Disusun Oleh:
Jessica Febriani 030.13.235
Helen Gou 030.14.084
Pembimbing :
Dr. dr. Dharma Sutanto, MS
dr. Putri Atmayanti
dr. Irfan Purnomo Aji
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 10 JUNI – 16 AGUSTUS 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas evaluasi
program yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang
Kepemilikan Jamban Sehat”. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas/ Kesehatan Masyarakat di
Jakarta.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah
ini, terutama kepada :
1. Dr. dr. Dharma Sutanto, MS selaku kepala pembimbing Kepaniteraan IKM di
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta.
2. dr. Putri Atmayanti selaku kepala pembimbing Kepaniteraan IKM & kepala
puskesmas di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
3. dr. Irfan Purnomo Aji selaku dokter pembimbing Kepaniteraan IKM di
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
4. Kepada semua pihak di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan evaluasi program ini.
5. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti di
Puskesmas Kecamatan Cilandak.
Penulis menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan tugas ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat membuka wawasan serta ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Jessica Febriani 030.13.235
Helen Gou 030.14.084
Pembimbing Puskesmas
Kepala Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan Evaluasi Program .....................................................................2
1.4 Manfaat Evaluasi Program ...................................................................3
iv
BAB IV EVALUASI PROGRAM
4.1 Alur Pemecahan Masalah ..................................................................36
4.2 Identifikasi Cakupan Program ...........................................................38
4.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Hanlon Kualitatif ............39
4.4 Kerangka Pikir Masalah .....................................................................44
4.5 Penentuan Prioritas Masalah ..............................................................45
4.6 Urutan Prioritas Masalah ...................................................................46
4.7 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah...................................46
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah.........................................50
4.9 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kriteria Matriks ................50
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................52
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 21. Pembagian Interval Kelas ......................................................................41
Tabel 22. Kriteria A ...............................................................................................41
Tabel 23. Kriteria B................................................................................................42
Tabel 24. Kriteria C................................................................................................43
Tabel 25. Kriteria D (PEARL FAKTOR) .............................................................43
Tabel 26. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanln Kuantitatif................44
Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah ............................................46
Tabel 28. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas dengan
Pendekan POAC ....................................................................................47
Tabel 29. Alternatif Pemecahan Masalah ..............................................................49
Tabel 30. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah ...........................50
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di Indonesia pendekatan ini pada awalnya diujicobakan dan ternyata
memberikan hasil dalam peningkatan akses sanitasi secara spektakuler karena
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Dengan persentase keberhasilan untuk
membebaskan lingkungan dari masyarakat yang buang air besar sembarangan yang
begitu tinggi dan cepat, maka dirasa perlu diadopsi kegiatan tersebut melalui
kegiatan pemicuan STOP BABS terhadap masyarakat di Wilayah kel. Gandaria
Selatan.(2)
Jumlah jamban sehat di Kelurahan Gandaria Selatan belum mencapai target
95% pada bulan Maret tahun 2019. Sehingga perlu dilakukan evaluasi program
untuk mengidentifikasi penyebab dan mencari solusi yang tepat mengenai
kurangnya jamban sehat.
2
1.4 Manfaat Evaluasi Program
1.4.1 Bagi Penulis
a. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
c. Menambah pemahaman pentingnya data untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
1.4.2 Bagi Puskesmas
a. Membantu puskesmas untuk mengetahui pencapaian yang belum
maksimal.
b. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas yang belum memenuhi target SPM.
c. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya memiliki jamban
sehat agar dapat mengurangi penyakit yang disebabkan olehnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
5
2.2.2 Mata rantai penularan penyakit oleh tinja
Manusia adalah reservoir dari sebagian besar penyakit sehingga dapat menurunkan
kapasitas dan kemampuan kerjanya, faktor yang diperlukan dalam transmisi penyakit adalah
agen penyakit, reservoir atau sumber infeksi dari agen penyebab, cara transmisi dari reservoir
ke penjamu baru yang potensial dan penjamu yang rentan.(3)
Banyak cara yang dilalui oleh agen penyebab penyakit saluran pencernaan dalam
mencapai penjamu baru. Dengan kata lain mata rantai transmisi penyakit bisa berbeda-beda
tergantung dari kondisi dan situasi di suatu tempat, misalnya melalui air dan makanan, tetapi
ditempat lain mungkin melalui lalat. Tinja sebagai sumber infeksi dapat sampai ke penjamu baru
melalui berbagai cara, misalnya melalui air, tangan, arthropoda, tanah maupun tangan ke
makanan kemudian ke penjamu baru.(3)
Cara pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan mengisolasi tinja sebagai sumber
infeksi sehingga tinja tidak mencemari air bersih yang biasa digunakan penduduk dengan
mendirikan jamban sehat, meningkatkan kebersihan perorangan yaitu mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah buang air bersih serta mencuci makanan dengan air bersih.(3)
2.2.3 Jamban
a. Jenis jamban dibagi menjadi 2, yaitu:(4)
2. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
3. Jamban tangki septik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia
yang dilengkapi dengan resapannya.
b. Cara memilih jenis jamban: (4)
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
a. Daerah yang cukup air
b. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu
satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban
(satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
6
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
c. Syarat jamban sehat: (4)
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)
b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi cukup .
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, standar dan persyaratan kesehatan
bangunan jamban terdiri dari:(5)
1. Bangunan atas jamban (dinding dan / atau atap)
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari ganggunan
cuaca dan gangguan lainnya.
2. Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban yaitu:
a. Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter dan dilengkapi
oleh konstruksi leher angsa.
b. Lantai jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran
pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
3. Bangunan bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah dan pengurai kotoran/tinja yang
berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor
pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 (dua)
macam bentuk bangunan bawah jamban yaitu tangki septic tank dan cubluk.
d. Cara memelihara jamban sehat: (4)
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
7
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
c. Peran kader dalam pembinaan masyarakat untuk memiliki dan menggunakan
jamban sehat: (4)
1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnya.
2. Melaporkan kepada pemerintah desa/ kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang
belum memiliki jamban sehat.
3. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban.
4. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/ kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya
melalui penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan desa/ kelurahan, kunjungan
rumah dan lain-lain.
5. Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis
tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah setempat.
8
3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air
limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan
setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan
2-4 tahun.
6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa
air keluar.
7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk
membuang gas hasil penguraian.
b. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu
yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya
ke dalam tanah. Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam
mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan,
karena dengan pertimbangan : (4)
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana.
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga
mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
2.3.2 Proses Pengolahan Air Limbah
a. Bangunan IPAL
Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari : (4)
Bak Inlet
Bak Pengolahan (banyak pilihan teknologi)
Bak Outlet
9
Bangunan IPAL berfungsi untuk menampung air limbah yang dialirkan dari sistem
perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air buangan (Effluent) yang aman bagi
lingkungan.
b. Pengolahan dengan teknologi Anaerobik Baffled Reactor dan Anaerobic Up flow Filter
- Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Terdiri dari beberapa bak, dimana bak pertama untuk menguraikan air limbah yang
mudah terurai dan bak berikutnya untuk menguraikan air limbah yang lebih sulit, demikian
seterusnya. (4)
ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor buffle.
Baffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air keatas (upflow) melalui beberapa seri
reaktor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang
lebih lama antara biomasa anaerobic dengan air limbah sehingga akan meningkatkan kinerja
pengolahan. (4)
Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertikal yang akan
memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Cocok untuk pengolahan
air limbah bersama beberapa rumah (komunal). (4)
- Anaerobic Upflow Filter
Komponen ini sama seperti Tanki Septik Bersusun tetapi pengolahan limbahnya
dibantu oleh bakteri anaerobic yang dibiakkan pada media filter Anaerobic upflow filter,
merupakan proses pengolahan air limbah dengan metode pengaliran air limbah keatas
melalui media filter anaerobic. Sistem ini memiliki waktu detensi yang panjang. Anaerobic
upflow filter cocok digunakan untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah
(komunal). Bisa mengolah black water dan grey water. Cocok untuk meningkatkan kualitas
efluen sebelum dibuang kebadan air penerima. (4)
10
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS GANDARIA SELATAN
11
Tabel 1. Luas Wilayah Kelurahan Gandaria Selatan
Luas wilayah berdasarkan penggunaannya (Ha)
No Rw Jml
Pemukiman Perkantoran Terminal Lainnya
1. 01 28,0 4,0 - - 32,0
2. 02 28.5 4,5 - - 33,0
3. 03 16,0 4,5 - - 20,5
4. 04 23.5 6,0 - - 29,5
5. 05 19,0 5,5 - - 24.5
6. 06 11.5 6,0 - - 17.5
7. 07 16,0 4,0 - - 20,0
JUMLAH 142.5 34,5 - - 177,0
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
Dari data diatas didapatkan jumlah penduduk tertinggi yaitu perempuan dengan jumlah
12.904 jiwa dan kepadatan penduduk 14.787 Jiwa/Km2, sehingga dapat disimpulkan
kelurahan Gandaria Selatan memiliki tingkat kepadatan penduduk yang padat dengan
dominan perempan. Di kelurahan Gandaria Selatan juga terdapat 7 orang berwarga negara
asing yang berdomisili dan bekerja di sektor swasta di DKI Jakarta.
12
Tabel 3. Data Penduduk Kelurahan Gandaria Selatan Menurut Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2018
WNI WNA
No Umur Laki- Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumla
laki h
1 0-4 384 390 774
2 5-9 513 483 996
3 10-14 598 721 1319
4 15-19 1010 1051 2061
5 20-24 1036 1071 2107
6 25-29 1019 1139 2158
7 30-34 1012 1025 2037 1 1
8 35-39 1026 1019 2045
9 40-44 1027 1096 2123 2
10 45-49 997 927 1924 1
11 50-54 731 902 1633 1
12 55-59 844 917 1761 1
13 60-64 887 774 1661
14 65-69 659 660 1319
15 70-74 788 545 1333
16 > 75 252 184 466
JUMLAH 12813 12904 25717 4 3 7
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
13
Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa penduduk Kelurahan Gandaria Selatan
menurut umur dan jenis kelamin terbanyak pada usia 25-29 tahun dengan 1019 laki-laki dan
1139 perempuan. Dan yang paling sedikit adalah penduduk dengan usia 75 tahun keatas yang
berjumlah 466 jiwa. Dari 7 jumlah WNA yang berada di kelurahan Gandaria Selatan 2 orang
berusia 30-34 tahun, 2 orang berusia 40-44 tahun, 1 orang berusia 45-49, 1 orang berusia 50-
54 tahun dan 1 orang berusia 55-59 tahun. Kelurahan Gandaria Selatan memiliki 7 RW yang
didalamnya terdapat 75 RT yang dihuni baik oleh warga negara Indonesia maupun warga
negara asing, tabel dibawah ini menjabarkan jumlah penduduk berkelamin pria atau wanita
dikelurahan Gandaria Selatan selama tahun 2018.
14
b. Tempat Peribadatan
Masjid :6
Mushola : 15
Gereja :1
Masjid Ta’lim : 36
Tempat peribadatan terbanyak di Kelurahan Gandaria Selatan adalah masjid ta’lim
dengan jumlah 36 dan yang paling sedikit adalah gereja dengan jumlah 1.
c. Sarana Kesehatan
Puskesmas Kelurahan : 1
Klinik :2
Apotek :1
Praktek Dokter Swasta : 2
Praktek Bidan :1
Posyandu : 17
Sarana kesehatan terbanyak di Kelurahan Gandaria Selatan adalah posyandu dengan
jumlah 17 dan yang paling sedikit adalah puskesmas kelurahan, apotek dan praktek bidan
dengan jumlah 1.
Dari tabel diatas didapatkan posyandu di kelurahan Gandaria Selatan berjumlah 17,
dengan jumlah kader kesehatan 128 orang dan kader aktif 116 orang.
15
3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas
1. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Gandaria Selatan
Puskesmas kelurahan Gandaria Selatan memiliki visi, misi dan kebijakan mutu,
antara lain:
a. Visi
Menjadi Puskesmas Terdepan Menunju Jakarta Sehat
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas SDM yang kompeten dan mampu bersaing
2. Memberikan pelayanan prima dengan sepenuh hati
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan
4. Menciptakan suasana kerja yang harmonis
5. Menjalin dan meningkatkan kerja sama lintas sektoral
c. Kebijakan Mutu
Melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas SDM, sarana dan prasarana
untuk menghasilkan pelayanan bermutu secara konsiten sehingga memenuhi
kepuasan pelanggan.
2. Manajemen Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
a. Perencanaan
Minilokakarya (MINLOK) puskesmas dilaksanakan setiap sebulan sekali
(Minggu ke 1). Pertemuan ini membahas tentang rencana bulan depan dan
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan kelompok puskesmas setiap karyawan/ petugas
mempunyai tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi
- Laporan hasil kegiatan bulan lalu
- Pertemuan dengan seluruh petugas
- Evaluasi tahunan dengan membahas hasil kegiatan selama satu tahun dan
stratifikasi
16
3. Fasilitas Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan terletak di Wilayah Kecamatan
Cilandak, tepatnya di Jalan Poncol Raya No.1 RT.006 / RW 05.
Luas tanah 485m2
Luas Bangunan 370 m2 ( 2 lantai )
Lantai 1 terdiri dari :
- Loket Pendaftaran dan kasir
- Ruang Tunggu
- Ruang Pelayanan kefarmasian
- Ruang Pelayanan Umum
- Ruang Pelayanan gigi
- Ruang Pelayanan Tindakan (RTD)
- Toilet Pasien
Lantai 2 terdiri dari :
- Ruang Kerja Kepala Puskesmas
- Ruang Tata Usaha / Kepegawaian
- Ruang Pelayanan KB/KIA
- Ruang Pelayanan Imunisasi /Gizi
- Ruang Pelayanan MTBS
- Ruang tunggu
- Ruang dapur
- Toilet pegawai
Sarana penunjang :
- Sumber Air : Jet Pump sanyo
- Listrik : Daya 7700 watt
- AC : 9 unit
- Telepon : 1 unit
- Faximile : 1 unit Panasonic
- Intercom : 6 unit ( Rusak )
- Microphone TOA : 1 unit
- Komputer Set : 5 unit
- Printer multiguna Scan & Fotocopy : 3 unit
17
- Printer : 5 unit
18
5. Deskripsi Kerja Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
1. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan
baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang manajer :
- Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas
- Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal
- Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas
b. Sebagai seorang dokter :
- Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
- Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
- Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat.
2. Dokter Umum
Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah
kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas
- Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di
Puskesmas, Pustu atau Pusling
- Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat
- Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas
19
- Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah
kerja Puskesmas secara teratur
- Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas
- Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas
- Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
- Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
- Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati
gigi yang sakit
- Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi
- Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah)
- Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
- Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
- Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk
Fungsi :
- Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi
- Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas
- Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas
- Melakukan laporan berkala ketatausahaan
20
6. Petugas Puskesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan
baik.
Fungsi :
- Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung
- Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
- Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas
- Melakukan pendataan sasaran secara periodik
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
- Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas
- Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan
- Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan kegiatan Puskesmas
- Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu
8. Petugas P2M
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
- Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular
- Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan
21
- Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter
- Melakukan kunjungan rumah
- Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
9. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, dan anak
- Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
- Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil
- Melakukan pembinaan dukun bayi
- Melakukan pembinaan kepada bidan desa
- Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA
- Melakukan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
10. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan
gizi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan pemberian makanan tambahan
- Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi
- Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi
- Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi
22
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan pembagian vitamin A secara periodik
- Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
- Melakukan pembinaan Posyandu
- Melakukan rujukan kasus gizi
11. Petugas Sanitarian
Tugas pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua
unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap
kesehatan masyarakat.
Fungsi :
- Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan
- Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya
- Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoraly
- Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan
H.S
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Pengawasan, penyehatan perumahan
- Pengawasan pembuangan sampah
- Pengawasan makanan dan minuman
- Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
12. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas
- Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
23
- Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi
- Menyediakan persediaan vaksin secara teratur
- Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya
kurang
- Memberikan penyuluhan kesehatan
13. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus
dan memberikan obat.
Fungsi :
- Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
- Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
- Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek
- Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
- Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
- Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
14. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada
semua pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
- Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
- Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran
- Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien
- Mencatat semua kunjungan pasien pada buku
- Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.
24
Fungsi :
- Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat
di puskesmas
- Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas
- Mengatur penyimpanan obat
- Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
- Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD)
- Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan
dalam obat
25
dan pemberian PMT langsung pada balita dengan memberdayakan posyandu dan
kader kesehatan sehingga untuk pelacakan kasus Balita dengan BGM / gizi buruk
di lakukan melalui posyandu yang rutin melakukan kegiatan penimbangan balita
setiap bulan. Dan untuk Kegiatan penyehatan lingkungan di laksanakan dengan
melakukan Kegiatan jumat bersih dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
setiap hari jumat pagi dengan melibatkan masyarakat dan aparat lintas sektoral.
C. Anggaran
Untuk Program Kesehatan masyarakat anggaran di dapat dari puskesmas
Kecamatan.
3. Program Siaga Kesehatan
A. Kegiatan Prioritas
Kegiatan Program Siaga Kesehatan difokuskan pada kegiatan kegawat
daruratan seperti pendirian posko kesehatan siaga bencana banjir.
B. Rincian Kegiatan
Kegiatan Program Siaga Kesehatan meliputi pendirian posko siaga
kesehatan bencana banjir, pemberian vaksin Tetanus Toxoid pasca banjir,
Kaporitisasi, Lisolisasi dan pembagian sabun kulit pasca banjir kepada
masyarakat korban banjir.
C. Anggaran
Untuk program Siaga kesehatan Anggaran di peroleh dari Puskesmas
Kecamatan Cilandak.
26
b. Evaluasi PWS
c. Penanggulangan anemia ibu hamil (penambahan tablet tambah darah, PMT ibu hamil
yang KEK)
d. Penyuluhan KIA :
- Pendataan ibu hamil dan neonatus
- Melakukan pendataan resti oleh petugas
- Kunjungan kerumah ibu hamil yang memiliki resiko tinggi
- Pemberian pelatihan kelompok pendamping ibu (KP ibu kepada kader)
- Mengembangkan kegiatan KP ibu di masyarakat
- Pemberian MPASI kepada baduta gakin
- Pemberian tablet vitamin A ke posyandu
27
Tabel 8. Jumlah Bayi yang Diimunisasi Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian Besarnya
(%) Masalah (%)
Persentase kelurahan
universal child 100
immunization (UCI) 100 -
Persentase cakupan
imunisasi lanjutan pada 70 62 8
anak usia 12-23 bulan
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
4. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan Penyehatan Lingkungan meliputi :
Pembinaan Masyarakat Pemukiman
- Pemerikasaan air bersih yang dilakukan secara sampling. Hasil pemeriksaan ini
dikirimkan kembali kepada yang bersangkutan
- Penyuluhan
- Pendataan secara rutin oleh petugas mengenai lingkungan
Pembinaan Masyarakat Sekolah
- Pemeriksaan tempat penampungan air dan penggunaan air bersih secara teratur oleh
petugas
- Penyuluhan tentang masalah kesehatan
- Pemeriksaan Gigi Rutin (UKGS)
- Pemberian ABATE pada sekolah berjentik
- Pemerikasaan tempat – tempat pembuangan sampah
- Pemeriksaan pengelolaan warung sehat / warung sekolah yang dilakukan oleh petugas
Pembinaan Masyarakat Khusus
- Pembinanan tempat-tempat umum yang dilakukan oleh petugas dari puskesmas
kelurahan bersama dengan petugas puskesmas kecamatan
- Pemerikasaan dan pembinaan dilakukan pada tempat-tempat umum dan TPM
29
Tabel 10. Data Usaha Kesehatan Lingkungan Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian (%) Besarnya Masalah (%)
Persentase tempat
umum yang
memenuhi syarat 75 98,3 -
kesehatan
lingkungan
Persentase tempat
pengolahan
makanan yang
75 95 -
memenuhi syarat
kesehatan
lingkungan
Angka bebas
95 98,4 -
jentik
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
5. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan di puskesmas Kelurahan Gandari selatan yaitu melakukan
penyebarluasan informasi kesehatan atau berkoordinasi dengan lintas program atau
sektor melakukan penyuluhan kesehatan didalam puskesmas atau pun luar gedung,
penyuluhan berupa: KIA, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, Diare, Demam
Berdarah, HIV/AIDS/ABAT, Hepatitis, ISPA, Rokok dan NAPZA, Keganasan dan
kanker, Penyakit degeneratif, Air dan kesehatan lingkungan, TBC, Kusta, Kesehatan
gigi dan mulut, Kesehatan mata, Kesehatan jiwa, Kesehatan kerja, Pengkajian PHBS,
RW Siaga, pertemuan dan pembinaan.
30
6. Upaya Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Pencegahan Penyakit
Menular
Tabel 13. Hasil Kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
Tahun 2018
Indikator Target Pencapaian Besarnya Masalah
(%) (%) (%)
Penduduk usia 15 – 59 tahun
yang di skrining faktor risiko 100 29 71
PTM
Penduduk penderita hipertensi
yang mendapat pelayanan 100 35,5 64,5
kesehatan sesuai standar
Penduduk penderita DM yang
mendapat pelayanan kesehatan 100 22,7 77,3
sesuai standar
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
31
8. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan yang khusus untuk keperluan
tersebut. Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan
menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang
merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu :
Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis bahwa
seseorang menderita penyakit tertentu.
Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam satu
periode penyakit yang bersangkutan.
Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama)
penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.
Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun
berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan setiap kasus ke
puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
9. Upaya Kesehatan Jiwa
Tujuan program ini adalah menurunkan angka penyakit gangguan kejiwaan serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang
telah dapat dikendalikan. Kegiatan yang dilakukan yaitu pelayanan poli dan
pengobatan.
32
10. Upaya Kesehatan Lansia
Tabel 17. Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan Tahun 2018
Kode
No Nama penyakit Jumlah
penyakit
1 I10 Essential (primary) hypertension 3739
2 J06.9 Acute upper respiratory infection, unspecified 3025
3 L20 Penyakit Kulit Alergi 1333
4 K30 Dyspepsia 1202
5 M79.1 Myalgia 1128
6 J02.9 Faringitis Akut,tidak spesifik 968
7 A09 Diare 666
8 I00 Penyakit Infeksi Kulit 281
9 H52 Penyakit Mata Lainnya 147
10 J35 Tonsilitis 66
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
34
dilakukan secara berkala, dimana pendataan dilakukan oleh kader di RW masing – masing.
Pencapaian program STBM di Kelurahan Gandaria Selatan sebagai berikut:
Tabel 18. Pencapaian STBM di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan Bulan Maret Tahun 2019
Indikator Target (%) Pencapaian (%) Besarnya Masalah (%)
STBM 95 0 100
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
35
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
36
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun
dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan
H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan
metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang palingmungkin
38
Tabel 19. Daftar Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas Kelurahan Gandaria
Selatan
No Indikator Target Pencapaian
1 Deteksi kasus TB. >90% 5%
2 Cakupan diare pada semua 100 % 86.5 %
kelompok usia.
3 ASI eksklusif pada bayi kurang 70 % 41.35 %
dari 6 bulan.
4 STBM. 95 % 0%
5 Persentase remaja putri yang 25% 67,22%
mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD).
6 Persentase persalinan di fasilitas 100% 24,9%
pelayanan kesehatan (PF)
7 Persentase kunjungan neonatal 100% 26,9%
pertama (KN1)
8 Persentase Tempat Tempat 75% 100%
Umum (TTU) yang diawasi
memenuhi syarat kesehatan
lingkungan
9 Persentase tempat pengelolaan 75% 100%
makanan (TPM) yang dilakukan
pengawasan
39
Tabel 20. Selisih Persentase Target dan Pencapaian Program di Puskesmas
Kelurahan Gandaria Selatan Bulan Maret 2019
Besar
No Indikator Target Pencapaian
Masalah
1 Deteksi kasus TB. > 90% 5% > 94,44 %
2 Cakupan diare pada semua 100 % 86.5 % 13,5 %
kelompok usia.
3 ASI eksklusif pada bayi 70 % 41.35 % 41,07%
kurang dari 6 bulan.
4 STBM. 95 % 0% 100 %
5 Persentase remaja putri yang 25 % 67,22 % 268,88 %*?
mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD).
6 Persentase persalinan di 100% 24,9% 75,1 %
fasilitas pelayanan kesehatan
(PF)
7 Persentase kunjungan 100% 26,9% 73,1 %
neonatal pertama (KN1).
8 Persentase Tempat Tempat 75% 100% 133,33 %*?
Umum (TTU) yang diawasi
memenuhi syarat kesehatan
lingkungan.
9 Persentase tempat 75% 100% 133,33 %*?
pengelolaan makanan (TPM)
yang dilakukan pengawasan.
Catatan: *? Dibutuhkan verifikasi data.
42
Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan
Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur menggunakan
skoring dengan nilai 1 – 5 seperti berikut:
1. Sangat mudah : 5
2. Mudah :4
3. Cukup mudah : 3
4. Sulit :2
5. Sangat sulit :1
Kriteria D. Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidaknya suatu program dilaksanakan. Faktor tersebut meliputi kewajaran atau
Proprierty (P), kelayakan ekonomi atau Economic feasibility (E), dapat diterima
atau Acceptability (A),sumber daya atau Resources availability (R) dan legalitas
atau Legality (L).
43
4.4 Kerangka Pikir Masalah
Masalah yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan adalah
rendahnya kesadaran dalam kepemilikan jamban. Kerangka pendekatan sistem
dapat digunakan untuk mencari pemecahan masalah, yang terdiri dari input,
process, output dan lingkungan yang mempengaruhi input dan process. Setelah
ditentukan penyebab masalah maka menentukan alternatif pemecahan masalah
dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik dengan rumus:
𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
𝑃=
𝐶
Kemudian membuat rencana penerapan masalah dalam bentuk Plan of Action
(POA). Kegiatan tersebut dipantau penerapannya dan apakah masalah dapat
terpecahkan.
44
Dari data prioritas masalah diatas didapatkan urutan pertama adalah
rendahnya STBM, maka selanjutnya menganalisa hal-hal apa saja yang menjadi
penyebab masalah tersebut, masalah tersebut akan dibuat diagram fishbone
berdasarkan pendekatan sistem dan ditentukan alternatif pemecahan masalah.
Pemecahan masalah ini akan dibuatkan rencana kegiatan dalam bentuk POA yang
akan dilaksanakan dalam wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
45
Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER DATA
Terdapat penanggung jawab Kualitas kader kurang. Diskusi dengan
pemegang program. pemegang program
Man
Tersedianya petugas yang telah dan kader.
(Tenaga Kerja)
mendapat pelatihan untuk melakukan
verifikasi kepemilikan jamban sehat.
Biaya untuk jamban sehat harus Diskusi dengan
iuran dari masyarakat setempat. pemegang program.
Money
Puskesmas belum
(Pembiayaan)
mengalokasikan dana untuk
jamban sehat.
Terdapat kunjungan rumah sehat Partisipasi masyarakat yang masih Diskusi dengan
secara berkala. minimal. pemegang program
Method Tersedianya petugas yang bersedia Minimnya penyuluhan tentang dan tenaga kesehatan.
(Metode) mensosialisasi tentang program. jamban sehat.
Tersedianya pelayanan pengobatan Tidak terdapat pelatihan
penyakit akibat PHBS yang buruk. pembuatan jamban sehat.
Terdapat Permenkes yang mengatur Belum optimalnya media promosi Diskusi dengan
Material program. (booklet, audiovisual) mengenai pemegang program.
(Perlengkapan) Terdapat bahan dan alat untuk program.
penyuluhan.
46
Tabel 28. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas
PROCESS KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER DATA
P1 Kepmenkes RI Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Diskusi dengan
Perencanaan tentang strategi STBM. pemegang program.
& Permenkes Nomor 3 tahun 2014 tentang STBM
Pengorgani- untuk mempercepat pencapaian milenium (MDGs).
sasian Tersedianya struktural puskesmas kelurahan.
Adanya petugas puskesmas dan kader yang Belum adanya penyuluhan kepada masyarakat Diskusi dengan
melakukan skrining setiap minggunya. mengenai kepemilikan jamban sehat. pemegang program,
P2 Adanya kerjasama lintas program (kesling, lurah Belum adanya pelatihan pembuatan jamban sehat. lurah dan RW/ RT.
Penggerakan dan RW/ RT). Belum adanya sosialisasi tentang kepemilikan jamban
& Terdapat penyuluhan ke setiap sekolah mengenai sehat.
Pelaksanaan jamban sehat.
.
P3 Sistem pencatatan dan pelaporan yang secara Belum berjalan dengan maksimalnya sistem Diskusi dengan
Pengawasan online untuk mempermudah pelaporan. pelaporan online. pemegang program.
& Tersedianya formulir verifikasi STBM 5 pilar.
Pengendalian
Dukungan yang baik dari kelurahan dan RW/ RT Banyaknya masyarakat yang merupakan pendatang Diskusi dengan
untuk berjalannya program ini. sementara dan pemilik kontrakan tidak tinggal di pemegang program,
tempat tersebut. kader, kelurahan,
Lingkungan Ekonomi masyarakat setempat menegah ke bawah. RT/ RW dan
Minimnya partisipasi masyarakat. pemantauan lokasi.
Pendidikan masyarakat masih rendah.
Terbatasanya lahan untuk membuat septic tank.
47
INPUT
Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam Kurangnya penyuluhan
mengumpulkan dana. jamban sehat. Kurang optimalnya
Jumlah kader cukup, media promosi
tetapi kualitas Puskesmas belum Kurangnya pelatihan (booklet, audiovisual,
kurang. mengalokasikan dana. pembuatan jamban sehat. media sosial).
Pencapaian
0% dengan
P1 P2 P3 LINGKUNGAN target 95%.
Tidak ada masalah. Belum adanya penyuluhan Kurang maksimalnya Kurangnya kepedulian penduduk
Kurangnya mengenai jamban sehat. sistem pelaporan online. sementara dan menetap.
jumlah jamban
sehat. Belum adanya pelatihan Sosialekonomi masih rendah.
pembuatan jamban sehat.
Kurangnya partisipasi masyarakat.
Belum adanya sosialisasi
tentang pentingnya Keterbatasan lahan untuk pembuatan
kepemilikan jamban sehat. septic tank.
PROSES
48
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah
menyusun alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif penyebab masalah
tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
49
Dengan nilai 1-5, dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
4. Cost : Biaya (sumber daya) yang digunakan.
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan
nilainya mendekati angka 1.
50
DAFTAR PUSTAKA
51