hanya pada perawatan karies saja, tetapi juga harus :
1. Memberikan kekuatan yang cukup serta cukup tebal untuk preparasi sandaran oklusal.
4. membentuk daerah gerong untuk retensi, bila daerah ini memang tidak ada
Perawatan endodontik pada kasus terkait : Root Canal Treatment (Perawatan Saluran
Akar)
Perawatan saluran akar dibutuhkan untuk 2 alasan utama, yaitu infeksi, atau lesi
ireversibel pada pulpa. Kavitas yang tidak terawat adalah penyebab umum infeksi pulpa. Lesi
mengikis jaringan enamel dan dentin sampai pada akhirnya terbuka ke saluran akar, yang
menyebabkan bakteri dapat menginfeksi pulpa. Infeksi yang terjadi di dalam gigi tidak
responsive terhadap pemberian antibiotic. Peradangan disebabkan oleh infeksi yang terdapat di
luar aliran darah gigi, sehingga antibioti dalam pembuluh darah tidak dapat mencapai sumber
infeksi dengan baik. Pengurangan aliran darah juga mengurangi kemampuan pulpa untuk
Pulpa juga bisa terkena luka akibat trauma, fraktura atau pekerjaan restorasi yang
ekstensif seperti beberapa filling yang dipakai lebih dari periode yang ditentukan. Kadang-
kadang, prosedur umum dental dapat menyebabkan pulpa meradang. Sebagai contoh, persiapan
sebuah gigi untuk pembuatan crown kadang-kadang dapat berujung dengan perawatan saluran
akar. Dalam beberapa kasus, ketika pulpa meradang, tapi tidak terinfeksi, pulpa dapat sembuh
dengan sendirinya dan kembali normal. Dokter gigi akan memonitor gigi tersebut sebelum
melakukan saluran perawatan akar. Namun, ada saatnya pulpa tetap meradang, yang dapat
Ketika pulpa mengalami infeksi, infeksi tersebut dapat mengenai tulang sekitar gigi
dan membentuk abses. Tujuan dari perawatan saluran akar ini adalah untuk menyelamatkan gigi
dengan membuang pulpa yang terinfeksi, merawat infeksi yang ada, serta mengisi saluran akar
yang kosong. Jika perawatan saluran akar tidak berhasil, maka gigi kemungkinan akan
diekstraksi. Alasan dilakukannya perawatan saluran akar biasanya karena adanya lubang pada
kavitas yang terlalu besar. Gigi biasanya akan menjadi rapuh, namun dapat diatasi dengan
pembuatan crown setelah dilakukannya perawtan saluran akar, atau dalam beberapa kasus
direstorasi dengan composite filling material yang warnanya mirip dengan warna gigi.
Perawatan saluran akar dapat selesai dilakukan dalam satu atau beberapa kali
kunjungan, tergantung pada keadaan gigi. Gigi yang terinfeksi akan memerlukan beberapa kali
kunjungan untuk memastikan infeksi tersebut hilang. Beberapa gigi mungkin saja susah untuk
dirawat dikarenakan posisi gigi, atau karena gigi tersebut memiliki saluran akar yang susah untuk
dipastikan lokasinya. Ketika perawtan saluran akar sudah selesai, dokter gigi akan menyarankan
Mengukur
permukaan atas atau belakang dari gigi untuk membuka kamar pulpa. Dokter gigi akan
membuang bagian gigi yang terinfeksi, setelah itu dokter gigi akan mengukur kedalaman saluran
akar. Dokter gigi perlu mengetahui seberapa panjang saluran akar tersebut untuk memastikan
jaringan yang terinfeksi telah hilang dan seluruh saluran akar bersih.
Dokter gigi menggunakan X-Ray untuk menentukan panjang saluran akar atau
menggunakan alat elektrik yang disebut Apex Locator. Prosedur pertama, dokter gigi akan
meletakkan alat tersebut ke dalam saluran akar dan mengukur kedalaman saluran akar tersebut
kemudian menggunakan X-Ray untuk menentukan seberapa dekat alat tersebut dengan ujung
saluran akar. Apex Locator akan membuat kalkulasi berdasarkan resistensi aliran listrik. Ini akan
Membersihkan
Setelah saluran akar selesai diukur, dokter gigi akan menggunakan instrument khusus
untuk membersihkan pulpa yang terinfeksi. Setelah pulpa yang terinfeksi dibersihkan, saluran
akar dibersihkan dengan cairan antiseptic untuk menghilangkan sumber infeksi. Agar perawatan
ini efektif, seluruh saluran akar pada gigi harus bersih. Umumnya, gigi anterior atas memiliki 1
saluran akar, gigi anterior bawah memiliki satu atau dua saluran, premolar memiliki satu atau
dua saluran, dan molar memiliki tiga atau empat saluran. Bagaimanapun juga, lokasi dan bentuk
dari saluran akar ini berbeda-beda. Beberapa dokter gigi sekarang menggunakan mikroskop
untuk melihat bagian dalam gigi untuk memastikan seluruh saluran terdeteksi dan pulpa
Setelah saluran akar dibersihkan dan dokter gigi memastikan bahwa infeksi telah
hilang, saluran akar kemudian diisi. Gutta Percha kemudian diisikan untuk menutup saluran akar.
Mahkota gigi kemudian harus direstorasi dengan Temporary Filling. Setelah itu gigi akan
direstorasi menggunakan crown. Sebagian besar kasus memerlukan Crown, terutama untuk
molar yang selalu dipengaruhi daya tekan. Crown akan membantu memulihkan kekuatan gigi
dan melindungi gigi dari keretakan. Crown harus dipasang sesegera mungkin, idealnya sekitar
sebulan setelah perawatan saluran akar. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah kerusakan
gigi. Bila struktur gigi tidak memenuhi syarat, dokter gigi dapat menambahkan pasak didalam
gigi. Pulpa yang telah diangkat selama prosedur perawatan saluran akar adalah bagian yang
responsive terhadap temperature. Jaringan dan saraf yang mengelilingi gigi tetap ada, jadi gigi
Hampir semua gigi dapat dirawat root canal treatment. Pada kasus tertentu gigi tidak
dapat dipertahankan karena saluran akar sulit untuk dijangkai, akar gigi fraktur, gigi tidak
memiliki support tulang yang kuat, atau gigi tidak dapat dilakukan restorasi. Bagaimanapun juga
beberapa tahun sebelumnya tidak dapat dipertahankan. Bila perawatan endodontik tidak efektif
maka perawatan endodontik bedah mungkin dapat dilakukan untuk mempertahankan gigi
tersebut.
emas atau logam lainnya, seperti amalgam. Penumpatan / filling dapat berupa :
Keterangan gambar :
Gigi-gigi yang perlu dirawat sakuran akarnya adalah pada kasus sisa akar dan gigi-
gigi dengan kasus karies yang sudah mencapai pulpa (karies profunda).
Perawatan Periodontik
Banyak kasus dimana gigi sering membutuhkan perawatan periodontik. Pada hakekatnya
suatu perawatan prostodontik mutlak harus di dukung jaringan periodontal yang benar benar
sehat. Pemasangan geligi tiruan sebagian lepasan pada pasien dengan kelainan periodontal
merupakan tindakan yang sia sia. Tindakan seperi ini hanya akan menyebabkan kerusakan lebih
lanjut pada jaringan mulut yang masih ada dan melawan prinsip perawatan prostodontik.
Gigi yang sudah goyang perlu juga mendapat perhatian, karena dapat menimbulkan
mungkin merupakan penyebabnya. Kontrol dari factor local atau adanya kontak premature
biasanya dapat membantu mengatasi masalah ini. Bila dianggap perlu. Splinting geligi goyang
Modifikasi atau pengubahan bentuk kontur gigi sebetulnya suatu cara yang sederhana ,
tetapi sering tidak diperhatikan dalam persiapan mulut. Kekhawatiran melukai denti pada saat
pengasahan permukaan gigi, sehingga karies jadi mudah berkembang mungkin salah satu
penyebab keengganan ini. Masalah seperti ini sebetulnya dapat diatasi. Kemungkinan dentin
tertembus dapat dihindari dengan mempelajari foto rontgen, sehingga ketebalan dentin dapat
diteliti. Lalu kecenderungan terjadinya karies dapat dikurangi dengan menghaluskan permukaan
gigi yang baru diasah dengan penghalusan dari karet yang diikuti aplikasi dengan fluor. Selain
itu karies biasanya tidak terjadi lebih dini pada daerah email yang diasah tadi, dibanding pada