Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Penyakit periodontal merupakan proses inflamasi yang disebabkan oleh
bakteri yang mengenai jaringan periodontal bila tidak segera ditangani akan
menyebabkan gigi terlepas dengan sendirinya dari gusi.
Penyakit gigi dan mulut terutama penyakit periodontal berawal dari
penumpukan plak dan kalkulus. Kalkulus merupakan suatu faktor iritasi yang
terus menerus terhadap gusi sehingga dapat menyebabkan keradangan pada gusi.
Kalkulus merupakan plak yang terkalsifikasi dan mengalami pengendapan
kalsium pada plak basa kemudian terjadi pengapuran dan mengeras maka
terbentuklah kalkulus. Kalkulus gigi berupa jaringan keras yang melekat erat pada
gigi yang terdiri dari bahan-bahan mineral seperti Ca, Fe, Cu, Zn, dan Ni
Tahap pertama dari penyakit periodontal di sebut gingivitis. Gingivitis dipicu
oleh pembentukan plak pada gigi. Plak akan mempengaruhi gusi, membuat gusi
tampak bengkak dan merah. Jika tidak diobati, radang gusi dapat berkembang
menjadi periodontitis, yang menyebabkan tulang dan jaringan yang mendukung
gigi memburuk.
Mineral kalsium dan phospat sebagai pembentuk karang gigi (penyebab
utama penyakit periodontal) dapat diperoleh dari konsumsi makanan dan
minuman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah etiologi dari gingivitis ?


2. Bagaimanakah patofisiologi dari gingivitis ?
3. Bagaimanakah cara menegakkan diagnose ?
4. Bagaimanakah gambaran klinis dari gingivitis ?
5. Bagaimanakah pencegahan dan tatalaksana dental dari gingivitis ?

1
1.3 Tujuan Makalah

1. Mampu menjelaskan Etiologi dari gingivitis


2. Mampu menjelaskan patofisiologi dari gingivitis
3. Mampu menjelaskan cara menegakkan diagnosa
4. Mampu menjelaskan gambaran klinis dari gingivitis
5. mampu menjelaskan pencegahan dan tatalaksana dental dari gingivitis

2
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO 1

Kenapa Gusiku Berdarah


Seorang perempuan berusia 16 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah dengan
keluhan gusi bengkak dan terkadang berdarah pada pagi hari, terutama saat
menyikat gigi. Pasien mengeluhkan giginya terasa kasar bila tersentuh lidah dan
bau mulut yang kurang sedap walaupun sudah menyikat gigi. Pasien juga merasa
tidak percaya diri dengan kondisi tersebut. Dari pengakuannya bahwa ini
merupakan pengalaman pertama kedokter gigi. Pasien bertanya penyebab terjadi
kondisi eperti ini dan menginginkan perawatan agar gusi tidak mudah berdarah
lagi .
Pemeriksaan ekstra oral : tidak ada kelainan

Pemeriksaan intra oral :

- Gingiva udem dan eritema terbatas didaerah interdental dan marginal pada
rahang atas dan rahang bawah
- Adanya debris menutupi permukaan gigi
- Tekstur gingiva unstippling
- Adanya plak dan kalkulus subgingiva
- Kedalaman saku semu (false pocket) 3-4 mm
- Skor OHI-S : buruk, Bleeding on Probing (BOP) 70%
2.1 STEP I (Klarifikasi istilah)
Dalam skenario 1 kami menemukan istilah sulit atau istilah baru yang tidak
kami pahami. Diantaranya sebagai berikut:
1. Unstippling : Biasanya berada di permukaan gigi, dan seperti
kulit jeruk berbintik-bintik. Tekstur gusi yang tidak normal dan permukaan
tekstur gingiva licin.
2. Saku semu : Saku yang terbentuk karena bergeraknya tepi
gingiva kearah korona tanpa disertai perubahan perlekatan epitel penyatu.
Suatu kedalaman sulkus gingiva dari pembesaran gingiva tanpa adanya

3
kerusakan jaringan periodontal. Saku semu biasanya ukuran normal nya
berukran 2-3 mm.
3. Bleeding on probing : Suatu pengukuran inflamasi pada gingiva pada
periodontal. Kelainan untuk mengetahui gingiva dengan periodontal prob
dan pendarahan pasca peradangan gingiva.
4. Kalkulus subgingiva : Terbentuknya saiva ,plak yang telah dekalsifikasi.
Kalkulus berada pada di gingival margin dengan menggunakan probe dan
eksploler
5. OHI-S : oral higyne indeks-simplefied merupakan
penjumlahan indeks dari debris normalnya 0-3. Jumlah nilai pemeriksaan
nya dibagi jumlah gigi
2.2 STEP II (Menentukan Permasaahan)
Dalam skenario 1 kami menemukan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apa penyebab gusi berdarah dan bengkak ?
2. Penyakit apa yang di alami pasien pada skenario ?
3. Bagaimana pemeriksaan objektif dan subjektif pada jaringan periodontal ?
4. Bagaimana tatalaksana dari penyakit di skenario ?
5. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut ?
6. Bagaimana kondisi normal pada gingiva sehat ?
7. Bagaimana patofisiologis gusi bengkak ?
8. Bagaimana menganalisis plak dan debris?
9. Bagaimana gambaran umum klinis penyakit pasien ?
10. apa saja alat yang digunakan untuk pemeriksaan pada jaringan periodontal
11. apa saja jenis2 penyakit pada skenario?
12. Bakteri apa yang berperan dalam gingivitis?

4
2.3 STEP III (Brainstorming)
Dalam step ini kami mencurahkan pendapat kami mengenai masalah yang
dikemukakan. Hal itu seperti berikut ini:
1. Penyebab gusi berdarah dan bengkak ?

Jawaban : 1. Penyikatan gigi

2.Plak

3. OH (Oral Hygiene) buruk

4. Merokok

5. Hormon Progesteron

6. Penyakit Sistemik

2. Penyakit apa yang di alami pasien pada skenario ?

Jawaban : Gingivitis , karena pasien mengalami udem dan eritema

3. Bagaimana pemeriksaan objektif dan subjektif pada jaringan periodontal ?

Jawaban : 1. Subjektif : Anamnesis

2. Objektif : 1. Ekstra Oral

- Pemeriksaan limfonodi

- Pemeriksaan Otot-Otot Mastikasi

- Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint

2. Intra Oral

- Pemeriksaan Jaringan Mulut

- Pemeriksaan Gingiva

- Pemeriksaan Jaringan Periodontal

5
4. Bagaimana tatalaksana dari penyakit di skenario ?
Jawaban : 1. Pemberian obat kumur
2. scalling
3. Obat Anti Inflamasi
4. Berrkujung kedokter gigi 6 bulan sekali
5. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut ?
Jawaban : Mengkonsumsi vit C dengan asupan makanan yang sehat dan
banyak mengkonsumsi air mineral. Menggunakan dental floss dan obat
kumur, penyikatan gigi secara rutin.
6. Bagaimana patofisiologis gusi bengkak ?
Jawaban : Kurangnya OH dan bakteri di dalam mulut dapat mengakibatkan
infeksi pada gingiva. OH kurang akan menjadi plak. Plak terdapat di
interdental dan menyebar ,
7. Bagaimana menganalisis plak dan debris?
Jawaban : Plak merupakan deposit/masa lunak yang terakumulasidi
permukaan gigi. Dengan menyikat gigi dapat menghilangkan plak.
Sedangkan, debris adalah sisa-sisa makanan yang biasanya menempel di
celah gigi dan faktor pendukung timbulnya karies.
8. Bagaimana gambaran umum klinis penyakit pasien ?
Jawaban : Gingiva udem dan eritema yang mudah berdarah. Berkurangnya
produksi saliva, mulut kering, sensitivitas, perubahan kontur gusi, dan
gusi menurun.
9. Apa saja alat yang digunakan untuk pemeriksaan pada jaringan
periodontal?
Jawaban : Prob periodontal, sonde dan kaca mulut
10. Apa saja jenis2 penyakit pada skenario?
Jawaban : Pregnancy gingivitis, gingivitis marginalis, gingivitis
generalisata, gingivitis lokalisata, gingivitis dims, dan papilaris.
11. Bakteri apa yang berperan dalam gingivitis?
Jawab : streptococci dan actinomyces

6
2.4 STEP IV (Menganalis Permasaahan)
1. Penyebab gusi berdarah dan bengkak ?
2. Penyakit apa yang di alami pasien pada skenario ?
3. Bagaimana pemeriksaan objektif dan subjektif pada jaringan periodontal ?
4. Bagaimana tatalaksana dari penyakit di skenario ?
5. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut ?
6. Bagaimana kondisi normal pada gingiva sehat ?
7. Bagaimana patofisiologis gusi bengkak ?
8. Bagaimana menganalisis plak dan debris?
9. Bagaimana gambaran umum klinis penyakit pasien ?
10. apa saja alat yang digunakan untuk pemeriksaan pada jaringan periodontal
11. apa saja jenis2 penyakit pada skenario?
12. Bakteri apa yang berperan dalam gingivitis?

2.5 STEP V (Tujuan Pembelajaran)


1. Mampu menjelaskan Etiologi dari gingivitis
2. Mampu menjelaskan patofisiologi dari gingivitis
3. Mampu menjelaskan cara menegakkan diagnosa
4. Mampu menjelaskan gambaran klinis dari gingivitis
5. mampu menjelaskan pencegahan dan tatalaksana dental dari gingivitis

2.6 STEP VI( Belajar Mandiri)


Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
internet, buku, maupun dari pakarnya langsung.

2.7 STEP VII (Hasil Belajar Mandiri dan Membahas Tujuan Pembelajaran)
Pada step ini kami mencurahkan referensi yang kami dapat, yaitu setelah
melalui step VI. Dari semua hasil mandiri yang kami lakukan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang hendak kami capai, maka kami menguraikannya seperti
berikut ini:

7
2.7.1 Etiologi dari gingivitis
Gingivitis Terkait dengan Plak Gigi Saja.
Penyakit gingiva akibat plak adalah hasil interaksi antara mikroorganisme
yang ditemukan di gigi plak biofilm dan jaringan dan sel inflamasi sang
penyelenggara. Interaksi plak-host dapat diubah oleh efek faktor lokal, faktor
sistemik, atau keduanya; obat-obatan; dan malnutrisi yang dapat mempengaruhi
keparahan dan lamanya respon. Faktor lokal itu dapat menyebabkan radang gusi,
selain plak-retentif formasi kalkulus pada mahkota dan permukaan akar, adalah
dibahas dalam "Perkembangan atau Acquired Deformities dan Kondisi. "Faktor-
faktor ini berkontribusi karena dari kemampuan mereka untuk mempertahankan
mikroorganisme plak dan menghambat pengangkatan mereka oleh kontrol plak
yang diprakarsai pasien teknik.
Penyakit Gingiva diubah oleh Faktor Sistemik berkontribusi terhadap radang
gusi, seperti perubahan endokrin berhubungan dengan pubertas, menstruasi siklus,
kehamilan, dan diabetes, dapat diperburuk karena adanya perubahan pada
inflamasi gingiva respon terhadap plak Hal ini nampaknya disebabkan oleh
efeknya dari kondisi sistemik pada seluler dan imunologis fungsi host. Perubahan
ini paling banyak terlihat saat hamil, saat prevalensi dan tingkat keparahan
inflamasi gingiva dapat meningkat bahkan di tahun 2008 adanya kadar plak yang
rendah. Dislrasi darah seperti leukemia dapat mengubah fungsi kekebalan tubuh
dengan mengganggu keseimbangan normal yang kompeten secara imunologis sel
darah putih memasok periodontium. Gingiva pembesaran dan pendarahan
merupakan temuan umum dan dapat dikaitkan dengan jaringan gingiva bengkak
dan kenyal disebabkan oleh infiltrasi sel darah yang berlebihan.
Penyakit Gingiva Dimodifikasi dengan Pengobatan semakin meningkat lazim
karena meningkatnya penggunaan antikonvulsan obat yang diketahui
menyebabkan pembesaran gingiva, seperti fenitoin, obat imunosupresif seperti
siklosporin A, dan penghambat saluran kalsium seperti nifedipin, verapamil,
diltiazem, dan sodium valproate. Perkembangan dan tingkat keparahan
pembesaran gingiva sebagai tanggapan terhadap pengobatan adalah spesifik
pasien dan mungkin dipengaruhi oleh akumulasi plak yang tidak terkontrol.

8
Meningkatnya penggunaan kontrasepsi oral oleh pramenopause wanita telah
dikaitkan dengan yang lebih tinggi kejadian inflamasi gingiva dan perkembangan
pembesaran gingiva yang bisa dibalik dengan penghentian dari kontrasepsi oral.
Penyakit gingiva yang dimodifikasi oleh malnutrisi '' mendapat perhatian
karena deskripsi klinis tentang gingiva merah terang, bengkak, dan berdarah yang
terkait dengan defisiensi asam askorbat (vitamin C) yang parah atau penyakit
kudis. Kekurangan nutrisi diketahui mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh dan
mungkin berdampak pada kemampuan inang untuk melindungi dirinya dari
beberapa efek merugikan dari produk seluler seperti radikal oksigen. Sayangnya,
sedikit bukti ilmiah tersedia untuk mendukung peran kekurangan gizi spesifik
dalam perkembangan atau tingkat keparahan inflamasi gingiva atau periodontitis
pada manusia.

2.7.2 Patofisiologi dari Gingivitis


Karena plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental
yang terlindungi, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla
interdental dan menyebar dari daerah ke sekitar leher gigi.
Histopatologi dari gingivitis kronis dijabarkan dalam beberapa tahapan: lesi
awal timbul 2-4 hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu 2-3 minggu akan
menjadi gingivitis yang cukup parah.
1. Lesi awal
Perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil
disebelah apikal dari epitelium jungtional. Pembuluh ini mulai bocor dan kolagen
perivaskular mulai menghilang, digantikan dengan beberapa sel inflamasi, sel
plasma dan lmfosit T cairan jaringan dan protein serum.
2. Gingivitis tahap awal
Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan
berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva dan migrasi
Polymorphonuclear Neutrophils (PMN). Perubahan yang terjadi baik pada
epithelium jungsional maaupun pada epitelium krevikular merupakan tanda dari
pemisahan sel dan beberapa proliferas dari sel basal.

9
3. Gingivitis tahap lanjut
Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah.
Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasma
terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat.
Pada tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. Gingiva sekarang berwarna merah,
bengkak, dan mudah berdarah.

2.7.3 Cara menegakkan diagnosa


Cara menegakkan diagnosa dari suatu penyakit gingivitis adalah sebagai
berikut:

Perubahan warna gingiva

Perubahan warna karena gingivitis kronik

Warna gingiva sebenarnya coral pink yang dihasilkan oleh vaskularisasi


jringan. OIeh sebab itu gingiva menjadi lebih merah ketika ada peningkatan
vaskularisasi dan warna semakin memucat ketika vaskularisasi berkurang (dalam
hubungannya dengan fibrosis korium) atau peningkatan keratinisasi epitel.
Perubahan warna karena gingivitis akut Perubahan warna gingivitis akut berbeda
dengan kronik. Perubahan warna bisa di marginal, diflis atau bernoda tergantung
path kondisi akut.
Perubahan warna karena logam Bismuth, arsen, merkuri mengakibatkan garis
hitam dan gingiva mengikuti contour marginal. Pigmentasi juga dapat terlihat
seperti bintik hitam terpisah mengelilingi marginal, inter dental atau attach
gingiva Timah hitam menyebabkan pigmentasi seperti garis merah kebiruan atau
biru tua pada margin gingiva. Perak menimbulkan garis-garis violet pada margin
kadang disertai pewarnaan merah kebiruan pada mukosa mulut. Pigmentasi
gingiva dan absorbsi logam secara sistemik, merupakan hasil presipitasi
perivaskuler dan sulfid padajaringan ikat subepitelial.

10
Perubahan posisi gingiva

Resesi gingiva merupakan terbukanya akar gigi kearah apikal dan gingiva.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud resesi, harus dapat dibedakan antara posisi
gingiva yang sebenarnya dan posisi gingiva terlihat. Posisi gingiva. yang
sebenarnya yaitu dalamnya epitel cekat pada gingiva, sedang posisi yang terlihat
adalah puncak margin gingiva. Ada 2 macam resesi gingiva yaitu resesi tampak
secara kilnis dan tersembunyi, yang dipastikan dengan insersi probe. Resesi dapat
terjadi pada satu gigi atau beberapa gigi atau seluruh gigi.

Perubahan kontour gingiva

Stillmans Clefts : berupa celah bergerigi yang luas di margin gingival karena
adanya penyimpangan jarak. Biasa terjadi pada permukaan fasial. Celah
digambarkan sebagai poket yang terdapat proses ulseratif yang meluas sampai
permukaan fasial dari gingival. Celah ini mempunyai kedalaman hingga 5 - 6 mm
atau lebih. Mc Calts Fesoons : bentuk pembesaran tepi gingiva yang
frekwensinya paling banyak pada daerah caninus dan premolar pada permukaan
fasial. Pada tahap awal warna dan konsistensi normal, akumulasi sisa makanan
menyebabkan inflamasi.

2.7.4 Gambaran klinis dari Gingivitis


Gambaran klinis dari gingivitis meliputi kemerahan di jaringan gingiva ,
Pendarahan saat probing , Perubahan kontur gingiva, dan adanya plak atau
kalkulus. Selain itu, gingivitis juga memiliki karakteristik perubahan temperatur
sulkular, meningkatnya eksudat gingival dan perubahan histologis.
Menurut Rosad (2008) klasifikasi gingivitis berdasarkan keparahannya
dibedakan menjadi 2:
1) Gingivitis Akut
Gambaran klinis pada gingivitis akut adalah pembengkakan yang berasal dari
peradangan akut dan gingiva yang lunak. Debris yang berwarna keabu-abuan
dengan pembentukan membran yang terdiri dari bakteri, leukosit
polimorfonuklear dan degenarasi epitel fibrous. Pada gingivitis akut terjadi

11
pembentukan vesikel dengan edema interseluler dan intraseluler dengan
degenarasi nukleus dan sitoplasma serta rupture dinding sel.
2) Gingivitis Kronis
Gambaran gingivitis kronis adalah pembengkakan lunak yang dapat
membentuk cekungan sewaktu ditekan yang terlihat infiltrasi cairan dan eksudat
pada peradangan. Pada saat dilakukan probing terjadi perdarahan dan permukaan
gingiva tampak kemerahan.
Degenerasi jaringan konektif dan epitel dapat memicu peradangan dan
perubahan pada jaringan tersebut. Jaringan konektif yang mengalami
pembengkakan dan peradangan sehingga meluas sampai ke permukaan jaringan
epitel. Penebalan epitel, edema dan invasi leukosit dipisahkan oleh daerah yang
mengalami elongasi terhadap jaringan konektif.
Konsistensi kaku dan kasar dalam mikroskopis nampak fibrosis dan
proliferasi epitel adalah akibat dari peradangan kronis yang berkepanjangan.

2.7.5 Pencegahan dan Tatalaksana dental dari Gingivitis


Scaling, root planing, curettage dan polishing merupakan initial phase therapy
dalam prosedur perawatan penyakit periodontal. Tindakan ini secara nyata dapat
meredakan peradangan gingiva,dan menghilangkan mikroorganisme patologi
yang terdapat pada daerah subgingiva sehingga tidak lagi terjadi perdarahan
ketika menyikat gigi.
Scaling adalah suatu tindakan penghilangan plak, kalkulus dan stain yang
terdapat pada permukaan mahkota gigi.
Root planing adalah pembuangan jaringan sementum nekrotik dan atau lunak,
dentin, kalkulus serat eliminasi bakteri dan toksin dari permukaan akar gigi untuk
memperoleh permukaan akar yang halus.
Curettage adalah tindakan untuk menghilangkan atau membersihkan jaringan
granulasi atau jaringan yang meradang dari gingiva yang merupakan dinding
poket. Dengan dilakukannya curettage diharapkan jaringan periodontal akan sehat
terjadi regenerasi dan perlekatan kembali dengan dinding gigi.

12
Kontrol plak merupakan salah satu kunci keberhasilan perawatan periodontal
yang bertujuan menghilangkan plak dan mencegah terjadinya akumulasi plak
pada permukaan gigi dan gingiva.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gingivitis adalah akibat proses peradangan gingiva yang disebabkan oleh
faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer gingivitis adalah plak,
sedangkan faktor sekunder dibagi menjadi 2, yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik. Faktor lokal diantaranya: kebersihan mulut yang buruk, sisa-sisa
makanan, akumulasi plak dan mikroorganisme, sedangkan faktor sistemik,
seperti: faktor genetik, nutrisional, hormonal dan hematologi. Diagnosis dari
skenario diatas adalah gingivitis kronik dimana Jaringan konektif yang mengalami
pembengkakan dan peradangan sehingga meluas sampai ke permukaan jaringan
epitel.
3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.
Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan ke depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agrawanty, Westy dan Ernie Maduratna Setiawatie. Obat Kumur Nigella Sativa
Sebagai Terapi Alternatif pada Gingivitis. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitai Airlangga.

Andriani, Ika. 2009. Perawatan Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi.


Periodonsia, Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran UMY. Vol 8 No
1:69-73.

Lebukan, Beatrix Jaica. 2013. Faktor- Faktor Penyebab Penyakit Periodontal


(Studi Kasus Masyarakat Pesisir Pantai Kecamatan Bacukiki Barat Kota
Pare Pare). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Novak, John M. Classification of Diseases and Conditions Affecting the


Periodontium. In: John M Novak, editor. Carranzas Clinical
Periodontology 10th ed. Philadelpia: W.B.Saunders Company; 2006. P 201-
3.

Novak, John M. Classification and Epidemiology of Periodontal Disease. In


Michael G. Newman, Henry H editor. Carranzas Clinical Periodontology
9th ed. Philadelpia: W B. Saunders Company; 2002. P 64-66.

15

Anda mungkin juga menyukai