Anda di halaman 1dari 19

MODUL

Gingivitis

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Periodontologi yang diampu oleh:
Dr.drg.Wiworo Haryani, M.Kes

Disusun Oleh:
FIRDA CAHYA AMALIA
P07125320034

PRODI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga modul ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa Kami
mengucapkan terimakasih kepada dr drg.Wiworo Haryani, M.Kes sebagai dosen
pengampu Mata Kuliah Periodontologi.

Penulis sangat berharap semoga modul ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan Kami berharap lebih jauh lagi agar modul
ini bisa dipraktikkan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan modul ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.

ii
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Periodontologi

Kelas/Semester : Sarjana Terapan Terapis Gigi dan Mulut/7

Kompetensi Dasar : Memahami Pengertian Periodontitis dan Klasifikasi


Periodontitis

Materi Pokok : Gingivitis

Indikator pencapaian hasil belajar :

 Memahami definisi gingivitiss


 Mengidentifikasi klasifikasi gingivitis
 Mengerti pencegahan dan perawatan gingivitis

iii
MATERI

GINGIVITIS

Oleh : Firda Cahya Amalia

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI


2018), penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut
adalah 57.6% dan yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi hanya
10.2%. Hal tersebut membuktikan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan
menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut. Penyebab kelalaian kebersihan
gigi dan mulut itu terdiri dari beberapa faktor, bisa faktor luar maupun dalam.

Faktor luar yang dimaksud seperti tidak menyikat gigi secara rutin,
merokok, menyukai minuman berwarna/berkafein, sedangkan faktor dari dalam
bisa seperti kelebihan hormon, kurangnya remineralisasi saliva, dan penyakit
sistemik. Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat yang paling banyak
ialah penyakit periodontal, salah satunya gingivitis.

Gingivitis ialah peradangan pada gusi yang disebabkan akumulasi bioilm


pada plak di sekitar margin gingiva dan respon peradangan dari bakteri. Tapi perlu
kita ketahui gingivitis tidak hanya karena faktor kurangnya kebersihan gigi mulut
saja, terdapat faktor lain yang mempengaruhi. Diketahui penyebab gingivitis
terdapat 2 faktor, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Dari faktor penyebab
gingivitis meluas berbagai klasifikasi gingivitis, ada gingivitis akut dan gingivitis
kronis. Bila sudah mengalami gingivitis penderita harus melakukan perawatan
untuk mengurangi terjadinya radang pada gusi tersebut yang pastinya dengan
anjuran dokter gigi. Maka dari itu pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut
untuk mencegah terjadinya gingivitis atau peradangan pada gusi.

1
PEMBAHASAN

A. Gingiva
1. Pengertian gingiva

Gingiva merupakan bagian dari mukosa yang memiliki hubungan erat


dengan elemen-elemen gigi, ruang interdental dan tulang alveolar. Secara
topografi, gingiva dibagi dalam tiga kategori klasik yaitu gingiva bebas, gingiva
cekat dan gingiva interdental. Gingiva yang sehat berwarna merah muda, tepinya
seperti pisau, menutupi susunan gigi geligi dengan mengikuti konturnya (Saputra
2019).

2. Bagian gingiva

a) Epitel cekat adalah gingiva yang menutupi tulang alveolar dan melekat pada
permukaan email dibawah leher gigi. b) Gingiva bebas Perluasan dari sulkus
gingiva hingga tepi gingiva. Melekat pada permukaan gigi. c) Sulkus gingiva
adalah ruangan antara gingiva bebas dan gigi. Sulkus gingiva yang sehat
kedalamanya kurang lebih 2 mm. d) Tepi gingiva adalah tepi atas dari gingiva,
bentuknya mengikuti kurva dari garis servikal gigi. e) Gingiva cekat adalah
gingiva yang melekat dari dasar sulkus hingga mucogingival junction. f)
Mucogingival junction adalah garis yang memisahkan gingiva cekat dari mukosa
alveolar (Saputra 2019).

2
3. Gambaran klinis gingiva

Gambaran klinis gingiva sebagai dasar untuk mengetahui perubahan


patologis yang terjadi pada gingiva yang terjangkit suatu penyakit. Menurut buku
ajar pendidikan kesehatan gigi karya drg. Eliza Herjulianti,dkk gambaran klinis
gingiva normal sebagai berikut :

a) warna gingiva, warna gingiva umumnya berwarna merah coral, akan tetapi
dalam beberapa kasus yang diakibatkan pigmentasi kutaneous tiap orang berbeda
mengakibatkan warna gingiva tiap orang sama, bisa berwarna gelap, maupun
terang. b) ukuran gingiva, bila terjadi perubahan ukuran pada gingiva merupakan
salah satu gejala penyakit periodontal. c) kontur gingiva, kontur dan ukuran
gingiva bervariasi, keadaan tersebut dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi
geligi pada lengkungnya. d) konsistensi gingiva, gingiva melekat erat ke struktur
dibawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingiva tidak
dapat digerakkan dan kenyal. e) Permukaan attached gingiva berbintik-bintik
seperti kulit jeruk. Bintik- bintik ini biasanya disebut stippling. Stippling akan
terlihat jelas apabila permukaan gingiva dikeringkan (Saputra 2019).

3
B. Gingivitis
1. Pengertian gingivitis

Bila gambaran klinis gingiva sehat mengalami kelainan bisa jadi terjadi
gingivitis. Gingivitis merupakan reaksi inflamasi dari gingiva yang ditandai
dengan perubahan warna, perdarahan, adanya pembengkakan, dan lesi pada
gingiva. Gingivitis sering terjadi baik pada anak maupun dewasa (Korompot,
Siagian, and Pangemanan, Damajanty H. C.Khoman 2019).

Penyebab gingivitis dibagi menjadi dua, yaitu penyebab utama dan


penyebab predisposisi. Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan
mikroorganisme yang membentuk suatu koloni kemudian membentuk plak gigi
yang melekat pada tepi gingiva. Penyebab sekunder gingivitis berupa faktor lokal
dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi karies, restorasi yang gagal, tumpukan
sisa makanan, gigi tiruan yang tidak sesuai, pemakaian alat orthodonsi dan
susunan gigi geligi yang tidak teratur, sedangkan faktor sistemik meliputi faktor
nutrisional, faktor hormonal, hematologi, gangguan psikologi dan obat-obatan
(Science Fiction,2013).

Secara umum, gingiva yang sehat berwarna pink, memiliki konsistensi


yang kenyal, memiliki tekstur yang berbintik-bintik seperti kulit jeruk yang
disebut stippling, tepinya meruncing, dan tidak mudah berdarah. Namun, tidak
selamanya gingiva memiliki kondisi yang sehat.

Gingivitis terjadi pada jaringan periodonsium tanpa disertai dengan


hilangnya perlekatan. Dalam menetapkan suatu diagnosis gingivitis, perlu
diperhatikan bahwa terdapat empat perubahan yang terjadi dalam rongga mulut
(Saputra 2019). Berikut adalah karakteristik pada penderita gingivitis :

a. Perubahan gambaran klinis gingiva

Perubahan yang terjadi pada gingiva dapat dilihat berdasarkan warna,


konsistensi, tekstur, ukuran, dan kontur. Pada mulanya, inflamasi gingiva dimulai
ketika plak melekat pada papil interdental, lalu meluas ke margin gingiva.
Pembuluh darah yang dilatasi pada jaringan menyebabkan gingiva berwarna

4
merah dan odem disertai eksudat gingiva. Begitu juga, pada tepi gingiva berubah
menjadi membulat, interdental groove menjadi hilang dan permukaan gingiva
menjadi lunak dan mengkilap. Stippling pada permukaan gingiva berkurang
(Saputra 2019).

b. Gingiva mudah berdarah

Keluhan utama pasien yang menderita gingivitis adalah gingiva yang


mudah berdarah. Pasien sering mendapati gingivanya berdarah ketika menyikat
gigi. Begitu juga ketika makan makanan yang keras. Oleh karena itu, gingiva yang
mengalami peradangan juga akan berdarah ketika dilakukan pemeriksaan dengan
probing. Pada umumnya, perdarahan dimanapun selalu dikaitkan dengan keadaan
patologis (Saputra 2019).

5
c. Rasa tidak nyaman

Rasa yang tidak nyaman didapat ketika pasien merasakan darah pada
lidahnya. Terlebih ketika pasien menghisap darah pada daerah interdental.

d. Halitosis

Halitosis atau bau mulut biasanya menyertai pasien dengan gingivitis.


Halitosis pada gingivitis disebabkan oleh bau darah dan buruknya oral hygiene.

2. Etiologi
a. Faktor utama

Penyebab utama dari gingivitis adalah bakteri pada plak gigi. Plak gigi
memiliki kecenderungan terbentuk di segala usia dari individu. Akumulasi plak
dengan jumlah yang sangat banyak di regio interdental menimbulkan inflamasi
gingiva pada daerah papila interdental kemudian menyebar ke daerah marginal
gingiva. Adapun bakteri yang berperan pada gingivitis terdiri dari 56% spesies
gram positif dan 44% gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies
yang anaerob. Bakteri gram positif pada gingivitis antara lain Streptococcus
sanguinis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius, Streptococcus oralis,
Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus micros.

Bakteri streptococcus oralis

6
b. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor yang memudahkan retensi plak pada


gigi sehingga menyebabkan inflamasi gingiva. Dapat berupa kesalahan restorasi,
kavitas karies, impaksi makanan, gigi tiruan yang tidak adekuat, alat ortodonti,
gigi yang berjejal, bernapas melalui mulut, dan developmental groove pada
permukaan servikal.

c. Faktor modifikasi

Gingivitis dengan faktor modifikasi bukan disebabkan oleh plak gigi


sebagai faktor utama, melainkan faktor modifikasi itu sendiri. Tiga faktor
modifikasi tersebut ialah gingivitis yang dimodifikasi oleh keadaan sistemik,
gingivitis yang dimodifikasi oleh medikasi, dan gingivitis yang dimodifikasi oleh
malnutrisi.

1) Gingivitis yang dimodifikasi oleh keadaan sistemik

a) Gingivitis yang berhubungan dengan sistem endokrin dan hormone:

(1) Gingivitis yang berhubungan dengan pubertas

(2) Gingivitis yang berhubungan dengan siklus menstruasi

(3) Gingivitis yang berhubungan dengan kontrasepsi oral

(4) Gingivitis yang berhubungan dengan kehamilan

b) Gingivitis yang berhubungan dengan penyakit sistemik

(1) Gingivitis yang berhubungan dengan diabetes

(2) Gingivitis yang berhubungan dengan leukemia

(3) Gingivitis yang berhubungan dengan kelainan darah

2) Gingivitis yang dimodifikasi oleh medikasi

a) Gingivitis yang berhubungan dengan pemakaian obat kontrasepsi oral.

3) Gingivitis yang dimodifikasi oleh malnutrisi

7
a) Gingivitis yang disebabkan kekurangan vitamin A

b) Gingivitis yang disebabkan kekurangan vitamin B kompleks

c) Gingivitis yang disebabkan kekurangan vitamin C

d) Gingivitis yang disebabkan kelaparan

C. Klasifikasi Gingivitis

Berdasarkan durasi dan keparahannya, gingivitis dibagi menjadi tiga yaitu


gingivitis akut, gingivitis rekuren dan gingivitis kronis. Gingivitis akut terjadi
tiba-tiba, durasinya singkat dan disertai rasa sakit. Gingivitis rekuren muncul
kembali setelah gingivitis sembuh. Gingivitis rekuren juga dapat hilang secara
tiba-tiba. Gingivitis kronis terjadi secara perlahan, memiliki durasi yang lama, dan
tidak disertai rasa sakit kecuali terdapat eksaserbasi akut.

Berdasarkan distribusinya, gingivitis dapat dibagi menjadi gingivitis


marginal lokal, gingivitis difus lokal, gingivitis papil lokal, gingivitis marginal
general, dan gingivitis difus general. Gingivitis marginal lokal terjadi pada satu
atau beberapa area pada margin gingiva, sedangkan gingivitis marginal general
melibatkan margin gingiva pada seluruh gigi. Gingivitis difus lokal melibatkan
margin gingiva sampai dengan lipatan mukobukal, sedangkan gingivitis difus
general melibatkan seluruh gingiva baik dari margin gingiva, interdental gingiva,
mukosa alveolar dan gingiva cekat. Gingivitis papil lokal melibatkan satu ataupun
lebih interdental gingiva pada daerah yang terbatas (Saputra 2019).

Gingivitis difus lokal

8
Gingivitis marginal lokal

gingivitis marginal general

gingivitis difus general

Berdasarkan International Workshop for Classification of Periodontal


Disease and Condition (1999), penyakit gingiva dibagi menjadi:

1. Gingivitis yang diinduksi oleh plak gigi a) Gingivitis yang hanya


berhubungan dengan plak gigi b) Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh
keadaan sistemik c) Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh medikasi d)
Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh malnutrisi.
2. Gingivitis yang tidak diinduksi oleh plak gigi a) Penyakit gingiva
disebabkan oleh bakteri spesifik b) Penyakit gingiva disebabkan oleh virus c)

9
Penyakit gingiva disebabkan oleh jamur d) Manifestasi pada gingiva oleh
keadaan sistemik e) Lesi traumatik f) Reaksi tubuh terhadap benda asing g)
Tidak terspesifikasi (idiopatik).

Akibat dari gingivitis ada 2 , yaitu perdarahan pada mulut bisa


dikarenakan begitu banyak faktor, gingivitis biasanya menyebabkan perdarahan
pada gingiva yang sering dihiraukan atau sering dilalaikan. Yang kedua,
periodontitis yakni keradangan yang menyerang jaringan periodontal yang lebih
besar (ligament periodontal, cmentum dan tulang alveolar)(Ii n.d.).

D. Pencegahan dan perawatan pada penderita gingivitis

Kondisi medis yang menyebabkan atau mempeburuk gingivitis harus


diatasi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan
menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis,rasa nyeri serta
perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan perlahan, anjuran kumur-
kumur dengan antiseptic yang mengandung klorheksidin 0,2% untuk
mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi
supragingiva dapat dilakukan bertahap.

Perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan


bersama yaitu: 1) Interaksi kebersihan mulut 2) Menghilangkan plaque dan
calculus dengan scalling 3) Memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan plaque. Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan,
pembersihan plaque dan calculus tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor
retensi plaque diperbaiki. Membuat mulut bebas plaque dan calculus ternyata
tidak memberikan manfaat bila tidak dilakukan upaya untuk mencegah
pertumbuhan deposit plaque.

Ada beberapa prinsip fundamental yang dapat diterapkan pada setiap


pasien yaitu antara lain: berikan intruksi secara sederhana dan mudah dipahami,
jangan memberikan intruksi/materi terlampau banyak dalam satu waktu, selalu
memeberikan semangat kepada pasien, lakukan pengawasan yang
berkeseimbangan, dan bersikap fleksibel. Alat dan bahan yang digunakan untuk

10
melakukan prosedur pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang efektif antara
lain: sikat gigi, benang gigi, sikat gigi interdental. Adapun cara yang dapat
dilakukan dengan kontrol plaque, menyikat gigi, dental flosiing, berkumur-kumur.

11
RANGKUMAN

Gingiva merupakan bagian dari mukosa yang memiliki hubungan erat


dengan elemen-elemen gigi, ruang interdental dan tulang alveolar. Gambaran
klinis gingiva sebagai dasar untuk mengetahui perubahan patologis yang terjadi
pada gingiva yang terjangkit suatu penyakit. Menurut buku ajar pendidikan
kesehatan gigi karya drg. Eliza Herjulianti,dkk gambaran klinis gingiva normal
ialah : warna gingiva, ukuran gingiva, kontur gingiva, konsistensi gingiva,
permukaan attached gingiva.

Bila gambaran klinis gingiva sehat mengalami kelainan bisa jadi terjadi
gingivitis. Gingivitis merupakan reaksi inflamasi dari gingiva yang ditandai
dengan perubahan warna, perdarahan, adanya pembengkakan, dan lesi pada
gingiva. Penyebab gingivitis dibagi menjadi dua, yaitu penyebab utama dan
penyebab predisposisi. Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan
mikroorganisme yang membentuk suatu koloni kemudian membentuk plak gigi
yang melekat pada tepi gingiva. Penyebab sekunder gingivitis berupa faktor lokal
dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi karies, restorasi yang gagal, tumpukan
sisa makanan, gigi tiruan yang tidak sesuai, pemakaian alat orthodonsi dan
susunan gigi geligi yang tidak teratur, sedangkan faktor sistemik meliputi faktor
nutrisional, faktor hormonal, hematologi, gangguan psikologi dan obat-obatan.

Klasifikasi gingivitis ada dua, berdasarkan durasi dan keparahannya, dan


berdasarkan distribusinya. Gingivitis berdasarkan durasi dan keparahannya dibagi
menjadi tiga yaitu gingivitis akut, gingivitis rekuren dan gingivitis kronis.
Gingivitis akut terjadi tiba-tiba, durasinya singkat dan disertai rasa sakit.
Gingivitis rekuren muncul kembali setelah gingivitis sembuh. Gingivitis rekuren
juga dapat hilang secara tiba-tiba. Gingivitis kronis terjadi secara perlahan,
memiliki durasi yang lama, dan tidak disertai rasa sakit kecuali terdapat
eksaserbasi akut.

Berdasarkan distribusinya, gingivitis dapat dibagi menjadi gingivitis


marginal lokal, gingivitis difus lokal, gingivitis papil lokal, gingivitis marginal

12
general, dan gingivitis difus general. Gingivitis marginal lokal terjadi pada satu
atau beberapa area pada margin gingiva, sedangkan gingivitis marginal general
melibatkan margin gingiva pada seluruh gigi. Gingivitis difus lokal melibatkan
margin gingiva sampai dengan lipatan mukobukal, sedangkan gingivitis difus
general melibatkan seluruh gingiva baik dari margin gingiva, interdental gingiva,
mukosa alveolar dan gingiva cekat. Gingivitis papil lokal melibatkan satu ataupun
lebih interdental gingiva pada daerah yang terbatas.

Kondisi medis yang menyebabkan atau mempeburuk gingivitis harus


diatasi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan
menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis,rasa nyeri serta
perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan perlahan, anjuran kumur-
kumur dengan antiseptic yang mengandung klorheksidin 0,2% untuk
mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi
supragingiva dapat dilakukan bertahap.

Perawatan gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat dilakukan


bersama yaitu: 1) Interaksi kebersihan mulut 2) Menghilangkan plaque dan
calculus dengan scalling 3) Memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan plaque. Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan,
pembersihan plaque dan calculus tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor
retensi plaque diperbaiki. Membuat mulut bebas plaque dan calculus ternyata
tidak memberikan manfaat bila tidak dilakukan upaya untuk mencegah
pertumbuhan deposit plaque.

Ada beberapa prinsip fundamental yang dapat diterapkan pada setiap


pasien yaitu antara lain: berikan intruksi secara sederhana dan mudah dipahami,
jangan memberikan intruksi/materi terlampau banyak dalam satu waktu, selalu
memeberikan semangat kepada pasien, lakukan pengawasan yang
berkeseimbangan, dan bersikap fleksibel. Alat dan bahan yang digunakan untuk
melakukan prosedur pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang efektif antara
lain: sikat gigi, benang gigi, sikat gigi interdental. Adapun cara yang dapat
dilakukan dengan kontrol plaque, menyikat gigi, dental flosiing, berkumur-kumur.

13
SOAL DAN KUNCI JAWABAN

1. Jelaskan apa pengertian dari gingiva?


Jawab : Gingiva merupakan bagian dari mukosa yang memiliki hubungan
erat dengan elemen-elemen gigi, ruang interdental dan tulang alveolar
2. Sebutkan gambaran klinis gingiva normal?
Jawab : gambaran klinis gingiva normal ialah warna gingiva, ukuran
gingiva, kontur gingiva, konsistensi gingiva, permukaan attached gingiva.
3. Apa yang akan terjadi bila gambaran klinis gingiva normal di dapati
kelainan?
Jawab : bila kondisi klinis gingiva normal didapati kelainan
memungkinkan terjadinya gingivitis atau inflamasi pada gusi
4. Apa itu gingivitis?
Jawab : Gingivitis merupakan reaksi inflamasi dari gingiva yang ditandai
dengan perubahan warna, perdarahan, adanya pembengkakan, dan lesi
pada gingiva.
5. Apa penyebab utama gingivitis?
Jawab : Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan mikroorganisme
yang membentuk suatu koloni kemudian membentuk plak gigi yang
melekat pada tepi gingiva.
6. Apa penyebab sekunder gingivitis? Jelaskan!
Jawab : Penyebab sekunder gingivitis berupa faktor lokal dan faktor
sistemik. Faktor lokal meliputi karies, restorasi yang gagal, tumpukan sisa
makanan, gigi tiruan yang tidak sesuai, pemakaian alat orthodonsi dan
susunan gigi geligi yang tidak teratur, sedangkan faktor sistemik meliputi
faktor nutrisional, faktor hormonal, hematologi, gangguan psikologi dan
obat-obatan.
7. Sebutkan klasifikasi gingivitis berdasarkan durasi dan keparahannya!
Jawab : gingivitis berdasarkan durasi dan keparahannya terbagi menjadi
tiga, yaitu gingivitis akut, gingivitis rekuren dan gingivitis kronis.

14
8. Sebutkan klasifikasi gingivitis berdasarkan distribusinya!
Jawab : Berdasarkan distribusinya, gingivitis dapat dibagi menjadi
gingivitis marginal lokal, gingivitis difus lokal, gingivitis papil lokal,
gingivitis marginal general, dan gingivitis difus general.
9. Jelaskan pencegahan agar tidak terjadi gingivitis!
Jawab : pencegahan yang paling mudah ialah dengan sikat gigi yang
lunak dan perlahan, anjuran kumur-kumur dengan antiseptic yang
mengandung klorheksidin 0,2% untuk mengendalikan plak dan mencegah
infeksi mulut. Pembersihan karang gigi supragingiva dapat dilakukan
bertahap. Serta cek kesehatan selama 6 bulan sekali ke dokter gigi
terpercaya
10. Bila gingivitis sudah terjadi, apa perawatan yang harus dilakukan?
Jawab : perawatan yang dilakukan ialah Interaksi kebersihan mulut,
menghilangkan plaque dan calculus dengan scalling, memperbaiki faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plaque

15
DAFTAR PUSTAKA

Science Fiction, 2013. ” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):


1689–99.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. 2018. “Laporan Nasional


Riset Kesehatan Dasar.” Kementrian Kesehatan RI: 1–582.

Ii, B A B. “Memiliki Konsistensi Yang Kenyal, Memiliki Tekstur Yang


Berbintik-Bintik Seperti Kulit Jeruk Yang Disebut.” : 4–14.

Korompot, Febri, Krista V. Siagian, and Johanna Pangemanan, Damajanty H.


C.Khoman. 2019. “Efektivitas Tindakan Skeling Terhadap Perawatan
Gingivitis Di Rumah.” Jurnal e-Gigi (eG) 7: 58–64.

Saputra, Rendi. 2019.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):


1689–99.

16

Anda mungkin juga menyukai