Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL KEHAMILAN RISIKO TINGGI

DI PUSKESMAS KELURAHAN GANDARIA SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan


Dalam Menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:
Jessica Febriani 030.13.235
Helen Gou 030.14.084

Pembimbing:
Dr. dr. Dharma Sutanto, MS

KEPANITERAAN KLINIKILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 10 JUNI 2019 – 16 AGUSTUS 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Selama kehamilan seorang
ibu rentan mengalami gangguan penyakit yang dapat membahayakan ibu serta
janinnya, yang diakibatkan 4 Terlalu (muda, tua, sering melahirkan dan dekat jarak
kelahiran) dan 3 Terlambat (mengenali tanda bahaya dan ambil keputusan, mencapai
fasilitas kesehatan, dan penanganan).1,2 Di Indonesia, pada tahun 2016 dan 2017
tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) tergolong cukup tinggi dengan angka berturut –
turut dan per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2018 tercatat jauh
menurun yaitu per 100.000 kelahiran hidup.3
Menurut Permenkes No. 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional tertulis bahwa pemeriksaan ibu hamil, nifas,
ibu menyusui, bayi dan anak balita yang dilakukan oleh bidan atau dokter merupakan
sebagian dari pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh seluruh masyarakat
Indonesia yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pemeriksaan asuhan antenatal (ANC) berguna dalam menurunkan AKI dan kematian
bayi. ANC dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi pada 1000 hari pertama
kehidupan yaitu 270 hari (9 bulan) saat hamil dan 730 hari (2 tahun) paska lahir.4-6
Masih tingginya kehamilan risiko tinggi menyebabkan tenaga kesehatan di
tingkat pertama perlu bertindak cepat dalam menemukan kasus dan memberi rujukan
sebelum mengancam keselamatan ibu dan anak. Di Puskesmas Kelurahan Gandaria
Selatan masih ditemukan kehamilan risiko tinggi yang cukup banyak, perlu
perencanaan terpadu tidak hanya dari segi ANC, rujukan hingga persalinan, namun
juga tindakan promotif dan preventif di masyarakat.
BAB II
LAPORAN OBSTETRIK SOSIAL

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. Titin
Tanggal Lahit/Umur : 19 Mei 1994 / 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Abuserin 3 RT 14/07, Gandaria Selatan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : JawaBetawi
Agama : IslamIslam
Status : Menikah

2.2 Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 23 Juli 2019 pukul 11.05 WIB di Poli KIA
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
- Keluhan Utama : hamil lebih bulan.
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengaku sedang hamil 40 minggu, HPHT tanggal 01 Oktober
2018, taksiran partus 08 Juli 2019. Usia kehamilan 40 minggu. ANC sudah 12
kali di puskesmas dan bidan praktik mandiri (BPM). USG dilakukan pada
tanggal 27 Juni 2019 di BPM didapatkan hasil usia kehamilan 36 minggu 1
hari dan TBJ 2700 gram. Imunisasi TT 2 kali di puskesmas. Saat ini pasien
datang ke puskesmas kelurahan karena hamil kelebihan bulan. Keluhan
seperti keluarnya air dan darah dari jalan lahir dan perut mules disangkal. Saat
ini pasien hamil yang ke dua dengan jarak kehamilan 1 tahun. Pasien memiliki
1 orang perempuan yang hidup dan lahir secara pervaginam pada tahun 2018.
Pasien rutin mengkonsumsi obat kalk, tablet tambah darah, vitamin c, vitamin
b 12 dan asam folat.
- Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit DM, hipertensi, asma, TB, jantung, ginjal dan miopi
disangkal oleh pasien.
- Riwayat Obstetri Dahulu :
G2P1A0, riwayat melahirkan secara pervaginam saat melahirkan anak
pertama pada tahun 2018.
- Riwayat KB Dahulu :
Sebelumnya pasien memakai KB pil selama beberapa bulan untuk
menjarakkan kehamilan setelah melahirkan anaknya yang pertama.
- Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien menyangkal terdapat riwayat kehamilan bermasalah di keluarga pasien,
maupun penyakit DM, hipertensi, asma, TB, jantung dan ginjal.
- Riwayat Personal Sosial :
1. Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali pada tahun 2017 dan belum pernah bercerai.
2. Perilaku :
Sehari-hari pasien melakukan pekerjaan rumah tangga, pasien hanya
berolahraga berupa jalan santai, makan 3 kali sehari dan sering diselingi
dengan jajanan, hubungan dengan keluarga pasien juga baik dan saling
membantu. Keluarga Ny. Titin sehari-hari mengkonsumsi nasi sebagai
makanan pokok dengan lauk serta sayur, makanan protein yang sering
dimakan berupa telur, ikan, ayam dan daging. Keluarga harmonis karena
saling memberi dukungan.
3. Pekerjaan :
Pasien hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurus anaknya.
4. Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Pasien :
Pasien mengatakan sering menjaga kebersihan di rumah serta terdapat tempat
pembuangan sampah di depan rumah. Hubungan dengan tetangga disekitar
rumah terjalin dengan baik.
5. Psikososial :
Pasien merupakan seseorang yang ramah dan penyabar, juga memiliki
hubungan yang dekat dengan orang sekitarnya. Pasien aktif untuk mengikuti
kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya seperti pengajian dan gotong
royong.

2.3 Pemeriksaan Fisik


- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Kompos Mentis
- Tanda Vital :
1. Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg
2. Suhu : 37,1ᵒC
3. Frekuensi Nafas : 20 x/menit
4. Frekuensi Nadi : 83 x/menit
- Status Gizi :
1. Berat Badan : 81,5 kg
2. Tinggi Badan :156 cm
3. LLA : 31 cm
- Kulit : dalam batas normal
- Kepala : dalam batas normal
- Mata : dalam batas normal
- THT : dalam batas normal
- Leher : dalam batas normal
- Thoraks : dalam batas normal
- Abdomen : TFU 32 cm, punggung kanan, ekstremitas kiri, DJJ 128 kali/
menit, presentasi kepala, divergen.
- Ekstremitas : dalam batas normal.

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Pasien mengaku pernah melakukan pemeriksaan laboratorium selama
kehamilan, berupa cek darah lengkap, HBsAg dan urin lengkap dan semua hasilnya
dalam batas normal.

2.5 Hasil Pemeriksaan di Puskesmas/ Bidan:


- Tanggal 22 Oktober 2018 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 100/60 mmHg,
BB 67,4 kg, Umur kehamilan 3 minggu, LLA 27,5 cm, TFU dan letak janin
belum teraba, TT (+).
- Tanggal 19 November 2018: Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 120/70
mmHg, BB 70,5 kg, Umur kehamilan 7 minggu, LLA 28,0 cm, TFU dan letak
janin belum teraba, TT (+).
- Tanggal 24 Desember 2018: Keluhan mual (diberi Vit B.complex dan asam
folat). Tekanan darah: 110/80 mmHg, BB 72,9 kg, Umur kehamilan 12
minggu, LLA 28,4 cm, TFU dan letak janin belum teraba. Hasil Lab: Protein
Urin (-), Reduksi (-), HbsAg (NR).
- Tanggal 22 Januari 2019: Keluhan mual berkurang (diberi Sulfas Ferosus, Vit
B.12, asam folat, Vit. C, dan Kalk). Tekanan darah: 100/70 mmHg, BB 75,1
kg, Umur kehamilan 16 minggu, LLA 28,7 cm, TFU dan letak janin belum
teraba.
- Tanggal 18 Februari 2019 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 90/70 mmHg,
BB 76,2 kg, Umur kehamilan 20 minggu, LLA 28,9 cm, TFU dan letak janin
belum teraba.
- Tanggal 25 Maret 2019: Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 100/70 mmHg,
BB 77,9 kg, Umur kehamilan 25 minggu, LLA 29,3 cm TFU dan letak janin
belum teraba, DJJ 138.
- Tanggal 23 April 2019 : Tidak ada keluhan.. Tekanan darah: 90/70 mmHg, BB
79,8 kg, Umur kehamilan 29 minggu, LLA 29,8 cm, TFU 13 cm, letak janin
presentasi kepala, DJJ 154.
- Tanggal 28 Mei 2019 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 110/80 mmHg, BB
81,0 kg, Umur kehamilan 34 minggu, LLA 30,3 cm, TFU 31 cm, letak janin
presentasi kepala, DJJ 136. Hasil Lab: Hb 12,1 g/dL, Htc 33,0 %, Tr 251
ribu/L, Leu 10,5 ribu/L, Eritrosit 3,30 jt/L.
- Tanggal 12 Juni 2019 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 110/70 mmHg, BB
81,2 kg, Umur kehamilan 36 minggu, LLA 30,5 cm, TFU 32 cm, letak janin
presentasi kepala, DJJ 148.
- Tanggal 26 Juni 2019 : Tidak ada keluhan.. Tekanan darah: 100/80 mmHg,
BB 81,3 kg, Umur kehamilan 38 minggu, LLA 30,8 cm, TFU 33 cm, letak
janin presentasi kepala, DJJ 152.
- Tanggal 23 Juli 2019 : Tidak ada keluhan. Tekanan darah: 120/80 mmHg, BB
81,5 kg, Umur kehamilan 42 minggu, LLA 31 cm, TFU 32 cm, letak janin
presentasi kepala, DJJ 128.

2.6 Ringkasan Hasil Pemeriksaan


Ny.S usia 25 tahun datang dengan G2P1A0 hamil lebih bulan. HPHT 01
Oktober 2018 dan TP 08 Juli 2019. ANC 12 kali dan USG 1 kali di puskesmas dan
BPM. Imunisasi TT 2 kali selama kehamilan. Keluarnya air dan darah dari jalan lahir
dan perut mules disangkal. Riwayat obstetri partus pervaginam pada tahun 2018.
Riwayat KB pil beberapa bulan setelah partus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, kompos mentis, tanda – tanda vital dan status gizi dalam batas
normal. Pemeriksaan Leopold TFU 32 cm, punggung kanan, ekstremitas kiri, DJJ 128
kali/ menit, presentasi kepala dan divergen. Pemeriksaan penunjang berupa darah
lengkap, HBsAg dan urin lengkap dalam batas normal.

2.7 Diagnosis Kerja


G2P1A0, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine dengan
presentasi kepala, jarak kehamilan dekat (1 tahun).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kasus


1. Diagnosis ditegakkan atas dasar
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan Ny. Titin berusia 25
tahun datang dengan G2P1A0 dengan usia kehamilan 40 minggu. Tidak terdapat
keluhan keluarnya air dan darah dari jalan lahir maupun perut terasa mules.
Riwayat obstetri partus pervaginam pada tahun 2018. Pemeriksaan Leopold I
didapatkan TFU 32 cm dan Leopold IV didapatkan sudut divergen. Pasien
ditaksirkan melahirkan tanggal 08 Juli 2019 tetapi pasien masih belum
merasakan mules dan pasien datang ke puskesmas tanggal 23 Juli 2019 karena
kehamilannya sudah lebih bulan. Pasien memiliki anak yang berusia <1 tahun
pada kehamilan saat ini sehingga jarak kehamilan pasien ini terlalu dekat.
Menurut teori kehamilan lebih bulan atau disebut dengan hamil serotinus
merupakan kehamilan yang usianya ≥ 42 minggu. Pada usia tersebut fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah akan menurun yang menyebabkan ukuran janin
menjadi kecil, kulitnya mengkerut, berat badan bayi saat lahir akan rendah, dan
kemungkinan janin akan mati mendadak dalam kandungan dapat terjadi.
Sedangkan, jarak ideal seorang wanita dapat hamil lagi adalah 2 tahun.
Apabila kurang dari 2 tahun itu menyebabkan kehamilan resiko tinggi karena ibu
mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa
kembali ke kondisi sebelumnya. Wanita yang melahirkan dengan jarak yang
sangat berdekatan (dibawah 2 tahun) akan mengalami peningkatan resiko
perdarahan pada trimester ke-3, placenta previa, anemia, ketuban pecah dini,
endometriosis masa nifas, dan kematian saat melahirkan. Hal-hal tersebut
menyebabkan jumlah kematian maternal lebih banyak.
2. Rencana penatalaksanaan pada kasus ini
Terapi Non Medikamentosa :
a. Edukasi mengenai persalinan bagi ibu hamil
Pasien diajarkan mengenai pentingnya kontrol ke rumah sakit (dengan
PONEK) untuk konsultasi dengan dokter obstetrik-ginekologi untuk melihat
apakah benar kehamilan lebih bulan berdasarkan pembacaan hasil USG dan jika
memang lebih bulan harus dibuat perencanaan persalinan secepatnya kepada
dokter obstrik-ginekologi agar menghindari kondisi janin agar tetap sehat.
b. Edukasi KB paska persalinan
KB yang disarankan pada pasien adalah KB jangka panjang guna
menghentikan kehamilan. Edukasi kepada pasien agar tidak ada lagi mispersepsi
terhadap IUD, dan tidak menyarankan KB jangka pendek karena pasien masih
dapat hamil (supaya tidak terulang kembali).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan wawancara yang diperoleh, dapat simpulkan bahwa
tatalaksana yang cocok untuk Ny. Titin sebelum dan sesudah melahirkan adalah
edukasi mengenai KB paska persalinan, karena sesuai dengan keinginan pasien untuk
menghentikan kehamilan di masa mendatang. Edukasi mengenai persalinan bagi ibu
hamil, agar pasien mempersiapkan diri untuk persalinan. Dan rujukan dini berencana
diperlukan untuk perencanaan persalinan karena pasien kehamilan risiko tinggi.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pasien / Masyarakat
Keaktifan dari pasien untuk bertanya dan berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan lebih baik ditingkatkan, terutama terhadap informasi yang datang
lewat buah bibir atau internet. Bila ditemukan rasa takut atau bimbang, lebih baik
dibantu untuk opini tambahan dari tenaga kesehatan lainnya/rujukan.
4.2.2 Bagi Institusi Pemerintah (Pemerintah Daerah / Puskesmas)
Pembekalan bagi para tenaga kesehatan lebih dimaksimalkan terutama
informed consent ANC dan KB oleh dokter dan bidan. Karena pengetahuan yang
benar dan baik untuk pasien akan membantu mengurangi mitos pada masyarakat,
dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2010.


2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
3. Kemenkes RI. Profil Kesehatan 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2019.
4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2014.
5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar
Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Jakarta:
Bappenas; 2012.
Lampiran 1. Kuesioner Riwayat Obstetrik Sosial
A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFIK
ISTRI SUAMI
1. Nama Titin Dahlan
2. Tanggal Lahir/Umur 19 Mei 1994 01 Oktober 1989
25 tahun 30 tahun
3. Status Pernikahan Menikah
4. Pernikahan ke Pertama
5. Alamat Jl. Abuserin 3 RT 14/07, Gandaria
Selatan
6. Pendidikan Tamat SMA
7. Pekerjaan Ibu rumah tangga Karyawan Swasta
8. Agama Islam Islam
9. Aktivitas Sosial Arisan, pengajian -
10. Penghasilan rerata perbulan 3-4 juta/bulan
B. RIWAYAT OBSTETRIK
1. Gravida (hamil ke-…) 2
2. Para (riwayat lahir hidup) 1
3. Abortus (riwayat keguguran) 0
4. Riwayat lahir mati 0
5. Asuhan antenatal – frekuensi >4 kali
6. Asuhan antenatal – tempat Puskesmas, Rumah Sakit, BPM
7. Asuhan antenatal – petugas Bidan, Dokter spesialis
8. Pemeriksaan kehamilan : YA TIDAK
a. Pengukuran tinggi badan v
b. Pengukuran tekanan darah v
c. Pengukuran LLA v
d. Pengukuran tinggi rahim v
e. Penentuan letak/presentasi janin v
f. Penghitungan denyut jantung janin v
g. Imunisasi Tetanus Toxoid v
h. Pemberian tablet tambah darah v
i. Tes laboratorium v
j. Konseling v
k. Tatalakasana/pengobatan v
9. Penyulit kehamilan : YA TIDAK
a. Mual muntah v
b. Perdarahan kehamilan muda v
c. Demam tinggi v
d. Bengkak kaki, tangan, wajah v
e. Nyeri kepala v
f. Tekanan darah tinggi v
g. Pergerakan janin kurang v
h. Perdarahan kehamilan tua v
i. Ketuban pecah v

B. RIWAYAT OBSTETRIK
10. Gangguan/penyakit lain dalam kehamilan TIDAK
11. Konseling Gizi YA
12. Penyulit nifas : YA TIDAK
a. Infeksi/demam v
b. Perdarahan <24jam v
c. Perdarahan >24jam v
13. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) YA
14. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) YA
15. Konseling Kontrasepsi Pasca persalinan
16. Imunisasi Tetanus Toxoid TT2
17. Pemberian tablet tambah darah YA
18. Pemeriksaan laboratorium darah YA TIDAK
a. Golongan darah v
b. Kadar hemoglobin v
c. Infeksi menular seksual v
19. Pemeriksaan laboratorium urin YA
20. Pemeriksaan pasca-persalinan YA TIDAK
a. 1-2 minggu pasca persalinan V
b. 6 minggu pasca persalinan V
Lampiran 2. Kuesioner Risiko Kehamilan
No Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO Skor
1 Terlalu muda hamil (<16th) -
2 A. Terlalu lambat hamil pertama > 4 th nikah -
B. Terlalu tua hamil pertama (usia >35th) -
3 Terlalu cepat hamil lagi (<2th) 4
4 Terlalu lama hamil lagi (>10th) -
5 Terlalu banyak anak (>4th) -
6 Terlalu tua (usia >35 th) -
7 Terlalu pendek (<145 cm) -
8 Pernah gagal hamil (riw.obstetri jelek) -
9 Pernah melahirkan dengan A. Tarikan tang/vakum -
B. Uri dirogoh -
C. Diberi infus/transfusi -
10 Pernah operasi sesar -
Faktor Risiko II : Ada Gawat Obstetrik/AGO
1 Penyakit pada ibu hamil A. Kurang darah -
B. Malaria -
C. TBC paru -
D. Penyakit jantung -
E. Kencing manis (diabetes) -
F. Penyakit menular seksual -
2 Preeklampsia,bengkak muka tungkai tekanan darah tinggi dan albumin di -
urin
3 Hamil kembar ( perut membesar, gerakan anak ada di banyak tempat ) -
4 Hidramnion atau kembar air ( perut sangat membesar gerak anak tak terasa ) -
5 Janin mati dalam kandungan -
6 Kehamilan lebih bulan 4
7 Letak sungsang atau letak melintang -
Faktor Risiko III : Ada Gawat Darurat Obstetrik/ADGO
1 Perdarahan ante partum -
2 Preeklampsia berat atau eklampsia -
TOTAL +2 10

Berdasarkan hasil diatas, pasien diketahui memiliki kehamilan risiko tinggi (6-10).
Lampiran 3. Hasil Dokumentasi

Kunjungan Tanggal 23 Juli 2019 di Poli KIA

Anda mungkin juga menyukai