PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan periodonsium yang
terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh mikroorganisme yaang membentuk
suatu koloni serta membentuk plak gigi yang melekat pada tepi gingival..
Gingivitis telah diklasifikasikan berdasarkan penampilan klinis (misalnya,
ulseratif, hemorrhagic, necrotizing, bernanah), etiologi (misalnya, drug-induced,
hormonal, nutrisi, infeksi, plaque-induced), dan durasi (akut, kronis). Jenis yang
paling umum dari gingivitis adalah bentuk kronis yang disebabkan oleh plak.
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada gingiva yang biasanya disebabkan oleh
akumulasi plak. Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2001 kelainan
periodontal pada tahun 2001 terjadi sebesar 61%. Penyakit periodontal salah
satunya gingivitis yang disebabkan infeksi bakteri, secara langsung melalui aliran
darah (hematogen), maupun tidak langsung dari respon imun sistemik infeksi
melalui peningkatan mediator infeksi (PGE2, IL1, IL6 dan TNF) oleh pertahanan
tubuh. Jaringan periodonsium adalah jaringan penyokong gigi, terdiri atas gingiva,
sementum, ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Jaringan ini dapat
mengalami kelainan akibat interaksi faktor pejamu, mikroba dan lingkungan
misalnya gingivitis.
1.2.2
1.3 TUJUAN
1.3.1
1.3.2
1.4 MANFAAT
Memberi pengetahuan terutama bagi penulis sendiri dan teman-teman
sejawat lainnya tentang definisi, etiologi, patogenesa, gambaran klinis, cara
mendiagnosis serta pengobatan dan pencegahan, sehingga dapat mendiagnosa dan
melakukan penatalaksaan dengan benar.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
Nama
: Ny.UH
Alamat
: Wonokerto
Umur
: 23 tahun
Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Petani
Status
: Menikah
Tanggal periksa
: 11 Agustus 2014
sejak 3 tahun yang lalu, nyeri nya muncul ketika sedang makan sehingga
pasien tidak mengunyah dengan gigi sebelah kiri.
3. Riwayat perawatan
a. Gigi
4. Riwayat kesehatan
Kelainan darah
: disangkal
Kelainan endokrin
: disangkal
Gangguan nutrisi
: disangkal
Kelainan jantung
: disangkal
: disangkal
Gangguan pencernaan
: disangkal
Gangguan respiratori
: disangkal
Kelainan imunologi
: disangkal
Gangguan TMJ
: disangkal
Tekanan darah
: disangkal
Diabetes mellitus
: disangkal
Lain-lain
: disangkal
6. Keadaan sosial/kebiasaan
7. Riwayat Keluarga :
a) Kelainan darah
: Disangkal
b) Kelainan endokrin
: Disangkal
c) Diabetes melitus
: Disangkal
d) Kelainan jantung
: Disangkal
e) Kelainan syaraf
: Disangkal
f) Alergi
: Disangkal
g) lain-lain
: Disangkal
: simetris
b. Pipi kiri
c. Pipi kanan
d. Bibir atas
e. bibir bawah
f. Sudut mulut
: tidak teraba
j. Kelenjar leher
: tidak teraba
k. Kelenjar sublingualis
: tidak teraba
l. Kelenjar parotis
: tidak teraba
m. Lain-lain
: tidak teraba
2. INTRA ORAL :
a. Mukosa labial atas
l. Dasar mulut
m. Palatum
n. Tonsil
o. Pharynx
p. Lain lain
BT
8
KG KG KG
7 6
5
KG
4
KG
3
V
I
IV III II I
V IV III II
8
BT
7 6
KG KG
5
CP
4
SA
KG KG GH KG KG
KG KG
1
2
3
4 5
6
8
2
KG
KG BT
7
8
II III IV V
I II III IV V
1
KG
1 2
3 4
5
KG KG KG KG KG
6
CS
7
CS
8
BT
Ket gambar:
: caries
: gigi hilang
: Sisa akar
KG : karang gigi (calculus)
Keterangan :
67 : Sondasi : negative
Perkusi : negative
Palpasi : negative
CE
: negative
5 : Sondasi : negative
Perkusi : negative
Palpasi : negative
CE
: negative
67 : Caries Superficial
5 : Caries Profunda
76543 123567
: Calculus
76521 1234567
Pro : scaling
Pro : ekstraksi
PENGOBATAN :
R/ Clindamicyn caps 300mg No.X
S 3 dd caps I
R/ Asam mefenamat tab 500mg No.X
S 3 dd tab I
R/ Alloclair gargle fl No.I
S 3 dd lit or I
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : Lab.Patologi anatomi
:-
Sitologi
:-
Biopsi
:-
Lab.Mikrobiologi
:-
Bakteriologi
:-
Jamur
:-
Lab.Patologi Klinik
:-
Rujukan :
Poli Penyakit Dalam
:-
Poli THT
:-
:-
Poli Syaraf
:-
Gingivitis
Iritatio pulpa
Nekrosis pulpa
Diagnosa
20/07/11
Terapi
DHE
- pro tambal
67
Gingivitis
Nekrosis
pulpa
dokter gigi
-Menjaga kesehatan dan
kebersihan mulut
76543 123567
76521 1234567
Calculus
-Pro scalling
Medikamentosa:
R/ Clindamicyn caps 300mg
No.X
S 3 dd caps I
R/
Asam mefenamat tab
500mg No.X
S 3 dd tab I
R/ Alloclair gargle fl No.I
S 3 dd lit or I
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang
terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. Inflamasi gingiva cenderung dimulai
pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi. Gingivitis secara
epidemiologis diderita oleh hampir semua populasi masyarakat di dunia. Lebih
dari 80% anak usia muda dan semua populasi dewasa sudah pernah mengalami
gingivitis. Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi dan derajat keparahan
gingivitis adalah umur, kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis,
polusi lingkungan, dan perawatan gigi.3
Gb 1.gingivitis
3.2 Anatomi Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi. Gingiva
melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di kedua
rahang, gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut yang lebih dapat bergerak oleh
garis yang bergelombang disebut perlekatan mukogingiva. Garis demarkasi yang
sama juga ditemukan pada aspek lingual mandibular antara gingival dan mukosa
mulut. Pada palatum, gingiva menyatu dengan palatum dan tidak ada perlekatan
mukogingiva yang nyata Gingival, lebih dikenal dengan gusi adalah mukosa di
dalam mulut yang menutupi tulang alveolar dan menyelimuti leher gigi. Secara
anatomi terbagi atas:
1.
Unattached gingival atau marginal gingival yang merupakan tepi akhir atau
batas dari gingival yang mengelilingi gigi seperti kerah baju.
2.
3.
Di antara marginal gingival dan gigi terdapat ruang sempit di sekeliling gigi yang
disebut sulcus gingival. Kedalaman dari sulcus gingival dibatasi oleh attached
gingival yang berukuran normal rata-rata 1,8 mm.Apabila kedalaman dari sulcus
gingival melebihi batas normal maka sudah dikategorikan sebagai poket
periodontal yang merupakan tanda klinis dari penyakit jaringan periodontal.1
3.3 Etiologi
1. Peran bakteri
Plaut dan Vincent memperkenalkan konsep bahwa NUG disebabkan oleh
bakteri spesifik: fusiform bacillus dan organisme spirochetal. Rosebury dan
teman-teman menjelaskan fusospirochetal complex terdiri dari T. microdentium,
intermediate spirochetes, vibrios, fusiform basilus, dan organisme berfilamen,
sebagai tambahan pada spesies Borrelia. Loesche dan teman-teman menjelaskan
sebuah flora konstan predominan dan berbagai macam flora berhubungan dengan
10
Fusobacterium,
11
Perubahan Klinis
Gambaran Mikroskopis
Gingivitis Akut
1. Pembengkakan
yang lunak.
dan
gingiva
3. Pembentukan vesikel.
Perubahan Klinis
Gingivitis Kronis
Gambaran Mikroskopis
1.
2.
3.
12
13
jaringan penyangga gigi sehingga gigi menjadi goyang atau terlepas. Tanda-tanda
dari gingivitis adalah : 3
1. adanya perdarahan pada ginggiva
2. terjadi perubahan warna pada ginggiva
3. perubahan tekstur permukaan ginggiva
4. perubahan posisi dari ginggiva
5. perubahan kontur dari ginggiva
6. adanya rasa nyeri
faktor lokal penyebab ginggivitis disebabkab oleh akumulasi plak. Bentuk
penyakit gusi yang umum terjadi adalah ginggivitis kronis yang ditandai dengan
pembengkakan gusi atau lepasnya epitel perlekatan. Ginggivitis mengalami
perubahan warna gusi mulai dari kemerahan sampai merah kebiruan sesuai
dengan bertambahnya proses peradangan yang terus menerus. Rasa sakit atau
nyeri jarang dirasakan, rasa sakit yang merupakan gejala pembeda antara
ginggivitis akut dan ginggivitis kronis.2
3.7 Diagnosa
Untuk mendiagnosis radang gusi berdasarkan gejala pada saat pemeriksaan,
penumpukan plak dan tartar pada gigi dan gusi akan dilihat. Kemudian diperiksa
juga apakah ada kemerahan, bengkak pada gusi dan mudah terjadi pendarahan.
Pemeriksaan jumlah plak dan kalkulus dapat dilakukan melalui berbagai macam
metode. Pemeriksaan plak dapat menggunakan plak indeks. Jaringan yang
mengelilingi gigi dibagi menjadi 4 bagian, yaitu papilla distofasial, margin fasial,
papilla mesiofasial, dan bagian lingual. Visualisasi plak dapat dilakukan dengan
mengeringkan gigi dengan udara. Plak adalah bagian yang tidak memiliki stain 2.
Gingival index menyediakan penilaian status inflamasi gingiva yang digunakan
dalam praktek untuk membandingkan kesehatan gingiva sebelum dan setelah
terapi fase I atau sebelum dan setelah operasi. Gingival index juga untuk
membandingkan status gingiva pada kunjungan rutin.
14
3.8 Penatalaksanaan
Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan
menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama radang gusi adalah plak,
maka terapi keadaan tersebut diarahkan ke pembersihan plak serta mencegah
pembentukkannya, disebut sebagai mengontrol plak adalah dengan prosedur
mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakaian benang gigi, dan tindakan
pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta
adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi,
nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan
perlahan, anjuran kumur-kumur dengan antiseptic yang mengandung klorheksidin
0,2% untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan
karang gigi supraginggiva dapat dilakukan bertahap. 3
3.9
Komplikasi
Komplikasi dari gingivitis meliputi :
1.
Kehilangan gigi
2.
Kekambuhan gingivitis
3.
Periodontitis
Gingivitis yang hanya berkaitan dengan plak gigi biasanya prognosisnya baik
karena bersifat reversible yang terjadi oleh akumulasi bakteri plak pada margin
gingival dan tidak terjadi kerusakan attachment.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Gingivitis adalah suatu proses peradangan jaringan periodonsium yang
terbatas pada gingiva dan bersifat reversibel. Inflamasi gingiva cenderung dimulai
pada papilla interdental dan menyebar ke sekitar leher gigi. Gingivitis secara
epidemiologis diderita oleh hampir semua populasi masyarakat di dunia. Lebih
dari 80% anak usia muda dan semua populasi dewasa sudah pernah mengalami
gingivitis. Faktor-faktor yang mempengaruhi prevalensi dan derajat keparahan
gingivitis adalah umur, kebersihan mulut, pekerjaan, pendidikan, letak geografis,
polusi lingkungan, dan perawatan gigi.
Selain plak sebagai faktor penyebab utama radang gusi, ada beberapa faktor
penunjang yang memudahkan akumulasi plak seperti tersangkutnya makanan
disela-sela gigi dan menimbulkan rasa sakit, gigi tiruan yang tidak baik, sikat gigi
yang tidak bersih, atau tambalan yang tidak sempurna. Sedangkan faktor
fungsional yang berpengaruh terhadap gigi pada saat berfungsi dan menyebabkan
radang gusi dapat berupa gigi yang tidak beraturan, gigi hilang tidak diganti, atau
kebiasaan buruk mengunyah disaat tidur. Selain itu faktor resiko yang
menyebabkan radang gusi seperti umur, gender, ras, merokok, genetik, hormonal
(masa pubertas atau hamil), kondisi penyakit sistemik (diabetes), pendidikan,
obat-obatan, stress psikologis juga dapat berpengaruh.
Untuk pencegahan radang gusi itu sebenarnya sangat mudah, cukup dengan
menjaga kebersihan mulut kita. Karena penyebab utama radang gusi adalah plak,
maka terapi keadaan tersebut diarahkan kepembersihan plak serta mencegah
pembentukkannya, disebut sebagai mengontrol plak adalah dengan prosedur
mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakaian benang gigi, dan tindakan
pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan mulut yang buruk, caries serta
adanya cavitas pada gigi akan menjadi predisposisi untuk terjadinya superinfeksi,
nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan pada gusi.
16
4.2 SARAN
1.
2.
17
DAFTAR PUSTAKA
Julianti et al. Tutorial gigi dan mulut. 2008. fakultas kedokteran universitas Riau.
Pekanbaru
Mustaqimah DN. Infeksi dalam bidang periodonsia. JKGUI 2002:14.
Nofinawati,
dewi.
2010.
http://www.scribd.com/doc/43683914/Gingivitis.
Gingivitis.
diakses
tanggal
14
Agustus 2014.
Siti
Anggraeni.
2007.
Plak
gigi
sumber
http://www.scribd.com/doc/30577889/
penyakit
gigi
dan
mulut.
Plakgigisumberpenyakitgigidan
18