Oleh :
Hamidah
1911901025
Pembimbing:
dr. Devi Gusmaiyanto, Sp.A, M.Biomed
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus
yang berjudul “Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah” yang diajukan sebagai
persyaratan untuk mengikuti kepaniteraan klinik senior bagian Ilmu Kesehatan
Anak Program Studi Profesi Dokter Universitas Abdurrab.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Diperkirakan sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia setiap tahunnya
dan jumlah ini semakin meningkat.1Kelahiran prematur merupakan komplikasi
10-15% dari seluruh kehamilan. Nomor satu penyebab kesakitan dan kematian
neonates dan menyebabkan 75% kematian neonates yang disebabkan oleh
kelainan kongenital. Insiden kelahiran prematur 5-10% di negara-negara
berkembang. 2
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk membahas mengenai
definisi, etiologi, pathogenesis, diagnosis, tatalaksana dan prognosis bayi
prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Menurut WHO bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum usia gestasi
37 minggu. Penentuan usia gestasi tersebut berdasarkan New Ballard Score.
Berdasarkan usia gestasi, bayi dikelompokkan sebagai berikut:1
Amat sangat premature (extremely preterm) : jika lahir pada usia gestasi
< 28 minggu
Sangat premature (very preterm) : jika lahir pada usia gestasi 28
minggu sampai 32 minggu
Moderate to late preterm : jika lahir pada usia gestasi 32 minggu
sampai < 37 minggu
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (Intrauterine Growth
Restriction/IUGR). 2
2
rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum
kehamilan mencapai umur cukup bulan.4
3
Pengosongan lambung yang tertunda
Pencernaan dan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak kurang
Defisiensi enzim lactase pada brush border usus
Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam
tubuh
Meningkatnya resiko EKN (Enterokolitis nekrotikans)
4. Imaturitas hati
Konjugasi dan eksresi bilirubin terganggu
Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung pada vitamin K
5. Imaturitas ginjal
Ketidakmampuan untuk mengeksresikan solute load besar
Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolic
Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau
hypernatremia, hyperkalemia atau glukosuria ginjal
6. Imaturitas imunologis, resiko infeksi tinggi akibat :
Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama
trimester ketiga
Fagositosis terganggu
Penurunan faktor komplemen
7. Kelainan Neurologis
Refleks isap dan telan imatur
Penurunan motilitas usus
Apnea dan bradikardia berulang
Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel
Pengaturan perfusi serebral yang buruk
Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
Retinopati prematuritas
Kejang
Hipotoni
4
8. Kelainan kardiovaskular
Patent ductus arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui
pada bayi kurang bulan
Hipotensi atau hipertensi
9. Kelainan hematologis
Anemia (onset dini atau lanjut)
Hiperbilirubinemia
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Hemorrhagis disease of the newborn (HDN)
10. Metabolisme
Hipokalsemia
Hipoglikemia atau hiperglikemia
2.1.4 Diagnosis
2.1.4.1 Anamnesis
Anamnesis pada pasien BBLR mencakup :2
Umur ibu
Hari pertama haid terakhir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikkan berat badan selama hamil
Aktivitas, penyakit yang diderita, dan obat-obatan yang
diminum selama hamil
2.1.4.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien BBLR diantaranya :
Berat badan < 2500 gram
Tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan)
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk
masa kehamilannya)
5
2.1.4.3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah
Bila perlu (tergantung klinis) dan fasilitas tersedia, diperiksa
kadar elektrolit dan analisis gas darah
Foto rontgen dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dan mengalami sindrom gagal napas
USG kepala terutama pada bayi dengan umur keamilan <35
minggu, dimulai pada umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil
yang didapat
2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksaan bayi prematur dan BBLR meliputi :2
Pemberian Vit.K1
- Injeksi 1 mg IM sekali pemberian; atau
- Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan
umur 4-6 minggu)
Mempertahankan suhu tubuh normal
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak ke kulit, kangaroo mother care,
pemancar panas, incubator, atau ruangan hangat yang tersedia di
fasilitas kesehatan setempat
- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
- Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan utama
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan
nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali
6
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu
- Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih
menginginkan dapat diberikan lagi (ad libitum)
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskular dan respirasi
yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomaly
mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, dan berat lahir <1000 g.
- Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar
natrium serta glukosa normal
- Panduan pemberian minum berdasarkan BB:
- Berat lahir < 1000 gram
Minum melalui pipa lambung
Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
ASI perah /term formula/ half-strength preterm formula
Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik: tambahan 0,5-1 mL, interval 1 jam, setiap ≥ 24
jam
Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier)/
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 g
- Berat lahir 1000-1500 gram
Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 1-2 ml, interval 2 jam, setiap ≥ 24 jam
Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier) /
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 gram
7
- Berat lahir 1500-2000 gram
Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 2-4 ml, interval 3 jam, setiap ≥ 12- 24
jam
Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (human milk fortifier) /
full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai
2000 gram
- Berat lahir 2000-2500 gram
Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral
ASI PERNAH/term formula
- Bayi sakit :
Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik : tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap ≥ 8 jam
Suportif
- Jaga dan pantau kehangatan
- Jaga dan pantau patensi jalan nafas
- Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
- Bila terjadi penyulit segera kelola, sesuai dengan penyulit yang
timbul (misalnya hipotermi, kejang, gangguan napas,
hiperbilirubinemia, dll)
- Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga
lainnya
- Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak
memungkinkan, biarkan ia berkunjung setiap saat dan siapkan
kamar untuk menyusui
- Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat
apabila dimungkinkan
8
Lain-lain atau rujukan
- Bila perlu lakukan pemeriksaan USG kepala atau fisioterapi
- Pada umur 4 minggu atau selambat-selambatnya usia koreksi 34
minggu konsultasi ke dokter spesialis mata untuk evaluasi
kemungkinan retinopathy of prematurity (ROP)
- THT : skrining pendengaran dilakukan pada semua BBLR, dimulai
usia 3 bulan, sehingga apabila terdapat kelainan dapat dikoreksi
sebelum usia 6 bulan
- Periksa alkaline phosphatase (ALP), P, CA saat usia kronologis ≥ 4
minggu dan 2 minggu setelah bayi minum secara penuh sebanyak
24 kalori/oz. Jika ALP > 500U/L berikan fosfat 2-3 mmol/kg/hari
dibagi 3 dosis
- Imunisasi yang diberikan sama seperti bayi normal kecuali hepatitis
B
- Bila perlu siapkan transportasi dan atau rujukan
Pemantauan
Tatalaksana :
- Bila diperlukan terapi untuk peyulit tetap diberikan
- Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2
minggu
Tumbuh kembang
- Pantau berat bayi secara periodik
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir ≥ 1500 gram dan 15% untuk bayi
berat lahir < 1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai kembali
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori
berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
Tingkatan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai
jumlah 180 mL/kg/hari
9
Tingkatan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan
bayi agar jumlah pemberiaan ASI tetap 180 mL/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI sampai 200 mL/kg/hari
Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan
lingkar kepala setiap minggu
2.1.6 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada bayi BBLR diantaranya :2
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Hiperbilirubinemia
10
4. Respiratory Distress Syndrome (RDS)
5. Intracerebral anda intraventricular haemorrhage (IVH)
6. Periventricular leucomalasia (PVL)
7. Infeksi bakteri
8. Kesulitan minum
9. Penyakit paru kronis (chronic lung disease)
10. NEC (necrotizing enterocolitis)
11. AOP (apnea of prematurity) terutama terjadi pada bayi <1000
gram
12. Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi dengan berat <1000
gram
13. Disabilitas mental dan fisik
a. Keterlambatan perkembangan
b. Cerebral palsy (CP)
c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan penglihatan seperti ROP (retinopaty of prematurity)
2.1.8 Prognosis
Sekarang ada 95% atau lebih peluang bertahan hidup pada bayi yang
dilahirkan dengan berat badan antara 1.501 dan 2500 gram, tetapi bayi-bayi
dengan berat badan kurang mempunyai mortalitas yang lebih tinggi secara
bermakna. Perawatan intensif telah memperpanjang kehidupan yang sebenarnya
pada masa-masa tersebut bayi BBLSR dapat meninggal akibat komplikasi
penyakit perinatal, seperti dysplasia bronkopulmonal, enterokolitis nekrotikans
atau infeksi sekunder.4
11
BAB III
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : By. Ny. J
b. No. MR : 231295
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tanggal Masuk : 07 Februari 2020
e. Tanggal Keluar : 16 Februari 2020
f. Umur : 4 hari
g. Anak Ke :1
h. Agama : Islam
i. Alamat : Koto Ringin, Mempura-Siak
Ayah Ibu
Nama Feri Irwanda Jumilah
Umur 36 tahun 29 tahun
Pekerjaan Supir IRT
Agama Islam Islam
Perkawinan 1 1
III. Anamnesis
Riwayat Keluarga :
12
Riwayat Kehamilan Sekarang :
G P A H : G1P1A0H1
Penyakit selama hamil : Tidak ada
Pemeriksaan kehamilan : Rutin di Posyandu
Tindakan selama kehamilan : Tidak ada
Lama hamil : 7 bulan
HPHT :-
Pemeriksaan waktu hamil
o Tekanan darah : 110/80 mmHg Leukosit
:-
o Suhu : 36.6oC Gula darah
:-
o HB :- Gol. Darah
:-
Riwayat persalinan
o BB ibu : 65 Kg Dipimpin :
Dukun beranak
o Persalinan di : Rumah Indikasi :-
o Jenis persalinan : Spontan
o Lama ketuban pecah : 15 Menit
Keadaan bayi saat lahir
o Lahir tanggal : 07 Februari 2020 Jam
: 16.30 WIB
o Jenis kelamin : Laki-laki Kondisi lahir
: menangis (-)
13
APGAR SCORE :
Menit Menit
Tanda 0 1 2
ke-1 ke-5
Frekuensi -
Tidakada <100 >100 -
jantung
Usaha nafas Tidak ada Lambat Menangis - -
KONDISI 1 2
Takipnea + -
Retraksi + -
Max 8
FiO2 disesuaikan
14
TABLE DOWN SCORE:
Karakteristik 0 1 2
<60 kali per 60 -80 kali per >80 kali per
Frekuensi Napas
menit menit menit atau apneu
Retraksi Dada Tidak ada Ringan Berat
Menetap
Hilang dengan
Sianosis Tidak ada walaupun diberi
terapi oksigen
terapi oksigen
Tidak ada udara
Masuknya udara Udara masuk Penurunan ringan
masuk
Terdengar Terdengar tanpa
Merintih Tidak ada
dengan stetoskop stetoskop
Keterangan Tidak ada data
Rambut : Hitam
Thorax
15
Jantung : Bunyi jantung I/II Murni, tidak ada bunyi tambahan
Refleks :
o Moro : (+)
o Rooting : (+)
o Isap : (+)
o Tonus otot : (+)
Ukuran :
o Lingkar kepala : 28 cm
o Lingkar dada : 27 cm
Pemeriksaan Penunjang
Darah
o WBC : 12.700 /mm3
o RBC : 4.60 juta /mm3
o HGB : 17.8 g/dL
o HCT : 55.3 %
o PLT : 125.000 mm3
o KGD : 84 mmg/dL
16
PEMERIKSAAN KHUSUS
17
DIAGNOSIS KERJA : Prematur dan BBLR
DIAGNOSIS BANDING :-
PENATALAKSANAAN :
18
III. FOLLOW UP
Hari/ Subjektif Objektif Assessment Planning
Tanggal
Sabtu, Demam (-) BB : 1400 gram Hemodinamik NCPAP
08/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 157 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 50 x/menit tts/mikro
Menyusu : puasa Suhu : 35,4oC Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg
NCH (-) Inj. Gentamisin
BAK (+) Mata : dalam batas 1x5 mg
Meconium (+) normal Interlac 2x3
tetes
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
19
Senin, Demam (-) BB : 1400 gram Hemodinamik NCPAP
10/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Sedang, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 160 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 30 x/menit tts/mikro
Menyusu : (+) Suhu : 36,9oC Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg aff
NCH (-) Inj. Gentamisin
BAK (+) Mata : dalam batas 1x5 mg aff
Meconium (+) normal Interlac 2x3
tetes
Thorax : Retraksi (-)
Pasang OGT
Abdomen : dalam Sementara
batas normal puasa
Ekstremitas : akral Inj. Meropenem
2x35 mg
hangat, CRT < 2”
Selasa, Demam (-) BB : 1350 gram Hemodinamik NCPAP
11/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 154 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 40 x/menit tts/mikro
Menyusu : puasa Suhu : 33,9oC Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
NCH (-)
BAK (+) Mata : dalam batas
Meconium (+)
normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Rabu, Demam (-) BB : 1300 gram Hemodinamik NCPAP
12/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 127 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 32 x/menit tts/mikro
20
Menyusu : (+) Suhu : 35oC Interlac 2x3
Muntah (-) NCH (-) tetes
ASI 6x1cc
BAK (+) Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Kamis, Demam (-) BB : 1300 gram Hemodinamik NCPAP
13/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 107 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 42 x/menit tts/mikro
Menyusu : ASI OD Suhu : 32,2oC Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
NCH (-)
BAK (+)
Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Jum’at, Demam (-) BB : 1250 gram Hemodinamik NCPAP
14/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif stabil PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) HR : 127 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) RR : 32 x/menit tts/mikro
Menyusu : ASI OD Suhu : 35oC Interlac 2x3
Muntah (-) tetes
NCH (-)
BAK (+) Mata : dalam batas
Meconium (+)
normal
21
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Sabtu, Demam (-) KU : Berat, Aktif BBLSR NCPAP
15/02/20 Sesak Nafas (-) HR : 131 x/menit PEEP FiO2
30%
Kebiruan (-) RR : 51 x/menit D12,5% 5
Tampak Kuning (-) Suhu : 35oC tts/mikro
Menyusu : ASI OD NCH (-) Inj. Vicillin
Muntah (-) 2x59 mg
Mata : dalam batas Inj. Gentamisin
BAK (+) normal 1x5 mg
Meconium (+) Thorax : Retraksi (-) Interlac 2x3
tetes
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
Minggu, Demam (-) BB : 1300 gram BBLR Pasien Berobat
Jalan (PBJ)
16/02/20 Sesak Nafas (-) KU : Berat, Aktif
Kebiruan (-) HR : 129 x/menit
Tampak Kuning (-) RR : 40 x/menit
Menyusu : puasa Suhu : 36,1oC
Muntah (-) NCH (-)
BAK (+) Mata : dalam batas
Meconium (+) normal
Thorax : Retraksi (-)
Abdomen : dalam
batas normal
Ekstremitas : akral
hangat, CRT < 2”
22
BAB IV
PEMBAHASAN
By. Ny. J lahir premature 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Berat bayi lahir
1450 gram. Usia kehamilan ibu 7 bulan. Keluhan bayi sesak dan demam tidak
ada. Berdasarkan data anamnesis By. Ny. J termasuk kelahiran premature karna
usia kehamilan ibu J <37 minggu dan berat bayi lahir termasuk bayi berat lahir
sangat rendah karena berada pada rentang 1000-1500 gram. Adapun masalah yang
timbul pada By. Ny. J adalah ketidakstabilan suhu dan kesulitan pernapasan. Hal
ini sesuai dengan penjelasan mengenai beberapa masalah yang dapat mengenai
bayi prematur.3
23
BAB V
KESIMPULAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia gestasi 37 minggu.
Penentuan usia gestasi tersebut berdasarkan New Ballard Score. Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia gestasi.
Beberapa masalah yang sering timbul pada bayi kurang bulan BBLR
diantaranya : Ketidakstabilan suhu, kesulitan pernapasan, kelainan gastrointestinal
dan nutrisi, imaturitas hati, imaturitas ginjal, imaturitas imunologis, kelainan
neurologis, kelainan kardiovaskular, kelainan hematologis, dan metabolisme.
24
DAFTAR PUSTAKA
25