Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

PREMATUR DAN BBLR

Oleh :
Hamidah
1911901025

Pembimbing:
dr. Devi Gusmaiyanto, Sp.A, M.Biomed

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus
yang berjudul “Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah” yang diajukan sebagai
persyaratan untuk mengikuti kepaniteraan klinik senior bagian Ilmu Kesehatan
Anak Program Studi Profesi Dokter Universitas Abdurrab.

Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Devi


Gusmaiyanto, Sp.A, M.Biomed atas bimbingannya selama berlangsungnya
pendidikan di bagian Ilmu Kesehatan Anak sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih


terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karenanya, penulis memohon maaf
atas segala kekurangan serta diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
rangka perbaikan penulisan laporan kasus. Semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak demi perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuuan.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahan laporan kasus


ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang
menempuh pendidikan.

Siak, 24 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 2
2.1 Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah................................... 2
2.1.1 Definisi .......................................................................... 2
2.1.2 Etiologi dan Patogenesis ................................................ 2
2.1.3 Manifestasi Klinis ......................................................... 3
2.1.4 Diagnosis ...................................................................... 5
2.1.4.1 Anamnesis ......................................................... 5
2.1.4.2 Pemeriksaan Fisik ............................................. 5
2.1.4.3 Pemeriksaan Penunjang .................................... 6
2.1.5 Penatalaksanaan............................................................. 6
2.1.6 Komplikasi..................................................................... 10
2.1.7 Prognosis ..................................................................... 11
BAB III STATUS PASIEN …………………….……….................. .. 12
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN..…………………………………………….... 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 25

i
BAB I

PENDAHULUAN

Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Diperkirakan sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia setiap tahunnya
dan jumlah ini semakin meningkat.1Kelahiran prematur merupakan komplikasi
10-15% dari seluruh kehamilan. Nomor satu penyebab kesakitan dan kematian
neonates dan menyebabkan 75% kematian neonates yang disebabkan oleh
kelainan kongenital. Insiden kelahiran prematur 5-10% di negara-negara
berkembang. 2

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah di seluruh dunia,


karena masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
masa neonatal. Prevalensi BBLR masih cukup tinggi terutama di negara-negara
dengan sosio-ekonomi rendah.2

Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk membahas mengenai
definisi, etiologi, pathogenesis, diagnosis, tatalaksana dan prognosis bayi
prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

2.1.1 Definisi

Menurut WHO bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum usia gestasi
37 minggu. Penentuan usia gestasi tersebut berdasarkan New Ballard Score.
Berdasarkan usia gestasi, bayi dikelompokkan sebagai berikut:1

 Amat sangat premature (extremely preterm) : jika lahir pada usia gestasi
< 28 minggu
 Sangat premature (very preterm) : jika lahir pada usia gestasi 28
minggu sampai 32 minggu
 Moderate to late preterm : jika lahir pada usia gestasi 32 minggu
sampai < 37 minggu

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (Intrauterine Growth
Restriction/IUGR). 2

2.1.2 Etiologi dan Patogenesis

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu


adalah umur (<20 tahun atau >40 tahun), paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vascular, kehamilan ganda, dan lain-lain, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR.2 Bayi lahir prematur yang BBL-nya
sesuai menurut umur kehamilan pretermnya, biasanya dihubungkan dengan
keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan
janin, gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta prematur,

2
rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum
kehamilan mencapai umur cukup bulan.4

Infeksi bakteri bergejala (Streptokokus grup B, Listeria monocytogenes)


atau tidak bergejala (Ureaplasma ureolyticum, Mycoplasma hominis, Chlamydia,
Gardnerella vaginalis) pada cairan amnion dan ketuban (korioamnionitis) dapat
memicu mulainya kelahiran preterm. Produk-produk bakteri dapat merangsang
produksi dapat merangsang produksi sitokinin local (interleukin-6, prostaglandin),
yang dapat menimbulkan kontraksi uterus prematur atau respons peradangan lokal
dengan akibat ketuban pecah setempat.4

2.1.3 Manifestasi Klinis


Beberapa masalah yang sering timbul pada bayi kurang bulan dan BBLR
diantaranya :3
1. Ketidakstabilan suhu, BKB memiliki kesulitan untuk
mempertahankan suhu tubuh akibat :
 Peningkatan hilangnya panas
 Kurangnya lemak subkutan
 Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
 Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai
dan ketidakmampuan untuk menggigil
2. Kesulitan pernapasan
 Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke PMH (Penyakit
Membrane Hialin)
 Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya reflex batuk, reflex
menghisap dan reflex menelan
 Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang
lemah
 Pernafasan yang periodic dan apnea
3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
 Refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu
 Motilitas usus yang menurun

3
 Pengosongan lambung yang tertunda
 Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak kurang
 Defisiensi enzim lactase pada brush border usus
 Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam
tubuh
 Meningkatnya resiko EKN (Enterokolitis nekrotikans)
4. Imaturitas hati
 Konjugasi dan eksresi bilirubin terganggu
 Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K
5. Imaturitas ginjal
 Ketidakmampuan untuk mengeksresikan solute load besar
 Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolic
 Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau
hypernatremia, hyperkalemia atau glukosuria ginjal
6. Imaturitas imunologis, resiko infeksi tinggi akibat :
 Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama
trimester ketiga
 Fagositosis terganggu
 Penurunan faktor komplemen
7. Kelainan Neurologis
 Refleks isap dan telan imatur
 Penurunan motilitas usus
 Apnea dan bradikardia berulang
 Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel
 Pengaturan perfusi serebral yang buruk
 Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
 Retinopati prematuritas
 Kejang
 Hipotoni

4
8. Kelainan kardiovaskular
 Patent ductus arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui
pada bayi kurang bulan
 Hipotensi atau hipertensi
9. Kelainan hematologis
 Anemia (onset dini atau lanjut)
 Hiperbilirubinemia
 Disseminated intravascular coagulation (DIC)
 Hemorrhagis disease of the newborn (HDN)
10. Metabolisme
 Hipokalsemia
 Hipoglikemia atau hiperglikemia

2.1.4 Diagnosis
2.1.4.1 Anamnesis
Anamnesis pada pasien BBLR mencakup :2
 Umur ibu
 Hari pertama haid terakhir
 Riwayat persalinan sebelumnya
 Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
 Kenaikkan berat badan selama hamil
 Aktivitas, penyakit yang diderita, dan obat-obatan yang
diminum selama hamil
2.1.4.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien BBLR diantaranya :
 Berat badan < 2500 gram
 Tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan)
 Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk
masa kehamilannya)

5
2.1.4.3 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan skor ballard
 Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulan
 Darah rutin, glukosa darah
 Bila perlu (tergantung klinis) dan fasilitas tersedia, diperiksa
kadar elektrolit dan analisis gas darah
 Foto rontgen dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dan mengalami sindrom gagal napas
 USG kepala terutama pada bayi dengan umur keamilan <35
minggu, dimulai pada umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil
yang didapat

2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksaan bayi prematur dan BBLR meliputi :2
 Pemberian Vit.K1
- Injeksi 1 mg IM sekali pemberian; atau
- Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan
umur 4-6 minggu)
 Mempertahankan suhu tubuh normal
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak ke kulit, kangaroo mother care,
pemancar panas, incubator, atau ruangan hangat yang tersedia di
fasilitas kesehatan setempat
- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
- Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
 Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan utama
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan
nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali

6
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu
- Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih
menginginkan dapat diberikan lagi (ad libitum)
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskular dan respirasi
yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomaly
mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, dan berat lahir <1000 g.
- Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar
natrium serta glukosa normal
- Panduan pemberian minum berdasarkan BB:
- Berat lahir < 1000 gram
 Minum melalui pipa lambung
 Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
 ASI perah /term formula/ half-strength preterm formula
 Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik: tambahan 0,5-1 mL, interval 1 jam, setiap ≥ 24
jam
 Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier)/
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 g
- Berat lahir 1000-1500 gram
 Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
 Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
 ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
 Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 1-2 ml, interval 2 jam, setiap ≥ 24 jam
 Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier) /
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 gram

7
- Berat lahir 1500-2000 gram
 Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
 Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
 ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
 Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 2-4 ml, interval 3 jam, setiap ≥ 12- 24
jam
 Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier) /
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 gram
- Berat lahir 2000-2500 gram
 Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral
 ASI PERNAH/term formula
- Bayi sakit :
 Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
 Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap ≥ 8 jam
 Suportif
- Jaga dan pantau kehangatan
- Jaga dan pantau patensi jalan nafas
- Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
- Bila terjadi penyulit segera kelola, sesuai dengan penyulit yang
timbul (misalnya hipotermi, kejang, gangguan napas,
hiperbilirubinemia, dll)
- Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga
lainnya
- Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak
memungkinkan, biarkan ia berkunjung setiap saat dan siapkan
kamar untuk menyusui
- Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat
apabila dimungkinkan

8
 Lain-lain atau rujukan
- Bila perlu lakukan pemeriksaan USG kepala atau fisioterapi
- Pada umur 4 minggu atau selambat-selambatnya usia koreksi 34
minggu konsultasi ke dokter spesialis mata untuk evaluasi
kemungkinan retinopathy of prematurity (ROP)
- THT : skrining pendengaran dilakukan pada semua BBLR, dimulai
usia 3 bulan, sehingga apabila terdapat kelainan dapat dikoreksi
sebelum usia 6 bulan
- Periksa alkaline phosphatase (ALP), P, CA saat usia kronologis ≥ 4
minggu dan 2 minggu setelah bayi minum secara penuh sebanyak
24 kalori/oz. Jika ALP > 500U/L berikan fosfat 2-3 mmol/kg/hari
dibagi 3 dosis
- Imunisasi yang diberikan sama seperti bayi normal kecuali hepatitis
B
- Bila perlu siapkan transportasi dan atau rujukan
 Pemantauan
Tatalaksana :
- Bila diperlukan terapi untuk peyulit tetap diberikan
- Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2
minggu
 Tumbuh kembang
- Pantau berat bayi secara periodik
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir ≥ 1500 gram dan 15% untuk bayi
berat lahir < 1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai kembali
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori
berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
 Tingkatan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai
jumlah 180 mL/kg/hari

9
 Tingkatan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan
bayi agar jumlah pemberiaan ASI tetap 180 mL/kg/hari
 Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI sampai 200 mL/kg/hari
 Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan
lingkar kepala setiap minggu

 Pemantauan setelah pulang


Masalah jangka panjang yang mungkin timbul :
- Gangguan perkembangan
- Gangguan pertumbuhan
- Retinopati karena prematuritas
- Gangguan pendengaran
- Penyakit paru kronik
- Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
- Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

Untuk itu perlu dilakukan pemantauan sebagai berikut :

- Kunjungan ke dokter hari ke-2, 10, 20, 30 setelah pulang,


dilanjutkan setiap bulan
- Hitung umur koreksi
- Pertumbuhan : berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala
- Tes perkembangan : Denver Development Screening Test
(DDST)
- Awasi adanya kelainan bawaan

2.1.6 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada bayi BBLR diantaranya :2
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Hiperbilirubinemia

10
4. Respiratory Distress Syndrome (RDS)
5. Intracerebral anda intraventricular haemorrhage (IVH)
6. Periventricular leucomalasia (PVL)
7. Infeksi bakteri
8. Kesulitan minum
9. Penyakit paru kronis (chronic lung disease)
10. NEC (necrotizing enterocolitis)
11. AOP (apnea of prematurity) terutama terjadi pada bayi <1000
gram
12. Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi dengan berat <1000
gram
13. Disabilitas mental dan fisik
a. Keterlambatan perkembangan
b. Cerebral palsy (CP)
c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan penglihatan seperti ROP (retinopaty of prematurity)

2.1.8 Prognosis
Sekarang ada 95% atau lebih peluang bertahan hidup pada bayi yang
dilahirkan dengan berat badan antara 1.501 dan 2500 gram, tetapi bayi-bayi
dengan berat badan kurang mempunyai mortalitas yang lebih tinggi secara
bermakna. Perawatan intensif telah memperpanjang kehidupan yang sebenarnya
pada masa-masa tersebut bayi BBLSR dapat meninggal akibat komplikasi
penyakit perinatal, seperti dysplasia bronkopulmonal, enterokolitis nekrotikans
atau infeksi sekunder.4

11
BAB III

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : By. Ny. J
b. No. MR : 231295
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tanggal Masuk : 07 Februari 2020
e. Tanggal Keluar : 16 Februari 2020
f. Umur : 4 hari
g. Anak Ke :1
h. Agama : Islam
i. Alamat : Koto Ringin, Mempura-Siak

II. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu
Nama Feri Irwanda Jumilah
Umur 36 tahun 29 tahun
Pekerjaan Supir IRT
Agama Islam Islam
Perkawinan 1 1

III. Anamnesis

Keluhan Utama : Bayi lahir prematur

Riwayat Penyakit Sekarang : Bayi lahir 2 jam sebelum masuk rumah


sakit. Usia kehamilan ibu 7 bulan. Saat lahir bayi tidak menangis, namun
saat dibawa ke IGD bayi menagis. Bayi sesak. Demam tidak ada.

Riwayat Keluarga :

Nama Saudara Kandung Umur Keadaan Sekarang


- - -

12
Riwayat Kehamilan Sekarang :

 G P A H : G1P1A0H1
 Penyakit selama hamil : Tidak ada
 Pemeriksaan kehamilan : Rutin di Posyandu
 Tindakan selama kehamilan : Tidak ada
 Lama hamil : 7 bulan
 HPHT :-
 Pemeriksaan waktu hamil
o Tekanan darah : 110/80 mmHg Leukosit
:-
o Suhu : 36.6oC Gula darah
:-
o HB :- Gol. Darah
:-
 Riwayat persalinan
o BB ibu : 65 Kg Dipimpin :
Dukun beranak
o Persalinan di : Rumah Indikasi :-
o Jenis persalinan : Spontan
o Lama ketuban pecah : 15 Menit
 Keadaan bayi saat lahir
o Lahir tanggal : 07 Februari 2020 Jam
: 16.30 WIB
o Jenis kelamin : Laki-laki Kondisi lahir
: menangis (-)

13
APGAR SCORE :

Menit Menit
Tanda 0 1 2
ke-1 ke-5
Frekuensi -
Tidakada <100 >100 -
jantung
Usaha nafas Tidak ada Lambat Menangis - -

Tidak Ekstremitas fleksi Gerakan - -


Tonus otot
bereaksi sedikit kuat
Tidak Gerakan - -
Refleks Gerakan sedikit
bereaksi aktif
Badan kemerahan, - -
Warna Biru/Pucat tangan/kaki Kemerahan
kebiruan
Jumlah Tidak ada data

BANTUAN PERNAPASAN SAAT LAHIR

KONDISI 1 2

Usaha Nafas Merintih Apnea/Gasping

Takipnea + -

Retraksi + -

Bantuan Napas CPAP VTP

PEEP 7 Dada mengembang

Max 8

FiO2 disesuaikan

14
TABLE DOWN SCORE:

Karakteristik 0 1 2
<60 kali per 60 -80 kali per >80 kali per
Frekuensi Napas
menit menit menit atau apneu
Retraksi Dada Tidak ada Ringan Berat
Menetap
Hilang dengan
Sianosis Tidak ada walaupun diberi
terapi oksigen
terapi oksigen
Tidak ada udara
Masuknya udara Udara masuk Penurunan ringan
masuk
Terdengar Terdengar tanpa
Merintih Tidak ada
dengan stetoskop stetoskop
Keterangan Tidak ada data

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Berat Badan : 1.450 gram
Panjang Badan : 39 cm
Frekuensi Nadi : 145 x/menit
Frekuensi Napas : 64 x/menit
Suhu : 36oC
Ikterus : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada

Kepala : Simetris, Normochepal

Rambut : Hitam

Mata : Normal, Sekret (-)

Telinga : Normal, Sekret (-)

Hidung : Normal, Sekret (-)

Leher : Tidak ada kelainan

Thorax

Paru : Gerakan dinding dada simetris, Normochest

15
Jantung : Bunyi jantung I/II Murni, tidak ada bunyi tambahan

Abdomen : Supel, Bising usus (+)

Punggung : Tidak ada kelainan

Genital : Tidak ada kelainan

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

Refleks :

o Moro : (+)
o Rooting : (+)
o Isap : (+)
o Tonus otot : (+)

Ukuran :

o Lingkar kepala : 28 cm
o Lingkar dada : 27 cm

Pemeriksaan Penunjang

 Darah
o WBC : 12.700 /mm3
o RBC : 4.60 juta /mm3
o HGB : 17.8 g/dL
o HCT : 55.3 %
o PLT : 125.000 mm3
o KGD : 84 mmg/dL

 Urin : Tidak diperiksa


 Feses : Tidak diperiksa

16
PEMERIKSAAN KHUSUS

17
DIAGNOSIS KERJA : Prematur dan BBLR

DIAGNOSIS BANDING :-

PENATALAKSANAAN :

 NCPAP  PEEP FiO2 30%


 D12,5%  5 tts/mikro
 Inj. Vicillin 2x59 mg
 Inj. Gentamisin 1x5 mg

18
III. FOLLOW UP
Hari/ Subjektif Objektif Assessment Planning
Tanggal
Sabtu, Demam (-)  BB : 1400 gram Hemodinamik  NCPAP 
08/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 157 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 50 x/menit tts/mikro
Menyusu : puasa  Suhu : 35,4oC  Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg
 NCH (-)  Inj. Gentamisin
BAK (+)  Mata : dalam batas 1x5 mg
Meconium (+) normal  Interlac 2x3
tetes
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”

Minggu, Demam (-)  BB : 1400 gram Hemodinamik  NCPAP 


09/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 129 x/menit
 D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 41 x/menit tts/mikro
Menyusu : puasa  Suhu : 35,4oC  Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg
 NCH (-)
 Inj. Gentamisin
BAK (+)  Mata : dalam batas 1x5 mg
Meconium (+) normal  Interlac 2x3
tetes
Thorax : Retraksi (-)
 ASI 6x1cc
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”

19
Senin, Demam (-)  BB : 1400 gram Hemodinamik  NCPAP 
10/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Sedang, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 160 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 30 x/menit tts/mikro
Menyusu : (+)  Suhu : 36,9oC  Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg  aff
 NCH (-)  Inj. Gentamisin
BAK (+)  Mata : dalam batas 1x5 mg  aff
Meconium (+) normal  Interlac 2x3
tetes
Thorax : Retraksi (-)
 Pasang OGT
Abdomen : dalam  Sementara
batas normal puasa
Ekstremitas : akral  Inj. Meropenem
2x35 mg
hangat, CRT < 2”
Selasa, Demam (-)  BB : 1350 gram Hemodinamik  NCPAP 
11/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 154 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 40 x/menit tts/mikro
Menyusu : puasa  Suhu : 33,9oC  Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
 NCH (-)
BAK (+)  Mata : dalam batas
Meconium (+)
normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Rabu, Demam (-)  BB : 1300 gram Hemodinamik  NCPAP 
12/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 127 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 32 x/menit tts/mikro

20
Menyusu : (+)  Suhu : 35oC  Interlac 2x3
Muntah (-)  NCH (-) tetes
 ASI 6x1cc
BAK (+)  Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Kamis, Demam (-)  BB : 1300 gram Hemodinamik  NCPAP 
13/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 107 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 42 x/menit tts/mikro
Menyusu : ASI OD Suhu : 32,2oC  Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
 NCH (-)
BAK (+)
 Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Jum’at, Demam (-)  BB : 1250 gram Hemodinamik  NCPAP 
14/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  HR : 127 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) RR : 32 x/menit tts/mikro
Menyusu : ASI OD Suhu : 35oC  Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
 NCH (-)
BAK (+)  Mata : dalam batas
Meconium (+)
normal

21
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Sabtu, Demam (-)  KU : Berat, Aktif BBLSR  NCPAP 
15/02/20 Sesak Nafas (-)  HR : 131 x/menit PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-)  RR : 51 x/menit  D12,5%  5
Tampak Kuning (-) Suhu : 35oC tts/mikro
Menyusu : ASI OD NCH (-)  Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg
 Mata : dalam batas  Inj. Gentamisin
BAK (+) normal 1x5 mg
Meconium (+) Thorax : Retraksi (-)  Interlac 2x3
tetes
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Minggu, Demam (-)  BB : 1300 gram BBLR Pasien Berobat
Jalan (PBJ)
16/02/20 Sesak Nafas (-)  KU : Berat, Aktif
Kebiruan (-)  HR : 129 x/menit
Tampak Kuning (-) RR : 40 x/menit
Menyusu : puasa  Suhu : 36,1oC
Muntah (-)  NCH (-)
BAK (+)  Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”

22
BAB IV

PEMBAHASAN

By. Ny. J lahir premature 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Berat bayi lahir
1450 gram. Usia kehamilan ibu 7 bulan. Keluhan bayi sesak dan demam tidak
ada. Berdasarkan data anamnesis By. Ny. J termasuk kelahiran premature karna
usia kehamilan ibu J <37 minggu dan berat bayi lahir termasuk bayi berat lahir
sangat rendah karena berada pada rentang 1000-1500 gram. Adapun masalah yang
timbul pada By. Ny. J adalah ketidakstabilan suhu dan kesulitan pernapasan. Hal
ini sesuai dengan penjelasan mengenai beberapa masalah yang dapat mengenai
bayi prematur.3

Penanganan yang dilakukan pada By. Ny. J bertujuan untuk mempertahankan


keadaan hemodinamik stabil, terapi yang dilakukan yakni pemberian oksigen
melalui NCPAP  PEEP FiO2 30%, pemberian cairan D12,5%  5 tts/mikro,
Inj. Vicillin 2x59 mg, Inj. Gentamisin 1x5 mg, Interlac 2x3 tetes dan Inj.
Meropenem 2x35 gram. Selain itu penanganan yang dapat dilakukan untuk
menjaga hemodinamik bayi stabil diantaranya : pantau kehangatan, jaga dan
pantau patensi jalan nafas, pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit, bila
terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul (misalnya
hipotermi, kejang, gangguan napas, hiperbilirubinemia, dll), berikan dukungan
emosional kepada ibu dan anggota keluarga lainnya, anjurkan ibu untuk tetap
bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ia berkunjung setiap saat dan
siapkan kamar untuk menyusui serta ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh
keluarga atau teman dekat apabila dimungkinkan.2

23
BAB V

KESIMPULAN

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia gestasi 37 minggu.
Penentuan usia gestasi tersebut berdasarkan New Ballard Score. Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi.

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor


ibu yang berperan dalam kelairan prematur adalah umur (<20 tahun atau >40
tahun), paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vascular, kehamilan
ganda, dan lain-lain, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya
BBLR.

Beberapa masalah yang sering timbul pada bayi kurang bulan BBLR
diantaranya : Ketidakstabilan suhu, kesulitan pernapasan, kelainan gastrointestinal
dan nutrisi, imaturitas hati, imaturitas ginjal, imaturitas imunologis, kelainan
neurologis, kelainan kardiovaskular, kelainan hematologis, dan metabolisme.

Terapi bayi prematur antara lain dengan pemberian Vit.K1,


mempertahankan suhu tubuh normal, pemberian minum, terapi suportif, lain-lain
atau rujukan, pemantauan tumbuh kembang, dan pemantauan setelah bayi pulang.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur. 2016. IDAI. Jakarta.


2. Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1. Bayi Berat Lahir Rendah. 2010. IDAI.
3. Damanik, S. M. 2014. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.
Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta.
4. Wahab, A. S. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 1. Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai