Disusun Oleh:
Jessica Febriani 030.13.235
Helen Gou 030.14.084
Pembimbing :
Dr. dr. Dharma Sutanto, MS
dr. Putri Atmayanti
dr. Irfan Purnomo Aji
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 10 JUNI – 16 AGUSTUS 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas evaluasi
program yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kepemilikan Septic Tank di
Kelurahan Gandaria Selatan”. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas/ Kesehatan Masyarakat
di Jakarta.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian
makalah ini, terutama kepada :
1. Dr. dr. Dharma Sutanto, MS selaku kepala pembimbing Kepaniteraan IKM di
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta.
2. dr. Putri Atmayanti selaku kepala pembimbing Kepaniteraan IKM & kepala
puskesmas di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
3. dr. Irfan Purnomo Aji selaku dokter pembimbing Kepaniteraan IKM di
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
4. Bapak Rudi Irawan, S.KM selaku pemegang program Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
5. Kepada semua pihak di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan evaluasi program ini.
6. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti di
Puskesmas Kecamatan Cilandak.
Penulis menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan tugas ini sangat penulis harapkan. Demikian yang penulis dapat
sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
membuka wawasan serta ilmu pengetahuan.
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Jessica Febriani 030.13.235
Helen Gou 030.14.084
Pembimbing Puskesmas
Kepala Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Evaluasi Program .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Evaluasi Program ............................................................................ 3
iv
BAB IV EVALUASI PROGRAM
4.1 Alur Pemecahan Masalah ........................................................................... 36
4.2 Identifikasi Cakupan Program .................................................................... 38
4.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Hanlon Kualitatif ..................... 39
4.4 Kerangka Pikir Masalah .............................................................................. 44
4.5 Penentuan Prioritas Masalah ....................................................................... 45
4.6 Urutan Prioritas Masalah ............................................................................ 46
4.7 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah............................................ 46
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah.................................................. 50
4.9 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kriteria Matriks ......................... 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 52
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 23. Kriteria B......................................................................................................... 42
Tabel 24. Kriteria C......................................................................................................... 43
Tabel 25. Kriteria D (PEARL FAKTOR) ...................................................................... 43
Tabel 26. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanln Kuantitatif......................... 44
Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah ..................................................... 46
Tabel 28. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas dengan
Pendekan POAC ............................................................................................. 47
Tabel 29. Alternatif Pemecahan Masalah ....................................................................... 49
Tabel 30. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah .................................... 50
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di Indonesia pendekatan ini pada awalnya diujicobakan dan ternyata
memberikan hasil dalam peningkatan akses sanitasi secara spektakuler dengan
angka dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Dengan persentase
keberhasilan untuk membebaskan lingkungan dari masyarakat yang buang air
besar sembarangan yang begitu tinggi dan cepat, maka dirasa perlu diadopsi
kegiatan tersebut melalui kegiatan pemicuan STOP BABS terhadap masyarakat di
Wilayah Kelurahan Gandaria Selatan.(2)
Jumlah jamban sehat di Kelurahan Gandaria Selatan belum mencapai target
95% pada bulan Maret tahun 2019. Sehingga perlu dilakukan evaluasi program
untuk mengidentifikasi penyebab dan mencari solusi yang tepat mengenai
kurangnya jamban sehat.
2
c. Membuat rencana kegiatan untuk meningkatkan kepemilikan septic tank
masyarakat di wilayah Kelurahan Gandaria Selatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
5
2.2.2 Mata rantai penularan penyakit oleh tinja
Manusia adalah reservoir dari sebagian besar penyakit sehingga dapat menurunkan
kapasitas dan kemampuan kerjanya, faktor yang diperlukan dalam transmisi penyakit adalah
agen penyakit, reservoir atau sumber infeksi dari agen penyebab, cara transmisi dari reservoir
ke penjamu baru yang potensial dan penjamu yang rentan.(3)
Banyak cara yang dilalui oleh agen penyebab penyakit saluran pencernaan dalam
mencapai penjamu baru. Dengan kata lain mata rantai transmisi penyakit bisa berbeda-beda
tergantung dari kondisi dan situasi di suatu tempat, misalnya melalui air dan makanan, tetapi
ditempat lain mungkin melalui lalat. Tinja sebagai sumber infeksi dapat sampai ke penjamu
baru melalui berbagai cara, misalnya melalui air, tangan, arthropoda, tanah maupun tangan ke
makanan kemudian ke penjamu baru.(3)
Cara pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan mengisolasi tinja sebagai sumber
infeksi sehingga tinja tidak mencemari air bersih yang biasa digunakan penduduk dengan
mendirikan jamban sehat, meningkatkan kebersihan perorangan yaitu mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah buang air bersih serta mencuci makanan dengan air bersih.(3)
2.2.3 Jamban
a. Jenis jamban dibagi menjadi 2, yaitu:(4)
2. Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke
dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
3. Jamban tangki septik/leher angsa
Adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki
septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
b. Cara memilih jenis jamban: (4)
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
a. Daerah yang cukup air
b. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine”
yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa
jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
6
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
c. Syarat jamban sehat: (4)
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter)
b. Tidak berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.
e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi cukup .
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
d. Cara memelihara jamban sehat: (4)
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
e. Peran kader dalam pembinaan masyarakat untuk memiliki dan menggunakan
jamban sehat: (4)
1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnya.
2. Melaporkan kepada pemerintah desa/ kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang
belum memiliki jamban sehat.
3. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya
untuk menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban.
4. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/ kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat,
misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, pertemuan desa/ kelurahan,
kunjungan rumah dan lain-lain.
7
5. Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan
teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah setempat.
8
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana.
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga
mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
2.3.2 Proses Pengolahan Air Limbah
a. Bangunan IPAL
Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari : (4)
Bak Inlet
Bak Pengolahan (banyak pilihan teknologi)
Bak Outlet
Bangunan IPAL berfungsi untuk menampung air limbah yang dialirkan dari sistem
perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air buangan (Effluent) yang aman bagi
lingkungan.
b. Pengolahan dengan teknologi Anaerobik Baffled Reactor dan Anaerobic Up flow Filter
- Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Terdiri dari beberapa bak, dimana bak pertama untuk menguraikan air limbah yang
mudah terurai dan bak berikutnya untuk menguraikan air limbah yang lebih sulit, demikian
seterusnya. (4)
ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor buffle.
Baffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air keatas (upflow) melalui beberapa seri
reaktor selimut lumpur (sludge blanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang
lebih lama antara biomasa anaerobic dengan air limbah sehingga akan meningkatkan
kinerja pengolahan. (4)
Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle vertikal yang akan
memaksa air limbah mengalir keatas melalui media lumpur aktif. Cocok untuk pengolahan
air limbah bersama beberapa rumah (komunal). (4)
- Anaerobic Upflow Filter
9
Komponen ini sama seperti Tanki Septik Bersusun tetapi pengolahan limbahnya
dibantu oleh bakteri anaerobic yang dibiakkan pada media filter Anaerobic upflow filter,
merupakan proses pengolahan air limbah dengan metode pengaliran air limbah keatas
melalui media filter anaerobic. Sistem ini memiliki waktu detensi yang panjang. Anaerobic
upflow filter cocok digunakan untuk pengolahan air limbah bersama beberapa rumah
(komunal). Bisa mengolah black water dan grey water. Cocok untuk meningkatkan kualitas
efluen sebelum dibuang kebadan air penerima. (4)
10
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS GANDARIA SELATAN
11
Tabel 1. Luas Wilayah Kelurahan Gandaria Selatan
Luas wilayah berdasarkan penggunaannya (Ha)
No Rw Jml
Pemukiman Perkantoran Terminal Lainnya
1. 01 28,0 4,0 - - 32,0
2. 02 28.5 4,5 - - 33,0
3. 03 16,0 4,5 - - 20,5
4. 04 23.5 6,0 - - 29,5
5. 05 19,0 5,5 - - 24.5
6. 06 11.5 6,0 - - 17.5
7. 07 16,0 4,0 - - 20,0
JUMLAH 142.5 34,5 - - 177,0
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
Dari data diatas didapatkan jumlah penduduk tertinggi yaitu perempuan dengan
jumlah 12.904 jiwa dan kepadatan penduduk 14.787 Jiwa/Km2, sehingga dapat disimpulkan
kelurahan Gandaria Selatan memiliki tingkat kepadatan penduduk yang padat dengan
dominan perempan. Di kelurahan Gandaria Selatan juga terdapat 7 orang berwarga negara
asing yang berdomisili dan bekerja di sektor swasta di DKI Jakarta.
12
Tabel 3. Data Penduduk Kelurahan Gandaria Selatan Menurut Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2018
WNI WNA
No Umur Laki- Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumla
laki h
1 0-4 384 390 774
2 5-9 513 483 996
3 10-14 598 721 1319
4 15-19 1010 1051 2061
5 20-24 1036 1071 2107
6 25-29 1019 1139 2158
7 30-34 1012 1025 2037 1 1
8 35-39 1026 1019 2045
9 40-44 1027 1096 2123 2
10 45-49 997 927 1924 1
11 50-54 731 902 1633 1
12 55-59 844 917 1761 1
13 60-64 887 774 1661
14 65-69 659 660 1319
15 70-74 788 545 1333
16 > 75 252 184 466
JUMLAH 12813 12904 25717 4 3 7
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
13
Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa penduduk Kelurahan Gandaria
Selatan menurut umur dan jenis kelamin terbanyak pada usia 25-29 tahun dengan 1019
laki-laki dan 1139 perempuan. Dan yang paling sedikit adalah penduduk dengan usia 75
tahun keatas yang berjumlah 466 jiwa. Dari 7 jumlah WNA yang berada di kelurahan
Gandaria Selatan 2 orang berusia 30-34 tahun, 2 orang berusia 40-44 tahun, 1 orang berusia
45-49, 1 orang berusia 50-54 tahun dan 1 orang berusia 55-59 tahun. Kelurahan Gandaria
Selatan memiliki 7 RW yang didalamnya terdapat 75 RT yang dihuni baik oleh warga
negara Indonesia maupun warga negara asing, tabel dibawah ini menjabarkan jumlah
penduduk berkelamin pria atau wanita dikelurahan Gandaria Selatan selama tahun 2018.
14
b. Tempat Peribadatan
Masjid :6
Mushola : 15
Gereja :1
Masjid Ta’lim : 36
Tempat peribadatan terbanyak di Kelurahan Gandaria Selatan adalah masjid ta’lim
dengan jumlah 36 dan yang paling sedikit adalah gereja dengan jumlah 1.
c. Sarana Kesehatan
Puskesmas Kelurahan : 1
Klinik :2
Apotek :1
Praktek Dokter Swasta : 2
Praktek Bidan :1
Posyandu : 17
Sarana kesehatan terbanyak di Kelurahan Gandaria Selatan adalah posyandu
dengan jumlah 17 dan yang paling sedikit adalah puskesmas kelurahan, apotek dan
praktek bidan dengan jumlah 1.
Dari tabel diatas didapatkan posyandu di kelurahan Gandaria Selatan berjumlah 17,
dengan jumlah kader kesehatan 128 orang dan kader aktif 116 orang.
15
3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas
1. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Gandaria Selatan
Puskesmas kelurahan Gandaria Selatan memiliki visi, misi dan kebijakan mutu,
antara lain:
a. Visi
Menjadi Puskesmas Terdepan Menunju Jakarta Sehat
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas SDM yang kompeten dan mampu bersaing
2. Memberikan pelayanan prima dengan sepenuh hati
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas dan sesuai dengan
kebutuhan
4. Menciptakan suasana kerja yang harmonis
5. Menjalin dan meningkatkan kerja sama lintas sektoral
c. Kebijakan Mutu
Melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas SDM, sarana dan
prasarana untuk menghasilkan pelayanan bermutu secara konsiten sehingga
memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Manajemen Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
a. Perencanaan
Minilokakarya (MINLOK) puskesmas dilaksanakan setiap sebulan sekali
(Minggu ke 1). Pertemuan ini membahas tentang rencana bulan depan dan
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan kelompok puskesmas setiap karyawan/ petugas
mempunyai tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi
- Laporan hasil kegiatan bulan lalu
- Pertemuan dengan seluruh petugas
- Evaluasi tahunan dengan membahas hasil kegiatan selama satu tahun dan
stratifikasi
16
3. Fasilitas Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan terletak di Wilayah Kecamatan
Cilandak, tepatnya di Jalan Poncol Raya No.1 RT.006 / RW 05.
Luas tanah 485m2
Luas Bangunan 370 m2 ( 2 lantai )
Lantai 1 terdiri dari :
- Loket Pendaftaran dan kasir
- Ruang Tunggu
- Ruang Pelayanan kefarmasian
- Ruang Pelayanan Umum
- Ruang Pelayanan gigi
- Ruang Pelayanan Tindakan (RTD)
- Toilet Pasien
Lantai 2 terdiri dari :
- Ruang Kerja Kepala Puskesmas
- Ruang Tata Usaha / Kepegawaian
- Ruang Pelayanan KB/KIA
- Ruang Pelayanan Imunisasi /Gizi
- Ruang Pelayanan MTBS
- Ruang tunggu
- Ruang dapur
- Toilet pegawai
Sarana penunjang :
- Sumber Air : Jet Pump sanyo
- Listrik : Daya 7700 watt
- AC : 9 unit
- Telepon : 1 unit
- Faximile : 1 unit Panasonic
- Intercom : 6 unit ( Rusak )
- Microphone TOA : 1 unit
- Komputer Set : 5 unit
- Printer multiguna Scan & Fotocopy : 3 unit
17
- Printer : 5 unit
18
5. Deskripsi Kerja Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
1. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan
baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang manajer :
- Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas
- Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal
- Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas
b. Sebagai seorang dokter :
- Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
- Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
- Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat.
2. Dokter Umum
Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah
kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas
- Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik
di Puskesmas, Pustu atau Pusling
- Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat
- Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas
19
- Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah
kerja Puskesmas secara teratur
- Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas
- Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
- Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
- Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
- Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati
gigi yang sakit
- Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi
- Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah)
- Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
- Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
- Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk
Fungsi :
- Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi
- Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas
- Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas
- Melakukan laporan berkala ketatausahaan
20
6. Petugas Puskesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan
baik.
Fungsi :
- Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung
- Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
- Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas
- Melakukan pendataan sasaran secara periodik
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
- Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas
- Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan
- Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan kegiatan Puskesmas
- Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu
8. Petugas P2M
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
- Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular
- Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan
21
- Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter
- Melakukan kunjungan rumah
- Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
9. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
- Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, dan anak
- Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
- Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil
- Melakukan pembinaan dukun bayi
- Melakukan pembinaan kepada bidan desa
- Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang
terkait dengan KIA
- Melakukan penyuluhan kesehatan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
10. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan
gizi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan pemberian makanan tambahan
- Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi
- Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan
gizi
- Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi
22
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Melakukan pembagian vitamin A secara periodik
- Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
- Melakukan pembinaan Posyandu
- Melakukan rujukan kasus gizi
11. Petugas Sanitarian
Tugas pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua
unsur fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap
kesehatan masyarakat.
Fungsi :
- Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,
jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan
pekarangan
- Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata
air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya
- Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoraly
- Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait
dengan H.S
- Memberikan penyuluhan kesehatan
- Pengawasan, penyehatan perumahan
- Pengawasan pembuangan sampah
- Pengawasan makanan dan minuman
- Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
12. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah
kerja Puskesmas.
Fungsi :
- Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas
- Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
23
- Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi
- Menyediakan persediaan vaksin secara teratur
- Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya
kurang
- Memberikan penyuluhan kesehatan
13. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus
dan memberikan obat.
Fungsi :
- Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
- Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
- Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek
- Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
- Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
- Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
14. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada
semua pengunjung Puskesmas.
Fungsi :
- Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
- Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran
- Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien
- Mencatat semua kunjungan pasien pada buku
- Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut
- Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.
24
Fungsi :
- Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat
di puskesmas
- Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas
- Mengatur penyimpanan obat
- Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
- Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD)
- Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan
dalam obat
25
dan pemberian PMT langsung pada balita dengan memberdayakan posyandu
dan kader kesehatan sehingga untuk pelacakan kasus Balita dengan BGM / gizi
buruk di lakukan melalui posyandu yang rutin melakukan kegiatan
penimbangan balita setiap bulan. Dan untuk Kegiatan penyehatan lingkungan di
laksanakan dengan melakukan Kegiatan jumat bersih dan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari jumat pagi dengan melibatkan masyarakat
dan aparat lintas sektoral.
C. Anggaran
Untuk Program Kesehatan masyarakat anggaran di dapat dari puskesmas
Kecamatan.
3. Program Siaga Kesehatan
A. Kegiatan Prioritas
Kegiatan Program Siaga Kesehatan difokuskan pada kegiatan kegawat
daruratan seperti pendirian posko kesehatan siaga bencana banjir.
B. Rincian Kegiatan
Kegiatan Program Siaga Kesehatan meliputi pendirian posko siaga
kesehatan bencana banjir, pemberian vaksin Tetanus Toxoid pasca banjir,
Kaporitisasi, Lisolisasi dan pembagian sabun kulit pasca banjir kepada
masyarakat korban banjir.
C. Anggaran
Untuk program Siaga kesehatan Anggaran di peroleh dari Puskesmas
Kecamatan Cilandak.
26
a. Pemeriksaan ANC
b. Evaluasi PWS
c. Penanggulangan anemia ibu hamil (penambahan tablet tambah darah, PMT ibu
hamil yang KEK)
d. Penyuluhan KIA :
- Pendataan ibu hamil dan neonatus
- Melakukan pendataan resti oleh petugas
- Kunjungan kerumah ibu hamil yang memiliki resiko tinggi
- Pemberian pelatihan kelompok pendamping ibu (KP ibu kepada kader)
- Mengembangkan kegiatan KP ibu di masyarakat
- Pemberian MPASI kepada baduta gakin
- Pemberian tablet vitamin A ke posyandu
27
Tabel 8. Jumlah Bayi yang Diimunisasi Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian Besarnya
(%) Masalah (%)
Persentase kelurahan
universal child 100
immunization (UCI) 100 -
Persentase cakupan
imunisasi lanjutan pada 70 62 8
anak usia 12-23 bulan
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
4. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan Penyehatan Lingkungan meliputi :
Pembinaan Masyarakat Pemukiman
- Pemerikasaan air bersih yang dilakukan secara sampling. Hasil pemeriksaan ini
dikirimkan kembali kepada yang bersangkutan
- Penyuluhan
- Pendataan secara rutin oleh petugas mengenai lingkungan
Pembinaan Masyarakat Sekolah
- Pemeriksaan tempat penampungan air dan penggunaan air bersih secara teratur oleh
petugas
- Penyuluhan tentang masalah kesehatan
- Pemeriksaan Gigi Rutin (UKGS)
- Pemberian ABATE pada sekolah berjentik
- Pemerikasaan tempat – tempat pembuangan sampah
- Pemeriksaan pengelolaan warung sehat / warung sekolah yang dilakukan oleh petugas
Pembinaan Masyarakat Khusus
- Pembinanan tempat-tempat umum yang dilakukan oleh petugas dari puskesmas
kelurahan bersama dengan petugas puskesmas kecamatan
- Pemerikasaan dan pembinaan dilakukan pada tempat-tempat umum dan TPM
29
Tabel 10. Data Usaha Kesehatan Lingkungan Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian (%) Besarnya Masalah (%)
Persentase tempat
umum yang
memenuhi syarat 75 98,3 -
kesehatan
lingkungan
Persentase tempat
pengolahan
makanan yang
75 95 -
memenuhi syarat
kesehatan
lingkungan
Angka bebas
95 98,4 -
jentik
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
5. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan di puskesmas Kelurahan Gandari selatan yaitu melakukan
penyebarluasan informasi kesehatan atau berkoordinasi dengan lintas program atau
sektor melakukan penyuluhan kesehatan didalam puskesmas atau pun luar gedung,
penyuluhan berupa: KIA, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, Diare, Demam
Berdarah, HIV/AIDS/ABAT, Hepatitis, ISPA, Rokok dan NAPZA, Keganasan dan
kanker, Penyakit degeneratif, Air dan kesehatan lingkungan, TBC, Kusta, Kesehatan
gigi dan mulut, Kesehatan mata, Kesehatan jiwa, Kesehatan kerja, Pengkajian PHBS,
RW Siaga, pertemuan dan pembinaan.
30
6. Upaya Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Pencegahan Penyakit
Menular
Tabel 13. Hasil Kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
Tahun 2018
Indikator Target Pencapaian Besarnya Masalah
(%) (%) (%)
Penduduk usia 15 – 59 tahun
yang di skrining faktor risiko 100 29 71
PTM
Penduduk penderita hipertensi
yang mendapat pelayanan 100 35,5 64,5
kesehatan sesuai standar
Penduduk penderita DM yang
mendapat pelayanan kesehatan 100 22,7 77,3
sesuai standar
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
31
8. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan yang khusus untuk keperluan
tersebut. Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan
menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang
merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu :
Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis bahwa
seseorang menderita penyakit tertentu.
Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama dalam satu
periode penyakit yang bersangkutan.
Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama)
penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.
Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan seterusnya pada tahun
berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-rata jumlah kunjungan setiap kasus ke
puskesmas dan jaringannya sampai sembuh.
9. Upaya Kesehatan Jiwa
Tujuan program ini adalah menurunkan angka penyakit gangguan kejiwaan
serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit
yang telah dapat dikendalikan. Kegiatan yang dilakukan yaitu pelayanan poli dan
pengobatan.
32
10. Upaya Kesehatan Lansia
Tabel 17. Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan Tahun 2018
Kode
No Nama penyakit Jumlah
penyakit
1 I10 Essential (primary) hypertension 3739
2 J06.9 Acute upper respiratory infection, unspecified 3025
3 L20 Penyakit Kulit Alergi 1333
4 K30 Dyspepsia 1202
5 M79.1 Myalgia 1128
6 J02.9 Faringitis Akut,tidak spesifik 968
7 A09 Diare 666
8 I00 Penyakit Infeksi Kulit 281
9 H52 Penyakit Mata Lainnya 147
10 J35 Tonsilitis 66
Sumber : Data Kantor Kelurahan Gandaria Selatan
34
secara berkala, dimana pendataan dilakukan oleh kader di RW masing – masing. Pencapaian
program STBM di Kelurahan Gandaria Selatan sebagai berikut:
Tabel 18. Kepemilikan septic tank di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan Bulan Maret Tahun 2019
Indikator Target (%) Pencapaian (%) Besarnya Masalah (%)
Pilar 1 STBM
(kepemilikan 100 90.64 9.36
septic tank)
Sumber : Data Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan
35
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
36
Alur pemecahan masalah adalah seperti berikut :
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun
dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan
H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan
metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang palingmungkin
37
maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih
pemecahan terbaik.
38
Tabel 19. Daftar Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas Kelurahan Gandaria
Selatan
No Indikator Target Pencapaian
1 Deteksi kasus TB. >90% 5%
2 Cakupan diare pada semua 100 % 86.5 %
kelompok usia.
3 ASI eksklusif pada bayi kurang dari 70 % 41.35 %
6 bulan.
4 Pilar 1 STBM (kepemilikan septic 100 % 90.64%
tank)
5 Persentase remaja putri yang 25% 67,22%
mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD).
6 Persentase persalinan di fasilitas 100% 24,9%
pelayanan kesehatan (PF)
7 Persentase kunjungan neonatal 100% 26,9%
pertama (KN1)
8 Persentase Tempat Tempat Umum 75% 100%
(TTU) yang diawasi memenuhi
syarat kesehatan lingkungan
9 Persentase tempat pengelolaan 75% 100%
makanan (TPM) yang dilakukan
pengawasan
39
Tabel 20. Selisih Persentase Target dan Pencapaian Program di Puskesmas
Kelurahan Gandaria Selatan Bulan Maret 2019
Besar
No Indikator Target Pencapaian
Masalah
1 Deteksi kasus TB. > 90% 5% > 94,44 %
2 Cakupan diare pada semua 100 % 86.5 % 13,5 %
kelompok usia.
3 ASI eksklusif pada bayi kurang 70 % 41.35 % 41,07%
dari 6 bulan.
4 Pilar 1 STBM (kepemilikan 100 % 90.64 % 9.36 %
septic tank)
5 Persentase remaja putri yang 25 % 67,22 % 268,88 %*?
mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD).
6 Persentase persalinan di fasilitas 100% 24,9% 75,1 %
pelayanan kesehatan (PF)
7 Persentase kunjungan neonatal 100% 26,9% 73,1 %
pertama (KN1).
8 Persentase Tempat Tempat 75% 100% 133,33 %*?
Umum (TTU) yang diawasi
memenuhi syarat kesehatan
lingkungan.
9 Persentase tempat pengelolaan 75% 100% 133,33 %*?
makanan (TPM) yang dilakukan
pengawasan.
Catatan: *? Dibutuhkan verifikasi data.
40
Langkah 4: Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya.
Setelah didapatkan nilai dari kriteria A, B, C dan D, hasil tersebut dimasukan
kedalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD), serta Nilai Prioritas Total (NTP)
untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi :
𝑁𝑃𝐷 = (𝐴 + 𝐵)𝑥 𝐶
𝑁𝑃𝑇 = (𝐴 + 𝐵)𝑥 𝐶 𝑥 𝐷
41
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat gawat :5
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/ meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/ meluas :5
b. Mudah menyebar/ meluas :4
c. Cukup mudah menyebar/ meluas :3
d. Sulit menyebar/ meluas :2
e. Tidak menyebar/ meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency)
dinilai sebagai berikut:
a. Sangat banyak :5
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1
42
Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan
Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur menggunakan
skoring dengan nilai 1 – 5 seperti berikut:
1. Sangat mudah : 5
2. Mudah :4
3. Cukup mudah : 3
4. Sulit :2
5. Sangat sulit :1
Kriteria D. Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidaknya suatu program dilaksanakan. Faktor tersebut meliputi kewajaran atau
Proprierty (P), kelayakan ekonomi atau Economic feasibility (E), dapat diterima
atau Acceptability (A),sumber daya atau Resources availability (R) dan legalitas
atau Legality (L).
43
Masalah yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan adalah
rendahnya kesadaran dalam kepemilikan jamban. Kerangka pendekatan sistem
dapat digunakan untuk mencari pemecahan masalah, yang terdiri dari input,
process, output dan lingkungan yang mempengaruhi input dan process. Setelah
ditentukan penyebab masalah maka menentukan alternatif pemecahan masalah
dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik dengan rumus:
𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
𝑃=
𝐶
Kemudian membuat rencana penerapan masalah dalam bentuk Plan of Action
(POA). Kegiatan tersebut dipantau penerapannya dan apakah masalah dapat
terpecahkan.
44
berdasarkan pendekatan sistem dan ditentukan alternatif pemecahan masalah.
Pemecahan masalah ini akan dibuatkan rencana kegiatan dalam bentuk POA yang
akan dilaksanakan dalam wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
45
Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER DATA
Terdapat penanggung jawab pemegang Kualitas kader kurang Diskusi dengan
program pemegang program dan
Man
Tersedianya petugas yang telah mendapat kader
(Tenaga Kerja)
pelatihan untuk melakukan verifikasi
kepemilikan septic tank
Money Biaya untuk septic tank harus iuran dari Diskusi dengan
(Pembiayaan) masyarakat setempat pemegang program
Puskesmas tidak mengalokasikan dana
untuk pembuatan septic tank
Method Terdapat kunjungan rumah sehat secara Partisipasi masyarakat yang masih Diskusi dengan
(Metode) berkala minimal pemegang program dan
Tersedianya petugas yang bersedia Minimnya pemicuan tentang STBM tenaga kesehatan
mensosialisasi tentang program Belum adanya pelatihan pembuatan
Tersedianya pelayanan pengobatan penyakit septic tank
akibat PHBS yang buruk
Material Terdapat Permenkes yang mengatur program Belum optimalnya media promosi Diskusi dengan
(Perlengkapan) Terdapat bahan dan alat untuk penyuluhan (booklet, audiovisual) mengenai pemegang program
program
46
Tabel 28. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Puskesmas
PROCESS KELEBIHAN KEKURANGAN SUMBER DATA
Kepmenkes RI Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Diskusi dengan
P1
tentang strategi STBM pemegang program
Perencanaan &
Permenkes Nomor 3 tahun 2014 tentang STBM untuk
Pengorgani-
mempercepat pencapaian milenium (MDGs)
sasian
Tersedianya struktural puskesmas kelurahan
P2 Adanya petugas puskesmas dan kader kesehatan yang Belum adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai Diskusi dengan
Penggerakan & melakukan skrining setiap minggunya pentingnya kepemilikan septic tank dan dampak dari tidak pemegang program,
Pelaksanaan Adanya kerjasama lintas program (kesling, lurah dan RW/ memiliki septic tank lurah dan RW/ RT
RT) Belum adanya pelatihan pembuatan septic tank
Terdapat penyuluhan ke setiap sekolah mengenai PHBS
P3 Sistem pencatatan dan pelaporan yang secara online untuk Belum berjalan dengan maksimalnya sistem pelaporan online Diskusi dengan
Pengawasan & mempermudah pelaporan pemegang program.
Pengendalian Tersedianya formulir verifikasi STBM 5 pilar
Lingkungan Dukungan yang baik dari kelurahan dan RW/ RT untuk Banyaknya masyarakat yang merupakan pendatang Diskusi dengan
berjalannya program ini sementara dan pemilik kontrakan tidak tinggal di tempat pemegang program,
tersebut kader, kelurahan, RT/
Ekonomi masyarakat setempat menegah ke bawah RW dan pemantauan
Minimnya kesadaran masyarakat lokasi
Pendidikan masyarakat masih rendah
Terbatasanya lahan untuk membuat septic tank
47
Partisipasi masyarakat yang masih
minimal
Pencapaian
90,64%
dengan
LINGKUNGAN target 100%.
P1 P2 P3
Tidak ada masalah. Penyuluhan mengenai Kurang maksimalnya Kurangnya kepedulian penduduk
Kurangnya pentingnya kepemilikan sistem pelaporan online sementara dan menetap
jumlah jamban septic tank dan diare pada
sehat. kader dan kepala kepala Sosialekonomi masih rendah
keluarga di Kelurahan
Gandaria Selatan Kurangnya partisipasi masyarakat
48
4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah menyusun
alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif penyebab masalah tersebut di atas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
49
2. Importancy : Pentingnya cara penyelesaian masalah.
Dengan nilai 1-5, dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability : Sensitifitas cara penyelesaian masalah.
Dengan nilai 1-5, dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
4. Cost : Biaya (sumber daya) yang digunakan.
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan
nilainya mendekati angka 1.
50
penyebab masalah kurangnya jamban sehat di wilayah Kelurahan Gandaria Selatan
adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan mengenai pentingnya kepemilikan septic tank dan diare
2. Pelatihan pembuatan septic tank.
51
BAB V
DIAGNOSIS KOMUNITAS
52
pemegang program, kader kesehatan, RW 01 Kelurahan Gandaria Selatan dan
sampel. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Puskesmas
Kelurahan Gandaria Selatan Tahun 2018.
5.2 Indikator Keberhasilan
Cakupan program STBM sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 tentang strategi STBM dan Permenkes Nomor 3 tahun
2014 tentang STBM untuk mempercepat pencapaian milenium (MDGs) dengan
target capaian open defecation free 100%.
5.3 Lokasi dan Waktu
5.3.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah warga RW 01 Kelurahan
Gandaria Selatan, Jakarta Selatan
5.3.2 Waktu
Survei dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2019 dengan
mengevaluasi tentang pilar 1 STBM (kepemilikan septic tank). Dengan cara
mengukur pengetahuan dan sikap tentang BABS di RW 01 Kelurahan
Gandaria Selatan.
5.4 Target Sasaran Evalusi Program
5.4.1 Populasi
Semua kepala keluarga yang tinggal di RW 01 Kelurahan Gandaria
Selatan.
5.4.2 Besar Populasi
Besar populasi yang digunakan sebesar 741 KK. Jumlah ini
didapatkan dari pendataan warga yang memiliki maupun tidak memiliki septic
tank di RW 01 Kelurahan Gandaria Selatan.
53
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive
Non-Random Sampling di mana sampel yang akan digunakan adalah sampel
terpilih yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
1. Kriteria inklusi :
a. Kepala keluarga (ayah, kalau tidak ada ibu).
b. Berdomisili di RW 01 Kelurahan Gandaria Selatan.
2. Kriteria eksklusi :
a. Kepala keluarga yang tidak komunikatif.
b. Tidak ditemukan penghuni rumah.
3. Jumlah responden
Perhitungan jumlah sampel untuk pengisian kuesioner pada masyarakat
untuk evaluasi program ini menggunakan cara infinit dan finit.
Rumus Populasi Infinit :
n0 = (Z)2 x p x q / d2
54
Rumus Populasi Finit :
n = n0 /(1 + n0/N)
55
satu program bermasalah dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan survey secara kualitatif dengan
pendekatan sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M yaitu man,
money, method, material, market, kemudian dilanjutkan dengan proses yang
meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu yang semua
terangkum dalam Fish Bone Analysis, sehingga didapatkan output. Input dan
proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk
mengidentifikasi dan mencari penyebab masalah, lalu ditentukan alternatif
pemecahan masalah. Metode kriteria matriks (MIV/C) digunakan untuk
membantu menentukan prioritas pemecahan masalah. Setelah pemecahan
masalah terpilih, dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action)
dan diaplikasikan pada subjek peneliti.
56
Kriteria
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
Keberhasilan
1. Melakukan Meningkatkan Warga yang Puskesmas, Penanggung Setiap bulan Biaya Penyuluhan Meningkatnya
penyuluhan pengetahuan dan belum memiliki Pemicuan jawab disesuaikan dan dialog pengetahuan
tentang kesadaran septic tank dan STBM dan program, interaktif. dan kesadaran
pentingnya masyarakat kader PSN dokter muda Membagikan warga tentang
kepemilikan tentang dan kader kuesioner pre pentingnya
septic tank pentingnya kesehatan test dan post kepemilikan
dan diare kepemilikan test saat septic tank dan
septic tank dan penyuluhan diare
diare untuk evaluasi
tingkat
keberhasilan
2. Membuat Memberikan Kader kesehatan Puskesmas, Penanggung Juli 2019 Swadana Pemberian Meningkatnya
media informasi yang Pemicuan jawab booklet pengetahuan
informasi menarik dan lebih STBM dan program, kepada kader kader kesehatan
yang menarik jelas kepada PSN dokter muda kesehatan tentang
berupa buku peserta dan kader pentingnya
saku (booklet) penyuluhan kepemilikan
tentang septic tank dan
kepemilikan diare
septic tank
dan diare
3. Sosialisasi Memberikan Kader kesehatan Puskesmas Penanggung Agustus 2019 Biaya Pemaparan Meningkatnya
syarat septic pengetahuan jawab disesuaikan syarat septic pengetahuan
tank yang mengenai syarat program, tank yang tentang septic
sesuai standar septic tank yang dinas tata air sesuai standar tank yang
sesuai standar dan dokter dan dialog sesuai standar
muda interaktif
65
4. Melakukan Monitoring dan Kader kesehatan Puskesmas Penanggung Juli 2019 Swadana Seleksi Admin grup
pelatihan mengevaluasi jawab personil yang telah handal
kepada admin laporan dari program dan dapat dalam
grup kader kesehatan dokter muda bertanggungja mengelola grup
Whatsapp wab terhadap Whatsapp
jalannya
pelaporan
5. Membuat Melancarkan Kader kesehatan - Penanggung Juli 2019 Swadana Pelaporan dan Terbentuknya
grup pelaporan dari jawab dialog grup
Whatsapp kader kesehatan program, interaktif intra
untuk media dokter muda dan inter grup
promosi dan kader
kesehatan dan kesehatan
sesi tanya
jawab online
mengenai
kepemilikan
septic tank
66
BAB VI
HASIL DIAGNOSTIK KOMUNITAS
67
dampak tidak memiliki septic tank (diare) di posyandu, tidak lupa juga
untuk dipakai dalam acara pelatihan kader. Informasi pada media promosi
berisi tentang diare.
6.1.2 Penyuluhan Dan Edukasi
Penyuluhan dan edukasi dilakukan pada saat acara pemicuan
STBM, verifikasi STBM dan PSN, yaitu pada tanggal 25 Juli 2019, 29 Juli
2019 dan 2 Agustus 2019. Penyuluhan mengenai dampak tidak memiliki
septic tank (diare) dilakukan dengan dua cara yaitu, direct communication
yaitu melakukan penyuluhan pada acara kegiatan pemicuan STBM,
verifikasi STBM dan PSN. Lalu indirect communication berupa publikasi
dalam buku saku (booklet) dan via Whatsapp. Selain itu dilakukan sesi
tanya jawab mengenai setelah penyuluhan untuk megevaluasi keberhasilan
penyuluhan.
68
consent kepada responden dalam bentuk lisan, setelah responden setuju
maka akan diberikan kuesioner tersebut.
Penelitian dilakukan terhadap 18 sampel di Kelurahan Gandaria
Selatan. Hasil penelitian didapat dari data primer melalui pengisian
kuesioner pada bulan Juli 2019 yang bertempat di RW 01 Kelurahan
Gandaria Selatan, Jakarta Selatan. Berikut adalah penjabaran hasil
penelitian yang didapatkan :
69
sebanyak 34 orang (82,9%) dan yang bekerja sebanyak 7 orang (17,1%).
70
penyuluhan serta diskusi interaktif dan post-test untuk menilai
keberhasilan penyuluhan. Tujuan diadakan pre-test dan post-test sebagai
perbandingan pengetahuan kader dan kepala keluarga secara objektif
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
71
BAB VII
REKAPITULASI HASIL
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Target Sasaran Mitra Kerja Waktu Hasil
INPUT
1 MAN Pengetahuan ibu Kerjasama Ibu menyusui, - Pemegang 25 Februari 2019 Meningkatnya pengetahuan
Melakukan penyuluhan menyusui tentang ASI dengan kader dan program 27 Februari 2019 ibu, kader dan keluarga
mengenai ASI eksklusif Eksklusif bertambah dan Puskesmas keluarga - Dokter muda tentang pentingnya ASI
kepada ibu menyusui, diterapkan dalam untuk - Kader Eksklusif
kader, dan keluarga kehidupan sosialisasi ASI posyandu
Petugas kesehatan dapat Eksklusif
membantu meningkatkan
dan mengaktifkan
pelaksanaan program
PROSES
P1
2 - Melaksanakan pretest Ibu bersedia mengikuti Menyediakan Ibu menyusui Dokter muda 25 Februari 2019 - Melaksanakan pretest dan
dan post-test kepada dan menjadi bagian dari Questioner posttest kepada ibu
ibu menyusui penyuluhan ASI eksklusif pretest dan menyusui
- Mengadakan posttest - Mengadakan penyuluhan
penyuluhan di di Posyandu RW 07
Posyandu RW 07
72
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Target Sasaran Mitra Kerja Waktu Hasil
P2
3 Melakukan penyuluhan Kader bersedia mengikuti Menyediakan Kader posyandu Dokter Muda 27 Februari 2019 Meningkatkan pengetahuan
dan pelatihan mengenai serangkaian penyuluhan materi mengenai Asi eksklusif
ASI Eksklusif dan dan pelatihan yang mengenai sehingga bisa diterapkan dan
kepada kader diberikan. penyuluhan diaplikasikan kepada ibu
Asi eksklusif hamil dan ibu menyusui
P3
4 Membuat media Agar dapat mempermudah Membuat dan Kader posyandu Dokter muda 22 Februari 2019 Dokter muda memberikan
informasi untuk kader kader dalam memberikan mencetak dan pemegang media informasi kepada
informasi mengenai ASI media program Puskesmas Gandaria Selatan
Eksklusif informasi
METHOD
5 Sosialisasi pada ibu
- Terlaksananya sosialisasi Sosialisasi Ibu menyusui Dokter muda 25 Februari Didapatkan peningkatan pada
menyusui dan pengetahuan warga mengenai Asi 27 Februari 2019 nilai post- test menandakan
bertambah mengenai ASI Eksklusif sosialisasi yang diberikan
Eksklusif dan kepada berhasil
berkomitmen memberikan masyarakat
ASI Eksklusif terutama pada
ibu menyusui
73
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Target Sasaran Mitra Kerja Waktu Hasil
MATERIAL
6 Media informasi yang Ketersediaan media Menyediakan Ibu menyusui dan Dokter muda 25 Februari Dokter muda menyediakan
kurang menarik informasi media kader posyandu 27 Februari 2019 media informasi berupa
informasi Lembar balik dan buku saku
mengenai ASI Eksklusif
74
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
a. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang BABS
pada RW 01 maka dilakukan beberapa intervensi berupa penyuluhan
dan dialog interaktif. Dari hasil intervensi didapatkan peningkatan
pengetahuan dan sikap setelah dilakukan penyuluhan.
b. Pembuatan booklet sebagai media informasi dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap bagi warga RW 01 serta kader
kesehatan mengenai pentingnya kepemilikan septic tank dan diare.
c.
8.2 Saran
Beberapa hal yang dapat kami sarankan demi kemajuan dan peningkatan
dari program ini adalah:
a. Diharapkan penyuluhan mengenai kepemilikan septic tank dan diare
dapat dilakukan secara rutin terutama pada wilayah yang jumlah septic
tanknya belum mencapai 100%.
b. Diharapkan dilakukan pemantauan program lebih lanjut untuk koas
periode berikutnya.
c. Diharapkan plan of action yang masih belum bias dilaksanakan dapat
terlaksana dikemudian hari oleh koas periode selanjutnya.
d. Diharapkan tingkat kepemilikan septic tank dapat mencapai 100%
sehingga kelurahan Gandaria Selatan menjadi salah satu kelurahan yang
open defecation free.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
Lampiran 1. Kuisioner(15)
KUISIONER
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Tanggal :
A. Identitas Responden
Identitas Orang Tua (Ibu)
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status pernikahan
Agama
Alamat
Identitas Bayi
Nama
Jenis kelamin
Anak ke
Responden
( )
77
B. Pertanyaan Kuisioner
NO Praktik Pemberian ASI Eksklusif
1 Dimana anak ibu dilahirkan? 1. Puskesmas
2. Rumah sakit
3. Lainnya, sebutkan
2 Apakah anak ibu saat ini masih menyusui? 1. Ya
2. Tidak
3 Apakah diberi ASI saja? 1. Ya
2. Tidak
4 Umur berapa anak ibu tidak menyusui bulan
lagi?
5 Sampai umur berapa anak ibu hanya diberi bulan
ASI saja?
6 Umur berapa anak ibu diberi makanan bulan
lain?
7 Apa alasan ibu, memberikan makanan
selain ASI?
8 Pada saat lahir, apakah anak ibu langsung 1. Ya
menyusui? 2. Tidak
9 Berapa lama anak ibu baru menyusui? jam setelah lahir
10 Setelah lahir apa anak diberi makanan atau 1. Tidak
minuman lain sebelum menyusui? 2. Ya, sebutkan
11 Adakah vitamin yang diberikan untuk 1. Ya
anak ibu sebelum atau sesudah menyusui? 2. Tidak
12 Apa ASI yang pertama diberikan 1. Ya
(Collustrum) kepada bayi? 2. Tidak
13 Apakah setelah anak ibu lahir, dilakukan 1. Ya
IMD (anak ditelungkupkan diantara 2. Tidak
payudara ibu)?
Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dan Menyusui
14 Menurut anda, Apakah Air Susu Ibu (ASI) 1. Ya
mengandung zat-zat gizi yang lengkap 2. Tidak
sesuai kebutuhan bayi?
15 Menurut anda, Apakah susu formula 1. Ya
mempunyai kandungan yang sama dengan 2. Tidak
(ASI)?
16 Menurut anda, Apakah ASI mengandung 1. Ya
zat kekebalan yang melingdungi bayi dari 2. Tidak
penyakit?
17 Menurut anda, Apakah susu formula dapat 1. Ya
melindungi bayi dari penyakit karena 2. Tidak
mengandung zat kekebalan?
18 Menurut anda, Apakah menyusui dengan 1. Ya
ASI dapat meningkatkan kecerdasan bayi? 2. Tidak
19 Menurut anda, Apakah ASI lebih ampuh 1. Ya
melindungi bayi dari alergi dibanding 2. Tidak
dengan susu formula?
20 Menurut anda, Apakah pemberian ASI 1. Ya
ekslusif dapat membantu pengaturan jarak 2. Tidak
78
kelahiran?
21 Menurut anda, Apakah Ibu yang menyusui 1. Ya
ASI ekslusif mencegah terjadi kanker 2. Tidak
payudara?
22 Menurut anda, Apakah Ibu yang menyusui 1. Ya
ASI ekslusif mengurangi resiko terkena 2. Tidak
kanker payudara?
23 Menurut anda, Apakah kolustrum adalah 1. Ya
ASI yang pertama keluar setelah 2. Tidak
melahirkan?
24 Menurut anda, Apakah kolostrum 1. Ya
mengandung antibodi dan mempunyai 2. Tidak
efek membersihkan usus bayi?
25 Menurut anda, Apakah menyusui dengan 1. Ya
ASI kepada bayi akan memberikan kasih 2. Tidak
sayang?
26 Menurut anda, Apakah ibu yang menyusui 1. Ya
lebih cepat perdarahan berhenti pasca 2. Tidak
persalinan?
27 Menurut anda, Apakah inisiasi menyusui 1. Ya
dini dilakukan pada saat bayi dilahirkan 2. Tidak
diletakkan pada perut ibu?
28 Menurut anda, Apakah Inisiasi menyusui 1. Ya
dini memberikan kemungkinan untuk ibu 2. Tidak
memberikan asi ekslusif pada bayinya?
Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif
29 Apakah ibu bersedia memberikan ASI saja 1. Ya
kepada bayinya. sampai berumur 6 bulan? 2. Tidak
30 Apakah ibu bersedia menyusui bayinya 1. Ya
sampai berumur 2 tahun? 2. Tidak
31 Apakah ibu akan memberikan makanan 1. Ya
pendamping ASI setelah anak berumur 6 2. Tidak
bulan?
32 Apakah ibu akan memberikan susu 1. Ya
formula pada bayinya sebelum anak 2. Tidak
berumur 6 bulan?
33 Apakah ibu menganggap ASI lebih baik 1. Ya
diberikan dibanding susu formula pada 2. Tidak
bayinya sebelum berumur 6 bulan?
79
Wawancara dilakukan kepada pemegang program Gizi dan KIA: ASI
Eksklusif, di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
1. Sudah berapa lama anda menjadi pemegang program Gizi dan KIA di
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan?
2. Menurut anda, bagaimana pelaksanaan upaya program Gizi dan KIA
terutama cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan?
3. Apa saja kegiatan yang sudah di sosialisasikan dalam pelaksanaan program
cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan?
4. Sudah sejauh mana pelaksanaan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan?
5. Menurut anda, bagaimana analisis kebijakan program cakupan ASI
eksklusif yang sudah dilakukan?
6. Apakah ada monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan program cakupan
ASI eksklusif di Puskesmas?
7. Sejauh manakah sosialisasi yang sudah diterima atau dilakukan dalam
uapaya peningkatan cakupan ASI eksklusif di Puskesmas?
8. Apa yang anda harapkan untuk mendapat dukungan dalam pelaksanaan
program Gizi dan KIA terutama ASI eksklusif di Puskesmas?
9. Menurut anda, hambatan dalam pelaksanaan upaya peningkatan ASI
eksklusif di Puskesmas?
10. Ada berapa posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Gandaria
Selatan?
11. Berapa banyak jumlah bayi di wilayah kerja Puskesmas Gandaria Selatan?
12. Apakah sudah ada pelatihan untuk setiap kader di posyandu tentang ASI
eksklusif?
80
Lampiran 3. Foto Kegiatan
Tabel 32.
Plan of
Action
81