TUTORIAL 1 MODUL 1
GUSI BERDARAH
B. Pertenyataan Penting
1. Bagaimana tanda dan gejala awal keluhan sesuai skenario?
2. Apa yang menyebabkan gusi kadang berdarah saat menyikat gigi?
3. Apa penyebab munculnya bau mulut?
4. Bagaimana hubungan gusi kadang berdarah dan bau mulut?
5. Bagaimana hubungan nilai OHI-S dan BOP dalam menegakkan diagnosis?
6. Bagaimana pengaruh waktu (5 bulan) terhadap keluhan pasien?
7. Bagaimana pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap keluhan yang dialami
pasien?
8. Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan
tentukan diagnosisnya!
9. Bagaimana perawatan yang diberikan?
10. Bagaimana pemeliharaan selanjutnya setelah dilakukan perawatan?
11. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan sesuai skenario?
12. Bagaimana prognosis keluhan setelah dilakukan perawatan?
C. Jawaban
1. Tanda dan Gejala
Pada scenario, pasien memiliki nilai OHI-S 3,2 dan BOP 2 yang menunjukan
adanya pendarahan saat probing berupa garis dan debris serta kalkulus yang tinggi.
Selain daripada itu, scenario tidak menyebutkan secara gamlang tanda maupun
gejala yang dirasakan pasien. Namun penulis mencurigai pasien mengalami
gingivitis dari anamnesis pasien yang gusinya kadang berdarah saat sikat gigi.
Untuk itu, penulis akan menjelaskan tanda dan gejala Gingivitis secara umum
Pada umumnya gambaran klinis gingivitis ditandai dengan gingiva yang
berwarna kemerahan, , lama kelamaan menjadi merah kebiruan, pembengkakan
dengan konsistensi lunak, kecenderungan berdarah bila disentuh, kehilangan
interdental groove dan free marginal gingiva, serta terdapat plak dan
kalkulus.1,2
Gejala gingivitis yang biasa muncul yakni adanya Rasa nyeri dan sakit. Rasa
nyeri biasanya timbul pada saat menyikat gigi.meskipun dalam scenario, pasien
tidak mengeluhkan adanya rasa sakit. Pasien mengeluhkan adanya bau mulut yang
tidak enak, hal ini dapat diperkirakan sebagai akibat dari Gingivitis dengan kondisi
yang sudah parah yang berasal dari darah dan akumulasi pada gingival yang
meradang. 3
Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut tidak ada, maka
penilaian dilakukan sebagai berikut :
1) Bila M1 atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada M2 atas atau
bawah.
2) Bila M1 dan M2 atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada M3
atas atau bawah.
3) Bila M1, M2, dan M3 atas atau bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
4) Bila I1 kanan atas tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kiri atas.
5) Bila I1 kanan atau kiri atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
6) Bila I1 kiri bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kanan bawah.
7) Bila I1 kiri atau kanan bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
Bila ada kasus diantara keenam gigi indeks yang seharusnya diperiksa tidak
ada, maka penilaian debris indeks dan kalkulus indeks masih dapat dihitung
apabila ada dua gigi indeks yang dapat dinilai (Nio, 1990).
Sedangkan nilai BOP merupakan Bleeding on probing. Tujuan dari indeks ini
adalah untuk menemukan daerah-daerah dari sulkus gingiva yang berdarah pada
pemeriksaan lembut dan dengan mengenali dan mencatat adanya penyakit inflamasi
gingiva dini. Empat unit gingiva dinilai secara sistemik untuk setiap gigi: gingiva
marginal labial dan lingual gingiva marginal (unit M) dan mesial dan distal papiler
gingiva (unit P). Probe ini dipasangkan sejajar dengan sumbu gigi yang panjang
selama 30 detik.2
a. Grade 1 (titik) 20-30 detik setelah memeriksa sulkus mesial dan distal dengan
probe dental, perdarahan berupa titik
b. Grade 2 (garis/ titik) berupa garis darah atau beberapa titik darah menjadi
terlihat pada margin gingiva
c. Grade 3(triangular) segitiga pada interdental atau kurang penuh dengan darah
d. Grade 4 (mengenang) perdarahan segera setelah probing, aliran darah ke daerah
interdental untuk menutupi bagian gigi atau gingiva
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, penulis mencurigai pasien mengalam gingivitis kronis.
Gingivitis kronis, sesuai namanya adalah peradangan pada jaringan gingiva. Tidak
terkait dengan tulang alveolar ataupun migrasi epitel junctional ke arah apikal. Poket
lebih dalam dari 2 mm dapat terjadi pada gingivitis kronis disebabkan oleh pembesaran
gingiva karena udema atau hiperplasi (false pocket). Terdapat beberapa jenis gingivitis,
yang paling umum adalah tipe yang diinduksi oleh plak. Gambaran klasiknya adalah
adanya kemerahan, pembengkakan, dan bleeding on probing secara perlahan, bersifat
diagnostik dan umumnya dihubungkan dengan keluhan pasien bahwa “gusinya
berdarah saat menyikat gigi2